Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
Narasumber, Dr. Ir. Bambang Mulyatno S, M.S. selaku Dosen Pengampu Mata
petunjuknya serta anggota kelompok atas kerja samanya dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat
menambah ilmu bagi siapa saja yang membacanya ataupun yang memerlukannya
Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
UKM adalah usaha kecil yang omzetnya paling banyak 1 milyar, memiliki
kekayaan (aset) bersih 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
milik warga Indonesia dan berdiri sendiri, bukan anak perusahaan (Hafsah, 2004).
owner harus bisa merangkap pekerjaan apa saja. Dalam keadaan tertentu seorang
owner harus bisa menjadi pemimpin misalnya saat dalam forum diskusi dan suatu
negara dan merupakan usaha yang berdiri sendiri. Halini sesuai pendapat Hafsah
(2004) yang menaytakan bahwa UKM adalah usaha kecil yang omzetnya paling
banyak 1 milyar, milik warga Indonesia dan berdiri sendiri, bukan anak
perusahaan. Contoh UKM yaitu Wasabi merupakan salah satu nama warung
Pendiri warung makan tersebut adalah Enday Nugroho yang lahir pada tanggal 20
Masyarakat Jurusan PIAR lulusan dari Universitas Sahid Jakarta. Beliau memiliki
keluarga kecil yang terdiri dari satu orang suami dan satu orang putri.
Ide mendirikan usaha warung Wasabi ini merupakan murni dari Ibu Enday
sendiri. Sebenarnya beliau tidak begitu suka dengan masakan Jepang yang
dominan dengan ikan yang amis. Namun dari sinilah beliau menciptakan fusion
food yang menjadi makan kekikinian untuk para remaja atau pelajar. Beliau
meramu sendiri bumbu yang digunakan dalam warungnya tersebut karena jika
meniru dengan bumbu makanan Jepang asli maka banyak menggunakan sake.
Beliau mempunyai perinsip untuk membuat makanan yang halal karena beliau
sendiri merupakan seorang muslim yang sudah berhaji. Pertama kali beliau
mendirikan warung makan masakan Jepang pada tahun 2013 di Daerah Krapyak.
Disana beliau menyewa tempat yang cukup untuk 4 meja karena ingin
Kita semua ketahui di Daerah Tembalang sendiri terdapat 4 perguruan tinggi yaitu
dan Universitas Pandanaran. Selain membidik para pelajar beliau juga membidik
orang tua dan pekerja dengan membuka cabang di Jl. Soegijo Pranoto. Di daerah
tersebut terdapat banyak Mall dan kampus diamana disana terdapat banyak
pekerja dan pelajar juga. Sehingga beliau memutuskan untuk membuka cabang
disana.
Jenis usaha kuliner yang diderikan ibu Enday ini merupakan usaha kecil
ini dengan modal sendiri. Sebelum membuka usaha tersebut beliau pernah bekerja
sebagai PIAR disalah satu hotel ternama di Semarang. Dengan hasil bekerjanya
pertamanya sebesar 15 juta rupiah, yang beliau gunakan untuk membayar sewa
banguana dan membeli peralatan untuk usahanya. Sampai sekarang omset yang
diterima per hari dari usaha tersebut berkisar antara 2-3 juta rupiah. Ada hal unik
dari Wasabi ini dimana setiap pembelian di warung Wasabi, mereka menyisihkan
500 rupiah yang mereka salurkan ke panti asuhan dan masjid terdekat.
Supervisor
(pemimpin cabang)
Bagan organisasi ini sangat penting untuk berlangsungnya suatu usaha agar
berjalan lancar. Dengan bagan ini maka setiap orang yang terlibat dalam usaha
usahannya dan harus ditaati oleh karyawaannya, sealin itu seorang owner harus
cabang) yang bertugas untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi
pada cabang yang dipimpinnya dan mengatur segala kegiatannya. Koki bertugas
menyambut tamu dan membawa makanan ke meja tamu. Hal ini sesuai dengan
merangkap pekerjaan apa saja. Dalam keadaan tertentu seorang owner harus bisa
menjadi pemimpin misalnya saat dalam forum diskusi dan suatu ketika juga bisa
menjadi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Hankinson, A. 2000. The key factors in the prifiles of small firm owner managers
that influence business perfomance; the south coast small firms survey.
Industrial And Commercial Training. 32 (3).