Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM (POKJA SANITASI 2011)

6.1 KESIMPULAN

A. Air Bersih
Kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Karangasem masih belum
melayani seluruh penduduk Kabupaten, dimana tinggkat layanan PDAM tahun 2010
adalah 33,29 % dan tingkat layanan non PDAM sebesar 13,72 % sehingga total
layanan air minum Kabupaten Karangasem adalah 47,02 %. Tingkat pelayanan air
minum Kabupaten Karangasem masih jauh dari target MDGs yaitu 72 %, maka
perlu ditingkatkan tingkat pelayanan air minum PDAM dan Non PDAM. Secara
perencanaan Kabupaten Karangasem belum memiliki perencanaan pelayanan air
minum secara makro (masterplan air minum), hal ini untuk memudahkan pemetaan
daerah2 rawan air dan perencaan kedepannya.

B. Air Limbah
Kesadaran masyarakat di Kabupaten Karangasem mengenai pentingnya
kesehatan lingkungan masih kurang, yaitu masih ada yang menggunakan prasarana
sanitasi yang belum memenuhi persyaratan teknis dan masih terdapat penduduk
yang buang air besar sembarangan (BABs). Sedangkan Kondisi kepemilikan jamban
di Kabupaten Karangasem sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem
yaitu 52,58 % dengan jamban sehat yaitu 28,91 %, memiliki pengolahan limbah
yaitu 14,49 % dengan pengolahan limbah sehat yaitu 62,05 %. Sesuai dengan studi
EHRA diketahui 20 % responden masih Buang Air Besar sembarangan tapi secara
kepemilikan jamban 47,42% masyarakat yang tidak memiliki jamban tentunya
buang air besar sembarangan.
Kondisi kawasan pemukiman yang padat, sulit untuk menempatkan
septictank sesuai persyaratan kesehatan, sehingga untuk daerah padat

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KARANGASEM 2011 IV - 221


PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM (POKJA SANITASI 2011)

dikembangkan sanimas. Kondisi sarana sanitasi di Kabupaten Karangasem masih


banyak kondisi sarana air limbah yang kurang memadai karena baru tersedia 1 unit
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Linggasana yang pengoprasiaan dan
pemelihaaraanya juga belum optimal.

C. Persampahan
Tingkat pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Karangasem
masih terbatas, yaitu sebagian besar hanya pada daerah perkotaan dan hanya
beberapa Desa di luar Kota Amlapura yang dapat dilayani oleh Pemerintah
Kabupaten Karangasem. Volume sampah di Kabupaten Karangasem yaitu
1.600 M3/hari dan yang belum terlayani sebanyak 1.551 M3/ hari (DKP Kab.
Karangasem), sedang pelayanan untuk daerah perkotaan dengan volume sampah
161,39 M3/hari, dan 120 M3/hari yang sudah terlayani dan di angkut ke TPA
Linggasana (74%) dan sebanyak 41,39 M3/hari belum terlayani. Kondisi TPA
linggasana sekarang sudah over load, dengan luas 2,1955 hektar dan perlu
perluasan dan revitalisasi sehingga mampu menampung volume sampah yang ada.
Sistem pengelolaan sampah masih dengan pola Kumpul-Angkut-Buang yang
menyebabkan kondisi TPA semakin cepat penuh. Sebagian besar masyarakat belum
melakukan pemilihan sampah rumah tangga sehingga pemilahan sampah dilakukan
di TPA Linggasana. Sedangkan untuk masyarakat yang tidak terlayani Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Karangasem membuang sampahnya ke
lahan kosong, tegalan, got dan ke sungai.

D. Drainase
Permasalahan yang sering mengemuka pada setiap musim hujan adalah
masalah banjir dan genangan air. Daerah yang berpotensi terjadi banjir dan
genangan lokal di Kabupaten Karangasem yaitu di Kelurahan Karangasem,
Kelurahan Padangkerta, Desa bugbug, Desa Tumbu, Desa Pertima, Desa Amerta
Bhuana, Desa Peringsari, Desa Gegelang, Desa Antiga, Desa Antiga Kelod, desa
Padangbai, Desa Ulakan, Desa Manggis, Desa Nyuhtebel, Desa Menanga, Desa
Rendang, Desa Nongan, Desa Pesaban, Desa Besakih, Desa Kayu Putih, Desa
Kastala, Desa Tengah. Beberapa permasalahan sehingga timbulnya banjir adalah
tersumbatnya saluran drainase, kurangnya daya tamping saluran drainase, tidak
adanya saluran drainase dan rusaknya saluran drainase yang ada.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KARANGASEM 2011 IV - 222


PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM (POKJA SANITASI 2011)

Secara perencanaan Kabupaten Karangasem belum memiliki Masterplan


drainase, hal ini sangat perlu untuk mengantisipasi bahaya banjir di tahun-tahun
mendatang. Kondisi sungai sebagai drainase utama perlu normalisasi dan
pengerukan untuk memberikan daya tamping yang cukup.

E. Aspek PHBS.
Jumlah Rumah Tangga Ber PHBS tahun 2010 sebesar 1.517 rumah tangga
(60,2%) dari 2.520 rumah tangga yang dipantau, sedangkan target IS 2010 sebesar
65% sehingga pencapaian Kabupaten Karangasem masih berada di bawah target.
Sedangkan Tahun 2009 di Kabupaten Karangasem rumah tangga ber-PHBS
berjumlah 32,70 % dari 2.520 rumah. Perubahan pola prilaku masyarakat memang
membutuhkan waktu yang tidak bisa singkat sehingga di perlukan pendanaan dan
kesabaran ekstra. Sektor pendanaan yang ada sekarang masih sangat minim
khususnya pendanaan perubahan pola prilaku hidup bersih sehat.

6.2 REKOMENDASI

A. Air Bersih
Sehubungan dengan hal tersebut maka target pelayanan pada bidang air
minum yang ingin dicapai adalah:
Menambah jaringan distribusi sehingga semua desa dapat terlayani.
Untuk Daerah yang rawan air di upayakan dibangun cubang atau embung.
Meminimalisir tingkat kebocoran sistem perpipaan.
Meningkatkan pelayanan sistem pelayanan PDAM sehingga mencapai 70 %
Penyusunan Masterplan Air Minum.

B. Air Limbah
Prioritas usulan pengelolaan air limbah di Kabupaten Karangasem adalah
sebagai berikut:
1. Mengurangi secara bertahap pencemaran air limbah pada badan air di
Kota Amlapura.
2. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan.
3. Pelayanan pengolahan air limbah melalui sistem off-site di perkotaan dan
perdesaan hingga mencapai 50% daerah pelayanan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KARANGASEM 2011 IV - 223


PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM (POKJA SANITASI 2011)

C. Persampahan
Peningkatkan pengelolaan persampahan agar bisa menjangkau sampai ke
wilayah perdesaan. Untuk ke depan melalui sosialisasi diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta di dalam pengelolaan
persampahan dengan melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga
untuk mendukung pelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, Reycle).
Meningkatkan luas jangkauan pelayanan pengelolaan persampahan melalui:
Peningkatan operasi dan pemeliharaan parasarana dan sarana persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
Peningkatan pelayanan kebersihan dan persampahan
DED Revitalisasi TPA Linggasana

D. Drainase
Rekomendasi pembangunan drainase yang diusulkan antara lain:
Pembuatan saluran primer, sekunder dan tersier
Pembuatan pintu-pintu air
Normalisasi saluran drainase
Pengerukan sedimen (endapan dan sampah) di saluran drainase
Rehabilitasi saluran drainase
Penyediaan bak kontrol
Masterplan drainase

E. Aspek PHBS
Perubahan perilaku masyarakat membutuhkan waktu dan pendanaan yang
cukup banyak, beberapa rekomendasi yang diusulkan antara lain :
Program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat
Pendidikan ber-PHBS kepada siswa-siswi.
Pembuatan iklan baik radio, televisi, koran terkait kampaye PHBS.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KARANGASEM 2011 IV - 224

Anda mungkin juga menyukai