Kepdirjen No 57 THN 2011 Juknis Pengawasan Pasir Laut PDF
Kepdirjen No 57 THN 2011 Juknis Pengawasan Pasir Laut PDF
NOMOR : KEP.57/DJ-PSDKP/2011
TENTANG
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 23 Februari 2011
Syahrin Abdurrahman, SE
KONSEP II
Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP 57DJ-
PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan
Pengusahaan Pasir laut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a. Pasir laut merupakan salah satu sumberdaya alam non hayati apabila dikelola
dengan baik, memiliki prospek dimasa mendatang untuk dikembangkan sebagai
salah satu sumber pendapatan negara untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga
pengelolaannya harus dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab;
b. Kegiatan penambangan, pengerukan, pengangkutan dan perdagangan pasir laut
selama ini cenderung tidak terkendali, sehingga menyebabkan kerusakan
ekosistem pesisir dan laut, tenggelamnya pulau-pulau kecil, dan keterpurukan
nelayan akibat dampak dari terganggunya ekosistem di wilayah tangkap pesisir;
c. Agar penambangan pasir laut dapat dilakukan secara baik dan benar serta
menghindari terjadinya penyimpangan merusak lingkungan hidup, perlu
dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengusahaan pasir laut;
d. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dan dalam rangka
keseragaman pola pikir dan pola tindak bagi Pengawas dalam pengawasan pasir
pengusahaan pasir laut perlu dibuat Petunjuk Teknis Pengawasan Pengusahaan
Pasir Laut.
1.1. Pengawas
Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan selaku
Ketua Tim Pengendali dan Pengawas Pengusahaan Pasir Laut Nomor : 01/K-
TP4L/VIII/2002 tentang Pedoman Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir
Laut, pengawasan dapat dilakukan secara fungsional, yakni dilakukan secara mandiri
berupa pemantauan secara periodik oleh pengawas Direktorat Jenderal PSDKP atau
oleh masing-masing instansi yang merupakan unsur pengawas, maupun dilakukan
secara terpadu melibatkan instansi terkait, dengan ketentuan :
a. Pengawasan secara fungsional di lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan dilakukan oleh:
1) Pengawas pada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan;
2) Pengawas pada Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengawasan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan;
3) Pengawas pada Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan.
b. Pengawasan pengusahaan pasir laut secara terpadu atau operasi bersama
meliputi petugas dari:
1) Wakil dari TP4L yang ditugaskan;
2) TNI Angkatan Laut;
3) Polisi Perairan,POLRI;
4) KPLP, Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan;
5) Ditjen Bea Cukai;
6) Ditjen Imigrasi;
7) Ditjen Perdagangan Luar Negeri;
8) PPNS Lingkungan Hidup;
9) PPNS Perikanan;
10) Unsur Pemerintah Daerah Provinsi;
11) Unsur Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat melaksanakan pengawasan
pengusahaan pasir laut, pengawasannya dapat dilakukan oleh Ditjen PSDKP-
DKP.
1.2. Tugas dan Wewenang Pengawas
a. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;
b. Melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana pengusahaan pasir laut;
c. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pengusahaan pasir laut;
d. Mengambil contoh pasir laut atau bahan yang diperlukan untuk pengujian
laboratorium atau keperluan lain yang relevan;
e. Memasuki tempat-tempat yang akan dilakukan pemeriksaan;
f. Memeriksa kapal beserta muatannya;
g. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengawasan pengusahaan pasir laut
kepada Direktur Jenderal PSDKP C.q Direktur Pengawasan Sumberdaya
Kelautan.
5.1. Pelaporan
Setelah melakukan pengawasan, Pengawas wajib segera membuat dan
menyampaikan laporan pengawasan kepada pejabat pemberi tugas. Laporan
pengawasan pasir laut memuat informasi/data sesuai form isian yang telah
disediakan, dan apabila terdapat informasi tambahan dapat dibuat lembar tambahan
tersendiri. Informasi yang disajikan dalam laporan pengawasan harus memperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Disajikan secara jelas dan sistematis;
b. Harus akurat, aktual, faktual dan didasarkan pada hasil pengawasan serta
merupakan hasil yang dapat diverifikasi oleh pihak yang ahli;
c. Harus didukung dengan data dan atau bukti akurat dan faktual;
d. Dokumen pendukung seperti foto, berita acara, dokumen sampling dan
sebagainya yang menyertai laporan pengawasan pasir laut harus disebutkan
dengan jelas.
Petunjuk Teknis ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali apabila terjadi
perubahan sesuai perkembangan dan kebutuhan.
Syahrin Abdurrahman, SE
Lampiran II : Keputusan Direktur Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan Nomor:KEP.57/DJ-
PSDKP/2011 tentang Petunjuk Teknis
Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut
FORMAT ISIAN
PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT
Syahrin Abdurrahman, SE