Anda di halaman 1dari 8

Inisiasi 4

Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan
perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud
niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.

Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya :


1. Keinginan untuk hidup
2. Keinginan untuk memiliki sesuatu
3. Keinginan akan kekuasaan
4. Keinginan akan adanya pengakuan

Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang
dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya.

Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow - Manusia Piramida

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk


tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak
penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi
manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian
meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat
kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting
hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan
jenis, dan lain-lain.

1
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan
minatnya.

Teori ERG Clayton Alderfer - Manusia Tiga Tingkat

Teori ini membagi kebutuhan hanya menjadi 3 (tiga) tingkat :


1. Kebutuhan Existence kebutuhan fisiologis dan rasa aman (dua tingkat pertama
Maslow)
2. Kebutuhan Relatedness kebutuhan sosial dan struktur sosial (tingkat 3 Maslow)
3. Kebutuhan Growth kebutuhan pengembangan diri (tingkat 4 dan 5 Maslow)

Teori Perilaku Manusia Tikus

Teori ini mengamati pelbagai perilaku orang yang memang diasumsikan bisa diukur :

1. Jika seseorang memperoleh apa yang diinginkan, maka "penghargaan positif


meningkatkan kinerja"
2. Jika seseorang menghindari apa yang tidak diinginkan, maka "penghargaan
negatif meningkatkan kinerja"

3. Jika seseorang memperoleh apa yang tidak diinginkan, maka "hukuman


menurunkan kinerja"

4. Jika seseorang tidak memperoleh apa yang diinginkan, maka "ancaman


pemecatan menurunkan kinerja"

Teori X dan Y Donald McGregor Manusia Baik dan Jahat

Teori ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi
caranya memotivasi bawahan.

TEORI X pemimpin menganggap bawahan :

Membenci pekerjaannya Membenci tanggung jawab Tidak terlalu berambisi Tidak


mempunyai gagasan Tidak mampu menyelesaikan masalah Hanya memikirkan uang
Perlu dikendalikan secara ketat Pemalas dan tidak dapat dipercaya

sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:

Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan Membuat
Melakukan pengawasan secara ketat bagaimana melakukannya Tidak menghendaki

2
adanya partisipasi semua keputusan seorang diri Mengharapkan kontribusi
minimumPenghargaan hanya dalam bentuk gaji

TEORI Y pemimpin menganggap bawahan:

Menikmati pekerjaannya Bersedia memberi kontribusi Bersedia menerima tanggung


jawab Dapat membuat keputusan bagi diri sendiri Mampu menanggulangi masalah
masalah Mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya

sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:

Memberi kesempatan untuk membuat Memberi tanggung jawab Memberi mereka


kesempatan memberikankeputusan atas pekerjaan Memberi penghargaan dengan cara
lain,saran-saran dan menjalankannya bukan hanya dengan uang

Kepemimpinan

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1982:83), mendefinisikan kepemimpinan


sebagai berikut :
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam
usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Pengertian kepemimpinan menurut Goerge R. Terry (1972:458) adalah :


Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai yang diinginkan pemimpin.

Sedangkan, James A.F. Stoner (1982:468) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut:


Kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas
hubungan tugas anggota kelompok.

Gaya Kepemimpinan

Hersey dan Blanchard membedakan adanya 4 gaya kepemimpinan, yaitu :


1. Mengatakan (Telling), pemimpin mendefinikan peranan-peranan yang dibutuhkan
untuk melakukan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa, dimana, bagaimana,
dan kapan untuk melakukan tugas-tugasnya.
2. Menjual (Selling), pemimpin menyediakan instruksi-instruksi terstruktur bagi
pengikutnya, tetapi juga suportif.
3. Berpartisipasi (Participating), pemimpin dan pengikut saling berbagi dalam
keputusan-keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk menyelesaikan
tugas dengan kualitas tinggi.
4. Mendelegasikan (Delegating), pemimpin menyediakan sedikit pengarahan secara
seksama , spesifik atau dukungan pribadi terhadap pengikut-pengikutnya.

3
Sedangkan menurut Ralph White dan Ronald Lippitt mengemukakan 3 gaya
kepemimpinan sebagai berikut:
1. Otoriter
a. Semua determinasi policy dilakukan oleh pimpinan.
b. Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat satu
per satu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.
c. Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja
setiap anggota.
d. Dominator cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan kritik
pekerjaan setiap anggota; ia tidak turut serta dalam partisipasi kelompok secara
aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi.
2. Demokratis
a Semua policies merupakan bahan pembahasan kelompok dan keputusan
kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin.
b Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan langkah-
langkah umum ke arah tujuan kelompok dan apabila diperlukan nasihat teknis,
maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur alternatif
yang dapat dipilih.
c Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan
pembagian tugas diserahkan pada kelompok.
d Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia berusaha untuk
menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlalu banyak melakukan
pekerjaan tersebut.
3. Laissez-Faire
a. Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual dengan minimum
partisipasi pemimpin.
b. Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, ia akan menyediakan keterangan
apabila ada permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok.
c. Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali.
d. Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak
berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.

Model Kepemimpinan

1. Model Kepemimpinan Kontingensi (Fiedler)


Model kontingensi ciptaan Fred E. Fiedler merupakan kakek dari semua model
kontingensi lainnya. Tidak ada seorang yang dapat menjadi pemimpin yang berhasil
dengan hanya menerapkan satu macam gaya untuk segala situasi. Pemimpin itu akan
berhasil menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya kepemimpinan yang
berbeda untuk menghadapi situasi yang berbeda.

Ada 3 sifat situasi yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan, yaitu :


1. Hubungan pemimpin-anggota, merupakan variabel yang sangat kritis dalam
menentukan situasi yang menguntungkan.
2. Derajat susunan tugas, merupakan masukan kedua sangat penting bagi situasi yang
menguntungkan.

4
3. Kedudukan kekuasaan pemimpin yang diperoleh melaui wewenang formal,
merupakan dimensi sangat kritis yang ketiga dari situasi.

2. Model 3 Dimensi Kepemimpinan (Reddin)


Pendekatan ini dinamakan 3-D model (model 3 dimensi) karena pendekatan ini
menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu :
1. Kelompok gaya dasar, dibagi menjadi gaya pemisah, pengabdi, penghubung, dan
terpadu.
2. Kelompok gaya efektif, dibagi menjadi gaya birokrat, otokrat bijak, pengembang, dan
eksekutif.
3. Kelompok gaya tak efektif, dibagi menjadi gaya pelari, otokrat, penganjur, dan
kompromis.

3. Model Kontinum Kepemimpinan (Tannenbaum dan Schmidt)


Kedua orang ahli tersebut berpendapat bahwa ada tiga perangkat faktor yang
harus dipertimbangkan oleh pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan yang akan
dilakukan. Tiga faktor tersebut adalah :
1. Kekuatan pimpinan, misalnya latar belakang pendidikan, latar belakang kehidupan
pribadi, pengetahuan, kecerdasan, pengalaman, dan lain-lain.
2. Kekuatan bawahan, menyebabkan pimpinan memilih gaya demokratis apabila
bawahan sangat membutuhkan ketidaktergantungan dan kebebasan bertindak, ingin
memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan.
3. Kekuatan situasi, mempengaruhi pemilihan gaya kepemimpinan seperti suasana
organisasi, kelompok kerja khusus, tekanan waktu, dan faktor lingkungan lainnya.

4. Model Kontinum Kepemimpinan Berdasarkan Banyaknya Peran Serta Bawahan


dalam Pembuatan Keputusan (Vroom-Yetton)
Kedua orang ahli tersebut berpendapat bahwa ada dua macam kondisi utama yang
dapat dijadikan dasar bagi pemimpin untuk mengikutsertakan bawahan atau tidak
mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan, antara lain :
1. Tingkat efektivitas teknis diantara para bawahan
2. Tingkat motivasi serta dukungan para bawahan

5. Model Kontingensi Lima Faktor (Farris)


Pengaruh terhadap perilaku pemimpin dapat datang dari pemimpin itu sendiri
maupun dari bawahan dan dapat disalurkan secara berbeda antara kedua sumber tersebut.
Ketepatan macam perilaku pemimpin tergantung pada 5 faktor, yaitu :
1. Wewenang pengawasan mengenai masalah yang ada
2. Wewenang anggota kelompok mengenai masalah
3. Pentingnya penerimaan dari pemberian keputusan pada pimpinan
4. Pentingnya penerimaan keputusan pada anggota kelompok
5. Tekanan waktu

6. Model Kepemimpinan Dinamika Kelompok (Dorwin Cartwright & Alvin Zander)

5
Menurut penemuan studi yang pernah mereka lakukan, dapat dibedakan adanya
dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu :
1. Pencapaian beberapa sasaran kelompok khusus, identik dengan perilaku pemimpin
yang lebih mengutamakan tugas.
2. Pemeliharaan dan penguatan kelompok itu sendiri, identik dengan perilaku pemimpin
yang lebih mengutamakan hubungan antar orang.

7. Model Kepemimpinan path-goal (Evans dan House)


Pendekatan path-goal berdasarkan pada model pengharapan yang menyatakan
bahwa motivasi individu berdasarkan pada pengharapannya atas imbalan yang menarik.
Pendekatan ini menitikberatkan pada pemimpin sebagai sumber imbalan. Pendekatan ini
mencoba untuk meramalkan bagaimana perbedaan tipe imbalan dan perbedaan gaya
kepemimpinan mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan bawahan.
Evans berpendapat bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi imbalan yang
disediakan bagi bawahan sebaik seperti perasaan bawahan tentang apa yang telah mereka
kerjakan untuk mencapai imbalan mereka. Misalnya, pemimpin akan manawarkan jajaran
imbalan yang luas bagi para bawahan tidak hanya upah dan promosi, tetapi juga
dukungan, semangat, keamanan, serta penghargaan.

8. Model Kepemimpinan Vertical Dyad Linkage (Graen)


Model ini dinamakan pula Vertical Dyadic Theory oleh Martin J. Gannon.
Dalam model ini Graen menitikberatkan pada dyad yaitu hubungan antara pemimpin
dengan tiap-tiap bawahannya secara bebas. Tiap-tiap pemimpin harus memperhatikan
perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap individu bawahannya. Pendekatan ini berusaha
memanfaatkan kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada tiap bawahan.

9. Model Kepemimpinan Sistem (Bass)


Pendekatan model kepemimpinan sistem terdiri dari :
1. Input
a. Organisasi yang meliputi batasan, kejelasan, kehangatan, entrope, dan lingkungan
luar.
b. Kelompok kerja yang meliputi pertentangan didalam, saling tergantung, dan
tanggung jawab pada kelompok.
c. Tugas yang meliputi umpan balik, rutin, memilih kesempatan, kerumitan, ciri-ciri
manajerial.
d. Kepribadian bawahan yang meliputi kerjasama, kekuasaan, otoriter, dan
memusatkan perhatian dan pikiran pada diri sendiri.
2. Hubungan
a. Pembagian kekuasaan antara pimpinan dan bawahan
b. Penyebaran informasi antara atasan dan bawahan
c. Struktur ketat dan struktur longgar
d. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
3. Perilaku Pemimpin

6
a. Direktif, pemimpin memberitahukan kepada bawahannya apa yang mereka
inginkan.
b. Manipulatif, pemimpin berbaik hati pada bawahan, merubah perilaku untuk
memastikan kesempatan, keyakinan, harapan, membuat mereka berlomba satu
sama lain, menentukan kembali tugas-tugas untuk menyeimbangkan beban kerja.
c. Konsultatif, pemimpin terus terang dan memberi kesempatan bertanya,
mendengarkan bawahan, mencoba ide mereka, memberikan perhatian kemajuan
pada perubahan.
d. Partisipatif, pemimpin membuat keputusan bersama, menyusun pertemuan,
memasukan saran kelompok ke dalam operasi, memperlakukan bawahan sama,
mudah didekati dan bersahabat.
e. Delegatif, pemimpin menunjukkan kepercayaan pada bawahan, memberikan
kebebasan kepada bawahan untuk mengikuti arah mereka sendiri, mengizinkan
mereka membuat keputusan sendiri.
4. Output
a. Prestasi
b. Kepuasan yang meliputi pekerjaan dan pengawas

10. Model Kepemimpinan Situasional (Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard)


Menurut Hersey dan Blanchard (1982:150) berdasarkan pendekatan situasional
tiada satu jalan terbaik untuk mempengaruhi orang atau tiada satu jalan terbaik untuk
memimpin. Pendekatan situasi didasarkan atas hubungan antara perilaku tugas, perilaku
hubungan, serta tingkat kematangan bawahan. Kepemimpinan situasional didasarkan
pada saling pengaruh antara :
1. sejumlah petunjuk dan pengarahan (perilaku tugas) yang pemimpin berikan
2. sejumlah pendukungan emosional (perilaku hubungan) yang pemimpin berikan
3. tingkat kematangan yang ditunjukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas
khusus, fungsi, atau sasaran.
Perilaku tugas dan perilaku hubungan ditunjukan dengan kurva yang digambarkan
pada jaringan dengan garis mendatar menunjukan perilaku tugas, dan garis menegak
menunjukan perilaku hubungan sehingga tersusun empat macam gaya kepemimpinan
seperti terlihat pada gambar berikut ini :

7
8

Anda mungkin juga menyukai