Anda di halaman 1dari 8

Sistem Imun

Tubuh kita memiliki sistem imun. Sitem imun tersusun dari sel sel dan
jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi
atau penyakit. Organismme penyebab penyakit ( patogen ) dapat masuk ke
dalam tubuh dan memeasuki jaringan atau sel sel dalam tubuh. Patogen
juga dapat menghancurkan sistem imun dalam tubuh kita dan menggandakan
diri dalam tubuh. Patogen juga dapat menghancurkan jaringan - jaringan
dalam tubuh kita dengan melepas racun. Jika kekebalan tubuh kita dapat
dikalahkan oleh patogen, berarti tubuh kita mengalami suatu penyakit.
Kita perlu mempelajari sistem imun agar dapat mengetahui bagaimana cara
mempertahankan imunitas atau mencegah suatu penyakit masuk ke dalam
tubuh kita. Selain itu, kita juga dapat mengetahui mengapa kita perlu
mendapatkan imunitas ketika masih balita. Di dunia kedokteran, sistem imun
juga telah dikembangkan untuk membuat vaksin, transplantasi organ, dan
terapi kanker.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh , yaitu sebagai :
a. Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh
b. Untuk menjaga keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga jeseimbangan
komponen tubuh yang telah tua
c. Sebagai pendeteksi adanya sel sel yang abnormal, termutasi, atau ganas,
serta menghancurkannya.

Jika sistem imun pada seseorang bekerja secara optimal, orang tersebut tidak
mudah terkena penyakit dan sistem keseimbangannya juga normal. Namun,
sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu singkat, Respon imun tubuh
alamiah terhadap serangan oatigen baru akan muncul dalam waktu 24 jam.
Tubuh kita memiliki 2 pertahanan tubuh atau sistem imun, yaitu pertahanan
tubuh alami dan pertahanan tubuh oleh oleh sel darah putih.

PERTAHANAN TUBUH ALAMI


Kebanyakan patogen yang ada di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh
akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh secara alami. Jika patogen tidak
mengalami penolakan oleh sistem inum tubuh, tentunya kita akan mudah
sekali sakit. Terdapat empar mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen,
yaitu :
A. Pertahanan Fisik
Kulit memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya patogen ke dalam
tubuh. Lapisan luar sel sel kulit mati yang keras melindungi keratin dan
sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan oatogen misalnya mikroorganisme
terhambat. Kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat
pertumbuhan bakteri

Air mata : Kelenjar lakrimal


mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan
bahan kimia penyabab iritasi mata.
Sebum (minyak ) : sebum disekresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung
asam lemak yang memiliki aksi antimicrobial.
Mukus : merupakan hasil sekresi sel sel goblet yang terdapat di sepanjang
sakuran pernapasan. Mukus merupakan cairan lendir yang lengket sehingga
dapat memerangkap patogen yang berasal dari udara.

B. Pertahanan Mekanik
Rambut hidung berfungsi sebagai filter udara yang melewati saluran hidung.
Bakteri dan partikel lain yang terperangkap di mucus akan disapu keluar dari
paru paru oleh silia. Silia adalah rambut rambut halus yang memiliki
greakan halus sperti gelombang.
C. Pertahanan Kimia
Air mata, mucus, saliva, dan keringar semuanya mengandung zat kimia yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Lizozim adalah suatu
enzim yang s=ditemukan pada kebanyakan hasil sekresi tersebut. Enzim
lizozim mengkatalis hidrolisis molekul molekul dinding sel bakteri. Selain
lizozim , keringat mengandung laktat yang juga berfungsi memperlambat
pertumbuhan bakteri.
Asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian
besar mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung. Vagina mengandung
bakteri tidak berbahya yang mengubah karbohidrat menjadi laktat. Laktat
dapat mematikan bakteri bakteri patogen.
D. Pertahanan Biologis
Terdapat populasi alami bakteri bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit
dan membran mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteru
oatogen. Bakteri bakteri tidak berbahaya tersebut melindungi kita dengan
cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam mndapatkan nutrient.
Antibiotik dengan spectrum luas dapat menghancurkan bakteri yang
bermanfaat tersebut dan menyababkan hilangnya sejumlah pertahanan
tubuh.

PERTAHANAN TUBUH OLEH SEL DARAH PUTIH


Sel darah putih berfungsi sebafai pertahanan tubuh terhadap patogen.
Terdapat 5 jenis sel darah putih yang semuanya berasal dari pembelahan sel
selstem yang di sum sum tulang.

a. Neutrofil : memiliki ciri nukleus berlobus dan merupakan sel darah outih
terbesar, Memiliki fungsi fagositosis, yaitu menelan mikroorganisme dan sisa
sisa sel mati.
b. Eosinofil : Memiliki pernana dalam reaksi alergi.
c. Basofil : dapat melepaskan senyawa kimia seperti histamin yang dapat
menyebabkan reaksi inflamasi ( pembengkakan).
d. Monosit : sel berkuran besar dengan nucleus yang berbentuk sperti ginjal.
Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.
e. Limfosit : Limfosit terdiri dari 2 jenis sel, yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit B berperan dalam antibody-mediated immunity, sementara limfosit T
berperan dalam cell-mediated
RESPON IMUN
Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon
terhadapat masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam tubuh. Respon
rersebut meilputi produksi sel sel atau zat kimia yang berfungsi melawan
patogen. Respon imun dibedakan menjadi respon imun non-spesifik dan
respon imun spesifik.

A. RESPON IMUN NON-SPESIFIK


Ketika tubuh kita terluka karena tergore, terpotong, terbakar atau diserang
oleh patogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh, tubuh akan
menghasilkan respon imun non-spesifik. Respon imun tersebut dinamakan
respon imun non-spesifik karena respon yang timbul terhadap jaringan tubuh
yang rusak atau terluka, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri.
Respon imun non-spesifik dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Inflamasi

Inflamasi atau pembengkakan jaringan


merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Inflamasi sangat
berguna bagi pertahanan tubuh, sebab reaksi tersebut dapat mencegah
penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan.
Reaksi tersebut juga membantu memberikan informasi pada komponen
sistem imun lain adanya infeksi. Baik dalam respon terhadap luka, gigitan
seranggam atau cedera akibat pukulan keras, tanda tanda terjadinya
inflamasi tetap sama, yaitu :
Timbul warna kemerahan. Hal tersebut disebabkan pembuluh darah yang
membesar, meningkatkan aliran daarah ke jaringan yang rusak.
Timbul rasa panas. Hal tersebut juga disebabkan aliran darah yang lebih
cepat.
Terhjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan
meningkatnya cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak.
Timbul rasa sakit. Jaringan membengkak menekan reseptor saraf . Selain itu,
zat kimia juuga dihasilkan oleh sel sel di area jaringan rusak juga
menstimulasi saraf.

b. Fagositosis
Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih jenis neutrofil dan monosit. Proses
fagositosis meliputi sel darah putih menelan patigen, membawanya ke dalam
vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu mencernanya dengan enzim
litik.

RESPON IMUN SPESIFIK


Respon imun spesifik melindungi tubuh dari seranfab patogen dan juga
mematiskan [ertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri.
Respon imun spesifik timbul dari 2 sistem berbeda yang saling bekerja sama,
yaitu antibody-mediated immunity ( imunitas yang diperantai antibody) atau
disebut juga imunitas humoral, dan cell-mediated immunity ( imunitas yang
diperantai sel ).
A. Antibody-Mediated Immunity
Respon imun yang diperantai antibody tidak melibatkan sel, melainkan hanya
senyawa kimia yang ndisebut antibody. Antibodi akan menerang bakteri atau
virus sebelum patogen tersebut masuk ke dalam sel tubuh, Senyawa tersebut
juga bereaksi terhadap zat zat toksin dan protein asing. Antibodi
dihasilkan oleh sel kimfosit B dan reaktivasi bila mengenali antigen yang
terdaopat pada permukaan sel patogen, dengan pantuan sel limfosit T.
Terdapat 3 jenis sel limfosit B, yaitu sebagai berikut:
Sel B Plasma : Mensekresikan antibody ke sistem sirkulasi tubuh. Setiap
antibody sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik. Sel plasma
memproduksi antobodi sangat cepat, yaitu sekitar 2000/detik untuk tiap sel.
Sel plasma yang aktif dapat hidup selama 4 5 hari.
Sel B Memori : Hidup untuk waktu yang lama dalam darah, Sel tersebut tidak
memproduksi antibody, tapi diprogram untuk mengingat suatu antigen yang
spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua
Sel B Pembelah : Berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel sel
limfosit B.
Ketika suatu patogen mencoba menyerang tubuh untuk pertama kalinya,
masing masing antigen yang dimiliki patogen tersebut akan mengativasikan
satu sel B, yang akan membelah dengan sangat cepat untuk membetuk
populasi sel yang besar. Semua sel baru tersebut adalah identik (disebut
klon) dan mereka semua kemudian mensekresikan antobodi yang spesifik
terhadap patogen yang sebagai menyerang tersebut. Aksi antibody terhadap
antigen adalah sebagai berikut :
Menyebabkan antigen saling melekat ( aglutinasi )
Menstimulasi fagositosis oleh neutrofil
Berperan sebagai antitoksin dan menyebabkan pengandapan toksin
bakteri
Mencegah bakteri patogen melekat pada membran sel tubuh.

Setelah infeksi berakhir, sel B yang mensekresi antibody akan mati.


Serangkaian respon terhadap patogen tersebut dinamakan respon imun
primer. Meskipun demikian, sel sel B memori yang telah mengingat
pantogen yang menginfeksi, masih tetap hidup untuk beberapa tahun dalam
tubuh. Jika patogen yang salama berusaha menginfeksi kembali, sel B
tersebut membelah dengan sangat cepat ,menghasilkan sel - sel aktif dalam
jumlah yang lebih besar lagi, yang semuanya memiliki kemampuan
mensekresi antobodi spesifik. Respon tersebut dinamakan respon imun
sekunder, dan merupakan respon yang jauh lebih cepat dan efektif
dibandingkan respon imun primer.
B. Cell-Mediated Immmunity
Cell-mediated immunity adalah respon imun yang melibatkan sel sel yang
menyeran langsung organism easing. Sel ang terlibat adalah sel limfosit T,
yang ketika teraktifasi akan mematikan beberapa organisme. Namun,
kebanyakan menyerang sel tubuh yang terinfeksi. Tubuh menggunakan
respon imun tersebut untuk berhadapan dengan parasit multiseluler , fungi,
sel sel kanker , dan walaupun tidak menguntungkan juga menyerang
jaringan atau organ transplan yang dianggap sel asing.
Ketika suatu patogen menginfeksi tubuh untuk pertama kalinya, setiap
antigen yang terdapat pada permukaan patogen akan menstimulasi 1 sel
limfosit T untu membentuk klon. Beberapa klon akan mwnjadi sel sel
memori yang tetap bertahan dalam tubuh untuk mempersiapkan respon imun
sekunder bila terjadi infeksi lagi oleh patogen yang sama. Klon yang lainnya
akan berkembang lagi menjadi salah satu dari 3 jenis sel T berikut, yaitu:
Sel T Pembantu (helper T cell) : Sel T membantu atau mengontrol komponen
respon imun spesifik lainnya. Sel T helper menstimulasi sel B untuk
membelah dan memproduksi antibody, mengatifasi makrofag untuk segara
bersiap memfagositosit patogen dan sisa sisa sel.
Sel T Pembunuh (killer T cell) : Sel T sitotosik, menyerang sel tubuh yang
terinfeksi dan sel sel patogen yang relatif besar ( misalnya parasit ) secara
langsung. Kedua sel saling berhadapan, membran bertemu dengan membran
dan sel T killer akan melubangi lawannya. Sel yang ternfeksi atau sel parasit
akan kehilangan sitoplasmanya dan mati.
Sel T supresor (Suppresor T cell) : berfungsi menurunkan dan menghentikan
respon imun. Mekanisme tersebut diperlukan ketika infeksi telah berhasil
diatasi. Mekanisme tersebut penting sebab jika tubuh terus menerus
memproduksi antobodi dan menstimulasi sel B dan sel T untuk terus
membelah bahkan ketika tidak dibutuhkan, komponen sistem imun tersebut
daoat merusak jaringan tubuh sendiri.

PENCEGAHAN PENYAKIT
Penyakit yang disebabkan olheh patogen dapat dicegah dengan mekanism
kekebalan tubuh atau pertahanan tubuh ang terdapat dalam sistem imun.
Pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan vaksinasi dan imunisasi.

a. Kekebalan Tubuh
Kekebalan Tubuh Aktif : kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit
teraktivasi oleh antigen yang terdapat di permukaan sel pantogen. Kekebalan
tubuh juga dapat dipicu secara buatan. Hal tersebut melibatkan penyutikan
antigen ke dalam tubuh disebut kekebalan tubuh aktif buatan dan prosesnya
lebih dikenal dengan nama vaksinasi. Karena proses aktivasinya terjadi pada
saat infeksi patogen secara alami, maka dinamakan, kekebalan tubuh aktif
alami.
Kekebalan Tubuh Pasif : timbul ketika seseorang menjadi kebal untuk
sementara terhadap suatu antigen, karena menerima antibody dari orang lain.
Kekebalan tubuh pasif alami timbul ketika antibody diberikan dari ibu kepada
bayinya melalui plasenta dan ASI. Kekebalan tubuh pasif buatan timbul ketika
antibody yang diekstrak dari satu individu disuntikan ke tubuh orang lain
sebagai serum. Kekebalan tubuh yang dihasilkan sangatlah singkat, namun
berguna untuk penyembuhan secara cepat, seperti pada individu yang digigit
ular beracun atau anjing gila.

b. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dimasukan kedalam tubuh. Vaksin
adalah suatu antigen yang disuntikan atau diberikan secara oral ( melalu
mulut ), dan menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh aktif dari individu
yang diberi vaksin. Kekenalan tubuh melalui vaksinasi sifatnya tahan lama
sebab tubuh mampu memproduksi sel sel memori yang akan mengingat
antigen yang masuk ke dalam tubuh. Vaksin dapat diperoleh dari
mikroorganisme mematikan yang dimatikan ( cth: bakteri penyebab batuk
rejan ), Strain hidup yang tidak dimatikan ( cth: virus penyebab rubella),
Toksin yang dimodifikasi ( cth : vaksin untuk melawan difteri dan tetanus),
Antigen hasil isolasi yang terpisah dari patogennya (cth : vaksin influenza),
dan Antigen hasil rekayasa genetik ( cth : vaksin hepatitis).

PENGOBATAN PENYAKIT DENGAN ANTIBIOTIK

Antibiotik dikarakterisasi
berdasarkan jangkauan keefektifannya dan cara kerjanya. Antibiotik spectrum
luas adalah antibiotik yang dapat membunuh berbagai jenis bakteri,
sedangkan antibiotik spectrum keci adalah antibiotik yang efektif hanya
terhadap sedikit jenis bakteri. Semua antibiotik harus memiliki sifat toksisitas
spesifik, yaitu antibiotik tersebut harus mampu mematikan atau menghambat
pertumbuhan bakteri, tapi menebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi
jaringan tubuh. Target kerja antibiotik adalah proses metabolisme sel seperti
sintesis protein. Saat ini banyak bakteri yang sebelumnya rentan terhadap
antibiotik, menjadi kebal ( resisten ) karena terjadinya mutasi secara acak.
Pemaparan berkali- kali terhadap antibiotik telh menyebabkan bakteri yang
mampu bertahan hidup dan mewariskan gen gen yang mampu bertahan
hidup dan resisten kepada strain yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan
antibiotik yang terlalu sering dan tidak sesuai perlu dihindari. Mengurangi
penggunaan antibiotik berarti semakin sedikit bakteri yang terpapar antibiotik
dan mengurangi kemungkinan munculnya strain resisten.

Anda mungkin juga menyukai