Anda di halaman 1dari 2

Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan, saluran

pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang masuk ke
dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan
rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang
berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam
proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah
menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam
dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping dari
proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal). Keracunan gas arsin
biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit kepala. Jika
paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal
dan ikterus (gangguan hati).

Arsen in organik

Senyawa in organik, hanya mempunyai kemampuan kecil untuk mematikan jaringan


tubuh, tapi tetap meracuni protoplasma sel tubuh, yang selama berada dalam sirkulasi darah
dan jika terjadi kontak dengan sel hidup dapat menyebabkan perubahan-perubahan
degeneratif.
Pada umumnya aksi dari iritasi lokal tidak diketahui, tidak begitu jelas, tapi setelah
diabsorbsi, akan terus ke aliran darah menuju bagian-bagian organ tubuh hingga timbul efek-
efek pada kapiler.Intensitas dari toksemia tergantung dari jumlah obat dan kecepatan absorbsi
obat yang diberikan. Jika racun dalam bentuk cairan akan cepat diabsorbsi, tetapi jika
diberikan dalam bentuk yang padat akan diabsorbsi lebih lambat.Racun ini akan diabsorbsi
dan ditimbun dalam jaringan hepar dan organ lain untuk beberapa hari, dan akan dieliminasi
melalui ginjal dan traktus gastrointestinal.

Arsen organik

Beberapa bentuk dari trivalen digunakan pada pengobatan tripanosomiasis dan


spirochaeta misalnya pada demam kambuhan sifilis. Bentuk arsen ini ditimbun dalam
berbagai organ, khususnya pada hati dan arsen jenis ini menghilang secara bertahap. Hal ini
menyebabkan efeknya terhadap parasit (durasinya) arsen menjadi panjang.
Arsen pentavalen organik tidak seefisien arsen trivalent, dan jika digunakan untuk
obat bisa berbahaya. Arsen trivalent organik yang paling penting adalah derivat dari
Arsphenamine (Salvarsan atau 606, formula HCL.NH2.C6H3As=AsC6H3.OH.
NH2HCL.2H2O) diantaranya silver arsphenamine, sulfarshphenamine, bismarsen (bismuth
arsphenamine sulfonate) dan neoarsphenamine (mapharsen, arseoxide, dasar dari kelompok
arsphenamine). Bentuk di atas semuanya efisien dalam pengobatan spirochaeta dan penyakit
protoza.
Diberikan secara intra vena dalam larutan sekali dengan dosis 0,3-0,6 gram, kecuali
silver arsphenamine diberikan dengan dosis lebih kecil. Sekitar tahun 1954, pengobatan
berkembang dengan pemberian dosis yang lebih besar, dengan berbagai cara, misalnya intra
vena perdrop lambat, intravena perdrip cepat, dan pemberian dengan spuit injeksi. Pemberian
marphasen yang dikombinasi dengan bismuth atau vaksin typoid, dengan hasil pengobatan
yang lebih baik. Pemberian arsen trivalent sebagai pencegahan tidak menimbulkan kerugian,
tapi dalam kasus yang jarang dapat menimbulkan kematian.
Kadang-kadang pasien mati dengan gejala kolaps seluruh tubuh sesudah pemberian
dosis tunggal dengan injeksi.
Pada otopsi, sedikit memperlihatkan gejala khas, hal ini mungkin disebabkan karena
reaksi hipersensitivitas.Pada kasus lain, kematian terjadi akibat keracunan kronik oleh
pemecahan / disosiasi arsen organik dari preparat arsphenamine dalam tubuh, dan efek ini
memerlukan waktu beberapa hari sampai beberapa minggu untuk berkembang.Satu gejala
yang paling mencolok adalah dermatitis exfoliativa pada seluruh tubuh, khas dengan adanya
skuama epidermis dan infiltrasi leukosit di sekelilingnya dan pada korium.

Anda mungkin juga menyukai