Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Syariah

Dosen : Muhamad SE. MM.


muh_syariah@yahoo.com

Rekontruksi Kerangka Dasar Konseptual Untuk Akuntansi dan


Pelaporan Keuangan Syariah 2

Tujuan laporan keuangan syariah


Tujuan akuntansi syariah
Asumsi dasar
Laporan keuangan syariah
Standard akuntansi keuangan syariah
Kerangka Konseptual Akuntansi Syariah

Kerangka konseptual akuntansi syariah juga dibangun dari tujuan yang


pada akhirnya digunakan untuk merumuskan teknik akuntansi. Adnan (2005: 70)
merumuskan kerangka konseptual akuntansi syariah pada gambar 2 berikut.

Kerangka Konseptual Akuntansi Syariah

Syariah

Moral Sosial Ekonomi Politik


Akuntansi Syariah
Teknik:
1. Pengukuran

2. Penyingkapan

Manusia:
Pemegang Kuasa+ Pelaksana

Dasar: Moralitas/ etika berdasarkan hukum Tuhan

Sumber,: Adnan, M. Akhyar. 2005. Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan


Tantangfannya. Halaman 70
Tujuan dari akuntansi syariah menurut Adnan ada dua hal. (1) membantu
mencapai keadilan sosio- ekonomi (Al Falah) dan (2) mengenal sepenuhnya
kewajiban kepada Tuhan, masyarakat, individu sehubungan dengan pihak- pihak
yang terkait pada aktivitas ekonomi yaitu akuntan, auditor, manajer, pemilik,
pemerintah dsb sebagai bentuk ibadah.
Selanjutnya manusia yang diberi amanah sebagai pemegang kuasa
melaksanakan aktivitas dengan moralitas dan etika yaitu: taqwa, kebenaran dan
pertanggungjawaban. Teknik juga dirumuskan dari tujuan akuntansi syariah
dengan dua komponennya yaitu pengukuran dan penyingkapan. Pada
komponen pengukuran dibahas kepentingan- kepentingan untuk tujuan zakat,
penentuan dan distribusi laba serta pembayaran pajak. Sedangkan di komponen
penyingkapan dijelaskan tentang pentingnya pemenuhan tugas dan kewajiban
sesuai syariah: harus halal, bebas riba dan penilaian zakat sesuai aturan yang
ditetapkan Alloh SWT berdasarkan Al Quran dan Hadits.
Tujuan laporan keuangan syariah

Menyediakan informasi yg menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan


posisi keuangan suatu entitas syariah yg bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan lainnya adalah :


meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam setiap transaksi dan
kegiatan usaha.
informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset,
kewajiban, pendapoatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila
ada yg dalam perolehan dan penggunaannya.
informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keunmtungan yg layak
informasi mengenai keuntungan investasi yg di peroleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer dan inform,asi mengenai pemenuhan kewajiban.
(obligation) fungsi social entitas syariah. Termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat, infak, sedekah dan wakaf.

Tujuan akuntansi syariah

Segala aturan yg diturunkan ALLAH SWT dalam sistem islam mengarah


pada tercapainya kebaikan kesejahteraan. Keutamaan serta menghapuskan
kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada seluruh ciptaannya. Dan di
ekonomi untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
3 sasaran hukum islam yg menunjukan islam sebagai rahmat bagi seluruh alam
semesta dan isinya.
Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya
Tegaknya keadilan didalm masarakat.
Tercapainya maslahah (puncak sasaran)
Selamat agama, jiwa, akal, keluarga dan keturunannya
Asumsi dasar

Untuk mencapai tujuannya , laporan keuangan disusun atas dasar akrual, dengan dasar ini
pengaruh transaksi dan peristiwa lain di akui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas
atau setara kas di terima atau dibayar) dan di ungkapkan dalam catatan akuntansi serta di
laporkan dal;am laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan
yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang melebatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga
kewajiban pemabyaran kas di masa depan serta sumberdaya yang merepresentasikan kas
yang akan di terima dimasa depan. Oleh karena itu lapoiran keuangan menyediakan
informasi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam
keputusan ekonomi. Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha
menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil.
Pendapatan atau keuntungan yang di maksud adalah keuntungan bruto (GROSS PROFIT)

Kelangsungan usaha , laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi


kelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa
depan. Karena itu entitas di asumsikan tidak bermaksud mengurangi secara
material skala usahanya . jika maksud itu timbul , laporan keuangan mungkin
harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar nya harus di ungkakan.
Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus
kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang
meliputi:

(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) dana syirkah temporer;
(d) ekuitas;
(e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(f) arus kas;
(g) dana zakat; dan
(h) dana kebajikan.
Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnyayang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan membantupengguna laporan dalam memprediksi arus kas
pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.

Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(a) Neraca;
(b) Laporan Laba Rugi;
(c) Laporan Arus Kas;
(d) Laporan Perubahan Ekuitas;
(e) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat;
(f) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan dan
(g) Catatan atas Laporan Keuangan
Standard akuntansi keuangan Syariah

Komite Akuntansi Syariah bersama dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan


Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan untuk transaksi kegiatan usaha dengan mempergunakan akuntasi
berdasarkan kaidah syariah. Berikut ini daftar Standar Akutansi Keuangan yang
juga akan berlaku bagi perbankansyariah :

(1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah,


(2) PSAK 101 (Revisi 2006) tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
(3) PSAK 102 (Revisi 2006) tentang Akuntansi Murabahah,
(4) PSAK 103 (Revisi 2006) tentang Akuntansi Salam,
(5) PSAK 104 (Revisi 2006) tentang Akuntansi Istishna,
(6) PSAK 105 (Revisi 2006) tentang Akuntansi Mudharabah,
(7) PSAK 106 (Revisi 2006) tentang Akuntansi Musyarakah.

IAI sebagai lembaga yang berwenang dalam menetapkan standar akuntansi


keuangan dan audit bagi berbagai industri merupakan elemen penting dalam
pengembangan perbankan syariah di Indonesia, dimana perekonomian syariah
tidak dapat berjalan dan berkembang dengan baik tanpa adanya standar akuntansi
keuangan yang baik.

Standar akuntansi dan audit yang sesuai dengan prinsip syariah sangat dibutuhkan
dalam rangka mengakomodir perbedaan esensi antara operasional Syariah dengan
praktek perbankan yang telah ada (konvensional). Untuk itulah maka pada tanggal
25 Juni 2003 telah ditandatangani nota kesepahaman antara Bank Indonesia
dengan IAI dalam rangka kerjasama penyusunan berbagai standar akuntansi di
bidang perbankan Syariah, termasuk pelaksanaan kerjasama riset dan pelatihan
pada bidang-bidang yang sesuai dengan kompetensi IAI.

Badan yang menerbitkan standar akuntansi islam pada saat ini adalah the
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAO-
IFI) yang didirikan sejak 1991 di Bahrain. Sampai dengan saat ini telah
diterbitkan 56 standar akuntansi Islam dalam bidang akuntansi, auditing,
governance dan etika, seperti tertera pada tabel 2. Anggota Technical Board
AAOIFI berjumlah 20 orang, dengan 115 anggota yang mewakili 27 negara. Saat
ini juga sedang disusun program Certified Islamic Public Accountant (CIPA) yang
akan segera disebarluaskan ke beberapa negara (Alchaar, 2006).

Anda mungkin juga menyukai