PERINGATAN !
Perlindungan Hak Cipta. Tidak sebagian pun dari terbitan ini dapat digandakan, disimpan dalam
sistem yang diperbaiki, dipindahkan dalam bentuk, atau dengan cara apapun; baik elektronik,
mekanik, photocopy, dicatat atau lainnya; terutama tanpa izin tertulis dari Management
Representative
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
UPTD PUSKESMAS DTP MAMPU PONED CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA
PENATALAKSANAAN RHINITIS VASOMOTOR PKMCBR/P.20/BPU
Jl. KH. Khoer Afandi No. 121 Kel. Kotabaru Kec. Cibeureum Kota Tasikmalaya - Jawa Barat
Phone : (0265) 341055
Email : pkm.cibeureum@gmail.com
1. INTERNAL
Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman atas tahapan yang dibakukan untuk
2. EKSTERNAL
Umum di UPTD Puskesmas DTP mampu PONED Cibeureum Kota Tasikmalaya, agar
terlewatkan.
C. RUANG LINGKUP :
Pasien - pasien yang datang berobat ke BP Umum di UPTD Puskesmas DTP mampu
1. Rhinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya
infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat (kontrasepsi oral,
antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin, dan obat topikal hidung dekongestan).
Rhinitis ini digolongkan menjadi non-alergi bila adanya alergi/allergen spesifik tidak
dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan alergi yang sesuai (anamnesis, tes cukit kulit,
kadar antibodi Ig E spesifik serum).
1.2.1 Anamnesis
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan
tergantung posisi tidur pasien. Pada pagi hari saat bangun tidur, kondisi
memburuk karena adanya perubahan suhu yang ekstrem, udara yang
lembab, dan karena adanya asap rokok.
Gejala lain rhinitis vasomotor dapat berupa:
a. Rinore yang bersifat serous atau mukus, kadang-kadang jumlahnya
agak banyak.
b. Bersin-bersin lebih jarang dibandingkan rhinitis alergika.
c. Gejala rhinitis vasomotor ini
Faktor Predisposisi
a. Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis
antara lain: ergotamine, chlorpromazine, obat anti hipertensi dan obat
vasokonstriktor topikal.
b. Faktor fisik seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban
udara yang tinggi, serta bau yang menyengat (misalnya parfum) dan
makanan yang pedas, panas, serta dingin (misalnya es krim).
c. Faktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian
kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme.
d. Faktor psikis, seperti rasa cemas, tegang dan stress
Kriteria Rujukan
Jika diperlukan tindakan operatif
1.2.6 Prognosis
Prognosis umumnya tidak mengancam jiwa, namun fungsi dan berulangnya
kejadian dapat dubia ad bonam jika pasien menghindari faktor pencetus.
Unit terkait
BP Umum
KIA
MTBS
F. FORM TERKAIT
Kartu Rekam Medis (PKMCBR/P.01/F.01/Pend)
Kertas Resep (DINAS KESEHATAN)
Register rawat jalan JKN (PKMCBR/P.01/F.01/BPU)
Register rawat jalan Umum (PKM CBR/P.01/F.02/BPU)
Surat Keterangan Sakit (PKMCBR/P.01/F.03/BPU)
Rujukan Pemeriksaan Laboratorium (PKMCBR/P.01/F.01/Lab)
Rujukan intern (PKMCBR/P.01/F.04/BPU)
Rujukan BPJS (BPJS)
Rujukan Umum (PKMCBR/P.01/F.06/IGD)
Rujukan Jamkesda (PKMCBR/P.01/F.07/IGD)
Register KIP-K (PKMCBR/P.01/F.02/Klint)