Anda di halaman 1dari 19

BAB 7

INCOME CONCEPT (KONSEP LABA)

KONSEP LABA UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

Konsep laba basis akrual, sebagai pengukuran fundamental, terus menerus memperoleh tantangan;
meskipun dari perspektif informasi telah menggambarkan aktivitas akuntansi. Buku empiris dari
penelitian berdasarkan pasar (market based research) menunjukkan laba akuntansi basis akrual
memiliki kandungan informasi. Oleh sebab itu, praktisi akuntansi terus menerus menekankan
peranan pengukuran laba, dan penganalisis keuangan terus menerus menuntut pengukuran dan
publikasinya. Penyediaan ukuran laba sebagai indikator kinerja perusahaan merupakan fokus utama
pelaporan keuangan modern.

PERANAN PENGUKURAN LABA

Relevansi konsep laba


a. Laba merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan diantara
individual
b. Laba sebagai petunjuk bagi kebijakan deviden perusahaan dan penyimpanan.
c. Laba sebagai petunjuk investasi dan pembuatan keputusan secara umum

Sifat-sifat laba ekonomi menurut Fischer, Lindahi, dan Hick adalah


a. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.
b. Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)
c. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam
memenuhi kebutuhan hidup.

Kritik Terhadap Laba Akuntansi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Berbagai kritik terhadap laba akuntansi, dalam bentuk tradisionalnya, dapat diringkas dalam lima butir
berikut :

1. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan dengan jelas.


2. Konsep laba akuntansi tidak memiliki dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan dan
penyajiannya.
3. Praktik praktik akuntansi yang berlaku umum memungkinkan ketidakkonsistenan
pengukuran laba periodik perusahaan yang berbeda.
4. Perubahan tingkat harga telah memodifikasi makna laba yang diukur dengan rupiah konstan
5. Informasi lain, selain akuntansi, terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham
dalam pembuatan keputusan investasi.

Posisi tentang Laba Akuntansi

Pengukuran laba melibatkan banyak masalah konseptual dan praktis. Untuk memecah masalah ini,
beberapa usulan telah dikemukakan. Lima posisi utama berikut merupakan wakil daru usulan tentang
pengukuran laba :
1. Banyak diskusi yang dipusatkan pada upaya meningkatkan pelaporan laba akuntansi
difokuskan pada transaski dan proses akrual
2. Usulan lain mendukung konsep operasional laba tunggal yang dapat digunakan sebagai
petunjuk kemampuan perusahaan membayar deviden.
3. Pendapat lain mengemukakan , kemajuan teori akuntansi di masa datang bergantung pada
kesempatan tentang konsep laba tunggal yang lebih sesuai dengan laba ekonomi
4. Gagasan lain menyampaikan persetujuan akan ide bahwa beberapa konsep laba mesti diukur
dan dilaporkan untuk beberapa tujuan yang berbeda.
5. Saran lain yang diajukan menyebutkan, semua pengukuran laba kurang memadai, sehingga
perlu diganti dengan ukuran aktivitas ekonomi lain.

Tujuan Pelaporan Laba


Tujua utama pelaporan laba ialah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang
paling berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Sejumlah tujuan yang lebih spesifik, sebagai
penjabaran tujuan utama tersebut, ialah sebagai berikut :
1. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu peramalan arah perusahaan di masa depan
atau pembagian dividen di masa datang
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman keputusan
manajemen di masa depan.

KONSEP LABA PADA TINGKAT SINTAKSIS

Isitlah sintaksis berkaitan dengan peraturan kelogisan dan konsistensi hubungan di antara
bagian-bagian dalam informasi keuangan. Dalam konteks laba adalah peraturan tentang kelogisan
dan konsistensinya penentuan laba.
SFAC No.1 mengandalkan, laba akuntansi merupakan ukuran yang baik untuk kinerja suatu
perusahaan, dan laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas di masa depan. Selain
itu, juga diasumsikan laba akuntansi relevan (melalui cara-cara umum) bagi model keputusan
investor dan kreditor. Tetapi, andaian andaian tersebut belum terbukti memiliki keabsahan empriris.
Bradford (1971) menegaskan, pembaca laporan laba rugi mesti menyadari bahwa makna laba
akuntansi hanya dapat dipahami dengan mengetahui bagai laba itu diukur (operasionalisme). Ini
berarti, pembaca harus memahami operasi yang digunakan akuntan untuk menghasilkan jumlah
laba.

Pendekatan Transaksi Untuk Pengukuran Laba

Pengukuran laba berdasarkan pendekatan transaksi melibatkan pencatatan perubahan penilaian


aktiva dan kewajiban yang hanya dihasilkan transaksi, baik yang bersifat eksternal maupunn internal.

Transaksi internal berasal dari penggunaan atau konversi aktva dalam perusahaan (peristiwa).
Perubahan penilaian akibat perubahan nilai pasar atau perubahan ekspektasi tidak dimasukkan
dalam pengukuran laba. Transaksi eksternal berasal dari perniagaan dengan di luar perusahaan,
sehingga terjadi transfer aktiva dan kewajiban kepada atau dari perusahaan. Penilaian pasar yang
baru menggantikan penilaian masukan (biaya) apabila transaksi eksternal berlaku, dan laba diakui
ketika transaksi eksternal berlaku.

Prosedur pencatatan yang lazim ialah : mencatat pendapatan (revenue) dan beban (espense) ketika
ia mucul dari transaksi eksternal. Meskipun masalah waktu dan penilaian ada dalam setiap

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
pencatatan transaksi, namun masalah utama ialah penandingan antara pendapatan dan beban yang
berkaitan yang dilaporkan dalam periode tertentu.

Beberapa manfaat utama pendekatan transaksi untuk pengukuran laba ialah sebagai berikut :

1. Pengelompokan komponen laba bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara,


seperti menurut produk atau pelanggan, untuk memperoleh informasi yang lebih berguna bagi
manajemen.
2. Pelaporan penghasilan yang berasal dari berbagai sumber, seperti dari operasi da
penyebab eksternal dapat dilakukan secara terpisah, sejauh ia dapat diukur.
3. Penentuan jenis dan kuantitas aktiva dan kewajiban yang ada diakhir periode memiliki
dasar yang kaut, sedang metode penilaian lain dapat diterapkan secara lebih mudah kepada
persediaan tersebut.
4. Pencatatan transaksi eksternal untuk alasan lain diperlukan bagi efisiensi bisnis.
5. Pengartikulasian di antara laporan keuangan diandaikan memungkinkan pemahaman
yang lebih terhadap data yang mendasarinya.

Pendekatan Aktivitas Untuk Pengukuran Laba

Pendekatan aktivitas untuk pengukuran laba memusatkan perhatian pada penjelasan aktivitas suatu
perusahaan bukan pada pelaporan transaksi. Diandaikan laba timbul apabila transaksi atau peristiwa
tertentu terjadi. Contohnya , laba aktivtitas dicatat selana proses perencanaan, pembelian, produksi,
penjualan, penagihan.

Pada tahap penerapannya, pendektan aktivitas untuk pengukuran laba merupakan perluasan dari
pendekatan transaksi, karena dimulai dari transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaan utama
ialah pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur suatu kejadian
eksternal (transaksi) , sedangkan pendekatan aktivitas didasarkan pada konsep aktivitas atau
kejadian dunia nyata dalam pengertian yang lebih luas. Kedua pendekatan ini gagal mencerminkan
kenyataaan dalam pengukuran laba, karena keduanya tergantung pada hubungan struktural yang
sama dan konsep yang tidak memiliki pasangan dalam dunia nyata.

Manfaat yang diandaikan dari pendekatan aktivaitas ialah dimungkinkannya pengukuran beberapa
konsep laba yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, laba yang timbul dari kegiatan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
produksi dan penjualan melibatkan jenis penilaian dan prediksi yang berbeda daripada laba yang
berasal dari pembelian atau penjualan efek atau penahan aktiva untuk keuntungan modal. Ukuran
laba dari kegiatan produksi dan penjualan serta dari pembelian atau penjualan efek atau penahan
aktiva untuk keuntungan modal digunakan untuk tujuan yang berbeda.

Efisiensi manajemen dapat diukur secara lebih baik jika komponen-komponen laba diklasifikasikan
sesuai dengan jenis operasi atau aktivitas yang berbeda, subjek yang kurang atau lebih dikendalikan
manajemen. Pengelompokkan komponen menurut jenis operasi memungkinkan prediksi yang lebih
baik, karena pola perilaku setiap jenis aktivitas berbeda.

KONSEP LABA PADA TINGKAT SEMANTIS

Istilah semantis merujuk kepada makna suatu konsep yang digunakan dalam informasi keuangan.
Dalam konteks laba ialah makna yang digunakan untuk istilah laba. Akuntan mengandaikan dua
konsep ekonomi untuk mendefinisikan laba (1) perubahan kesejahteraan, dan (2) pemaksimalan laba
dalam kondisi tertentu struktur pasar, permintaan produk, dan biaya masukan. Konsep pertama
mendefinisikan penghasilan sebagai surplus setelah pemeliharaan modal, sedangkan konsep kedua
merupakan fokus pembahasan pengukuran laba tingkat semantis.

Laba Sebagai Ukuran Efisiensi

Efisiensi operasional suatu perusahaan mempengaruhi (1) aliran deviden di masa kini, dan (2)
penggunaan modal yang dinvestasikan untuk menyediakan dividen di masa depan. Oleh sebab itu,
para pemegang saham, khususnya pemegang saham biasa, berkepentingan dengan efisiensi
manajemen.

Satu tafsiran efisiensi yang relevan dengan penilaian efisiensi manajemen ialah : (1) kemampuan
relatif untuk memperoleh output maksimal dengan jumlah sumber daya tertentu, suatu output yang
konstan dengan jumlah penggunaan sumber daya yang minimal, atau (2) kombinasi sumber daya
yang optimal bersama dengan permintaan tertentu akan produk (dan karenanya harga) yang
memungkinkan pengembalian maksimal kepada pemilik.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Efisiensinya adalah istilah relatif dan hanya memiliki makna apabila dibandingkan dengan yang ideal
atau beberapa dasar yang lain. Di samping itu, efisiensi juga bergantung pada sasaran perusahaan,
apakah memaksimalkan laba atau menyediakan pengembalian atas investasi yang wajar atau
pantas. Jika modal yang digunakan perusahaan adalah konstan dari tahun ke tahun/, angka laba itu
sendiri mungkin berguna sebagai ukuran efisiensi perusahaan. Laba tahun berjalan dibandingan
dibandingkan denga laba tahun sebelumnya, dan sejumlah petimbangan dibuat untuk menetapkan
apakah laba tahun tertentu telah mencapai, melampaui, atau gagal mencapai sasaran yang layak.
Jika modal yang diinvestasikan berubah dari tahun ke tahun, laba harus dibanding dengan beberapa
besaran yang berubah, seperti modal diinvestasikan atau jumlah pendapatan.

Laba bersih dibagi modal diinvestasikan, hasilnya ialah pengembalian atas investasi (return on
invensment = ROI). Pengembalian dapat dihitung secara : (1) membagi laba bersih untuk pemegang
saham dengan ekuitas pemegang saham, dinamakan pengembalian atas ekuitas pemegang saham
(return on stockholders Invesment). Atau (2) membagi laba bersih ditambah bunga (setelah dikurang
pajak) dengan jumlah kapitalisasi perusahaan, meliputi utang jangka panjang dan ekuitas pemegang
saham, disebut pengembalian atas total ekuitas ( return on total equity).

Dasar lain, untuk membandingkan laba ialah jumlah pendapatan periode tertentu. Tetapi,
penggunaan jumlah pendapatan sebagai dasar perbandingan laba memiliki dua kekurangan nyata.
Pertama, perbandingan laba bersih terhadap penjualan selama beberapa tahun hanya sahih bila
pemanfaatan kapasitas setiap tahun sama besarnya, atau bila kegagalan pemanfaatan kapasitas
dianggap sebagai bagian dari ketidakefisienan manajemen. Kedua, perbandingan dengan
perusahaan lain sukar dilakukan. Hanya jika perputaran modal (penjualan dibagi modal) sama untuk
beberapa perusahaan, nisbah laba terhadap penjualan dapat dibandingkan. Oleh karena itu, tidak
mungkin nisbah ini shahih untuk perbandingan antar perusahaan.

Laba Akuntansi Versus Laba Ekonomi

Penekanan teori estimasi, hubungan antara pengembalian atas investasi dan tingkat pengembalian
internal, adalah penyajian laba dilaporkan yang memungkinkan ivestor memprediksi tingkat
pengembaian internal (internal rate of return = IRR) perusahaan sarcara keseluruahn dan, ini berarti,
memprediksi arus kas di masa depan dan nilai sekarang perusahaan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Kedua pengembalianini, OI dan IRR, adalah ukuran efisiensi penggunaan aktiva, tetapi didefinisikan
secara sangat berbeda. ROI didefinisikan sebagai :

NI
ROI =
TA

Di mana NI adalah laba bersih dan TA adalah total aktiva yang digunakan dan dinilai pada kos.

IRR ialah tingkat pengembalian yang menyamakan nilai sekarang arus kas masa depan yang
diekspekstasi dari aktiva dengan harga perolehan aktiva bersangkutan.

C
TA =
n =1 ( 1 + r )n

Dimana C adalah arus kas bersih, n adalah bilangan periode arus kas, dan r adalah tingkat
pengembalian yang dihendaki investor.

Kedua persamaan tersebut dapat dimanipulasi untuk menunjukkan bahwa :

Laba bersih akuntansi = Pendapatan Beban Penyusutan akuntansi

Laba bersih ekonomi = Pendapatan Beban Penyusutan ekonomi

Laba Banyak Orang

Diskusi tentang laba akuntansi, dalam kaitannya dengan laba ekonomi, dilakukan dalam konteks
kepastian. Semua fakta tentang situasi diandaikan diketahui semua orang dan mereka sepakat atas
fakta. Tetapi memberikan tafsiran terhadap laba perusahaan memiliki masalah yang lebih seirus,
ketidakpastian.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Dalam upaya menangani ketidakpastian, diandaikan pasar adalah sempurna dan lengkap. Dalam
pasar semacam ini, investor tidak mengetahui keadaan yang akan terjadi di masa depan, tetapi
mereka sepakat mengenai (a) karakteristik setiap keadaan potensial, dan (b) rentangan keadaan
yang mungkin. Pasar yang lengkap dan sempurna, memungkinkan diadakannya kontrak dam\n,
dapat ditunjukkan, angka laba bersih yang bermakna yang akan dihitung.

Dalam dunia nyata, keadaaannya lebih rumit. Terdapat sejumlah asimetri informasi, satu pihak
memiliki informasi lebih banyak daripada pihak lain.dalam situasi ini, perdagangan tidak dapat terjadi,
karena semua pihak akan menunggu sampai ada kesepakatan tentang apa yang akan terjadi di
masa depan. Pasar demikian ini aalah pasar yang tidak lengkap.

Dalam pasar yang tidak pasti dan tidak lengkap, konsensus tentang fakta tidak mungkin dicapai
karena tidak fakta yang demikian, yang ada hanyal opini, taksiran, dan dugaaan. Dalam pasar seperti
ini, laba bersih perusahaan tidak dapat didefinisikan sebagai kesepakatan semua pihak. Tafsiran
paling maksimum yang dapat diberikan ialah definisi sintaksis. Ini berarti, seseorang dapat
menyetujui bagaimana laba dihitung, bukan apa makna.

Konsep Capital Maintenance / Pemeliharaan Modal

Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (Capital
Maintained atau Return On Capital) atau biaya yang telah tertutupi (cost recovery) atau
pengembalian modal (return of capital ).

Menurut Belkaoui konsep Capital Maintenance dikembangkan menjadi,


a. Financial Capital, laba diukur dengan uang.
Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Laba menurut
konsep ini adalah perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal yang
dijabarkan dalam ukuran uang.
General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur
menurut tenaga beli yang sama. Laba menurut konsep ini adalah perubahan net asset
setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.
b. Physical Capacity

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Productive Capacity Maintenance, yaitu Physical Capacity yang diukur menurut konsep
uang. Kapasitas produksi perusahaan dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan
sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa yang
sama dan kapasitas/memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu Physical Capacity
yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Kapasitas produksi fisik perusahaan yang
diukur dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan.

Konsep Current Value / Nilai Sekarang

Konsep pemeliharaan kapasitas produksi menghendaki bahwa asset dan utang perusahaan disajikan
dalam nilai sekarang. Nilai sekarang dapat dihitung dengan dasar.
1. Capitalization atau Present Value Method, yaitu jumlah bersih dari arus kas (kas masuk kas
keluar ) yang diharapkan diterima selama umur ekonominya yang didiskontokan pada saat
sekarang. Untuk menghitung nilai kapitalisasi, terdapat empat variabel yang harus diketahui :
Aliran kas yang diharapkan dari penggunaan/penjualan asset tersebut.
Jangka waktu arus kas tersebut
Jumlah sisa umur aktiva tersebut
Discount rate (tingkat diskonto )
2. Current Entry Price /Harga beli sekarang, yaitu jumlah kas atau aktiva lainnya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang sama. Istilah yang sering ada
adalah :
Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk mendapatkan asset
yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama dipasaran barang bekas
Reproduction Cost adalah jumlah kas atau aktiva yang diperlukan untuk mendapatkan
asset yang persis sama dengan aktiva yang ada sekarang (asset yang baru)

3. Current Exit Price/Harga jual sekarang, adalah jumlah kas yang diterima atau hutang yang
dianggap lunas apabila asset tersebut dijual. Umumnya nilai ini bermakna:
Harga penjualan yang ada dalam keadaan pasar bebas bukan harga yang dijual karena
terpaksa
Harga jual pada saat berlangsungnya pengukuran / pencatatan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
KONSEP LABA PADA TINGKAT PRAGMATIS

Pragmatis mengacu pada dampak suatu konsep terhadap pemakainya. Dalam konteks laba ialah
dampak pengukuran laba terhadap pemakai informasi akuntansi. Konsep pragmatis laba berkaitan
dengan proses keputusan investor dan kreditor, reaksi harga saham dalam pasar modal terhadap
pelaporan laba, keputusan manajemen tentang pengeluaran modal, dan reaksi umpan balik
manajemen dan akuntan.

Laba Sebagai Alat Prediksi

SFAC No.1, menyatakan, investor, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan terhadap penilaian
prospek arus kas masuk bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk menilai
daya laba, memprediksi laba di masa depan, atau menilai risiko investasi dalam, atau memberikan
pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diandaikan ada hubungan antara laba dilaporkan dan arus kas,
termasuk kas yang dibagikan kepada pemilik,.

Penelitian untuk memperoleh bukti empiris mengenai andaian tersebut dilakukan melalui dua arah :
(a) menanyakan apakah angka spesifik yang diutamakan investor?, dan (b) menilai prospe
perusahaan. Angka spesifik tersebut dinamakan indikator ringkasan, karena dimaksudkan untuk
mengikhtisarkan keberhasilan atau kegagalan relatif suatu perusahaan. Laba per saham (earnings
per share = EPS) merupakan satu diantara sejumlah indikator tersebut. Penilaian atas nilai EPS
untuk meramalkan kebangkrutan adalah arah penelitian yang lain.

Bagi perusahaan tertentu, prediksi laba diandaikan lebih relevan untuk meramalkan harga saham di
masa datang daripada distribusi dividen jangka pendek. Dan distribusi jangka panjang diasumsikan
bergantung pada saldo laba (retained earning) dan faktor pertumbuhan. Oleh sebabitu, ekspektasi
tentang laba di masa depan diandaikan akan digunakan banyak investr sebagai faktor utama untuk
meramalkan pembagian dividen di masa datang, dan dividen diekspektasi merupakan faktor penting
dalam menentukan nilai kini saham atau perusahaan secara keseluruhan.

Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan denga laba di masa depan.
Semakin besar ekspektasi laba perusahaan di masa depan semakin besar ekspektasi kreditor akan
menerima pengembalian tahunan (bunga) dan ekspektasi akan menerima pembayaran pokok
pinjaman ketika jatuh tempo.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Apakah pengetahuan di masa lalu membantu prediksi laba di masa datang dan, dengan begitu, nilai
kini perusahaan? Studi Buckmaster, Copeland, dan Dascher (1977) menunjukkan, laba yang
ditentukan berdasarkan biaya historis merupakan prediktor yang lebih unggul daripada laba yang
ditetapkan berdasarkan biaya kini. Tetapi, kedua model laba ini lebih baik dariapada laba yang
disesuaikan dengan tingkat harga umum. Namun studi ini menyarankan, kedua konsep laba dapat
digunakan untuk meramalkan nilai masa depan seri yang sama, terutama atas basis industri.

Pendapatan Pasar Modal

Hipotesis pasar efisien menyatakan, tidak investor yang dapat memperoleh pegembalian
abnormal secara konsisten dari perniagaan yang didasarkan pada informasi publik yang tersedia di
pasar, karena harga saham telah mencerminkan dengan cepat dan tepat semua informasi publik
yang datang ke pasar.

Berdasarkan derajat efisiensinya, pasar modal dapat dikelompokkan dalam tiga jenis : lemah,
separuh kuat, dan kuat. Dalam pasar separuh kuat, ditemukan bukti adanya hubungan langsung
antara laba per saham yang dilaporkan atau yang diprediksi dan harga pasar saham biasa. Kajian
pertama mengenai hubungan ini, dilakukan Ball dan Bown (1968), menunjukkan arah perubahan
laba berkorelasi secara positif dengan pergerakan harga saham (Peraga 8-2). Sehingga tidak
mengejutkan, bila diharapkan laba akuntansi menjadi bagian dari informasi yang digunakan investor
dalam menilai resiko dan pengembalian saham.

Tetapi, korelasi antara laba bersih dan harga saham tidak sempurna, karena harga
mencerminkan sejumlah informasi yang lebih luas daripada informasi akuntansi saja. Dua sebab
korelasi ini tidak sempurna ialah : (1) harga saham juga mencerminkan rumor yang ada di pasar
seperti perang dan perubahan suku bunga obligasi pemerintah, dan (2) perubahan laba akuntansi
karena perubahan teknik-teknik akuntansi yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan
perekonomian .
Aspek penting dari penelitian dampak laba akuntansi terhadap pasar modal ialah menentukan
kandungan informasi angka laba bersih. Angka ini sendiri tidak mengatakan apa-apa. Penyimpangan
dari ekspektasi angkat tersebut yang menyampaikan informasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Membangun model ekspektasi laba memerlukan pemahaman mengenai properti seri waktu, yaitu
properti stastistik data laba dari waktu ke waktu. Studi-studi awal menunjukkan , laba per saham
mengikuti perjalanan acak, yakni laba akuntansi memiliki penampilan seperti hasil pelemparan dadu.
Dari sudut pandang prediktif berarti penduga yang terbaik untuk laba per saham tahun depan ialah
laba per saham tahun ini

Pendekatan Kontrak
Laba akuntansi telah menjadi dasar banyak hubungan dan kontrak dalam masyarakat. Sejauh
ini diketahui laba akuntansi memiliki implikasi perilaku, walaupun ia tidak memiliki tafsiran semantis.
Peranan yang dimainkan laba dalam rentangan luas kontrak memberikan banyak pandangan
tentang cara menentukan laba diekspektasi. Contohnya, satu hipotesis menyarankan, perusahaan
yang mendekati waktu jatuh tempo perjanjian kreditnya akan memilih metode akuntansi yang
melambungkan laba bersih sehingga meningkatkan angka ekuitas dalam nisbah utang-ekuitas.

Kekuatan pendekatan kontrak ialah tidak menuntut tafsiran semantis konsep laba akuntansii.
Pendukung pendekatan kontrak menyatakan, masyarakat menyetujui permainan dengan aturan
apapun yang dipilih tanpa memperhatikan apakah ia masuk akal atau tidak. Pihak yang mendebat
pendekatan ini menyebutkan posisi tersebut adala ekstrim. Karena dalam jangka panjang semua
teori mesti didasarkan pada konsep-konsep yang memiliki tafsiran yang signifikan. Dalam jangka
panjang, teori laba pragmatis tidak sahih tanpa konsep dunia nyata laba dan tanpa verifikasi implikasi
perilakunya.

APAKAH YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM LABA

Satu diantara beberapa tujuan perusahaan ialah memaksimalkan arus deviden kepada
pemegang saham selama umur perusahaan, atau memaksimalkan nilai likuidasi atau nilai
perusahaan pada akhir hayatnya atau pada titik-titik interim, atau kombinasi dari keduanya. Semua
perubahan ekonomi relevan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan perusahaan sepanjang
umurnya. Tetapi, tujuan pengukuran laba yang lebih umum memerlukan pengukuran laba dalam
periode yang lebih pendek, untuk memberikan sarana pengendalian dan menyediakan dasar untuk
keputusan pemegang saham, kreditor, dan manajemen secara berkesinambungan atau berkala.
Kontroversi ini menimbulkan dua konsep laba : operasi kini (current operating) dan terangkum (all-
inclusive).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Konsep Laba Operasi Kini

Dalam perhitungan laba, tekanan khusus diberikan pada isitlah kini (periode berjalan) dan operasi.
Hanya perubahan nilai dan peristiwa yang dapat dikendalikan manajemen dan dihasilkan dari periode
kini yang mesti dimasukkan. Pengecualian adalah faktor yang diperoleh pada periode sebelumnya,
tetapi digunakan dalam periode ini, karena setiap periode bukan pengalaman ekonomi yang terpisah.

Aspek kedua dari konsep ini adalah perubahan relevan hanya muncul dari operasi normal,
yang memungkinkan perbandingan lebih baik dari operasi yang lain. Efisiensi relatif manajemen juga
akan terlihat lebih baik. Sementara itu, aktivitas bukan normal dilaporkan secara terpisah, karena
tidak berulang. Tetapi, konsep laba operasi kini mesti memasukkan pos yang tidak berulang yang
timbul dari operasi normal untuk memberikan ukuran yang baik terhadap daya laba perusahaan dan
untuk menyediakan sarana prediksi dan penilaian kecenderungan.

Pendukung konsep menyatakan (a) laba bersih yang dilaporkan lebih bermakna untuk
perbandingan antar perusahaan dan antar periode dan untuk prediksi, (b) klasifikasi pos-pos operasi
dan bukan operasi mungkin sukar dilakukan, dan (c) perlu ada pengungkapan penuh untuk pos-pos
yang bukan kini dan bukan operasi. Oleh karena itu, jika pemakai laporan keuangan membutuhkan
satu angka laba bersih untuk periode berjalan, laba bersih operasi kini adalah jawabannya.

Konsep Laba Terangkung (Laba Komprehensif)

Konsep laba terangkung (all-inclusive) didefinisikan sebagai jumlah perubahan modal yang diakui
dengan mencatat transaksi atau revaluasi perusahaan selama periode tertentu, kecuali untuk
pembagian dividen atau transaksi modal. Konsep ini dinamakan FASB sebagai laba komprehensif
(conprehensive income). Laba komprehensif lebih luas daripada laba bersih karena :

Perubahan tertentu yang lain dalam aktiva bersih (terutama keuntungan atau kerugian
tertentu yang dipegang) yang diakui dalam periode bersangkuntan, seperti beberapa
perubahan nilai pasar investasi dalam sekuritas ekuitas yang dapat dipasarkan yang
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar, beberapa perubahan nilai pasar investasi yang
memiliki praktik akuntansi khusus untuk sekuritas yang dapat dipasarkan, dan penyesuaian
transaksi dalam mata uang asing

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
FASB memilih untuk menjelaskan konsep laba yang hanya mencerminkan periode berjalan sebagai
laba (earnings), sehingga diperoleh hirarki sebagai berikut :

Laba = Laba operasi kini + Pos tak berulang

Efek kumulatf perubahan perubahan


Laba bersih = Laba + Prinsip akuntansi periode sebelumnya

Laba Laba Penyesuaian Perubahan bukan


Komprehensif = Bersih Efek kumulatif + Pemilik dalam ekuitas
Periode yang tersisa
Sebelumnya

Istilah bukan pemilik yang digunakan dalam persamaan di atas dimaksudkan untuk mengeluarkan
transaksi modal, seperti pembagian dividen dan penerimaan modal baru.

Pendukung konsep laba terangkung mengemukakan lima alasan berikut untuk pengukuran laba:
1. Laba bersih tahunan dilaporkan, bila ditambahkan bersama untuk
keseluruhan umur perusahaan, harus sama dengan jumlah laba bersih perusahaan.
2. Pengabaian debit dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih memberi
peluang manipulasi atau meratakan angka laba tahunan.
3. Laporan laba rugi yang memasukkan semua debit dan kredit yang diakui
selama bersangkutan lebih mudah disusun dan dipahami pembaca.
4. Pengungkapan penuh sifat dasar perubahan laba selama tahun
bersangkutan mengandaikan pembaca lebih mampu membuat klasifikasi yang sesuai untuk
pengukuran laba yang tepat daripada akuntan dan manajemen
5. Perbedaan antara debit dan kredit operasi dan bukan operasi belum jelas
benar.

Perbedaan utama antara konsep laba operasi kini dan terangkum terletak pada andaian tentang
pelaporan laba. Meskipun laba bersih operasi kini menekankan kinerja operasi kini atau efisiensi
perusahaan serta kemungkinan penggunaan angka ini untuk memprediksi kinerja dan kemampuan
menghasilkan laba di masa datang, pendukung laba bersih terangkum mengklaim efisiensi operasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
dan prediksi kinerja masa datang dapat ditingkat jika dilakukan berdasarkan pada pengalaman
historis perusahaan selama bertahun-tahun. Karena masa aktiva biasanya meliputi banyak tahun
dan karena transaksi menghasilkan laba tidak berada pada tahap penyelesaian yang seragam
diakhir periode, maka laba bersih satu periode paling baik ditaksir berdasarkan pertimbangan terbaik.

Laba Berulang dan Tidak Berutang

Angka laba bersih yang didasarkan pada peristiwa yang berulang umumnya lebih berguna
bagi investor memprediksi kemungkinan arus laba dan dividen di masa depan.Peristiwa bukan
operasi berulang sama pentingnya dengan peristiwa operasi berulang. Perbedaan antara operasi
dan bukan operasi lebih bermanfaat untuk mengukur efisiensi, karena peristiwa operasi cenderung
lebih dapat dikendalikan manajemen.

Manfaat klasifikasi debit dan kredit laba dalam kategori berulang atau tidak berulang ialah
peningkatan kegunaan angka laba bersih yang dihasilkan dalam prediksi yang dibuat investor.
Kemungkinan pihak di luar perusahaan lebih sulit membedakan peristiwa berulang dan tidak
berulang dibandingkan peristiwa operasi dan bukan operasi. Kekurangan klasifikasi dan pelaporan
laba berkurang sama dengan kekurangan konsep laba operasi kini.

Penyesuaian Periode Sebelumnya

Perubahan akuntansi terdiri atas perubahan prinsip, perubahan estimasi, dan perubahan entitas
pelapor. Perubahan prinsip ialah peralihan dari satu penilaian persediaan kepada metode penilaian
yang lain atau perubahan satu metode penyusutan kepada metode penyusutan yang lain.
Perubahan estimasi akuntansi meliputi revisi umur manfaat aktiva atau estimasi jumlah yang harus
disisihkan untuk beban jaminan produk. Perubahan entitas pelaporan terjadi apabila berlaku merger
atau akuisisi diantara perusahaan yang sebelumnya adalah entitas bisnis yang terpisah.

Isu yang sulit ialah perubahan prinsip akuntansi. Pedoman yang diberikan Accounting
Principles Board (APB) Statement No.9, kemudian digantikan oleh Statement Financial Accounting
Standards (SFAS) No.16, menyatakan, penyesuaian yang berkaitan dengan periode sebelumnya
dan karena itu dikeluarkan dari penentuan laba bersih periode berjalan, dibatasi pada penyesuaian
material yang :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
1. Secara spesifik dapat diidentifikasi dengan dan secara langsung berhubungan dengan aktivitas
bisnis periode tertentu sebelumnya.
2. Tidak berasal dari peristiwa ekonomi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan periode
sebelumnya.
3. Terutama bergantung pada penentuan oleh orang selain manajemen.
4. Tidak mudah dipengaruhi oleh estimasi yang layak sebelum penentuan tersebut.

Dampak umum perubahan prinsip perlu ditunjukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan,
sebagai bagian dari laba bersih. Pengecualian hanya diperkenankan untuk.
1. Perubahan dari metode penentuan biaya persediaan LIFO kepada metode yang lain.
2. Perubahan metode akuntansi untuk jenis kontrak konstruksi jangka panjang.
3. Perubahan ke atau dari metode akuntansi biaya penuh yang digunakan oleh industri ekstraktif.
4. Perubahan dari akuntansi penghentian penggantian perbaikan kepada akuntansi penyusutan.

Dalam pertimbangan klasifikasi penyesuaian periode sebelumnya, FASB lebih memberikan


penekanan pada keobjektifan dan keterujian laba bersih yang dilaporkan dibandingkan keteramalan.
Dengan mengesahkan SFAS No.16, FASB sangat mendekati (tetapi tidak mengikuti sepenuhnya)
konsep laba terangkung untuk tujuan pelaporan tahunan.

Pos Luar Biasa

Tujuan pendekatan APB Statement No.30 tersebut ialah untuk membatasi penggunaan klasifikasi pos
luar biasa pada waktu yang tidak biasa yang mungkin memperngaruhi prediksibilitas, tetapi tidak
akan memperkenankan penggunaan kebijaksanaan manajemen dalam menentukan perhitungan
laba bersih sebelum pos luar biasa. Namun, alasan teoritis untuk klasifikasi pemisahan antara pos
luar biasa dan pos tidak biasa (unusual items) tidak jelas. Pos tidak biasa yang terjadi dimasukkan
dalam perhitungan laba bersih sebelum pos luar biasa, penilaian laba bersih ini tidak mencerminkan
laba operasi kini. Karena kebanyakan pos yang tidak berulang tetapi bersifat normal diungkapkan
secara terpisah, kemampuan memenuhi tujuan prekdibilitas diperlemah. Contohnya, pertambahan
signifikan yang tidak berulang dalam suatu pos operasi akan dimasukkan dalam hasil dari operasi
normal. Jadi, pemisahan pos luar biasa dari pos yang lain dalam laporan laba rugi tidak
menghasilkan pemisahan antara pos berulang dan tidak berulang atau antara pos operasi dan bukan
operasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Operasi Yang Tidak Dilanjutkan

Operasi yang tidak dilanjutkan, sebagaimana dicakup dalam APB Statement No.30. dimaksudkan
untuk mengelompokkan pos sedemikian rupa sehingga memberikan pembacanya perasaaan
mengenai berapa laba yang layak diharapkan dari operasi yang berlanjut. Karena itu, perusahaan
harus memisahkan keuntungan atau kerugian dari operasi yang tidak dilanjutkan dalam periode
berjalan dan sebelum tanggal pengukuran, yaitu tanggal manajemen mengikatkan diri pada rencana
untuk melepaskan operasi tersebut.

Keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari operasi yang tidak dilanjutkan selama periode dari
tanggal pengukuran sampai tanggal pelepasan merupakan bagian dari keuntungan atau kerugian
(setelah pajak ) penjualan operasi tersebut. Jika diestimasi menjadi kerugian, estimasi ini mesti
ditunjukkan untuk memperoleh angka laba sebelum pos luar biasa dan efek kumulatif perubahan
kebijakan akuntansi..

Pengungkapan
Karena banyaknya kategori yang berbeda yang tampak dalam laporan laba rugi, diperlukan
kesepakatan penyajiannya sehingga memudahkan penafsirannya. Laporan rugi laba komposit
mungkin terlihat sebagai berikut :
1. Laba dari operasi berkelanjutan
2. Kurang : Provisi pajak penghasilan, untuk operasi berkelanjutan
3. Ditambah : Ekuitas dalam laba anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi
4. Dikurang : Laba dari operasi yang tidak berkelanjutan, laba bersih setelah manfaat pajak
penghasilan.
5. Ditambah : Estimasi kerugian penjualan operasi yang tidak berkelanjutan, setelah pajak
penghasilan.
6. Pos luar biasa (uraian), setelah pajak penghasilan
7. Efek kumulatif perubahan akuntansi, setelah pajak penghasilan
8. Laba bersih.

Biasanya, terdapat sejumlah angka laba antara, misalnya , antara baris 6 dan 7 terbaca laba
sebelum efek kumulatif perubahan akuntansi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
Laba Bersih Untuk Siapa ?

Menurut teori propritari, laba bersih biasanya diasumsikan memiliki makna laba bersih yang terutang
kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan saat ini. Tetapi, ada alasan yang sahih untuk
menyajikan angka laba bersih yang menunjukkan laba bersih untuk kelompok penerima yang lebih
sempit atau lebih luas. Berbagai kemungkinan penerima laba bersih ini diikhtisarkan pada bagian
berikut :

Konsep Laba Laba Termasuk Penerima Laba


Nilai Tambah Harga jual produk perusahaan dikurang Karyawan, pemilik, kreditor,
beban pokok penjualan dan jasa yang dan pemerintah
diperoleh melalui transfer
Laba bersih Kelebihan pendapatan atas beban dan Pemegang saham, pmegang
perusahaan kelebihan keuntungan dan kerugian. obligasi, dan pmerintah
Beban tidak termasuk bunga, pajak, dan
distribusi bagi hasil yang sebenarnya.
Laba bersih Sama dengan laba bersih perusahaan, Pemegang saham dan
kepada investor tetapi setelah dikurang pajak penghasilan pemegang utang jangka
panjang
Laba bersih Laba bersih kepada investor dikurang Pemegang saham (preferen
kepada pemegang bunga dan distribusi bagi hasil dan biasa)
saham
Laba bersih Laba bersih kepada pemegang saham Pemegang saham biasa (baik
kepada pemegang dikurang dividen preferen yang sekarang maupun
ekuitas residual calon), kecuali bila
pembayaran prioritas tidak
terpenuhi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI
KESIMPULAN

Konsep laba yang paling sesuai untuk pelaporan operasi keuangan suatu perusahaan bisnis
ditentukan sebagaian besar oleh tujuan-tujuan penerima yang dimaksudkan dari data akuntansi yang
diikhtisarkan dan kandungan interpretif dari jumlah yang dilaporkan. Suatu konsep yang mungkin
berguna untuk satu kelompok belum tentu berguna bagi kelompok lainnya. Pertanyaan utama
mengenai pilihan konsep laba yang tepat adalah :

1. Apakah tujuan utama dari pelaporan laba ?


2. Apakah elemen dasar masing-masing konsep laba dan seberapa baik hal itu memenuhi
tujuan tersebut ?
3. Apakah jenis perubahan yang harus dimasukan atau dikeluarkan dari perhitungan laba
bersih?
4. Siapakah penerima laba yang utama ?

Suatu tujuan yang umum dari pelaporan laba adalah bahwa hal tersebut harus meruipakan hasil dari
aturan dan prosedur yang logis dan secara internal konsisten.

Tujuan jangka panjang yang diperlukan dari suatu konsep laba adalah bahwa hak itu harus berkaitan
dengan pengamatan dunia nyata. Dua konsep interpretif dasar adalah :
1. Konsep pemeliharaan kekayaan : asumsikan oleh banyak pihak sebagai yang paling
mendasar karena dukungan yang diperoleh dari teori ekonomi
2. Konsep efisiensi : laba bersih dan komponennya seringkali digunakan sebagai ukuran
efisiensi manajemen
Laba bersih dari beberapa periode dapat berguna untuk membuat prediksi mengenai operasi masa
depan perusahaan jika bersikap hati-hati memasukkan faktor-faktor lain yang relevan. Dari sudut
pandang ekonomi dan sosial yang luas, semua laba yang dihasilkan perusahaan harus dilaporkan
sebagai laba. Laporan laba bersih harus menyatakan kepada siapa laba tersebut harus dibayarkan.

Referensi :
Buku Teori Akunting, Ahmed Belkoui, Edisi Kelima, Buku Satu
Eldon S. Hendriksen & Michael F. Van Breda,Penerbit : Interaksara

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SRI RAHAYU, SE, M.AK


TEORI AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai