Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Windi Gustiana
NPM : E1G015045
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 1 (Satu)
Hari/ Tanggal : Selasa / 08 November 2016
Jam : 08.00-10.00 WIB
Dosen : 1. Dra Devi Silsia, M.Si
2. Drs Hasan B. Daulay, MS
3. Fitri Electrika Dewi S, STP,M.Sc
Ko-Ass : 1. Monica Simanjuntak
2. Veronicawati Sihotang
Objek Praktikum : IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di
alam. Karbohidrat sering pula disebut sakarida, terbentuk pada proses fotosintesis
sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan CO2 hidrogen,
oksigen dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari
menjadi energi kimiawi dan biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber
energi utama bagi energi metabolisme untuk organisme hidup. Karbohidrat yang
juga merupakan komponen dari unsur-unsur struktur sel dan merupakan bagian
dari asam nukleat. Karbohidrat dengan demikian mempunyai macam kegunaan
finansial. Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton dan turunannya. Karbohidrat dapat dibagi dalam 3 kelompok,
yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi organisme hidup. Tumbuhan merupakan gudang yang
menyimpan karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Disamping dalam
tumbuhan, dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang
merupakan sumber energi yaitu glikogen. Adapun hasil akhir dari proses
pencernaan karbohidrat adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, serta
monosakarida lainnya.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2. Membedakan antara monosakarida dan disakarida
3. Membuktikan adanya polisakarida
4. Membuktikan adanya gula pereduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tiga bahan makanan pokok yang digunakan oleh manusia dan binatang
adalah lemak, protein, dan karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang
mengandung unsur-unsur : C, H, dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh
tumbuhan yaitu kira-kira 75%, di samping itu bagian yang padatpun dari tanama
tanaman tersusun dari zat ini. Dinamakan karbohidrat karena senyawasenyawa
ini sebagai hidrat dari karbon, dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan
O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6,
C12H22O11, sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis
sebagai CnH2nOn atau Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai
sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid (HOCH2-CHOH-CHO) adalah
merupakan induk karbohidrat (Sastrohamidjojo, 2005).
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis,
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. (Winarno, 2002).
Molekul karbohidrat terdiri atas atom karbon, hidrogen, dan oksigen. kata
karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau air. Kalaupun pada
kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata
karbohidrat tetap digunakan disamping nama lain, yaitu sakarida. Ada beberapa
senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat, tetapi bukan
karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida.
Sedangkan formaldehida mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO.
Dengan demikian senyawa karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya
saja, tetapi yang paling penting adalah rumus strukturnya. Karbohidrat yang
berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism
(Winarno, 2002).
Energi yang terkandung dalam karbohidrat pada dasarnya berasal dari
energi matahari. Karbohidrat tidak hanya sebagai amilum atau pati saja, tetapi
terdapat pula sebagai gula. Misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen.
Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada
molekul air (Almatsier, 2010).
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam terapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai
bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain berfungsi sebagai
unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis sempurna
oleh asam atau oleh enzim spesifik terhadap polisakarida menghasilkan
monosakarida atau senyawa turunannya. Polisakarida yang merupakan
karbohidrat kompleks mempunyai sifat kurang larut dalam air dingin. Pemanasan
suspensi pati secara bertahap dapat membentuk larutan koloid dan akhirnya
menjadi pasta (Lehninger,1982).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan,
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul
(Almatsier, 2010).
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan
sifatsifatnya terhadap zatzat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi
menjadi empat kelas pokok, yaitu :

1. Monosakarida ( Gula Sederhana )

Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi


karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai
triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom
karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton
yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).

2. Oligosakarida atau Disakarida ( oligos = sedikit, beberapa )

Oligosakarida atau disakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih


gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida
atau gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh
disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan
bersama sama gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida,
senyawa ini larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut
dalam eter dan pelarut organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan
dua molekul monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda
(Sastrohamidjojo, 2005).

3. Polisakarida

Polisakarida merupakan dimana di dalamnya terikat lebih dari satu gula


sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida. Oligosakarida merupakan
polisakarida yang sederhana di mana mengandung beberapa satuan gula, namun
demikian antara oligosakarida dan polisakarida tak ada batas yang tegas.
Polisakarida meliputi : pati, selulosa, dan dekstrin, merupakan substan yang
amorph sebagian besar tak larut dalam air dan tak berasa mempunyai perumusan
(C6H10O5)n. H2O atau (C5H8O4)n.H2O, dimana n sangat besar. Bila polisakarida
dihidrolisis diperoleh gula gula : C6 atau C5. Gula tebu ( sukrosa ) bila
dihidrolisis menghasilkan dua gugus C6, glukosa, dan fruktosa (Sastrohamidjojo,
2005).

Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus


sampai beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Beberapa di antara polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan,
yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi
sel. Polisakarida lain berfungsi sebagai materi pembangun (penyusun) untuk
struktur yang melindungi sel atau keseluruhan organisme. Arsitektur dan fungsi
suatu polisakarida ditentukan oleh monomer gulanya dan oleh posisi ikatan
glikosidiknya (Campbell, 2002).

4. Glikosida

Glikosida dibedakan dari oligo dan polikosakarida yaitu oleh kenyataan


bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula
oleh ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, 2005).
Bila antar molekul monosakarida, terutama dalam larutan bereaksi atau
molekul monosakarida bereaksi dengan senyawa bukan karbohidrat, maka
terbentuklah senyawa glikosida. Glikosida akan terbentuk bila monosakarida
bereaksi dengan senyawa lain yang memiliki radikal hidroksil tapi bukan
monosakarida (Hawab, 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Sikat tabung reaksi
6. Pengatur waktu

Bahan yang digunakan :

1. Amilum 1%
2. Sukrosa 1%
3. Fruktosa 1%
4. Laktosa 1 %
5. Maltosa 1%
6. Glukosa 1%
7. Arabinosa 1%

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 UJI MOLISCH
1. Memasukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 3 tetes pereaksi molisch.lalu aduk sampai homogen
3. Memiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan dengan hati-hati 1ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
batas antara kedua lapisan.

3.2.2 UJI IODIUM


1. Memasukkan 3 Tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes
2. Menambahkan 10 tetes larutan iodium
3. Mengamati warna spesifik yang terbentuk.

3.2.3 UJI BENEDICT


1. Memasukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
benedict campurkanlah dengan baik.
2. Mendidihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam
penangas air mendidih selama 5 menit
3. Mendinginkan perlahan-lahan.
4. Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Resksi positif ditandai
terbentuknya endapan warna biru kehijauan, kuning, atau merah bata,
tergantung pula kadar gula pereduksi yang ada.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. UJI MOLISH
BAHAN HASIL UJI MOLISCH KARBOHODRAT (+/-)
Amilum 1% Terbentuk cincin ungu muda +
Sukrosa 1% Terbentuk cincin ungu pekat +
Laktosa 1 % Terbentuk cincin Ungu muda +
Maltosa 1% Terbentuk cincin ungu muda +
Fruktosa 1 % Terbentuk cincin ungu pekat +
Glukosa 1 % Terbentuk cincin ungu muda +
Arabinosa 1% Terbentuk cincin ungu muda +

B. UJI IODIUM
BAHAN HASIL UJI MOLISCH KARBOHODRAT(+/-)
Amilum 1% Terbentuk warna coklat
+
kehitaman
Sukrosa 1% Berwarna bening -
Laktosa 1 % Berwarna bening -
Maltosa 1% Bewarna bening -
Fruktosa 1 % Berwana bening -
Glukosa 1 % Berwana bening -
Arabinosa 1% Berwana bening -

C. UJI BENEDICT
BAHAN HASIL UJI MOLISCH KARBOHODRAT(+/-)
Amilum 1% Terbentuk warna biru
+
kehijauan
Sukrosa 1% Terbentuk warna biru
+
kehijauan
Laktosa 1 % Terbentuk warna merah bata +
Maltosa 1% Terbentuk warna merah bata +
Fruktosa 1 % Terbentuk warna merah bata +
Glukosa 1 % Terbentuk warna kuning +
Arabinosa 1% Terbentuk warna merah bata +
BAB V
PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu
bahan larutan uji (amilum, sukrosa, laktosa, maltosa, fruktosa, arabinosa dan
glukosa) melalui beberapa uji, diantaranya uji molisch, uji iodium dan uji
benedict.
Pada uji molisch jika suatu bahan itu positif mengandung karbohidrat maka
akan ditandai dengan terbentunya cincin bewarna ungu pada batas antara kedua
lapisan. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapat data sebagai berikut
untuk uji molisch: Amilum 1% terbentuk cincin ungu muda (+), Sukrosa 1%
terbentuk cincin ungu pekat (+), Laktosa 1 % terbentuk cincin Ungu muda (+),
Maltosa 1% terbentuk cincin ungu muda (+), Fruktosa 1 % terbentuk cincin ungu
pekat (+), Glukosa 1 % terbentuk cincin ungu muda (+), Arabinosa 1% terbentuk
cincin ungu muda (+). Semua bahan (+) mengandung karbohidrat.
Pada uji iodium jika suatu bahan itu positif mengandung karbohidrat maka
akan ditandai dengan terbetuknya warna biru kehijauan, dan dari kelima bahan
hanya satu yang positif mengandung karbohidrat yaitu amilum 1% karena setelah
bahan di tambahkan 10 tetes iodium terbentuk warna coklat kehitaman (+).
Sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa , fruktosa, glukosa, dan arabinosa tetap
berwarna bening berarti tidak mengandung karbohidrat (-).
Pada uji benedict Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna
biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi
yang ada. Untuk uji benedict : semua nya mengandung gula pereduksi (+) karena
berubah warna biru kehijauan, merah bata dan kuning. Amilum timbul endapan
warna biru kehijauan (+),sukrosa timbul endapan warna biru kehijauan (+),
laktosa timbul endapan warna merah bata (+),maltosa timbul endapan warna
merah bata (+), fruktosa timbul endapan warna merah bata (+), glukosa timbul
endapan warna kuning, Arabinosa timbul endapan warna merah bata (+).
Sedangkan dalam literatur, sukrosa bukan jenis gula pereduksi, mungkin terjadi
kesalahan pada saat kami melakukan praktikum, atau kurang teliti. Gula reduksi
adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan
adanya gugus aldehid dan keton bebas. Contoh gula pereduksi adalah glukosa,
maltose, fruktosa, laktosa dll. Sedangkan gula non reduksi adalah sukrosa (team
laboratorium kimia UMM,2008).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Terbentuknya perubahan warna pada uji molisch dan iodium, warna cincin
berwarna ungu pada batas kedua lapisan pada uji molisch dan warna coklat
pada uji iodium.
2. Pada Sukrosa, Laktosa, dan Maltosa adalah monosakarida. Sedangkan,
Galaktosa, Fruktosa, Glukosa, dan Arabinosa adalah disakarida.
3. Dapat dilihat pada uji iodium, apabila terjadi perubahan warna yang spesifik.
4. Gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji benedict, dan semua sampel
merupakan gula pereduksi, kecuali sukrosa.

6.2 Saran
Pada setiap praktikum seharusnya praktikan memperhatikan alat-alat dan
bahan yang akan digunakan,dan setelah praktikum selesai alat-alat yang
digunakan dicuci dengan bersih agar dapat digunakan untuk praktikum
selanjutnya dan lebih berhati-hati dalam menggunakan larutan kimia.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa uji Molisch bukan uji yang spesifik untuk karbohidarat.?


Jawab :
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.
Uji didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat. Membentuk
cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya
cincin di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. Uji molisch tidak
spesifik Karena semua karbohidrat bila ditambahkan asam sulfat pekat akan
bewarna merah-ungu jadi hasil uji molisch tidak spesifik untuk identifikasi
karbohidrat.

2. Pada uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif.? Mengapa ?


Jawab : Pada percobaan yang di lakukan, tidak ada bahan yang menunjukkan
hasil negative, karena mungkin terdapat kesalahan pada saat kami melakukan
praktikum atau kurang teliti. Sebenarnya yang menunjukkan hasil negative
dalam literatur adalah sukrosa karena sukrosa bukan gula pereduksi.

3. Jelaskan uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula
pereduksi.?

Jawab : Untuk uji lain yang dapat digunakan dalam membuktikan adanya gula
pereduksi dari suatu bahan yaitu uji Fehling dan uji Tollens.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Campbell, Neil. A.. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga

Hawab, H.M. 2003. Pengatar Biokimia. Malang : Bayumedia Publishing

Lehninger.1982.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : erlangga.

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC .
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat,
Lemak, dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Team Laboratorium Kimia UMM.2008. Penuntun praktikum biokimia biologi.
Malang : Laboratorium Kimia UMM
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai