Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah

dan karunia-Nya, sebab hanya dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Kewirausahaan Observasi Wirausaha.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Enday Nugroho selaku

Narasumber, Dr. Ir. Bambang Mulyatno S, M.S. selaku Dosen Pengampu Mata

Kuliah Kewirausahaan yang telah banyak memberikan bimbingan dan

petunjuknya serta anggota kelompok atas kerja samanya dan semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat

menambah ilmu bagi siapa saja yang membacanya ataupun yang memerlukannya

kelak dikemudian hari.

Semarang, Juni 2016

Penulis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

UKM adalah usaha kecil yang omzetnya paling banyak 1 milyar, memiliki

kekayaan (aset) bersih 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

milik warga Indonesia dan berdiri sendiri, bukan anak perusahaan (Hafsah, 2004).

Dalam bagan organisasi UKM menggunakan model sederhana dimana seorang

owner harus bisa merangkap pekerjaan apa saja. Dalam keadaan tertentu seorang

owner harus bisa menjadi pemimpin misalnya saat dalam forum diskusi dan suatu

ketika juga bisa menjadi pekerja (Hankinson, 2000).


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keadaan Umum Usaha

UKM adalah usaha kecil menegah dimana pemiliknya merupakan warga

negara dan merupakan usaha yang berdiri sendiri. Halini sesuai pendapat Hafsah

(2004) yang menaytakan bahwa UKM adalah usaha kecil yang omzetnya paling

banyak 1 milyar, milik warga Indonesia dan berdiri sendiri, bukan anak

perusahaan. Contoh UKM yaitu Wasabi merupakan salah satu nama warung

makan di Daerah Tembalang dimana didalamnya menjual masakan khas Jepang.

Pendiri warung makan tersebut adalah Enday Nugroho yang lahir pada tanggal 20

September, yang merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Hubungan

Masyarakat Jurusan PIAR lulusan dari Universitas Sahid Jakarta. Beliau memiliki

keluarga kecil yang terdiri dari satu orang suami dan satu orang putri.

Ide mendirikan usaha warung Wasabi ini merupakan murni dari Ibu Enday

sendiri. Sebenarnya beliau tidak begitu suka dengan masakan Jepang yang

dominan dengan ikan yang amis. Namun dari sinilah beliau menciptakan fusion

food yang menjadi makan kekikinian untuk para remaja atau pelajar. Beliau

meramu sendiri bumbu yang digunakan dalam warungnya tersebut karena jika

meniru dengan bumbu makanan Jepang asli maka banyak menggunakan sake.

Beliau mempunyai perinsip untuk membuat makanan yang halal karena beliau

sendiri merupakan seorang muslim yang sudah berhaji. Pertama kali beliau

mendirikan warung makan masakan Jepang pada tahun 2013 di Daerah Krapyak.
Disana beliau menyewa tempat yang cukup untuk 4 meja karena ingin

berkembang maka beliau memutuskan untuk menutup usahanya yang ada di

Krapyak kemudian membuka warung makan baru di Daerah Tembalang. Beliau

memilih daerah Tembalang karena sasaran utama penjualannya adalah pelajar.

Kita semua ketahui di Daerah Tembalang sendiri terdapat 4 perguruan tinggi yaitu

Universitas Diponegoro, Poltekes Negeri Semarang, Politeknik Negeri Semrang

dan Universitas Pandanaran. Selain membidik para pelajar beliau juga membidik

orang tua dan pekerja dengan membuka cabang di Jl. Soegijo Pranoto. Di daerah

tersebut terdapat banyak Mall dan kampus diamana disana terdapat banyak

pekerja dan pelajar juga. Sehingga beliau memutuskan untuk membuka cabang

disana.

Jenis usaha kuliner yang diderikan ibu Enday ini merupakan usaha kecil

menengah, yang dimiliki perseorangan. Beliau membuka usaha dibidang kuliner

ini dengan modal sendiri. Sebelum membuka usaha tersebut beliau pernah bekerja

sebagai PIAR disalah satu hotel ternama di Semarang. Dengan hasil bekerjanya

tersebut beliau sisihkan uangnya untuk modal membuka warung makan

pertamanya sebesar 15 juta rupiah, yang beliau gunakan untuk membayar sewa

banguana dan membeli peralatan untuk usahanya. Sampai sekarang omset yang

diterima per hari dari usaha tersebut berkisar antara 2-3 juta rupiah. Ada hal unik

dari Wasabi ini dimana setiap pembelian di warung Wasabi, mereka menyisihkan

500 rupiah yang mereka salurkan ke panti asuhan dan masjid terdekat.

Dalam usaha tersebut terdapat bagan organisasi didalamnya yaitu:


Owner

Supervisor
(pemimpin cabang)

Koki (Pentri) Kasir Pelayan

Bagan organisasi ini sangat penting untuk berlangsungnya suatu usaha agar

berjalan lancar. Dengan bagan ini maka setiap orang yang terlibat dalam usaha

tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Tempat tertinggi adalah seorang

owner dimana dia memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dalam

usahannya dan harus ditaati oleh karyawaannya, sealin itu seorang owner harus

mampu merangkap pekerjaan. Disetiap cabangnya terdapat supervisior (pemimpin

cabang) yang bertugas untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi

pada cabang yang dipimpinnya dan mengatur segala kegiatannya. Koki bertugas

di pentri untuk menyiapkan makanan yang dipesan oleh pelanggan. Kasir

membuat laporan keuangan pada pemimpin. Karyawan bertugas untuk

menyambut tamu dan membawa makanan ke meja tamu. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hankinson (2000) yang menyatakan bahwa dalam bagan organisasi

UKM menggunakan model sederhana dimana seorang owner harus bisa

merangkap pekerjaan apa saja. Dalam keadaan tertentu seorang owner harus bisa
menjadi pemimpin misalnya saat dalam forum diskusi dan suatu ketika juga bisa

menjadi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah, M. J. 2004. Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah. Infokop


(20): 40 44.

Hankinson, A. 2000. The key factors in the prifiles of small firm owner managers
that influence business perfomance; the south coast small firms survey.
Industrial And Commercial Training. 32 (3).

Anda mungkin juga menyukai