Line PDM PDF
Line PDM PDF
1 Diagram Balok
Diagram balok merupakan rencana kerja yang paling sederhana dan sering digunakan
pada proyek yang tidak terlalu rumit serta mudah dibuat dan dipahami.
Bentuk rencana kerja ini terdiri dari arah vertical yang menujukan jenis pekerjaan dan arah
horisontan menunjukan jangka waktu yang dibutuhkan oleh tiap pekerjaan yaitu waktu mulai
dan waktu akhir dengan menggunakan diagram balok.
Secara rinci diagram balok dapat dilihat pada gambar 7.2
Jenis Pekerjaan Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pek. Persiapan
2. Pek. Pengukuran
3. Pek. Galian
5. Pek. Skelet
Dengan diagram ini dapar ditunjukan lokasi dari tiap pekerjaan dan waktu yang
dibutuhkan untuk masing-masing lokasi dan pekerjaan. Rencan kerja ini digunakan untuk
proyek jalan raya, perumahan, real estate, gedung bertingkat, bangunan, tipikal dan
sebagainya. Metode diagram garis keseimbangan menggambarkan hubungan antara waktu
pada sumbu mendatar terhadap lokasi pada sumbu tegak, dimana lokasi merupakan ukuran
kemajuan pelaksanaan proyek. Satuan waktu dapat digunakan dalam jam, hari, minggu atau
bulan tergantung dari level jadwal kerja yang diinginkan/direncanakan. Sedangkan yang
dimaksud dengan lokasi adalah ukuran produksi yang tergantung dari tipe proyeknya, yaitu
seperti:
a. Tingkat pada bangunan tinggi,
b. Stasiun pada proyek jalan, pemasangan kabel, pipa air,
Gambar 7.4 memperlihatkan garis miring adalah aktivitas atau kegiatan (i). sedangkan sudut
kemiringannya menunjukan tingkat produksi terhadap waktu (ri). Secara umum dapat
dirumuskan sebagai = rij yaitu produktivitas i pada lokasi j, dimana, i=1,2,3,..,n
J=1,2,3,..,m
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metoda ini adalah:
1. Interupsi
2. Restraint
Interupsi adalah peristiwa terjadinya dalam suatu pekerjaan atau proyek tanpa menghasilkan
suatu prestasi pekerjaan/produksi yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut tidak dapat
dikerjakan (karena perbaikan alat, hari hujan, mogok) sedangkan pekerjaan tersebut
memerlukan waktu yang terbatas. Hal ini dapat diperlihatkan pada gambar 7.5
Restraint adalah suatu aktivitas yang tergantung pada keterbatasan sumber daya, yang hanya
bias dimulai apabila aktivitas sebelumnya telah selesai dan kadang-kadang perlu interupsi
untuk mobilisasi peralatan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 7.6
Selang waktu menunggu untuk dapat melanjutkan aktivitas berikutnya disebut lag.
Jika FSij = 0 berarti aktivitas j dapat langsung dimulai setelah aktivitas selesai.
Dalam diagram balok diperlihatkan sebagai berikut :
Jika Fsij = X hari, berarti aktivitas j boleh dimulai setelah X hari selesianya aktivitas i.
2) Start to Start (SS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya aktivitas
sesudahnya tergantung pada mulainya aktivitas sebelumnya. Selang waktu antara
dimulainya kegua aktivitas tersebut disebut lag.
Jika SSij = 0 artinya kedua aktivitas ( i & j ) dimulai bersama-sama atau aktivitas j
dapat dimulai bersamaan dengan aktivitas i.
Jika SSij = X hari, artinya aktivitas j boleh dimulai setelah aktivitas I berlangsung X
hari.
3) Finish to Finish (FF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktivitas
berikutnya tergantung pada selesainya aktivitas sebelumnya. Selang waktu antara
selesainya kedua aktivitas tersebut disebut lag.
FFij = -X hari, artinya aktivitas j selesai X hari lebih dahulu dari aktivitas i.
4) Start to Finish (SF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktivitas
berikutnya tergantung pada mulainya aktivitas sebelumnya.
Jika SFij = X hari berarti aktivitas akan selesai setelah X hari di saat dimulainya
aktivitas i.
Adanya hubungan Start to Finish ini mengakibatkan bahwa pelaksanaan dapat
dipecah (dibagi bertahap)
Dari keempat macam hubungan tersebut, jika Fij hasilnya negative maka selang
waktu kedua aktivitas tersebut dinamakan lead atau disebut lead atau disebut juga
hubungan dengan negative lag. Misalnya Finish to Start hubungan dengan negatif lag.
e) Free float yaitu waktu tenggang atau keterlambatan yang diperbolehkan untuk
suatu aktivitas agar tidak mengganggu aktivitas berikutnya.
f) Total Float yaitu waktu tenggang total untuk suatu aktivitas atau
keterlambatan yang diperbolehkan untuk suatu aktivitas agar tidak
mengganggu waktu penyelesaian aktivitas secara keseluruhan.
PERHITUNGAN KE MUKA
Hitungan ke muka ini pada dasarnya adalah untuk menghitung waktu tercepat (earliest start
time) dan waktu selesai tercepat (earliest finish time).
Dalam hitungan ke muka akan digunakan :
i : indeks yang mewujudkan aktivitas pendahulu.
j : indeks yang mewujudkan aktivitas selanjutnya.
a. Untuk aktivitas awal
ESA = 0
e. Jika suatu aktivitas tidak hanya tergantung pada satu aktivitas tetapi lebih dari satu,
maka :
Dari hitungan di atas, maka hanya ES4 dan EF4 yang diambil adalah :
ES4 = max (ES4) = 19
EF4 = max (EF4) = 30
HITUNGAN KEBELAKANG
Hitungan ke belakang digunakan untuk menghitung waktu mulai paling lambat (latest
start time) dan waktu selesai paling lambat (latest finish time)
Dalam hitungan kebelakang akan digunakan :
j : Aktivitas pendahulu
k : aktivitas selanjutnya.
a. Untuk aktivitas terakhir LF = EF
LSj = LFj + Dj
Contoh:
= 34 2 = 32
LSj = LFj Dj = 32 18 = 14
Total Float
Total Float adalah waktu tenggang total atau keterlambatan yng diperkenankan untuk
suatu aktivitas tanpa akan mengakibatkan, keterlambatan bagi penyelesaian proyek.
Notasi untuk total fload adalah TFF. Total Fload untuk suatu aktivitas adalah :
Free Float
Free float adalah keterlambatan yang diperkenankan untuk semua aktivitas tanpa
mengakibatkan keterlambatan untuk memulai aktivitas selanjutnya.
Notasi yang digunakan untuk free float adalah FRF untuk aktivitas yang hanya di
ikuti oleh suatu aktivitas.
Untuk aktivitas yang diikuti oleh lebih dari satu aktivitas maka diambil hanya FRFi
yang terkecil.
Contoh :
HItungan aktivitas 1 dengan 2
FRF1 = ES2 EF1 FS12 = 20 18 0 = 2
Hubungan aktivitas 1 dengan 3
FRF1 = ES3 EF1 FS13 = 18 18 0 = 0