Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKROBA UDARA

http://hendra-biologihamzanwadi.blogspot.co.id/2013/11/makalah-mikroba-
udara.html
MAKALAH MIKROBA UDARA
Sabtu, 23 November 2013 | MUHAMMAD
HENDRA di 05.08 | Label: MAKALAH

MIKROBIOLOGI UDARA
Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah
suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan
partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin di muati
mikroba. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara di tentukan oleh
sumber pencemaran dan dalam lingkungan; misalnya, dari saluran pernapasan
manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu, dalam
tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikanhanya sebentar, dan
dalam inti tetesan, yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil
menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa
meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik,
sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-
bulan, atau lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara di atur oleh
seperangkat rumit keadaan di sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer,
kelembaban, cahaya matahari dan suhu; ukuran partikel yang membawa
mikroorganisme itu; serta cirri-ciri mikroorganismenya terutama kerentanannya
terhadap keadaan fisik atmosfer.
Udara merupakan habitat asli dari microbe tetapi udara di sekeliling kita
sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung bermacam-
macam jenis mikroorganisme dalam jumlah yang beragam. Mikrooganisme yang
paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,jamur, dan mikroalga.
Kehadiran jasad renik dalam udara dalam bentuk vegetatif atau generatif (
umumnya spora ). Kelompok microbe yang paling banyak di temukan sebagai
jasad hidup yang tidak di harapkan kehadiranya di udara, umumnya di sebut
hidup yang tidak di harapkan kehadiranya di udara, umumnya di sebut jasad
kontaminan. Suatu benda atau substrat yang di tubuhinya di nyatakan sebagai
benda atau substrat yang terkontaminasi Jasad
Bakteri: bacillus, staphylococcus, streptococcus, pseudomonas, sarcina, dan
lain sebagainya.
Kapang: Aspergillus, mucor, rhizopus, penicillium, trichoderma, dan lain-
lain
Khamir: candida, saccharomyces, paecylomyces, dan sebagainya banyak
jenis dari cendawa kontamina udara yang bersifat Termofilik, yakni tahan pada
pemanasan tinggi, di atas 80c, katahanan ini bila cendawan tersebut dalam bentuk
sepora. Hal ini terbukti walaupun suatu medium telah disterilkan, tetepi di
dalamnya tumbuh dan berkembang pula bakteri atau jamur yang tidak di harpkan
kehadiranya kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda.
Tinggkat pencemaran di dalam ruangan oleh mikrobe di pengaruhi oleh factor-
faktor seperti laju vantilasi, padatnya orang, sifat, dan taraf nasional kegiatan
orang yang menempati ruangan tersebut. Microbe terhembuskan dalam bentuk
percikan dari hidung dan mulut selama muntah-muntah bersin, batuk, dan
bercakap-cakap. Debu dan permukaan ini sebentar-bentar akan berada dalam
udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut.
Permukaan bumi, yakni daratan dan lautan merupakan sumber mokrobe terbanyak
yang ada dalam atmosper. Angin menimbulkan debu dari tanah, partikel-partikel
dari debu tersebut membawa microbe yang menghuni tanah. Sejumlah besar air
dalam bentuk titik-titk air memasuki atmospir dari permukaan laut, dan kumpulan
air alamiah lainya. Di samping itu, ad alah Table 14.3
Tipe-tipe mikrooragnisme yang di isolasi dari udara bagian atas
Tinggi (feet) bakteri cendawan

Alcaligenes
1.500-4.500 bacillus Aspergillus,Macrosporium,penicillium

Aspergillus
4.500-7.500 bacillus cladosporium

7.500- Sarcina Aspergillus


10.500 bacillus hormodendrum
10.500- Bacillus Aspergillus
13.500 kurthia hormodendrum
13.500- Micrococcus
16.500 bacillus penicillium
A. Kandungan Mikroba di dalam Udara
Meskipun tidak ada mikroorganisme yang mempunyai habitat asli udara, tetapi
udara di sekeliling kita sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi
mengandung berbagai macam jenis mikroba dalam jumlah yang beragam.
1. Udara di dalam Ruangan
Tingkat pencemaran udara di daam ruangan oleh mikroba di pengaruhi oleh
factor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan
orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan
dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan
bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan dari saluran pernapasan
mempunyai ukuran yang beragam dalam mikrometer sampai millimeter. Titik-
titik air yang ukuranya jauh dalam kisaran micrometer yang rendahan tingal dalam
udara sampai beberapa lama tetap yag berukuran besar segera jatuh ke lantai atau
permukaan benda lain. Debu dari permukaaan ini sebentar-bentar akan berada
dalam udara selama berlangsungnya kegiatan daam ruangan tersebut.
2. Udara di Luar (Atmosfer)
Permukaan bumi, yaitu daratan dan lautan merupakan sumber kebanyakan
mikroorganisme yang ada dalam atmosfer. Angin menimbulkan debu dari tanah;
partikel-partikel debu tersebut membawa mikroorganisme yang menghuni tanah.
Sejumlah besar air dalam bentuk titik-titik air memasuki atmosfer dari permukaan
laut, teluk, dan kumpulan air alamiah lainnya. Di samping itu, ada banyak fasilitas
pengolahan industri, pertanian, baik lokal maupun regional mempunyai potensi
menghasilkan arosol berisikan mikroorganisme, beberapa contoh dapat di
kemukakan berikut ini:
a. Penyiraman air irigasi tanaman pertanian atau daerah hutan dengan limbah
air.
b. Pelaksanaan penebahan air skala besar.
c. Seringan trickling-bed di pabrik-pabrik pembersih air.
d. Rumah pemotongan hewan dan peleburan lemak.
Alga, protozoa, khamir, kapang,dan bakteri telah diisolasi dari udara dekat
permukaan bumi. Contoh mengenai jasad-jasad renik yang di jumpai di atmosfer
kota diperlihatkan pada Tabel.

Tipe-tipe bakteri cendawan yang diisolasi dari bagian atas.

Tinggi (meter) Bakteri (genus) Cendawan (genus)


Aspergillus
Alcaligenes Macrosporium
1.500-4.500 bacillus Penicillium
Aspergillus
4.500-7.500 Bacillus Clasdosporium

Sarcina Aspergillus
7.500-10.500 Bacillus Hormodendrum

Bacillus Aspergillus
10.500-13.500 Kurthia Hormodendrum

Micrococcus
13.500-16.500 Bacillus Penicillium
Contoh-contoh udara tersebut diambil dari daerah perindustrian selama jangka
waktu beberapa bulan. Bagian terbanyak dari beberapa mikroflora asal-udara
adalah spora kapang; yang terutama ialah genus Aspergillus. Di antara tipe-tipe
bakteri di dapati bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basilus
Gram positif, kokus Gram positif, dan basilus Gram negatif.
B. Jenis Mikroba Yang Ditemukan Di Udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi
dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme
untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati.
Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka
terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di
tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar
ruangan dan di dalam ruangan.
Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun
Lazaro Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori generatio spontanea.
Tahun 1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan
Spallanzani memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu
daging steril dan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi.
Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan
bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan
kapas khusus untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke
dalam kaldu daging steril. Dia secara mikroskopis menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher
angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam media steril
kecuali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Mikroba Di Udara
Sejumlah faktor intrinsik dan lingkungan mempengaruhi dan distribusi jenis
mikroflora di udara. faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis
mikroorganisme dan juga keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak daripada
sel vegetatif. Hal ini terutama karena sifat spora dorman yang memungkinkan
mereka untuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan,
kurangnya nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet. Demikian pula spora fungi
berlimpah di udara karena spora merupakan alat penyebaran penyebaran fungi.
Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka waktu
mereka untuk tetap melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang lebih
kecil dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap di sana selama jangka
waktu lama. Miselium fungi memiliki ukuran yang lebih besar dan karena itu
tidak dapat bertahan lama di udara. Keadaan suspensi memainkan peran penting
keberadaan mikroorganisme di udara. Semakin kecil suspensi, semakin besar
kemungkinan mereka untuk tetap berada di udara. Biasanya mereka melekat pada
partikel debu dan air liur. Mikroorganisme yang ada dalam partikel debu di udara
hanya hidup untuk waktu yang singkat. Tetesan yang dibuang ke udara melalui
batuk atau bersin juga hanya dapat bertahan di udara untuk waktu singkat. Namun
jika ukuran suspensi menurun, mereka dapat bertahan lama di udara.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu
atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan
kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari
mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E.
colimenunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. Ada
peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -
18 C sampai 49o C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel
influenza, polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur
rendah, 7-24 C. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan
hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang
lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme.
Hampir semua virus mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17 sampai 25%.
Namun, virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 81%. Kemampuan
mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu. Pada semua
temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada RH ekstrem.
Terlepas dari RH, peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan.
Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara.Pada
udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit aliran
udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama. Angin
penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih
jauh. Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi
vertikal mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran
vertikal. Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari
permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan
suhu semakin rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora yang dapat
bertahan dalam kondisi ini, dengan demikian, mikroba yang masih mampu
bertahan pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-bentuk
resisten lainnya. .
D. Jenis dan distribusi mikroba di udara
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup
tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generatif (umumnya spora). Belum ada mikroba yang habitat aslinya di
udara. Pada sub pokok bahasan sebelumnya mikrooganisme di udara dibagi
menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara
di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
Di bawah ini merupakan beberapa jens gambar mikroba yang ada di udara
1. BACILLUS
2. SARCINA
3.PENICILIUM

E. Macam- macam penyakit yang ditularkan melalui udara


Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan
sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi.
Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam akan
berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai menjelang
malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun secara
drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan sangat
cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang
menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh
lainnya.
Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary
tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melinkan hanya
tidur untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh
sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin
progresif maka bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk
rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-
batuk dan memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera
dilakukan tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian pada si
penderita. Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada
orang disekitarnya.
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-
hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari
batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui
debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari
yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit
kronis.
Gejala umum yang sering dirasakan adalah :
a. Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak
bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
b. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria,
atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang
berkeringat di malam hari.
c. Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat
gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia
anak tersebut.
d. Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna
nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan
walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
e. Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.

Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC


TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang
besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda sangatlah
diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang
diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya segera
sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk menyembuhkan,
mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,
Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering
digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin
dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan
untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan
lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan
dan dukungan orang-orang disekitar si penderita.
Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan
petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (612 bulan) berturut-turut tanpa putus
serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan
yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam
mengawasi dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah
diberikan. Jika si penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat
mengakibatkan kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal
terhadap obat tersebut. Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum
waktunya maka, batuk yang sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan
kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk disembuhkan.
Dilakukannya pengobatan selama 69 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis
memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah
terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk
menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase
pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun
pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan. Selain
obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan yang
sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
a. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu
secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali
minum, setiap kali minum 15 30 pil.
b. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 10 gram ditambah tiga
gelas air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap
harinya.

Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan
yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan
untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan
therapy sesuai penyebabnya.
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih
tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan
oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak,
hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat
jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya
tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya:
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
4. Listeria monocytogenes (listeria).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis
adalahStaphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum ditampakkan
oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan
kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari.
Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya
terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah,
sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak
sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran,
muntah dan enggan menyusui.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis
Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita
dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif.
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite,
fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru
akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan
yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan
Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan
pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik
secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan
serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan
kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae danNeisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan
Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau
Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala
yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang
(diazepam) dan lain sebagainya.
Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok
bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau
disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati.
Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan
bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai
macam penyakit.

Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada
unggas dan dapat menyerang manusia. Flu burung terkadang sulit terdeteksi pada
stadium awal, karena gejala klinis penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu
biasa,antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala,
dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini dapat menyerang paru-paru
dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak dilakukan penanganan
segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal dunia.
Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas dan
memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22C dan
lebih dari 30 hari pada 0C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui
saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus
dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran
unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh
saluran napas manusia.
Walaupun secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam beberapa
kasus tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat menyerang
manusia. Upaya pencegahan penularan virus flu burung adalah senantiasa
menjaga sanitasi lingkungan. Pola hidup yang tidak menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan akan mempercepat penyebaran virus ini. Selain itu,
rajinlah mencuci tangan, jangan sembarangan mengorek lubang hidung jika
jemari belum dicuci dengan sabun. Waspadai semua kotoran unggas peliharaan,
kandang, sangkar maupun kotoran burung liar.
Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai
dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan
biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas,
dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniaedan
Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh.
Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak
maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri
berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis)
serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.
Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk. Untuk
itu, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama agar
terhindar dari penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat.
Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke
dokter jika mendapati gejala tersebut di atas.
Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera
lakukan upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari
rumah ke rumah oleh petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan.
Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan masker untuk mencegah masuknya
kuman ketika berada di wilayah endemik pneumonia.
Sars
Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan
berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah
Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang saluran
pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak
penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara itu, di
Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru
ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus
kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).
Sars adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang dialami
penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang penderita
SARS dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan
menggigil, sakit kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh.
Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan
pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar
kemungkinan penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan
kekurangan oksigen dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan
memerlukan napas bantuan mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan).
Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan
adalah sikap waspada agar tidak terjangkit. Beberapa cara yang dapat dilakukan
antara lain:
Mencuci tangan sesering mungkin. Bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak
mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang
menempel di kulit.
Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak
menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu
kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.
Mikroorganisme Udara (Bioaerosol)
Bioaerosol merupakan materi partikulat bakteri yang berasal dari hewan ataupun
tanaman, baik yang bersifat patogenik maupun non patogenik. Partikel bioaerosol
yang tersuspensi di udara memiliki kisaran ukuran sebesar 0,5-30 m (Irianto,
2002). Komponen penyusun udara meliputi bakteri, air, polen, debu, senyawa
organik maupun senyawa anorganik. Mikroorganisme yang paling banyak
memenuhi komponen udara bebas adalah bakteri, jamur dan mikro alga, dalam
bentuk vegetatif atau generatif, umumnya berbentuk spora. Udara bukan
merupakan medium tempat bakteri tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan
partikulat, debu, tetesan air yang semua dapat sebagai tempat tumbuh bakteri
Kandungan udara dalam ruangan akan berbeda dengan luar ruangan. Bakteri
dalam ruangan dipengaruhi oleh laju ventilasi, padatnya orang, taraf kegiatan
orang yang menempati ruangan tersebut. Flora bakteri yang terdapat di udara
bersifat sementara dan beragam (Waluyo, 2005).
Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri,
adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering
ataupun terhembus oleh tiupan angin. Bakteri yang berasal dari udara biasanya
akan menempel pada permukaan tanah, lantai, maupun ruangan. Mikroorganisme
yang berasal dari udara yang terutama mengakibatkan infeksi di rumah sakit
misalnya Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pneumococcus,
Coliform, virus hepatitis, Clostridium sp. (Lay,1992). Bakteri dapat
tersuspensikan sementara dalam bahan partikulat atau terbawa
oleh partikel debu dan tetesan cairan baik yang berukuran besar ataupun kecil.
Jumlah dan tipe bakteri yang mengkontaminsai udara ditentukan oleh sumber
kontaminan, misalnya dari orang yang batuk atau bersin. Organisme yang terbawa
oleh udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer, ada
sebagian yang mati dalam hitungan detik sedangkan yang lain dapat bertahan
Universitas Sumatera Utara5

hidup lama. Ketahanan hidup yang berbeda-beda dari suatu bakteri di udara
ditentukan oleh keadaan lingkungan seperti keadaan atmosfer, kelembaban,
cahaya, suhu, ukuran partikel pembawa mikroorganisme tersebut serta ciri-ciri
mikroorganisme itu sendiri terutama ketahanan terhadap keadaan fisik di
atmosfer. Beberapa metode penangkapan bakteri udara antara lain dengan cara
sedimentasi dan alat penangkap udara (air sampler) (Pelczar, 1988).
Komponen-komponen penyusun bioaerosol diantaranya ialah jamur, virus dan
bakteri. Udara tidak mempunyai flora alami, mikroorganisme tersebut hanya
tinggal sementara mengapung di udara dan terbawa bersama dengan debu. Jumlah
dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi dan jumlah orang yang ada. Tipe-tipe bakteri yang hidup di udara
meliputi bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basil gram positif,
coccus gram positif dan basil gram negatif. Golongan jamur dominan yang bisa
didapati dalam suatu ruang adalah dari genus Trichosporon, Monieliella,
Trichoderma dan Aspergillus, sedangkan golongan bakteri dominan adalah dari
genus Pseudomonas dan Bacillus (Waluyo, 2005).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi biaoaerosol yang menentukan
seberapa baik bagi kesehatan manusia. Faktor-faktor tersebut meliputi kehadiran
dan efisiensi dari alat penyaring udara, desain dan operasi sistem sirkulasi udara,
kesehatan dan kehigenisan dari penghuni ruangan, komponen udara yang bersih
sekitar bangunan, tipe pencahayaan, temperatur, dan kelembapan udara relatif
(Maier, 2005).

Anda mungkin juga menyukai