Anda di halaman 1dari 18

a.

Judul

Kajian keselamatan dan kesehatan kerja pada tambang bawah tanah pt...

b. Latar belakang

Masalah keselamatan da kesehatan kerja (k3) pada industri pertambangan

akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang

industri pertambangan. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya

berbagai persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin

komplek dan telah mengundang perhatian banyak orang. Hal ini terbukti

dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap

pengeloaan dan kehadiran industri pertambangan ditengah-tengah

kehidupan mereka. Munculnya persaingan yang ketat antar industri

pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah keselamatan

dan kesehatan kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam memasuki

pasar dunia.

Keadaan tersebut diatas telah merubah padangan masyarakat khususnya

masyarakat industri pertambangan terhadap pentingnya penerapan

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara sungguh-sungguh

dalam industri pertambangan. Akan tetapi pada kenyataannya memberikan

pengertian keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah mudah apabila ditinjau

dari luasnya ruang lingkup yang harus ditangani dan ragam persoalan yang

ada serta dampak terkait yang dapat menimbulkan kecelakaan akibat dari

suatu kegiatan pertambangan.


Sesuai dengan uraian singkat tersebut, penulis berusaha untuk mengkaji

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan di PT....,

dalam hal ini penulis memilih lokasi penambangan bawah tanah yang

mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

lokasi penambangan terbuka.

c. Tujuan penelitian

A. JUDUL

KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TAMBANG

BAWAH TANAH PT. FREEPORT INDONESIA

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhir-

akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri

pertambangan. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya berbagai

persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin komplek dan telah

mengundang perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang

datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri

pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan yang

ketat antar industri pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam

memasuki pasar dunia.


Keadaan tersebut diatas telah merubah pandangan masyarakat khususnya

masyarakat industri pertambangan terhadap pentingnya penerapan manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara sungguh-sungguh dalam industri

pertambangan. Akan tetapi pada kenyataannya memberikan pengertian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidaklah mudah apabila ditinjau dari luasnya

ruang lingkup yang harus ditangani dan ragam persoalan yang ada serta dampak

terkait yang dapat menimbulkan kecelakaan akibat dari suatu kegiatan

penambangan.

Sesuai dengan uraian singkat tersebut, penulis berusaha untuk mengkaji manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di PT. Freeport Indonesia,

dalam hal ini penulis memilih lokasi penambangan bawah tanah dengan

pertimbangan lokasi penambangan bawah tanah lebih mempunyai tingkat resiko

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan lokasi penambangan di permukaan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan peningkatan resiko Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada Tambang bawah tanah PT. Freepor Indonesia.

2. Menganalisa manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tambang

bawah tanah PT. Freeport Indonesia.

3. Memberikan solusi untuk meningkatkan program manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja pada tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia.

D. PERUMUSAN MASALAH
Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam industri pertambangan sebagai suatu

konsep dan pekerjaan mempunyai tujuan akhir meniadakan kecelakaan dan

sekaligus menekan seminimal mungkin biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari

adanya kecelakaan. Apapun program yang dicanangkan akan bermuara pada tujuan

tersebut. Kecelakaan, bagaimanapun tingkat keparahannya akan tetap merugikan,

tidak hanya bagi yang mengalaminya, namun perusahaan akan menanggung

dampaknya. Kecelakaan, apalagi yang mengakibatkan cacat tetap atau kematian

pasti menyisakan penderitaan bagi sanak keluarganya.

Bagi industri pertambangan, kecelakaan kerja berarti kerugian finansial, moral, dan

citra. Terlebih lagi jika kecelakaan kerja tersebut mempengaruhi nilai sahamnya.

Karena begitu besar pengaruh kecelakaan kerja terhadap citra perusahaan, sehingga

perusahaan-perusahaan tambang harus menyisihkan paling tidak 25 % dari

keuntungan bersihnya untuk dana resiko, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

membayar premi asuransi, kerugian yang tidak diasuransikan, dan usaha-usaha

pencegahan.

Begitu besarnya beaya yang harus dikeluarkan untuk suatu kecelakaan kerja dan

juga dampaknya terhadap citra perusahaan tambang, sehingga usaha pencegahan

merupakan prioritas utama. Studi dan dan penelitian tentang sistem kecelakaan dan

kesehatan kerja tambang menjadi program yang wajib dilakukan. Dan hal yang

tidak bisa ditawar adalah dengan mengikutkan jajaran manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja pada perusahaan tambang tersebut.

E. DASAR TEORI
1. Kerangka Dasar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari proses

manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan

perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut. Alasan ini adalah tepat

mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan

betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang

dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.

Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu industri

sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan pada kenyataan dimana masih

banyak terdapat perusahaan yang berpandangan bahwa penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dalam kegiatannya akan mengurangi perolehan keuntungan

perusahaan. Pandangan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada

hakekatnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja justru akan

melipatgandakan keuntungan melalui pencegahan kecelakaan yang dapat

menimbulkan kerugian dan peningkatan produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan

kiranya apabila suatu industri yang memiliki resiko tinggi seperti industri

pertambangan berpandangan bahwa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan tidak semata-mata

tanggung jawab suatu bagian atau pimpinan perusahaan. Hal ini dimungkinkan

mengingat adanya pernyataan manajemen yang mengidentikkan masalah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu
segala perlakuan terhadap produk tidak dapat dibedakan dengan perlakuan terhadap

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat disusun

sebagai berikut :

a. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini

ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut

industri tersebut.

b. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya,

pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi dan

informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

oleh perusahaan.

c. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan peralatan,

kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi, masyarakat dan lingkungan kerja serta

peraturan pemerintah dapat merupakan masukan kegiatan manajemen dan fungsi

manajemen.

Dengan melandaskan pada kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah melakukan pencegahan kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan

merealisasikan setiap fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang

dibatasi oleh sumber atau masukan yang dimiliki.


2. Konsep Sebab Kecelakaan

Sebab kecelakaan merupakan landasan dari manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, karena usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja diarahkan untuk

mengendalikan sebab terjadinya kecelakaan. Untuk dapat memahami dengan baik

tentang konsep sebab kecelakaan kerja maka manajemen dituntut memahami

sumber penyebab terjadinya kecelakaan.

Dalam kaitannya dengan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebab

kecelakaan dapat bersumber dari empat kelompok besar, yaitu :

a. Faktor Lingkungan

Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik ditempat kerja yang meliputi :

- Keadaan lingkungan kerja

- Kondisi proses produksi

- Proses Produksi

b. Faktor Alat Kerja

Dimana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan bangunan tempat kerja

yang salah dirancang atau salah pada saat pembuatan serta terjadinya kerusakan-

kerusakan yang diakibatkan oleh salah rancang. Selain itu kecelakaan juga bisa

disebabkan oleh bahan baku produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan, kesalahan dalam penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan.

c. Faktor Manusia

Faktor ini berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia didalam melakukan

pekerjaan, meliputi :
- Kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kerjanya maupun dalam

bidang keselamatan kerja.

- Kurang mampu secara fisik (karena cacat atau kondisi yang lemah) atau secara

mental.

- Kurang motifasi kerja dan kurang kesadaran akan keselamatan kerja.

- Tidak memahami dan menaati prosedur kerja secara aman.

Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya sendiri yang sebagian besar

disebabkan tidak menaati prosedur kerja.

d. Kelemahan Sistem Manajemen

Faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pucuk

pimpinan untuk menyadari peran pentingnya masalah Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, meliputi :

- Sikap manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di tempat kerja.

- Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab dan

pelimpahan wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara jelas.

- Sistem dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak tegas.

- Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat

diandalkan.

- Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kuang baik.

- Tidak adanya monitoring terhadap sistem produksi.

Kelemahan Sistem manajemen ini mempunyai peranan yang sangat besar sbagai

penyebab kecelakaan, karena sistem manajemenlah yang mengatur ketiga unsur


produksi (manusia, peralatan, dan tempat kerja). Ketimpangan yang terjadi pada

sistem manajemen akan menimbulkan ketimpangan pada ketiga unsur sistem

produksi yang lain. Sehingga sering dikatakan bahwa kecelakaan merupakan

manifestasi dari adanya kesalahan manajemen dalam sistem manajemen yang

menjadi penyebab timbulnya masalah dalam proses produksi.

3. Konsep Akibat Kecelakaan

Pengertian terjadinya kecelakaan sering dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan,

untuk memahami dengan baik tentang kecelakaan maka hal yang harus

dipertimbangkan adalah konsepsi akibat yang ditimbulkan.

Didalam penerapannya, para manager harus bepandangan bahwa suatu kejadian

yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan tidak hanya terbatas pada keadaan

didalam lingkungan pengolahan saja,akan tetapi lingkungan luar pengolahan juga

harus dipertimbangkan. Karena pada dasarnya kejadian di dalam berdampak negatif

terhadap lingkungan luar.

Demikiian pula terhadap pengertian kecelakaan tersebut tidak harus selalu

dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan atau kerugian yang dialami. Maksud

pengertian ini menekankan bahwa suatu kejadian baru dikatakan kecelakaan

apabila mengakibatkan cedera, korban jiwa, penyakit akibat kerja atau kerugian-

kerugian lainnya.

4. Prinsip Pencegahan Kecelakaan


Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah Keselamatan dan

Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat

kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan mengurangi akibat kecelakaan.

Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu kecelakaan terjadi bila adanya

bahaya tidak dapat terkendali dan penanganan bahaya akan lebih mudah bila

dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap akibat yang terjadi dapat

ditekan seminimal mungkin.

Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan tersebut maka fungsi dasar manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan penting terhadap upaya

pengenalian kecelakaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

5. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di industri Pertambangan

Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang didasarkan pada prinsip

close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga tuntas. Secanggih apapun

program yang ditawarkan, jikalau berhenti di tengah jalan dan tidak diikuti dengan

tindak lanjut yang nyata tentu tidak memiliki arti. Baik Internationa Loss Control

Institute (ILCI) maupun National Occupational Safety Association (NOSA)

menyebutkan bahwa sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Identifikasi Bahaya (Identification Hazzard)

Adalah tidak sama bahaya di lingkungan kerja satu dengan yang lain. Untuk

program yang umum dijumpai di industri pertambangan dalam kaitannya dengan

prinsip ini antara lain :


- Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard Recognition and awareness

Program)

- Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia ( Hazard Communication

and Chemical Inventory Program)

- Program Pemantauan Higiena Perusahaan

- Program Percontoh (Sampling Program)

- STOP Program

- Program Penilaian Resiko (Risk Assesment Program)

- Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)

- Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline Audit)

b. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set Standart of

Performance and Measurement)

Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat standart, prosedur

atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi bahaya yang telah diketahui. Dalam

penyusunan prosedur ini sebaiknya melibatkan semua tingkatan managemen dan

pelaksana di lapangan.

- Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja, Prosedur dengan tolok ukur

standart institusi international, pemerintah dan pabrik.

- Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur Review)

- Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)

- Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja (Safety Accountability

Program)

- Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety Meeting Program)


c. Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of Accountability

Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan untuk masing-

masing tingkatan manajemen. Program yang sering dijumpai berkaitan dengan

langkah ini adalah :

- Program Standarisasi Penugasan (Assignment Standardization Program )

- Program Standarisasi Pertanggunggugatan (Accountability Standardisation

Program)

- Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description Evaluation Program)

- Program KRA-KPI

d. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance

against Standard)

Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai terhadap

standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal dalam langkah ini

adalah :

- Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal & External Safety Audit)

- Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)

- Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)

- NOSA Five Starrs Grading Audit

- Housekeeping Evaluation

e. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)

Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan dari

peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku. Contoh program

dalam langkah ini antara lain:


- Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)

- Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )

- Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)

- Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)

- Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan

- Audit Follow up

f. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and

Deficiencies )

Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :

- Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)

- Program Koreksi Tuntas (Correction Close The Loop Program)

- Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager Meeting)

- Audit Tindak Lanjut Oleh Manajemen (Audit Follow Up By Management)

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pengumpulan Data

Merupakan proses pengambilan data dari berbagai sumber yang akan digunakan

dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Data-data yang akan diambil antara lain :

a. Sistem Penambangan yang diterapkan

b. Kondisi Front kerja dan lingkungan sekitar

c. Program keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Freeport Indonesia.

d. Besar angka kekerapan kecelakaan.

e. Proses terjadinya kecelakaan.


f. Mencatat kejadian yang terjadi dan wawancara seperlunya.

2. Urutan Penelitian

a. Studi Literatur

Mempelajari literatur yang menunjang yang dapat diperoleh dari :

- Instansi yang terkait dengan permasalahan

- Perpustakaan

- Brosur-brosur

- Peta, grafik,tabel dan lain-lain

b. Pengamatan di Lapangan

Pengamatan di lapangan dilakukan untuk memperoleh pengertian dan gambaran

kondisi kerja dan lingkungan sekitar, serta hal-hal yang berpengaruh terhadap

program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Pengumpulan Data

Pelaksanaan untuk memperoleh data yang diperlukan dari berbagai sumber dalam

penyusunan Tugas Akhir.

d. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan usaha untuk menyusun dan mengolah data. Data yang

terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kegunaannya.

e. Analisa Hasil Pengolahan Data

f. Kesimpulan

G. RENCANA DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penelitian

C. Identifikasi Masalah

D. Pembatasan Masalah

E. Pemecahan Masalah

F. Hasil Yang Diharapkan

II. TINJAUAN UMUM

A. Lokasi Penelitian

B. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Freeport Indonesia.

C. Program Keselamatan Kerja di PT. Freeport Indonesia

III. DASAR TEORI


A. Kerangka Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

B. Konsepsi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

C. Pengenalan Bahaya

D. Prinsip Pengendalian bahaya

IV. KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. FREEPORT

INDONESIA

A. Permasalahan Dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT.

Freeport Indonesia

B. Statistik Kecelakaan

C. Penyebab dan Faktor-faktor Pendukung Terjadinya peningkatan Kekerapan

Kecelakaan Kerja.

D. Kelemahan Dalam Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di

PT. Freeport Indonesia

V. PEMBAHASAN

A. Sistem Keselamatan Kerja dan Metode Analisa Keselamatan Kerja

B. Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Seluruh

Departemen

C. Peningkatan Efektifitas Pengidentifikasian Bahaya


VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

H. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Roger L. Brauer, safety and health for Engineers, Van Nonstrand Reinhold,

New York, 1994

2. Sumamur P.K, Dr. Msc,Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,

Gunung Agung, Jakarta, 1981.

3. John V Crimaldi, Rollin H. Simonds, Safety Management, Fifth Edition,

ASSE, Illinois,1993.

Anda mungkin juga menyukai