Anda di halaman 1dari 5

PERISTIWA G30S PKI

Disusun Oleh

KELOMPOK 3 XI MIPA 7 SMA Xaverius 1 Palembang

Nama Anggota:

1. Bela Yulia Sari

2. Jericho

3. Laurencius Pieteurs

4. Marcellin Suciadi Wijaya

5. Meiwa Berena

Youtube: https://youtu.be/CpYLJq6Edyl

Kronologi Peristiwa G30S PKI

Gerakan G30S PKI yang juga dikenal dengan nama Gerakan 30 September atau
singkatan lainnya berupa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) dan Gestok (Gerakan
Satu Oktober) merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika Indonesia sudah
beberapa tahun merdeka. Sesuai dengan namanya, peristiwa ini terjadi pada tanggal 30
September 1965 malam, hingga esok harinya ada usaha percobaan kudeta yang kemudian
dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia dimana terjadi pembunuhan
terhadap tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya.

Semaoen merupakan tokoh pendiri dan ketua PKI pertama. Awalnya, ia adalah
ketua Sarekat Islam cabang Semarang. Dialah yang bersikeras merubah ISDV menjadi
PKI. Ketika itu umurnya 21 tahun. Semaoen yang lahir di Mojokerto, Jawa Timur
menghabiskan masa kecilnya di Surabaya. Usia 13 tahun, ia masuk Sarekat Islam (SI)
pimpinan Tjokroaminoto. Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis
yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965
anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI
juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan
pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk
pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya,
PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. PKI mulanya singkatan dari
Perserikatan Komunist di India. Organisasi ini mengubah nama menjadi Partai Komunis
Indonesia saat Kongres II di Jakarta, Juni 1924. Kongres II PKI dilangsungkan di Gedung
Alhambra. G30S PKI merupakan gerakan yang tujuan utamanya untuk menurunkan
(mengkudeta) presiden RI pertama, Soekarno agar dapat menguasai Indonesia dan
mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Sebelum mulainya gerakan G30S PKI,
awal mula kecurigaan masyarakatnya terjadi pada bulan Juli 1959 ketika parlemen
dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden dengan PKI
berdiri di belakang, memberikan dukungan penuh. Soekarno memperkuat tangan
angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang
penting. Sukarno menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin. Hal ini disambut baik oleh
PKI. PKI menganggap bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu
antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM. Namun, sangat
disayangkan, pada masa demokrasi terpimpin ini sayangnya kolaborasi pemimpin PKI
dengan kaum-kaum borju yang ada di Indonesia gagal menekan pergerakan independen
dari buruh dan petani. Hal ini membuat banyak masalah yang tidak terselesaikan di
bidang politik dan ekonomi. Kekacauan ini memicu adanya gerakan G30S PKI.

Peristiwa G30S/PKI dimulai pada tanggal 1 Oktober dini hari, dimana kelompok
pasukan bergerak dari Lapangan Udara Halim Perdana kusuma menuju daerah selatan
Jakarta untuk menculik 7 jendral yang semuanya merupakan anggota dari staf tentara.
Ketujuh target merupakan jenderal TNI. Ketujuhnya yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono,
D.I. Panjaitan, Soeprapto, S. Parman, Sutoyo, dan target utamanya adalah Jendral Abdul
Harris Nasution. Tiga dari target ketujuh jenderal dibunuh di rumah mereka yaitu jenderal
Ahmad Yani, M.T. Haryono, dan D.I. Panjaitan. Namun, nahas bagi Pierre Tendean yang
menjadi ajudan pribadi jenderal A.H Nasution, dan anak perempuannya yang berusia lima
tahun, Ade Irma Suryani Nasution. Mereka tertembak oleh regu sergap dan tewas pada 6
Oktober. Mayat seluruh yang ditembak oleh regu penculik dan para jenderal yang masih
hidup kemudian dibawa ke Lubang Buaya, mereka semua dibunuh serta mayatnya
dibuang di sumur dekat markas tersebut.

Pada jam 7 pagi, RRI menyiarkan pesan yang berasal dari Untung Syamsuri,
komandan Cakrabiwa, regimen penjaga Presiden, bahwa gerakan 30 September telah
berhasil mengambil alih beberapa lokasi strategis di Jakarta dengan bantuan anggota
militer lainnya. Para PKI ini bersikeras bahwa gerakan ini didukung oleh Central
Intelligence of America (CIA) yang bertujuan untuk menurunkan Soekarno dari
posisinya. Namun, perhitungan PKI dalam peristiwa G30S/PKI ini salah. Mereka
melewatkan Soeharto yang mereka fikir tak memiliki kekuatana karena bukan tokoh
politik pada masa itu. Akhirnya, pasukan Brawijaya masuk kembali ke area markas
KOSTRAD serta kemudian menyusul pasukan Diponegoro yang kembali ke Halim.
Pemberontakan G30S/PKI baru berakhir sekitar pukul 7 malam. Pasukan yang dipimpin
oleh Soeharto berhasil mengambil alih kontrol atas semua fasilitas yang sebelumnya
sempat direbut oleh Gerakan 30 September. Sekitar pukul 9 malam, Soeharto bertemu
dengan jenderal Abdul Harris Nasution dan ia mengumumkan bahwa mulai sejak itu
mengambil alih tentara yang akan menghancurkan pasukan kontra-revolusioner dan
menyelamatkan Soekarno. Jasad para jenderal yang terbunuh dalam peristiwa G30S PKI
yang dibuang di Lubang Buaya ditemukan pada tanggal 3 Oktober, dan baru dikuburkan
secara layak pada tanggal 5 Oktober.
Inilah daftar jenderal yang menjadi korban aksi kekejaman dan kebutralan dalam aksi G
30 S PKI :

1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani (Meninggal Dunia di rumahnya, Jakarta


Pusat. Rumahnya sekarang menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris
Nasution)

Sumber:

1) http://sulsel.pojoksatu.id/read/2015/09/30/ini-rahasia-sejarah-singkat-g30s-pki-
yang-sebenarnya/
2) http://terungkapsudah.blogspot.co.id/2015/11/fakta-dan-sejarah-sebenarnya-
peristiwa-g30s-pki.html
3) http://www.daboribo.com/6425/sejarah-singkat-gerakan-30-september-g30s-pki-
dan-hari-kesaktian-pancasila-1-oktober-1965/

Pendapat Penyusun :

1. Bela Yulia Sari

Menurut pendapat saya peristiwa G30S PKI adalah sebuah peristiwa bersejarah
yang sangat tertanam di dalam pikiran rakyat Indonesia. Banyak pembantaian atau
pembunuhan yang tidak manusiawi terhadap para jenderal,masyarakat,dan lain-lain
dalam peristiwa tersebut. Para jenderal tersebut meninggal demi mempertahankan dan
membela ideologi Pancasila. Mereka bertarung dengan sekelompok orang yang tidak
bertanggung jawab dan ingin merubah ideologi Pancasila demi kepentingan mereka
sendiri. Kelompok tersebut menculik dan membunuh orang-orang yang tidak ingin
bergabung dengan kelompoknya sehingga mereka memilih cara licik untuk
melaksanakan tujuannya. Dari semua hal itu pelanggaran HAM yang terjadi yaitu
menghilangkan nyawa seseorang dengan cara sengaja dan tidak manusiawi,mereka
membatasi hak hidup seseorang yang dimana manusia sendiri memiliki hak untuk hidup
yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sejak dari lahir. Maka dari kasus ini
diharapkan tidak akan ada lagi peristiwa seperti ini,dimana hak hidup seseorang tidak
dihargai dan tidak dianggap penting. Kita sebagai pelajar hal yang dapat dilakukan adalah
senantiasa berbuat baik kepada semua orang tanpa mengharapkan balasan apapun.
Bertemanlah dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan. Belajarlah untuk menjadi orang
yang jujur dan selalu berada pada jalan kebenaran.

2. Meiwa Berena

Menurut saya G30S PKI masih menjadi misteri sampai sekarang ini. Adanya
oknum / organisasi yang pada masa itu melanggar HAM manusia. Sampai sekarang blm
diketahui siapa dalang dari peristiwa mengerikan ini. Dimana jenderal-jenderal dibunuh
secara tidak wajar. Adanya masalah politik yang mengakibatkan sebagian oknum ingin
juga menguasai negara membuat persaingan semakin sengit. Tapi saya rasa, pada kala itu
HAM memang belum dijunjung tinggi oleh sebagian orang hanya demi kepentingan
mereka sendiri. Mereka akan melakukan apapun yang dapat menyebabkan posisi atau
rencana mereka terbongkar. Dan juga pemerintahan masih tidak stabil pada masa itu,
rakyat pun semakin tersiksa dengan adanya tekanan dari pemerintah. Sehingga, rakyat
mulai memberontak ingin kebebasan. Tapi sekarang negara kita bukanlah negara yang
dulu. Demokrasi dijunjung tinggi dan HAM sangat diutamakan demi kesejahteraan
rakyat.

3. Jericho

Menurut saya G30S PKI itu sangat kejam dan sangat mencemarkan ideologis
indonesia karena melakukan tindakan yang dapat merugikan negara dan dapat membuat
negara menjadi hancur atau rusak. G30S PKI melakukan tindakan pembunuhan terhadap
jenderal jenderal yang ada di indonesia. Mereka sangat anarki karena mereka menyiksa
orang yang tidak berdosa dan membunuhnya. Mereka pun berhasil dikalahkan oleh para
anggota kepolisian dan kesatu satuan TNI.

4. Laurencius P.

Menurut saya G30S PKI itu adalah perisiwa yang sangat keji. Pembunuhan
dilakukan dimanapun tanpa memperhatikan dampak baik dan buruknya. Mereka oknum
yang melakukan semuanya demi kepentingan mereka sendiri. Mereka mengambil hak-
hak semua orang itu dan menindas mereka dengan semena-mena. Mereka telah banyak
melakukan pelanggaran HAM. Serta semua itu adalah hal yang tidak dapat dimaafkan
dan seharusnya dalang dibalik semua kejadian ini harus ditemukan.

5. Marcellin Suciadi Wijaya

Menurut saya, peristiwa G30S PKI merupakan peristiwa yang sudah diluar akal
manusia , dimana para pelaku tidak memiliki hati nurani saling membunuh sesama.
Banyak orang-orang tak bersalah diculik, disiksa, dan dibunuh secara keji, tidak
berperikemanusiaan. Hal-hal seperti inilah yang masuk ke dalam pelanggaran HAM,
dimana setiap manusia memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Peristiwa G30S PKI
ini melanggar banyak HAM, seperti dimana setiap orang layak hidup, dan tidak untuk
disiksa. Sebaliknya Gerakan 30 September ini merupakan contoh dari pelanggaran HAM
yang cukup berat. Para pelaku juga dihukum setimpal dengan apa yang mereka perbuat
terhadap korban.

Anda mungkin juga menyukai