Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENULISAN ILMIAH

TENTANG
PENELUSURAN PUSTAKA

OLEH:
WINDA SUSANTI 1511216003
DWI NOVELA MITA 1511216017
DEWI WAHYUNI 1511216030
SYAFIRA SALSABILA RYANTONO 1511216031
FAUZIYAH ILHAMY 1511216034
RILYA DESPRIYENTI 1511216038
YULIA SOFIANI 1511216039

Dosen Pengampu:
Dr. dr. Fauziah Elytha, M.Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
Penelusuran Pustaka. Penyusunan makalah ini diajukan ke Fakultas Kesehatan
Masyarakat sebagai pemenuhan syarat untuk melaksanakan tugas makalah Mata
Kuliah Penulisan Ilmiah.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Penulisan Ilmiah yang
telah memberikan materi dalam pembelajaran sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran agar penyusun dapat
mengoreksi kekurangan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutama bagi tim penyusun.

Padang, September 2016

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Manfaat .............................................................................................................. 1

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 2

2.1 Sistem Informasi ................................................................................................ 2

2.2 Sumber-Sumber Informasi ................................................................................. 3

2.3 Tujuan Penelusuran Pustaka .............................................................................. 4

2.4 Sistem Klasifikasi Pustaka ................................................................................. 6

2.4.1 Cara Penggunaan ......................................................................................... 7

2.5 Langkah dan Cara Penelusuran .......................................................................... 7

2.5.1 Langkah Penelusuran .................................................................................. 7

2.5.2 Cara Penelusuran ......................................................................................... 7

2.6 Sistem Layanan Perpustakaan ............................................................................ 9

BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persiapan seorang ilmuwan sebelum memulai karya tulis dan publikasi
ilmiahnya adalah dengan menggali kepustakaan atau bacaan yang akan mendasari
penelaahannya. Penelusuran pustaka sebagai langkah awal suatu penelitian amat
penting, karena dapat menghindari adanya duplikasi kegiatan atau tulisan. Tindakan
ini juga memungkinkan penulis mengetahui cara atau metoda yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan.
Pada dasarnya segala bahan yang menjadi kepustakaan adalah informasi yang
tercipta karena adanya niat atau hasrat ilmuwan untuk mengadakan hubungan dengan
rekan seprofesinya atau khalayak umum. Inilah dorongan yang akan membuahkan
upaya para ilmuwan untuk menulis karangan ilmiah. Sesuai dengan sifat ilmu
pengetahuan yang terus berkembang, seorang ilmuwan hendaknya selalu
menyegarkan diri dengan berbagai bacaan dalam bidang yang diminatinya, dengan
cara membaca berbagai majalah ilmiah yang terkait. Hanya dengan cara inilah ia
akan menguasai bidang ilmu yang dikembangkannya.

1.2 Manfaat
1.2.1 Mengetahui konsep sistem informasi
1.2.2 Mengetahui sumber-sumber informasi
1.2.3 Mengetahui tujuan penelusuran pustaka
1.2.4 Mengetahui sistem klasifikasi pustaka
1.2.5 Mengetahui langkah dan cara penelusuran
1.2.6 Mengetahui sistem layanan perpustakaan

1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi


Informasi merupakan segala sesuatu yang dapat mengurangi adanya
ketidakpastian atau ketidaktentuan, karena itu dapat pula mengurangi jumlah
kemungkinan dalam satu situasi. Semua informasi yang begitu beragam dan
jumlahnya sangat banyak itu diperoleh melalui suatu sarana yaitu perpustakaan. Jadi,
perpustakaan dapat disebut sebagai unit kerja yang melaksanakan penyiapan,
penyediaan, dan pelayanan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan
pendidikan, penerangan, perencanaan, pengambilan keputusan, tempat rekreasi dan
kebudayaan.
Koleksi informasi yang didapat pada perpustakaan bisa berupa Media Cetak,
seperti berbagai buku teks, majalah, Koran, dsb. Selain itu bisa pula berbentuk Media
Dengar-Pandang, seperti film tayangan, foto, pita rekaman, film bingkai, video, dll.
Dengan demikian dalam informasi ilmiah tercakup setiap keterangan mengenai
kegiatan ilmuwan yang menyangkut buah pikiran, pengalaman, serta pelaksanaan
kegiatannya.
Dalam sistem informasi terkandung unusur-unsur pemberi, pengelola, serta
penerima informasi. Pemberi atau sumber informasi terdiri antara lain dari manusia,
perpustakaan, literatur, jasa informasi, jasa penelusuran aktif. Pengunjung
perpustakaan sebagai pihak penerima informasi kadang-kadang menghadapi
beberapa kendala, seperti tidak adanya persiapan, tidak mengetahui apa saja fasilitas
yang tersedia, dan/atau tidak memiliki pengalaman. Itulah sebabnya seorang penelisir
hendaknya mempunyai bekal-bekal berikut ini:
1. Memiliki daya imajinasi mengenai topik dan masalah yang akan
dikembangkannya.
2. Memiliki sikap suka menerima gagasan baru yang sebelumnya mungkin
tidak atau belum diketahuinya.
3. Mampu secara teratur mencatat informasi yang dibutuhkan dan
ditelusurinya
4. Punya ketekunan dalam upaya mencari informasi yang relevan dengan
masalah yang ingin dikemukakan dan dipecahkannya

2
3

5. Bersikap tegas dalam memilih informasi yang bermanfaat untuk


penelitiannya
2.2 Sumber-Sumber Informasi
Informasi bisa diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
1. Manusia
Sebagai sumber, manusia dapat dimintai informasi secara tertulis atau
lisan. Bila secara tertulis dan langsung, bisa dimintai dengan menulis
surat, sedangkan bila tidak langsung, melalui pembacaan karya tulisnya.
Secara lisan, seseorang bisa dimintai informasi dengan langsung
menghubunginya, baik melalui diskusi secara pribadi atau dalam acara
diskusi, ceramah, panel, dsb.
2. Organisasi
Sebagai sumber informasi, organisasi ini biasanya bekerja sebagai badan
atau lembaga yang mengkhususkan diri dalam bidang terakit.
3. Literature (kepustakaan)
Sumber informasi ini biasanya diperoleh melalui publikasi media cetak
yang terbaca dengan jelas (legible), atau bentuk mikro yang macamnya
sangat majemuk.
4. Jasa Informasi
Dengan berkembang pesatnya era informasi, sumber ini member peluang
untuk memberikan pelayanan informasi yang tingkatnya global.
Demikian terbukanya dunia informasi sekarang, sehingga orang sering
berkata bahwa dunia sudah makin berkerut.
Sumber informasi ilmiah dapat pula diklasifikasikan menjadi:
1. Informasi Primer
Informasi primer merupakan yang pertama kali diterbitkan, contoh
laporan penelitian, tesis, dan disertasi. Jenis informasi ini ditulis oleh
orang yang pertama kali mengalami, melakukan, atau menelitinya, karena
itu datanya dinggap lebih akurat, dan penting bagi ilmuwan lainnya
sebagai sumber informasi.
2. Informasi Sekunder
Jenis ini biasanya berupa petunjuk untuk sumber informasi primer, dan
merupakan rangkuman atau tafsiran dan literature primer dan ditulis
bukan oleh penelitinya. Itulah sebabnya, informasi seperti ini dianggap
4

kurang akurat karena adanya kemungkinan salah atau beda tafsir antara
peneliti dengan perangkumnya. Termasuk dalam golongan informasi ini,
umpamanya katalog perpustakaan, daftar buku, katalog penerbitan,
majalah sari & indeks, tinjauan artikel.
3. Informasi Tersier
Jenis ini merupakan kumpulan informasi yang tidak lagi dianggap sebagai
pengetahuan yang baru bagi ilmuwan, dan biasanya merupakan petunjuk
untuk sumber primer dan sekunder. Sebagai contoh kelompok ini adalah
tinjauan literature, kamus, ensiklopedia.
4. Informasi Lainnya
Dapat digolongkan ke dalam jenis informasi ini adalah:
Paten, yang merupakan sumber informasi dengan nilai khusus, karena
memberikan jalan keluar baru yang dapat dipakai untuk keperluan dan
tujuan praktis.
Standar Nasional atau Internasional, yang mengandung informasi
mengenai sifat-sifat dan kualitas hasil teknologi, metoda perlakuan,
metoda penelitian dan pengukuran.
2.3 Tujuan Penelusuran Pustaka
Kajian kepustakaan bertujuan untuk menemukan data atau informasi ilmiah
sedemikian rupa sehingga secara induktif dapat dihasilkan dan digambarkan
kerangka rasional/teori/konsep, lalu dapat dirumuskan masalah penelitian terperinci
atau khusus. Penelusuran pustaka (informasi) mempunyai berbagai tujuan, antara
lain:
1. Memenuhi rasa ingin tahu dari seorang ilmuwan mengenai suatu hal yang
mungkin menarik perhatian dan minatnya. Hal ini akan dijumpainya
melalui penelusuran pustaka di perpustakaan.
2. Membutuhkan bahan untuk pengajaran dan pendidikan, biasanya
dilakukan mereka yang kebetulan menjadi staf pengajar atau guru.
3. Kebutuhan untuk mengutip suatu sitasi untuk pembuatan karya ilmiah
yang sedang disusun.
4. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
5. Merencanakan penelitian dan pengembangan dalam salah satu masalah
6. Mendukung perencanaan dan pengembangan dalam suatu bidang
pekerjaan.
5

7. Memecahkan masalah yang sedang dihadapi.


8. Memperkecil duplikasi kerja, karena dengan menggali kepustakaan kita
dapat mengetahui apa yang sudah dan apa pula yang belum dikerjakan
orang lain. Dengan demikian akan terjadi pula penghematan waktu dan
biaya.
Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif deskriptif atau kualitatif, tujuan
dari kajian kepustakaan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi secara rinci segala sesuatu tentang situasi masalah dari
berbagai sumber kepustakaan termasuk hasil penelitian.
2. Mensintesis karakteristik atau data lain dari situasi masalah untuk
menggambarkan apa yang dinamakan kerangka operasional. Dengan
demikian, kerangka operasional menggambarkan situasi masalah dari segi
karakteristiknya atau hal-hal lain.
3. Merumuskan masalah penelitian khusus dalam bentuk kalimat pertanyaan
yang berisi distribusi karakteristik atau hal-hal lain dari situasi masalah
yang dapat diteliti, yang berarti data yang bersangkutan tersedia di tempat
penelitian.
Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif analitis, tujuan dari tinjauan
kepustakaan adalah untuk:
1. Mengidentifikasi secara rinci segala sesuatu yang relevan dengan situasi
masalah dari berbagai sumber kepustakaan termasuk hasil penelitian.
2. Mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor yang relevan dengan
situasi masalah dari berbagai sumber kepustakaan termasuk hasil
penelitian.
3. Mensintesis hubungan hipotesis antara faktor-faktor seperti tersebut
dalam butir yang relevan dengan situasi masalah seperti tersebut pada
butir yang digambarkan dalam kerangka teori.
4. Menggambarkan kerangka konsep yang merupakan hubungan hipotesis
antara variabel independen dengan variabel dependen.
5. Merumuskan masalah penelitian khusus dalam bentuk kalimat pertanyaan
yang menggambarkan hubungan hipotesis antara variabel independen dan
variabel dependen yang dapat diteliti.
6

2.4 Sistem Klasifikasi Pustaka


Begitu banyaknya pustaka yang ada di dalam suatu perpustakaan bisa
menjadi semacam dampak negatif bagi para pengguna perpustakaan yang akan
menelusuri bahan-bahan yang dibutuhkannya untuk penelitian atau penulisan ilmiah.
Mengingat hal ini, maka perlu suatu sistem yang dapat mempermudah serta
menyederhanakan kerja setiap orang yang akan menjadi pengguna perpustakaan.
Sampai saat ini ada beberapa sistem yang dikenal dan dipakai, umpamanya DDC
(Dewey decimal classification), UDC (Universal decimal classification), LCC
(Library of congress classification), CMC (Cunningham medical classification),
serta NLMC (National Library of medical classification)
Salah satu sistem klasifikasi pustaka yang telah digunakan adalah sistem
klasifikasi persepuluhan dewey (Dewey decimal Classification) yang telah
dikembangkan oleh Nelvil Dewey (1851 1932). Sistem ini membagi pustaka
menurut subyek, jenis, dan isi yang terdiri dari:
1. Pustaka dibagi menjadi 10 kelas, dengan digit 1
2. Kelas dibagi dalam 10 divisi, dengan digit 2
3. Divisi dibagi dalam 10 seksi, dengan digit 3
Tujuan penggunaan sistem klasifikasi persepuluhan Dewey ini adalah:
1. Memperoleh cara praktis menyusun buku-buku pada rak perpustakaan
2. Memudahkan buku dicari bila mau dibaca, dan mudah pula dikembalikan
ke tempat semula sesudah dibaca
3. Mengumpulkan buku dengan subyek serupa/sama di satu rak atau lemari
Klasifikasi pustaka menurut Dewey adalah sebagai berikut:
000 Karya umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu pengetahuan sosial
400 Bahasa
500 ilmu pengetahuan murni
600 Teknologi (I.P Terapan )
700 Seni
800 sastra
900 Biografi dan sejarah
7

2.4.1 Cara Penggunaan


Dengan adanya klasifikasi persepuluhan ini, sseseorang dapat mencari
pustaka yang diinginkannya dengan sistematis yaitu melalui tiga macam katalog
berikut ini:
1. Katalog menurut subyek
Carilah dikotak kartu subyek, subyek yang akan dicari yang disusun
menurut abjad sesuai disiplin ilmu, misalnya kelompok kartu-kartu
prosthodontics yang disusun sesuai abjad nama pengarang.
2. Katalog menurut nama pengarang
Carilah di kotak kartu nama penagarang yang juga disusun sesuai alfabet
dan disusul judul buku/tulisan yang dikarang oleh yang bersangkutan
3. Katalog menurut judul karangan
Carilah di kotak kartu nama judul karangan yang disusun secara alfabetis
disusul nama pengarang
2.5 Langkah dan Cara Penelusuran
2.5.1 Langkah Penelusuran
Supaya dapat mencapai hasil yang optimal seseorang yang akan melakukan
penelusuran hendaknya mengikuti tahap-tahap penelusuran berikut ini :
1. Tentukan lebih dahulu informasi yang dibutuhkan dan dilengkapi dengan
kata-kata kunci yang lengkap
2. Tentukan batas-batas penelusuran, seperti batasan bahasa, geografi,
waktu, dan jenis dokumen yang di inginkan
3. Pilih sumber informasi yang sesuai, misalnya buku, monografi, laporan
penelitian.
4. Catat selengkapnya sitasi bibliografi yang ditemukan melalui penelusuran
yang baru dilakukan.
5. Melokasi informasi di perpustakaan. Bila dari penelusuran ada artikel
lengkap yang perlu dicari, maka lokasi dimana bahan tersebut disimpan
dapat dicari melalui penggunaan katalog.
2.5.2 Cara Penelusuran
Secara teknis dikenal sedikitnya 9 cara penelusuran pustaka:
1. Melalui katalog perpustakaan yang dapat ditelusuri berdasarkan subyek,
nama penulis, atau judul karangan. Cara ini mempunyai kelemahan,
karena yang akan dijumpai biasanya karangan-karangan terbitan
8

beberapa tahun yang lalu dan yang ada di perpustakaan yang


bersangkutan saja. Karya-karya terkait mungkin tidak ditemukan.
2. Membaca karya ilmiah yang mendekati atau dianggap berhubungan
dengan subyek yang dipilih dan kalau perlu melihat bibliografi karya
tersebut. Dari daftar ini bisa diketahui bebrapa tulisan lain yang dipakai
sebagai penunjang karya tadi. Dengan memakai cara ini biasanya kita
tidak menjumpai karya-karya yang bersangkutan dengan topik yang
dipilih, tetapi yang isinya berlawanan. Sebab, pustaka penunjang karya
ilmiah pasti dipilih yang sifatnya menyokong.
3. Daftar isi buku/makalah dengan menelusuri bab-bab yang terkait atau
relevan atau melalui daftar pustaka pada buku atau karangan yang
bersangkutan untuk suatu upaya penelusuran lebih lanjut.
4. Daftar isi majalah, dengan melihat daftar isi majalah yang biasanya untuk
setiap volume disusun sendiri atau pada nomor yang bersangkutan.
5. Indeks atau penjurus dalam buku ilmiah yang dibuat sesuai kaidah
biasanya memuat indeks topik yang dimuat dalam buku. Cara ini lebih
baik dibanding cara-cara tersebut di atas, karena lebih sistematis dan
efisien.
6. Kumpulan abstrak yang bisa dijumpai berupa buku atau majalah, seperti
Dental Abstrak, Current Contents, dan sebagainya. Sejalan dengan
penggunaan Indeks, kumpulan abstrak memuat intisari dari buku atau
pelbagai artikel. Dari sini, bisa ditetapkan apakah artikel yang
bersangkutan berkaitan dan relevan dengan topik masalah yang akan
diteliti atau ditulis, tanpa harus membaca karangan lengkapnya atau buku
aslinya.
7. Jasa pelayanan info aktif biasanya melayani pencarian pustaka atau entri
melalui perpustakaan fakultas/ universitas atau Pusat Dokumentasi
Ilmiah nasional LIPI dan sebagainya.
8. Buku indeks, seperti Index Medicus, Index to Dental Literature.
Buku-buku indeks dapat digunalkan sebagai langkah awal untuk
penelusuran kepustakaan untuk suatu topik tertentu. Sebagaimana
diketahui, indeks adalah kumpulan dan susunan artikel majalah yag
jumlahnya ribuan itu, tersebar di beberapa negara,dan ditulis untuk suatu
kurun waktu tertentu dari berbagai cabang ilmu. Index Medicus adalah
9

suatu indeks karangan ilmiah yang diterbitkan dalam majalah-majalah


ilmiah kedokteran dan kesehatan yang meliputi bidang klinis maupun
preklinis, serta kesehatan masyarakat. Diterbitkan sebulan sekali oleh
NLM (National Library of Medicine), Index Medicus juga diterbitkan
kumulasinya setiap tahun, yang dikenal sebagai Cummulated Index
Medicus. Memuat sitasi dari sekitar 2700 jurnal biomedik, indeks ini
terbagi atas 2 bagian besar yaitu menurut subyek dan nama pengarang.
Secara singkat, cara penggunaan indeks ini adalah sebagai berikut:
a. Cari istilah atau subyek yang tepat untuk topik yang dicari.
b. Cari istilah apa yang dipergunakan oleh MeSH (Medical Subject
Heading).
c. Dari bagian subyek Index Medicus telusuri tajuk yang disusun secara
abjad, sampai pada istilah yang dimaksud, maka akan diperoleh karangan-
karangan ilmiah yang dibutuhkan.
9. Sarana elektronika super canggih, seperti CD ROM, Internet dan
sebagainya
2.6 Sistem Layanan Perpustakaan
Layanan yang biasanya diberikan suatu perpustakaan bisa 2 macam.
1. Sistem Tertutup
Pemakai tidak dibenarkan mengambil sendiri buku dari rak. Pengambilan
dilakukan oleh petugas, setelah menerima permintaan pemakai. Pemakai
meminta bacaan yang dibutuhkannya melalui katalog.
2. Sistem Terbuka
Pemakai dapat langsung mencari sendiri bahan yang dibutuhkannya.
Sistem ini sangat menunjang minat baca pengunjung perpustakaan,
karena ia dapat langsung melihat-lihat dan membaca semua bahan yang
ada. Dengan cara ini kemungkinan memperoleh bahan baru jadi sangat
besar. Keburukan sistem ini adalah kemungkinan kacaunya susunan rak
buku di rak karena tidak dikembalikan ke tempatnya semula. Akibatnya,
pemakai berikutnya jadi sulit mendapatkan buku atau majalah tadi.
Dalam penelususran pustaka ada pula disebut jasa penelusuran aktif, dimana
pihak pengelola aktif menelusuri literatur atas permintaan ilmuwan, sedangkan jasa
informasi pasif, pihak ilmuwan sendirilah yang menelusuri literatur yang sudah
disediakan oleh pengelola.
10

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perpustakaan dapat disebut sebagai unit kerja yang melaksanakan penyiapan,
penyediaan, dan pelayanan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan
pendidikan, penerangan, perencanaan, pengambilan keputusan, tempat rekreasi dan
kebudayaan. Pemberi atau sumber informasi terdiri antara lain dari manusia,
perpustakaan, literatur, jasa informasi, jasa penelusuran aktif. Sumber informasi
ilmiah dapat pula diklasifikasikan menjadi informasi primer, informasi sekunder,
informasi tersier dan informasi lainnya.
Penelusuran pustaka (informasi) mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1. Memenuhi rasa ingin tahu dari seorang ilmuwan
2. Membutuhkan bahan untuk pengajaran dan pendidikan.
3. Kebutuhan untuk mengutip suatu sitasi untuk pembuatan karya ilmiah
yang sedang disusun.
4. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
5. Merencanakan penelitian dan pengembangan dalam salah satu masalah.
6. Mendukung perencanaan dan pengembangan dalam suatu bidang
pekerjaan.
7. Memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
8. Memperkecil duplikasi kerja.
3.2 Saran
Tim penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila terdapat suatu kesalahan kami berharap kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

A.G Haryanto, et al. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta:
EGC. 2000
Lapau B. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia (diakses
dari google book)

Anda mungkin juga menyukai