Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 7

Kelas B Kesehatan Masyarakat

Sekolah Satu Hari Penuh (Full Day School)


Baru baru ini kemendikbud mengusulkan kebijakan full day school atau sekolah
satu hari penuh. Kebijakan sekolah satu hari penuh adalah program sekolah yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar disekolah selama sehari penuh, dimulai pukul
06.30 sampai 17.00. Jadi, penerapannya adalah belajar formal sampai setengah hari
selebihnya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kalau siswa tetap berada di sekolah, mereka
bisa sambil menyelesaikan tugas sekolah sampai orangtuanya menjemput sepulang kerja.
Setelahnya, siswa bisa pulang bersama orangtua dan selanjutnya aman dibawah pengawasan
orangtua. Agar program ini dapat berjalan lancar harus didukung dengan suasa lingkungan
sekolah yang menyenangkan.

Namun, kebijakan ini banyak menuai berbagai respon, baik pro maupun kontra.
Banyak diantara mereka yang mendukung namun tidak sedikit pula yang menolak. Alasan
mereka mendukung kebijakan ini karena dengan program sekolah sehari penuh maka anak
akan selalu berada dibawah pengawasan guru sehingga mengurangi kegiatan negatif diluar
sekolah. Anak anak juga menjadi lebih kreatif karena mengikuti beragam aktivitas
ekstrakurikuler di sekolah. Selain itu, orang tua juga menjadi lebih tenang meninggalkan anak
ketika bekerja.
Selain itu, kebijakan ini didukung karena waktu sekolah yang lebih panjang membuat
anak-anak bersosialisasi dengan nyaman. Hal ini membuat para guru dapat lebih
memperhatikan kecenderungan anak-anak dalam bersosialisasi. Mereka pun bisa melakukan
evaluasi yang lebih mendalam dan memperbaiki permasalahan dalam bergaul dengan baik.
Dengan demikian, sekolah akan menjadi kegiatan yang menyenangkan saat murid punya
teman-teman akrab.

Sebagian pihak yang kurang setuju berargumen bahwa tingkat konsentrasi setiap anak
berbeda-beda. Bisa dikatakan, jenjang SD masih tergolong anak - anak yang mudah bosan.
Selain itu, jika dilihat dari segi fisik juga kurang baik untuk kesehatan. Siswa masih butuh
istirahat yang cukup di rumah agar konsentrasi juga lebih maksimal.

Lalu, dari segi sosial dan geografis, daerah pelosok nampaknya belum cocok
menjalankan full day school. Kebanyakan orangtua siswa bermata pencaharian sebagai
petani, nelayan, buruh, dan sebagainya. Orangtua pun membutuhkan anaknya untuk
membantu mereka menyelesaikan pekerjaan sepulang sekolah. Misalnya bercocok tanam,
menjahit, dan sebagainya. Membantu ini juga merupakan bagian dari pembentukan
karakter dan meningkatkan kemampuan anak di rumah. Berbeda dengan orangtua di
perkotaan yang sebagian besar adalah pekerja kantoran. Kemungkinan jarang bertemu dan
berinteraksi dengan anak secara langsung akibat kesibukan sangat besar.
Hingga kini, ide full day school ini masih dalam proses pengkajian. Dan
disosialisasikan di berbagai sekolah, mulai pusat hingga ke daerah-daerah sambil melihat
respon masyarakat. Sekali lagi, ini baru gagasan yang dilemparkan ke masyarakat. Masukan
dari masyarakat juga akan menyempurnakan program pendidikan yang akan ditetapkan
nantinya. Jika nanti ditemukan lebih banyak kelemahan, maka program ini tidak akan
dijalankan. Mungkin jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan
dengan baik. Sarana menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas dan sejahtera, serta tidak
Kelompok 7
Kelas B Kesehatan Masyarakat
menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis. Kemudian, kemajuan teknologi pendidikan
pun dapat memaksimalkan fungsi untuk memajukan sekolah ke depannya. Kombinasi antara
fasilitas dan sistem pendidikan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara efektif.
Dengan demikian, label full day school tidak sebatas pada namanya saja. Namun dibuktikan
dengan proses pendidikan yang dikelola sesuai tujuan dan amanah undang-undang.

Kesimpulan :
Untuk saat ini, kebijakan sekolah satu hari penuh atau full day school masih menjadi wacana
karena dilihat dari keuntungan dan kekurangan kebijakan ini masih perlu dikaji oleh
pemerintah. Berbagai respon masyarakat sangat diperlukan agar pemerintah bisa
mendapatkan sebuah kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan di Indonesia.
Mungkin dengan menimbang dan memikirkan perubahan perubahan yang sesuai dengan
keadaan pendidikan, geografis, dan sosial di Indonesia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai