com | Sabtu, 15 Agustus 2015 adalah dinas terakhir kami Profesi Ners Angkatan II
Universitas Negeri Gorontalo di rumah sakit rumah sakit yang ada di Gorontalo. Gustinerz
sendiri mengambil peminatan Instalasi Gawat Darurat di RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo dua bulan tepat Gustinerz dinas di ruang tersebut dan mengambil kesimpulan
(berdasarkan observasi) bahwa kurang lebih ada 30 diagnosis / masalah keperawatan yang sering
muncul di ruang Instalasi Gawat Darurat. Berikut daftar diagnosis keperawatan / masalah
keperawatan yang sering muncul di ruang Instalasi Gawat Darurat berdasarkan batasan
karakteristiknya.
Produksi sputum
Gelisah
takikardi
Hiperkapnia
Keletihan
somnolen
Iritabilitas
nasal faring
AGD Normal
sianosis
Hipoksemia
hiperkarbia
Kelemahan
Kekurangan Volume Cairan (00027)Definisi :
Haus
Penurunan cairan intravaskuler, interstisial,
Penurunan turgor kulit/lidah
dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke
Membran mukosa/kulit kering
dehidrasi, kehilangan cairan dengan
Peningkatan denyut nadi, penurunan
pengeluaran sodium
tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi
Pengisian vena menurun
Perubahan status mental
Konsentrasi urine meningkat
Temperatur tubuh meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat badan seketika
(kecuali pada third spacing)
Intervensi Rasional
4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur mencegah terjadinya perih pada ulu
waktu makannya. hati/epigastrium
5. Observasi TTV
sebagai indikator untuk melanjutkan
intervensi berikutnya
Dx 2 : Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia, esofagitis
dan anorexia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu
Kriteria hasil: klien menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
Intervensi Rasional
a. Pantau dan 1. Untuk mengidentifikasi indikasi/
dokumentasikan dan perkembangan dari hasil yang
haluaran tiap jam secara diharapkan
adekuat
2. Membantu menentukan keseimbangan
b. Timbang BB klien
cairan yang tepat
c. Berikan makanan sedikit
tapi sering
3. Meminimalkan anoreksia, dan
d. Catat status nutrisi
mengurangi iritasi gaster
paasien: turgor kulit,
timbang berat badan, 4. Berguna dalam mendefinisikan derajat
integritas mukosa mulut, masalah dan intervensi yang
kemampuan menelan, tepat Berguna dalam pengawasan
adanya bising usus, kefektifan obat, kemajuan
riwayat mual/rnuntah penyembuhan.
atau diare.
5. Membantu intervensi kebutuhan yang
e. Kaji pola diet klien yang
spesifik, meningkatkan intake diet klien.
disukai/tidak disukai.
Intervensi Rasional
1. kaji kemampuan klien untuk melakukan 1. Untuk melakukan intervensi
aktivitas dan catat laporan kelelahan. selanjutnya
2. awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan 2. Untuk mengetahui kondisi klien
sebelum dan sesudah aktivitas. 3. Menjaga keamanan klien, dan
3. beri bantuan dalam melakukan aktivitas menghemat energi klien
BAB IV
TINJAUAN KASUS
CONTOH KASUS
Pasien perempuan usia 65 tahun datang dengan keluhan pasien mengeluhkan lemas, pusing. 1
hari sebelum masuk RS pasien pingsan 2 kali. Pasien tidak mau makan dan mengeluhkan
perutnya sakit. Sesak (-), mual (+), muntah (-), minum (+) normal, belum BAB 2 hari, BAK (+)
normal jernih Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat keluarga dengan
penyakit atau keluhan serupa disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
lemah, compos mentis, , tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 90 x/menit regular, respirasi 22
x/menit tipe thoracoabdominal dan suhu 36o C. Pemeriksaan kepala-leher, konjungtiva anemis
+/+, sklera tidak ikterik, hidung, mulut, mandibula tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan
thorak, dan ekstremitas tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan abdomen auskultasi bising
ususperistaltik (+) normal, timpani pada perkusi, dari palpasi supel, terdapat nyeri tekan pada
regio abdomen terutama regio epigastrium, hepar dan lien tidak teraba, tidak terdapat nyeri ketok
sudut kostovertebra
Pemeriksaan penunjang : darah lengkap Hb 12,0 gr/dl, Hmt 38.4%; Angka Leukosit 14.72 .
103/Ul; Angka Eritrosit 4.11 .106/Ul; Angka Trombosit 309 .103/Ul; GDS 29 Mg%; Urea 60.5
Mg%; Creatin 1.61 Mg%.
Diagnosis
Diagnosis Hipoglikemia
Terapi
Terapi Infus D5% , Injeksi Ranitidin 2 x 1 gr, Injeksi Antasida 3 x 1, Injeksi Sotatic 3 x 1 mg,
Captopril 2 x 25 mg
Penanganan
Prinsip dari penanganan hipoglikemia adalah menaikkan kembali kadar gula darah yang rendah
sehingga mencapai kadar normalnya. Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa
menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun
minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia
(terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan,
sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang
bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama
serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa
intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko
mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah
hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar
glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan
biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus
diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat
pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Penderita nondiabetes yang sering
mengalami hipoglikemia, dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam
porsi kecil
h. Riwayat psikologi
Emosi klien dalam keadaan stabil, klien tampak tenang, kooperatif saat berkomunikasi
dengan perawat dan klien melakukan sahalat 5 waktu walaupun terkadang ada yang tinggal,
klien juga ikut perwiritan ibu-ibu.
k. Riwayat Psikososial
Klien memiliki komunikasi yang baik dengan keluarga yaitu suami, anak dan cucu yang
tinggal satu rumah dengan klien, maupun yang tinggal berdekatan dengan rumah klien. Klien
dapat berinteraksi dengan tetangga sekitar rumah dengan baik dan juga ikut dalam kegiatan
perwiritan ibu ibu
l. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Kesadaran klien compos mentis dan keadaan umum baik
Tanda vital : TD : 160 / 100 mmHg HR : 90 x/I BB : 51 kg
RR : 22 x/i T : 36O C TB : 147 cm
Kepala : Bentuk bulat, simetris dan anatomis. Tidak dijumpai tanda peradangan,
rambut menyebar merata dan beruban
Mata : Klien masih mampu melihat benda dengan jarak 2 M, walaupun agak
kabur, konjungtiva anemis
Telinga : Terkadang klien kurang mendengar suara lawan bicaranya dengan suara
normal
Hidung : Bentuk anatomis dan simetris, tidak dijumpai adanya perdarahan dan
tanda peradangan
Mulut / tenggorokan : Tidak dijumpai perdarahan dan tanda-tanda peradangan, gigi atas sebelah
kanan sudah banyak yang tanggal, gigi bawah masih banyak yang utuh
Pernafasan : Pola nafas reguler dengan frekuensi 24 x/I
Sirkulasi : Pada extremitas atas dan bawah tidak dijumpai adanya edema
Abdomen : Bentuk simetris, peristaltik 10 x/i, nyeri ulu hati tidak ada, lingkar perut
108 cm
Eliminasi (BAB/BAK) : BAB 1x sehari dan BAK 5-6 x sehari
Gastrointestinal : Di dalam teori di katakan bahwa salah satu perubahan fisik pada lansia
adalah perubahan Gastrointestinal di mana di dalam saluran GI ini dinding usus kehilangan
kekutan dan elastisitas seiring bertambahnya umur sehingga mengakibatkan gangguan
pencernaan dan penyerapan zat gizi sehingga dapat menimbulkan keadaan atau kondisi
Hypoglikemia.
Neurologis : Klien tidak mengalami paralysis dan parese
Muskuloskletal : Mobilisasi baik tetapi klien mengurangi mobilisasi karena takut lemas,
klien tidak mengalami kiposis dan klien tidak mengalami kesulitan dalam melakukan ROM
Kulit : Elastis kulit berkurang karena faktor usia
m. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap Hb 12,0 gr/dl, Hmt 38.4%; Angka Leukosit 14.72 . 103/Ul; Angka
Eritrosit 4.11 .106/Ul; Angka Trombosit 309 .103/Ul; GDS 29 Mg%; Urea 60.5 Mg%; Creatin
1.61 Mg%.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. nutrisi kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya asupan glukosa
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan muskuloskeletal
c. Resiko cidera b.d penurunan kesadaran
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tang
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
gal
1 20/11 nutrisi kurang Setelah dilakukan asuhan Berikan asupan diet mengembalikan asupan 08:00 S : Pasien
makanan dan cairan glukosa dalam tubuh
/2014 dari kebutuhan keperawatan selama 1 x Memberikan asupan diet tidak mau
yang seimbang
b.d Kurangnya 24 jam makanan dan cairan yang makan
melalui oral seimbang melalui oral
asupan glukosa diharapkanIndividu
Berikan terapi cairan
menunjukkan O : lemah
sesuai dengan
mengembalikan cairan
keadekuatan status gizi: indikasi, normal salin 08 : 20
dengan adekuat
atau setengah normal
asupan makanan, cairan, Memberikan terapi cairan A : Nutrisi
salin dengan atau
dan zat gizi. tanpa dekstrosa sesuai dengan indikasi, teratasi
normal salin atau setengah
Kriteria Hasil :
normal salin dengan atau
Mempertahankan massa Pantau kandungan tanpa dekstrosa P: Rencana
tubuh dan berat badan nutrisi dan kalori pada tindakan
catatan asupan memastikan dan memantau 08 : 45
dalam batas normal dihentikan
perkembangan nutrisi
Memantau kandungan
Nilai glukosa dalam tubuh Berikan informasi yang pasien
nutrisi dan kalori pada
dalam batas normal tepat kepada keluarga
catatan asupan
tentang kebutuhan meningkatkan pengetahuan
Individu melaporkan nutrisi dan bagaimana keluarga mengenai
memenuhinya. kebutuhan nutrisi pasien
keadekuatan tingkat
sesuai dengan peyakitnya
energy
09 :00
Memberikan informasi
yang tepat kepada keluarga
tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana
memenuhinya.
2 20/11 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Ajarkan kepada mengajarkan 10: 00 S:-
aktivitas b.d pasien/keluarga dalam
/2014 keperawatan selama 1 x pasien/keluarga untuk tehnik penghematan Mengajarkan kepada
kelemahan
muskuloskeletal 24 jam diharapkan Pasien pengaturan aktivitas energi untuk mengurangi pasien/keluarga untuk O : kelemahan
akan beradaptasi terhadap dan tehnik mengatur keletihan pengaturan aktivitas dan
keletihan yang dibuktikan waktu untuk tehnik mengatur waktu A : intoleransi
mencegah keletihan untuk mencegah keletihan aktivitas
dengan konsentrasi,
penghematan energi, teratasi
Kolaborasi dengan 12:30
ketahanan, dan status mengkonsultasikan
Berkolaborasi dengan
nutrisi: energi dengan ahli gizi P: Rencana
asupan makanan yang mengkonsultasikan dengan
Kriteria Hasil : tentang cara untuk tindakan
berenergi tinggi dapat ahli gizi tentang cara untuk
Pasien akan menunjukkan meningkatkan asupan membantu mengurangi
meningkatkan asupan dihentikan
tingkat daya tahan makanan yang keletihan yang dirasakan
pasien makanan yang berenergi
berenergi tinggi
adekuat untuk beraktivitas tinggi
Pasien dapat
mempertahankan nutrisi Membantu aktivitas
Bantu aktivitas
kehidupan sehari-hari
yang adekuat kehidupan sehari-hari
sesuai dengan kebutuhan
Pasien akan menunjukkan sesuai dengan
keseimbangan antara kebutuhan 15:00
aktivitas dan istirahat
untuk memudahkan pasien Meningkatkan tirah
Pasien dapat menggunakan Tingkatkan tirah dalam melakukan baring/pembatasan
baring/pembatasan aktivitasnya
tehnik penghematan aktivitas
aktivitas Memantau asupan nutrisi
energy
tirah baring merupakan untuk menjamin
Pasien dapat menunjukkan
tehnik penghematan
keadekuatan sumber
adaptasi gaya hidup Pantau asupan nutrisi energi
energy
dengan tingkat energi untuk menjamin
16.00
keadekuatan sumber
energy asupan nutrisi yang Memberi edukasi kepada
adekuat dapat membantu
menambah energi untuk pasien/keluarga dengan
Beri edukasi kepada mengurangi keletihan menjelaskan hubungan
pasien/keluarga antara keletihan dan
dengan menjelaskan proses/kondisi penyakit
hubungan antara Meningkatkan pengetahuan
keletihan dan pasien/keluarga mengenai
efek peyakitnya
proses/kondisi
penyakit
3 21/11 Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan Ciptakan lingkungan Menguangi resiko cidera 08:00 S:-
yang aman bagi klien,
/2014 b.d penurunan keperawatan selama 1 x Menciptakan lingkungan
yang aman bagi klien,
kesadaran 24 jam diharapkan Tidak pidahkan perabotan Mengamankan klien saat O : lemas
yang dapat berada di tempat tidur
terjadi cidera Memindahkan perabotan
membahayakan klien
yang dapat membahayakan
Kriteria Hasil : A : penurunan
klien
Pasien dapat mengikuti Pasang pengaman Mengurangi resiko cidera kesadaran
pada sisi tempat tidur
strategi pengendalian 08:30 sudah teratasi
klien dan turunkan
risiko tinggi tempat tidur Memasang pengaman pada
klien sisi tempat tidur klien dan
Pasien/keluarga dapat P: Rencana
Mengurangi resiko cidera turunkan tinggi tempat
mempersiapkan Berikan penerangan tidur klien tindakan
yang adekuat Memberikan penerangan
lingkungan yang aman Mengurangi resiko cidera dihentikan
yang adekuat
Pasien/keluarga dapat Bantu klien dalam
ambulasi
mengidentifikasi risiko Membantu klien dalam
ambulasi
yang meningkatkan
kerentanan terhadap
cedera