Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan tekhnologi semakin pesat. Dimulai dari hal hal
kecil, manusia sudah menggunakan tekhnologi untuk membantu pekerjaan
manusia. Secara umum, semua tekhnologi yang ada di dunia disusun oleh
beberapa komponen elektronika. Namun sayangnya, masih banyak manusia
khususnya mahasiswa yang merupakan generasi penerus dalam perkembangan
tekhnologi tidak mengerti mengenai komponen komponen dasar elektronika.

Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai salah satu komponen
dasar elektronika yang sangat penting kegunaannya yaitu tentang dioda. Dioda
pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penyearah (rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi
tegangan searah (DC). Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua
peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah (DC). Dioda daya
mempunyai spesifikasi yang sama dengan dioda biasa pada umumnya,
perbedaan yaitu dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan)
yang lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklaran
pada dioda daya relatif lebih rendah.Melihat karakteristik dioda daya yang
mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi dari dioda biasa, maka seringkali
doda daya digunakan di dalam rangkaian elektronika sebagai penyearah. Selain
sebagai penyearah, dioda daya juga seringkali digunakan sebagai freewheeling
(bypass) pada regulator-regulator penyakelaran,rangkaian pemisah, rangkaian
umpan balik dari beban ke sumber, dan lain-lain.

Kami berharap dengan adanya makalah ini, pengetahuan mengenai dioda


akan semakin meningkat di kalangan mahasiswa.

1
B. Tujuan Makalah :

1. Menjelaskan pengertian dan kegunaan umum dioda.

2. Menjelaskan karakteristik Dioda.

3. Menjelaskan Fungsi Dioda secara umum.

4. Menjelaskan fungsi-fungsi dioda secara umum.

5. Menjelaskan simbol simbol dioda.

6. Menyebutkan penamaan-penamaan tipe dioda.

7. Menjelaskan contoh contoh penggunaan dioda.

8. Menjelaskan pengujian diode dengan cara sederhana.

9. Menjelaskan cara mengukur diode dengan menggunakan multimeter

analog.

10. Menjelaskan cara mengukur dioda menggunakan multimeter digital.

11. Menjelaskan karakteristik Arus dan Tegangan.

12. Menjelaskan aplikasi diode.

13. Menjelaskan penerapan dioda zener.

2
BAB II

ISI

A. Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen


Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat
garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan
dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga
sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai
katoda (kaki negative = N).

Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias
maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai
lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan

3
hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias
maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka electron
akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere
(berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian
katoda (sisi N dioda) akan membuat electron yang ada pada katoda akan
bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan terisi penuh oleh
electron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai kawat yang
tersambung.

Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak
dari terminal negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi
ini potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat electron
pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi
pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada
bias mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat
tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply.
pada umumnya dioda dibuat dari bahan semikonduktor Silicon (tegangan
maju 0,7 Volt) dan Germanium (tegangan maju 0,3 Volt).

4
B. Prinsip Kerja Dioda

Berbeda dengan prinsip atau teori elektron yang menyebutkan bahwa arus
listrik yang terjadi dikarenakan oleh pergerakan elektron dari kutub positif
menuju ke kutub negatif, tetapi dioda ini hanya mengalirkan arus satu arah saja,
yaitu DC. Oleh karena jika dioda dialiri oleh tegangan P yang lebih besar dari
muatan N, maka elektron yang terdapat pada muatan N akan mengalir ke
muatan P yang disebut sebagai Forward Bias, bila terjadi sebaliknya, yaitu jika
dioda tersebut dialiri dengan tegangan N yang lebih besar daripada tegangan P,
maka elektron yang ada di dalamnya tidak akan bergerak, sehingga dioda tidak
mengaliri muatan apapun, pada kondisi seperti ini sering disebut sebagai reverse
bias.

Gambar Skema Prinsip Kerja Dioda

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prinsip Kerja Dioda


merupakan salah satu alat yang sangat unik karena mampu memanipulasi
muatan hingga menjadi muatan yang searah atau DC. Sambungan antara muatan
anoda (P) dengan muatan katoda (N) dinamakan sebagai depletion layer (lapisan
deplesi) dimana terjadi keseimbangan muatan elektron dan hole. Biasanya pada
sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima muatan elektron,
sedangkan pada sisi N banyak elektron yang siap untuk membebaskan diri,
dengan kata lain jika sisi P diberi muatan potensial yang lebih, maka elektron
dari sisi N akan langsung mengisi setiap hole-hole yang ada di sisi P.

5
C. Pengertian dan Fungsi Umum Dioda

Salah satu komponen aktif elektronik yang hampir selalu ada di setiap
rangkaian elektronik adalah dioda. Dioda adalah komponen/part elektronik
yang hanya menghantarkan listrik pada satu arah, karena itu ada sebutan
dioda penyearah. Dioda sering juga disebut dengan junction-diode (dioda
pertemuan) karena dibuat dengan mempertemukan dua lapisan bahan
semikonduktor (germanium atau silikon) dengan tipe yang berbeda. Dioda
berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda, dimana
elektroda-elektrodanya tersebut adalah ANODA yang berpolaritas positip dan
KATHODA yang berpolaritas negatip.
Satu lapisan dari tipe P (positif) dan satunya lagi dari tipe N (negatif).
Lapisan semikonduktor tipe P tersambung dengan satu elektroda (kaki atau pin)
dan disebut Katoda. Lapisan semikonduktor tipe N tersambung dengan elektroda
lainnya dan disebut Anoda. Hasil dari penggabungan dua lapisan itu adalah sifat
dioda yang menghantarkan listrik hanya ke
satu arah. Perhatikan gambar dibawah.
(gambar A) Apabila anoda diberi
tegangan DC positif maka tegangan ini
dihantarkan oleh dioda dan akan muncul
pada katoda.
(gambar B). Apabila anoda diberi
tegangan AC (terdiri dari tegangan positif
dan negatif yang berganti-ganti) maka dioda
hanya akan menghantarkan bagian tegangan
positifnya saja dan akan muncul di katoda,
sedangkan bagian negatifnya tidak
dihantarkan.
(gambar C) Apabila katoda diberi tegangan DC negatif maka tegangan ini
dihantarkan oleh dioda dan akan muncul pada anoda

6
(gambar D) Dan apabila katoda diberi tegangan AC maka dioda hanya akan
menghantarkan bagian tegangan negatifnya saja sehingga muncul di anoda,
sedangkan bagian positifnya tidak dihantarkan.
Begitulah dioda menghantarkan listrik hanya ke satu arah dan menyearahkan
tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC), yaitu positifnya saja
atau negatifnya saja.

C. Karakteristik Dioda
Setiap tipe dioda dibuat untuk keperluan-keperluan tertentu dalam
penggunaannya pada rangkaian elektronik, karena itu setiap dioda mempunyai
karakteristik tersendiri yang meliputi kemampuan dilalui arus, kemampuan
menangani tegangan, bentuk fisik dan lain lain. Karakteristik ini bisa dilihat dalam
lembaran data dioda. Beberapa besaran yang penting untuk diketahui dan difahami
adalah :

IF (arus maju)
VFD (tegangan maju) dan
PIV.

1. IF (Current Forward)
adalah arus maju maksimal (dalam Ampere), maksudnya batasan arus
yang mengalir pada dioda ketika dioda dalam fungsi menghantar. Batasan
arus ini tidak boleh dilampaui karena akan membuat dioda menjadi rusak.
Contoh penggunaan yang melampaui batas : Dioda 1N4001 digunakan
sebagai penyearah dari transformator 3A untuk keperluan menghidupkan
sebuah blender DC yang menarik arus sebesar 2,5A. Dioda 1N4001 hanya
mempunyai IF sebesar 1A. Dengan penggunaan seperti itu dioda akan rusak
seketika. Besaran arus IF sering dijadikan orang sebagai penyebutan untuk
tipe dioda tertentu. Misalnya dioda 1N4002 sering disebut orang dengan
dioda 1A dan dioda 1N5402 disebut orang dengan dioda 3A. Ini karena
1N4002 mempunyai IF 1A dan 1N5402 mempunyai IF 3A.

7
2. VFD (Voltage Forward Drop)
adalah tegangan jatuh maju yang ada pada dioda. Ketika dioda dalam
keadaan menghantar, pada dioda akan muncul tegangan, itulah VFD.
Tegangan yang muncul pada dioda ini (VFD) mengurangi tegangan yang
dihantarkan oleh dioda.

Contoh : Sebuah dioda tipe 1N4001 diberi tegangan DC maju (tegangan


dengan polaritas yang akan membuat dioda menjadi menghantar) sebesar
12V maka dioda pun lalu menghantar. Pada katoda diukur tegangan yang
telah dihantarkan oleh dioda tersebut, dan ternyata besarnya bukan lagi 12V,
tetapi hanya 10,9V. Ini disebabkan karena tegangan input 12V itu telah
terpakai sebagian sebagai VFD dioda sehingga yang terhantar hanya 10,9V.
Di dalam keterangan datanya dioda 1N4001 mempunyai FVD sebesar 1,1V.
jadi, 12 1,1 = 10,9V. Besar VFD pada setiap dioda tidak selalu sama.
Dioda silikon dengan IF 1A atau lebih umumnya mempunyai VFD 1V atau
lebih, sedangkan dioda silikon untuk sinyal kecil biasanya mempunyai VFD
rata-rata 0,6V. Pada dioda germanium VFD rata-rata lebih kecil lagi, yaitu
0,2V.
3. PIV (Peak Inverse Voltage)
PIV (Peak Inverse Voltage) adalah puncak tegangan terbalik
maksimal, maksudnya batasan tertinggi tegangan terbalik ketika dioda
difungsikan sebagai penyearah dari AC ke DC. Misalnya ketika dioda
menyearahkan tegangan AC, belahan tegangan positif dihantarkan oleh
dioda. Pada belahan tegangan selanjutnya (yaitu belahan tegangan negatif)
dioda menahan belahan tegangan ini sehingga tegangan ini merupakan
tegangan terbalik yang ditahan (tidak dihantarkan) oleh dioda. Dalam
penyearahan setengah gelombang besarnya tegangan terbalik adalah sebesar
tegangan maksimal hasil penyearahan (Vmax) yaitu VAC x 1,41 maka dioda
yang digunakan harus mempunyai PIV yang angkanya berada di atas itu.
Sedangkan pada penyearahan gelombang penuh tegangan terbalik ada
sebesar 2Vmax, maka dioda yang digunakan haruslah dioda yang mempunyai
PIV lebih besar dari 2Vmax itu.

8
Contoh 1 : Sebuah dioda dipakai sebagai penyearah setengah gelombang
pada tegangan AC 12V. Dioda dengan PIV berapakah yang bisa dipakai?
Vmax = 12 x 1,41 = 16,92V.
Dioda yang bisa dipakai adalah yang mempunyai PIV di atas 16,92V,
misalnya adalah 1N4001. Dioda ini mempunyai PIV 50V.
Contoh 2 : Empat dioda dipakai sebagai penyearah gelombang penuh dari
tegangan AC listrik langsung 220V. Dioda-dioda dengan PIV berapakah
yang bisa digunakan?
2Vmax = 2 x (220 x 1,41) = 620,4V.
Dioda-dioda yang bisa digunakan adalah yang mempunyai PIV di atas angka
620,4V, misalnya 1N4007. Dioda ini mempunyai PIV 1000V.
Berikut ini adalah sebagian data dioda umum yang banyak terdapat di dalam
rangkaian-rangkaian elektronik.

9
D. Fungsi Dioda Secara Umum

1. Penyearah, contoh : dioda bridge


2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
3. Pengaman /sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level
sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc
kepada suatu sinyal ac
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda
varactor

E. Jenis-Jenis Dioda

1. Dioda Termionik

Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan


susunan elektrode-elektrode di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik
pertama bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar.

Dalam diode katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas
secara tidak langsung memanaskan katode (Beberapa diode menggunakan
pemanasan langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus
juga sebagai katode), elektrode internal lainnya dilapisi dengan campuran barium
dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi
tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan
menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju,
elektrode logam disebelah yang disebut anode diberi muatan positif jadi secara
elektrostatik menarik elektron yang terpancar.

10
Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari
permukaan anode yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik.
Karenanya, aliran listrik terbalik apapun yang dihasilkan dapat diabaikan.

Dalam sebagian besar abad ke-20, diode katup termionik digunakan dalam
penggunaan isyarat analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini,
diode katup hanya digunakan pada penggunaan khusus seperti penguat gitar
listrik, penguat audio kualitas tinggi serta peralatan tegangan dan daya tinggi.

2. Dioda Semikonduktor

Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n
semikonduktor. Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi
tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.

Tipe lain dari diode semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari
pertemuan antara logam dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti
pertemuan p-n konvensional Dioda normal antara 0.7-1.7 volt, sementara diode
Schottky tegangan kira-kira antara 0.15-0.45 volt.

(Simbol Dioda Schottky)

3. Dioda Power Rectifier(Dioda Penyearah)


Dioda ini dibuat khusus untuk penyearahan AC menjadi DC dalam
penyediaan sumber tenaga (power-supply). Dioda ini adalah dioda yang paling
umum dan paling banyak terdapat di pasaran (toko-toko elektronik). Umumnya
dioda ini mempunyai kemampuan dilalui arus yang besar-besar, mulai dari satu
Ampere hingga puluhan Ampere. Di sini hanya akan ditambahkan sedikit poin
saja. Termasuk ke dalam jenis dioda ini adalah dioda CT +, dioda CT- dan dioda
bridge.

11
(Gambar dioda penyearah)
4. Dioda CT +
Dioda CT + (Center Tap positif) adalah gabungan dua dioda dalam satu
packing di mana katoda dari keduanya digabungkan dan menjadi elektroda
sambungan untuk keluaran tegangan searah + (positif). Elektroda ini berada di
tengah-tengah di antara tiga elektroda, karena itu disebut CT +.

5. Dioda CT -
Dioda CT (Center Tap negatif) adalah gabungan dua dioda dalam satu
packing di mana anoda dari keduanya digabungkan dan menjadi elektroda
sambungan untuk keluaran tegangan searah (negatif).

gambar untuk dioda CT


6. Dioda Bridge
Dioda bridge adalah empat dioda yang disusun dalam susunan jembatan
sedemikian rupa dalam satu packing, di mana terdapat empat elektroda
sambungan : Dua untuk sambungan input AC, satu untuk keluaran tegangan
searah + (positif) dan satu lagi untuk keluaran tegangan searah (negatif). Dioda
bridge atau yang deikenal dengan dioda silicon yang dirangkaikan menjadi suatu
bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Dioda bridge digunakan
sebagia penyearah pada power suplly.

12
Jembatan dioda adalah gabungan empat atau lebih dioda yang membentuk
sebuah jembatan konfigurasi yang menyediakan polaritas output dan polaritas
input ketika digunakan dalam aplikasi yang paling umum konversi dari arus bolak
balik. Fungsi atau bagian utama dari jembatan dioda adalah bahwa polaritas
outputnya berbeda dengan polaritas input. Sebutan lain dari rangkaian jembatan
dioda banyak disebut juga sebagai sircuit Gratez yang diambil dari nama leo
graetz seorang ilmuwan fisika. Contoh dioda bridge : W005, SKB2, 04L5A dan
lain-lain.

7. Dioda Zener
Tidak semua dioda difungsikan dengan diberi tegangan maju, yaitu tegangan
dengan polaritas yang membuat dioda menjadi menghantar ke satu arah.
Contohnya adalah anoda yang diberi tegangan positif, maka dioda akan
menghantarkan tegangan positif tersebut dan akan muncul di katoda. Atau katoda
yang diberi tegangan negatif.
Dioda zener justeru difungsikan dengan cara diberi tegangan terbalik.
Katodanya diberi tegangan positif. Efek dari pemberian tegangan terbalik ini
adalah stabilnya tegangan di antara katoda dan anodanya. Besarnya tegangan
stabil yang dihasilkan oleh diode zener bermacam-macam, tergantung
karakteristik dari tipe diode zener tersebut. Dioda zener banyak digunakan pada
rangkaian-rangkaian stabilisasi tegangan DC.
Contoh diode zener : 1N748A (3,9V), 1N823 (6,2V), 1N963 (12V) dan lain-lain.

8. Dioda Veractor (Dioda Kapasitas)


Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki
kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang
diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka
kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang
rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan

13
pesawat penerima radio. Contoh dioda veractor : MV2109, BB122, ZC805,
ITT210 dan lain-lain

(Gambar Dioda Kapasitas)


9. Dioda Photo.
Dioda Photo adalah dioda yang menghantarkan tegangan ke satu arah apabila
pada badan (body) nya terkena cahaya. Dioda photo dilengkapi sensor cahaya.
Seberapa kuat hantaran dioda ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh
kepadanya. Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang
bekerja pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu
saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan
dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm,
pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux
Meter), pengatur cahaya otomatis, saklar peka cahaya dan lain-lain.
Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah Transistor
foto (Phototransistor). Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor
bipolar yang menggunakan kontak (junction) Base-Collector untuk menerima
cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan
dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan
oleh foton cahaya pada junction ini diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di
bagian Collectornya. Namun demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara
umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan-pn dibias maju dan
diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika

14
sambungan pn dibias mundur arus akan bertambah cukup besar. Cahaya yang
dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang
akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika
elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-
elektron itu akan mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang
dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir
di dalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan
tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
Photodiode akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap
intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density
(Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai
current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda
tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur.
Tanggapan frekuensi sensor photo diode tidak luas. Dari rentang tanggapan
itu, sensor photo diode memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya infra
merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 m. Kurva
tanggapan sensor photo diode ditunjukkan pada gambar berikut
Kurva Tanggapan Frekuensi Sensor Photo diode Hubungan antara keluaran
sensor fotodioda dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika dipanjar
mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier. Hubungan antara keluaran
sensor photo diode dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada gambar berikut.
Sebagai contoh aplikasi photo diode dapat digunakan sebagai sensor
api. Penggunaan sensor photo diode sebagai pendeteksi keberadaan api
didasarkan pada fakta bahwa pada nyala api juga terpancar cahaya infra merah.
Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang karena cahaya infra merah
merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan cahaya infra merah dapat
dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari nyala api yang sampai ke
tubuh kita. Contoh dioda photo : BPX41, C30802, OAP12, dan lain-lain.

15
(Gambar Dioda Photo)
10. Dioda poin kontak
Dioda ini umumnya dibuat dari bahan germanium. Dioda poin kontak
(point-contact diode) biasa digunakan sebagai penyearah sinyal-sinyal kecil untuk
frekwensi audio ataupun frekwensi radio. Disebut poin kontak karena badan
dioda ini terbuat dari kaca yang tembus pandang sehingga titik sambungan di
dalamnya bisa terlihat.
Dioda poin kontak banyak digunakan pada bagian detektor di dalam
rangkaian penerima AM. Di dalam rangkaian-rangkaian penerima FM dioda ini
juga digunakan pada bagian diskriminator fasa (detektor FM). Di dalam
rangkaian-rangkaian audio, dioda ini sering digunakan pada rangkaian kompresor
dinamika.
Contoh dioda poin kontak : 1N60, AA119, AAY11, OA91 dan lain-lain

11. Dioda Tunnel


Disebut juga dioda terobosan atau dioda terowongan. Dioda ini hanya
menghantar tegangan satu arah pada tinggi tegangan tertentu. Dioda tunnel
mempunyai karakteristik menghantarkan tegangan pada tinggi tegangan yang
bermacam-macam, tergantung tipenya. Ia digunakan pada rangkaian-rangkaian
proteksi tegangan lebih, switch peka tegangan dan lain-lain. Dioda ini adalah
dioda yang paling langka dan paling sulit didapatkan di pasaran umum.

12. Dioda Schottky.


Sebenarnya dioda schottky adalah dioda penyearah sebagaimana diode power
rectifier. Namun ia mempunyai kelebihan karena mempunyai tegangan jatuh

16
maju (VFD) yang sangat kecil. Umumnya dioda power rectifier silikon
mempunyai VFD antara 0,65 sampai 1,2V. Dioda schottky mempunyai VFD
yang sangat kecil bahkan nyaris nol. Karena itu ia sangat ideal diterapkan pada
rangkaian-rangkaian dengan suplai tegangan rendah (3 sampai 5V) karena
tegangan hilang yang menjadi VFD dioda sangat diminimalisir. Pada rangkaian
dengan suplai tegangan rendah (misalnya 3V) kehilangan tegangan sebesar 1V
saja sudah sangat berarti dan bisa sangat mempengaruhi kinerja rangkaian.
Contoh dioda schottky : 18TQ045, 1N5818, 20L15T dan lain-lain.

13. LED.
LED adalah singkatan dari Light Emitting Diode. Ketika LED diberi
tegangan maju, arus yang mengalir padanya menyebabkan terjadinya emisi
cahaya. LED masih termasuk keluarga dioda, karena itu ia juga bisa digunakan
sebagai penyearah dari AC ke DC (dalam taraf rendah). Tetapi LED lebih
difungsikan sebagai penghasil cahaya daripada sebagai dioda penyearah. Cahaya
yang dihasilkan LED bisa bermacam-macam warna, tergantung bahan
pembuatannya dan intensitas cahaya yang dihasilkan LED tergantung seberapa
besar tegangan yang diberikan kepadanya. Setiap LED mempunyai tegangan
jatuh maju yang bervariasi dan tidak boleh dilampaui. LED untuk indikator
(warna merah, kuning, hijau) mempunyai tegangan jatuh maju antara 1,2 sampai
1,7V. LED yang mengeluarkan cahaya infra merah (LED untuk remote-control)
mempunyai tegangan jatuh maju sekitar 3V. Sedangkan LED untuk penerangan
(lampu) mempunyai tegangan jatuh maju antara 3 sampai 4V. LED lampu
tertentu bahkan mempunyai tegangan jatuh maju hingga 12V atau lebih.
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mampu memancarkan cahaya
yang timbual akibat lonjakan elektron pada sambungan P-N junction. cahaya yang
dihasilkan LED bermacam-macam tergantung dari bahan pembuat dioda tersebut.

17
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas
jenis warna. Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20
mA. Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah,
cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau
dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
Contoh LED : CQY26 (LED merah), CQY28 (LED hijau), CQY29 (LED
kuning), CQY50, GAL10 (LED infra merah).

13. SCR.
SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR atau sering
disebut juga dengan thyristor adalah penyearah dari bahan silikon yang
mempunyai pintu kontrol yang disebut dengan gate (G). Meskipun (misalnya)
anodanya diberi tegangan maju, tegangan itu tidak akan dihantarkan oleh SCR
sehingga muncul di katodanya, kecuali jika pada gate-nya diberikan tegangan.

18
Seberapa besar tegangan yang dihantarkan oleh SCR tergantung level tegangan
yang diberikan kepada gate. SCR sering digunakan pada rangkaian-rangkaian
konversi daya (inverter daya tinggi), pengisi baterai otomatis, bagian akhir output
vertikal pada rangkaian TV lama dan lain-lain. Contoh SCR : BT109, FOR3G,
TIC106, 2N1595 dan lain-lain.

F. Nama-nama tipe dioda


Ada tiga penamaan mayoritas dioda, yaitu Jepang, Amerika dan Eropa.
1. Penamaan pada dioda Jepang dimulai dengan inisial angka 1 kemudian diikuti
huruf S lalu beberapa angka. Contoh : 1S5555. Angka 1 berarti dioda, huruf S
berarti semiconductor, dan angka-angka berikutnya adalah nomor seri dioda.

19
2. Penamaan dioda Amerika dimulai dengan angka 1 kemudian diikuti huruf N dan
lalu beberapa angka. Contoh : 1N4001. Angka 1 berarti dioda, huruf N berarti
No-heating yaitu bukan bagian tabung vakum yang selalu memerlukan
pemanas, dan angka-angka setelahnya adalah nomor seri dioda.
3. Penamaan dioda Eropa dimulai dengan dua huruf lalu diikuti beberapa angka.
Huruf pertama menggambarkan kode bahan pembuatannya : A berarti germanium
dan B berarti silikon. Huruf kedua menggambarkan fungsi dioda : A berarti dioda
sinyal kecil tegangan rendah, B berarti dioda veractor, Y berarti dioda untuk
tegangan tinggi. Contoh : AA119, BB121, BY157 dan lain-lain.

G. Contoh Penggunaan Dioda

1. Sebagai Penyearah Setengah Gelombang Dengan Beban Tahanan

Penyearah setengah gelombang

dengan beban tahanan

Gambar Prinsip Kerja Penyearah Setengah Gelombang

Jika A positip ( + ), B negatip ( - ), maka dioda konduksi 1 bekerja , sehingga arus


akan mengalir menuju RL dan kembali ke trafo.

Saat A negatip ( - ), B positip ( + ), maka dioda tidak konduksi/tidak bekerja


sehingga arus tidak mengalir.

Kejadian ini berulang/muncul lagi terus-menerus sehingga bentuk gelombangnya


dapat digambarkan sebagai berikut :

20
+ + +

_ _ _

Gb.11. gelombang sinus dan pengaruh terhadap konduktansi dioda

2. Sebagai Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dua Dioda

A
D1
U1 IF1
B
Uin

U2
D2
+
C IF2
RL UL

Rangkaian penyearah gelombang penuh

dengan dua dioda

Gambar Penyearah gelombang penuh

a. Prinsip Kerja Dari Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda Dengan Beban
Tahanan.

Perlu diketahui bahwa untuk rangkaian penyearah gelombang penuh dua dioda
diperlukan transformator yang mempunyai CT (Center Tap). Gelombang sinyal pada
titik A selalu berbeda phasa 180 terhadap titik C sedangkan titik B sebagai nolnya.

Jika titik A positip ( + ), titik C negatip ( - ), maka D1 akan konduksi kemudian arus
IF1, akan mengalir menuju RL dan kembali ke trafo (titik B).

Jika titik C positip ( + ), titik A negatip ( - ), maka D2 akan konduksi kemudian arus
IF2 akan mengalir menuju RL dan kembali ke trafo (titik B). Kejadian ini akan
selalu berulang dan gelombang/sinyalnya dapat digambarkan sebagai berikut :

21
D1 konduksi

+ +
titik A t D1 t
_ _

D2 konduksi

+ +
titik C t D2 t
_ _

D1 D2 D1 D2
Sehingga UL gabungan D1 dan D2 t

Gambar 13. gelombang sinus dan hasil penyearah gelombang penuh

3. Sebagai Penyearah Gelombang Penuh Dengan Sistim Bridge (empat Dioda)

D4 D1
IL
Uin Uout

D3 D2

URL RL
B

Gambar 14. Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh sistim bridge

Prinsip Kerja Penyearah Gelombang Penuh Sistim Bridge :

Jika A positip ( + ), B negatip ( - ), maka D1 konduksi arus I akan mengalir menuju


RL dan D3 menuju titik B.

Saat B positip ( + ), A negatip ( - ), maka D2 konduksi arus I akan mengalir.menuju


RL dan D4 menuju titik B.

22
Kejadian ini berulang secara kontinyu sehingga gelombang sinyalnya dapat
digambarkan sebagai berikut :

D1,D3 konduksi

+ +
t D1,D3 ON t
_ _

D2,D4 konduksi

+ +
t D2,D4 ON t
_ _

D1 D2 D1 D2
Sehingga UL gabungan D1,D3,D2 dan D4 t

Gambar 15. gelombang sinus dan penyearahan gelombang penuh (sistem jembatan)

4. Sebagai Pengganda Tegangan

A +
C1 D2

Uin D1 C2 UL RL

B
_

Gambar 16. Pengganda Tegangan

Prinsip Kerja Pengganda Tegangan

Jika titik B positip ( + ), maka D1 konduksi (ON), C1 akan termuati sampai U


maksimum, pada siklus berikutnya. Titik A positip maka D2 konduksi (ON)
sehingga C2 akan termuati sampai 2.U maksimum atau U.L = 2.U maksimum.

23
2Um
Gambar 17. Gelombang

Output sebagai berikut :

H. Menguji Dioda dengan Cara Sederhana

Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara
pengujiannya, yaitu :
1. Pengujian dengan AVO-meter
Dioda yang masih baik atau yang sudah rusak bisa ditest dengan
AVO-meter. Pengetesan dilakukan dengan memposisikan selektor AVO-meter
pada Ohm X1, Ohm X10 atau Ohm X100. Mengapakah dioda bisa ditest dengan
Ohm-meter dan bagaimanakah langkah-langkahnya? Berikut ini sekilas
ulasannya.
Ketika sebuah dioda ditest dengan Ohm-meter, sebenarnya pada
dioda tersebut dilakukan pemberian tegangan maju atau tegangan terbalik.
Sumber tegangan berasal dari baterai yang terdapat di dalam AVO atau Ohm-
meter tersebut melalui kedua tuas testernya. Tuas tester hitam berfungsi sebagai
pemberi tegangan + (positif) dan tuas tester merah berfungsi sebagai jalur nol
(0V).
Apabila yang dilakukan adalah pemberian tegangan maju (anoda
diberi tegangan positif), maka dioda akan menghantarkan tegangan maju yang
diberikan kepadanya itu dari tuas tester yang satu (tuas tester hitam) kepada tuas
tester yang lain (tuas tester merah) hingga akhirnya sampailah tegangan kepada
rangkaian di dalam Ohm-meter dan menggerakkan moving-coil jarum
penunjuk. Dan apabila yang dilakukan adalah pemberian tegangan terbalik
(katoda diberi tegangan positif), maka dioda akan menyumbat tegangan tersebut

24
sehingga jarum penunjuk pun tidak bergerak. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah
gambar berikut ini beserta penjelasannya :

Pengetesan 1.
Selektor AVO-meter diposisikan (misalnya) pada Ohm X10. Tuas tester
hitam ditaruh pada anoda (A) dan tuas tester merah ditaruh pada katoda (K),
maka hasilnya adalah jarum penunjuk AVO-meter akan bergerak menunjukkan
angka Ohm tertentu. Ini adalah kondisi normal yang berarti bahwa dioda dalam
keadaan baik. Namun apabila dalam posisi tuas tester sedemikian jarum
penunjuk tidak terlihat bergerak, maka disimpulkan dioda tersebut telah rusak.
Sambungan PN di dalam dioda tersebut telah putus.

Pengetesan 2.
Apabila pada pengetesan pertama dioda tampak baik, maka dilakukan
langkah pengetesan selanjutnya : Tuas tester hitam ditaruh pada katoda dan tuas
tester merah ditaruh pada anoda, maka hasilnya adalah jarum penunjuk AVO-
meter tidak bergerak. Ini adalah kondisi normal, dioda dalam keadaan baik.
Namun apabila dalam posisi tuas tester sedemikian jarum penunjuk ternyata

25
terlihat bergerak, maka dapat dipastikan bahwa dioda tersebut telah rusak.
Dioda telah bocor sehingga tidak akan bisa dipergunakan lagi.

Cukup dengan dua langkah pengetesan itu sudah dapat diketahui


bagaimanakah jika sebuah dioda masih dalam kondisi baik dan bagaimanakah
jika dioda telah rusak. Pengetesan dioda zener dan dioda foto (photo-dioda).
Dioda zener adalah dioda yang berfungsi untuk menyetabilkan tegangan.
Sebenarnya ketika sebuah dioda zener bekerja menyetabilkan tegangan, ia
menarik arus pada tegangan terbalik yang diberikan kepadanya. Karena itu
ketika diode zener ditest dengan diberikan tegangan terbalik sebenarnya ia tidak
sepenuhnya menyumbat tegangan, tetapi memang sifat menyumbat tegangan
terbalik pada dioda zener akan sepenuhnya hilang hanya pada tinggi tegangan
yang menjadi tegangan zenernya atau di atas itu.
Dioda zener dengan tegangan zener yang agak tinggi seperti 12V atau
lebih dapat ditest dengan dua langkah seperti yang telah diuraikan di atas.
Tetapi diode zener dengan tegangan zener yang rendah seperti 2,7V atau 3,3V
ketika ditest dengan diberikan tegangan terbalik (tuas tester hitam ditaruh pada
katoda dan tuas tester merah ditaruh pada anoda) bisa jadi akan menimbulkan
kesalahan persangkaan terhadap hasil pengetesan, sebab jarum penunjuk tetap
bergerak meskipun sedikit. Apabila posisi selektor Ohm-meter kemudian
dirubah ke posisi Ohm X1k maka pergerakan jarum penunjuk akan semakin
tampak jelas.
Hal ini sebenarnya adalah wajar (dioda tidak rusak), karena tegangan
baterai yang diberikan telah setara atau mungkin melebihi tegangan zener dari
dioda sehingga dioda mulai menarik arus yang menyebabkan jarum penunjuk
bergerak. Apabila ketika ditest dengan diberikan tegangan terbalik ternyata
jarum penunjuk pada tester memperlihatkan angka nol Ohm, maka barulah
dioda zener itu dinyatakan telah rusak. Kerusakan pada dioda zener umumnya
adalah short (hubung-singkat).
Adapun untuk dioda foto pengetesan dilakukan dengan cara menaruh
tuas tester hitam pada anoda dan tuas tester merah pada katoda, lalu sensor
cahaya yang ada pada badan dioda ditutup rapat/dijepit dengan dua jari tangan

26
yaitu telunjuk dan jempol. Jarum penunjuk pada tester akan terlihat tidak
bergerak. Namun ketika jepitan jari-jari tangan dilepaskan maka jarum
penunjuk langsung terlihat bergerak, menandakan dioda telah menghantarkan
tegangan maju yang diberikan kepadanya. Inilah kondisi dioda foto yang masih
baik, selain dari itu dioda foto dinyatakan rusak.
2. Pengujian dengan Continous Tester
3. Pengujian dengan batere + lampu pijar
4. Pengujian dengan batere + loudspeaker

I. Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM () x1k atau x100


2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal
Katoda (tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

27
Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi


Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi
Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital (Fungsi Ohm


/ Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM ()


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah
Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital (Menggunakan Fungsi


Dioda)

28
1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda
2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah
Rusak.

J. Karakteristik Arus dan Tegangan

1. Forward Bias
Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif =>
katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya Ketika kaki katoda
disambungkan dengan kutub negatif batere dan anoda disambungkan dengan
kutub positif, maka dikatakan bahwa dioda sedang dibias dengan tegangan maju.
Bias maju ini diperlihatkan pada gambar berikut.

29
Dioda dengan bias tegangan maju Dalam bias maju, kutub negatif batere akan
menolak elekton-elektron bebas yang ada dalam semikonduktor tipe N, ika energi
listrik yang digunakan adalah melebihi tegangan barir, maka elektron yang
tertolak tersebut akan melintasi daerah deplesi dan bergabung dengan hole yang
ada pada tipe P, hal ini terjadi terus menerus selama rangkaian di gambar tersebut
adalah tertutup. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian.

2. Reverse Bias
Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif =>
anoda) tidak akan menghantarkan arus. Sebaliknya jika kaki katoda
disambungkan dengan kutub positif batere dan anoda disambungkan dengan
kutub negatif batere, maka kondisi ini disebut sebagai bias tegangan balik,
seperti terlihat dalam gambar berikut.

Dioda dengan bias tegangan mundur Ketika dioda dibias mundur, maka tidak
ada aliran arus listrik yang melewati dioda. Hal ini dikarenakan elekton bebas

30
yang ada pada tipe N tertarik oleh kutub positif batere dan demikian juga hole
pada tipe P berekombinasi dengan elektron dari batere, sehingga lapisan
pengosongan menjadi semakin lebar. Dengan semakin lebarnya lapisan
pengosongan ini, maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik. Ketika
tegangan bias mundur terus diperbesar, maka pada suatu harga tegangan tertentu
dioda akan rusak, karena adanya proses avalan yang menyebabkan dioda rusak
secara fisik.

K. Aplikasi Dioda
Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyearah arus (rectifier)
power suplai atau konverter AC ke DC. Di pasar banyak ditemukan dioda
seperti 1N4001, 1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung
dari arus maksimum dan juga tegangan breakdown-nya. Zener banyak
digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator). Zener yang ada
dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdown-nya.
Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (zener voltage) lengkap
dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya.
LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa
memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain.
LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal
juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya
digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet.

Contoh circuit sederhana dari diode :


1. Rangkaian penyearah arus listrik dari AC ke DC
2. Rangkaian regulator tegangan
3. Implementasi diode sebagai pelipat ganda frekuensi, misal frekuensi input
50 Hz
maka output menjadi 100 Hz
4. Diode sebagai pencampur sinyal
5. Implementasi LED
6. Diode sebagai saklar (Switch)

31
L. Contoh Penerapan Dioda Zener

Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai
penstabil ataupun pembagi tegangan . Salah satu contoh adalah ditunjukkan
gambar berikut :

16V 5V
l l
14V 4V
l RS l
12V 3V
+
Tegangan IRL
dari filter IZ
_
10V ZD RL 10V

Penstabil tegangan pada output penyearah

+12V

Berikut penggunaan Dioda Zener yang melindungi pemancar ( transceiver ) di


dalam kendaraan mobil , terhadap loncatan-loncatan tegangan.
Adapun cara kerja rangkaian di atas adalah sebagai berikut :
1. Bila dioda Zener yang kita pilih memiliki tegangan tembus sebesar 10 Volt ,
lihat gambar di atas, berarti tegangan output yang diperlukan adalah
sebesar 10 V satabil .
2. RS gunanya untuk membatasi tegangan yang masuk dalam rangkaian dan
RL untuk beban atau output yang kita ambil tegangannya .
3. Seandainya tegangan input ( tegangan dari filter ) itu naik , misalkan 16
Volt maka tegangan yang didrop oleh RL juga akan naik misalkan sebesar

32
12 Volt . Maka dioda zener akan menghantar . Arus akan terbagi dua , yaitu
lewat RL dan ZD . Sedangkan dioda zener mempertahankan tegangan
sebesar 10 Volt dan karena dioda ini di pasang paralel dengan RL maka
dengan sendirinya tegangan output akan tetap sebesar 10 Volt .
4. Selanjutnya apabila tegangan input turun maka tegangan yang di drop oleh
RS akan kurang dari 4 Volt dan tegangan yang di drop oleh RL pun akan
kurang dari 10 Volt . Hal ini mengakibatkan dioda zener menyumbat dan
arus hanya mengalir lewat RL saja . Dengan sendirinya tegangan output
akan turun (tegangan input turun menjadi 12 Volt).
5. Kesimpulannya adalah bahwa tegangan output tidak akan melebihi dari 10
Volt tetapi dioda zener tidak menjamin tegangan tetap sebesar 10 Volt bila
tegangan input dari filter itu turun .

Contoh lain pemakaian dioda zener adalah seperti gambar 30 . Dengan cara
tersebut kita akan mendapatkan beberapa macam tegangan yang diinginkan .

Gambar 30. Pembagi tegangan dengan dioda zener

Beberapa dioda zener dipasang berderet dan setiap dioda memiliki tegangan
tersendiri ( tegangan zener ) . Dengan jalan seperti di atas maka kita akan
mendapatkan tegangan-tegangan 30 V , 42 V dan 48,8 V .

Rumus untuk menyelesaikan rangkaian Stabilitas tegangan dengan Dioda


Zener adalah sebagai berikut :

33
Arus pada RS :
Ui - UZ
IS =
RS

IZ = IS - IBB

Tegangan-beban : URB = UZ

UZ
Arus-beban : IB B =
RB B
Gambar 31

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa
(juga disebut katup termionik). Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode
termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai
dua elektrode aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode
digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable
CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator pengendali
tegangan.

35

Anda mungkin juga menyukai