Anda di halaman 1dari 3

Mencermati pada jurnal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan 19 November Kecamatan


Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016 dapat diketahui bahwa ada hubungan
antara faktor kebiasaan tidur pagi dan atau sore, kebisaan menggantung pakaian,
frekuensi pengurasan kontainer, penggunaan obat/anti nyamuk, keberadaan jentik
pada kontainer dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) dan tidak ada
hubungan antara Keberadaan kasa pada ventilasi dengan kejadian DBD di
Kelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016 .(Hal.
3, Kol, 2, Prg. 1 Hal.10, Kol. 2, Prg. 4 Hubungan Antara Keberadaan Kasa Pada Ventilasi Dengan Kejadian DBD
)

Pada jurnal Hubungan Pengetehaun Dan Sikap Dengan Tindakan


Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Helvetia Tengah
Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015. Pada penelitian ini beberapa pernyataan
perlu digaris bawahi, pengetahuan tidak baik memiliki tindakan baik hal ini mugkin
dapat disebabkan karena responden pada penelitian ini kurang memahani tentang
demam berdarah dengue tetapi pada tindakan responden memiliki tindakan baik ini
dikarena tindakan adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara berulang
sehingga menjadi suatu kebiasaan misalnya seperti menguras bak mandi
responden selalu menguras bak mandi tetapi mereka tidak mengetahui kegunaan
dari menguras bak mandi tersebut, responden menguras bak mandi dikarenakan
bak mandi kotor. (Hlm. 7, kol. 1-2, prg. 4, brs. 1-14).

Kemudian, Hasil jawaban responden terhadap sikap dengan tindakan


pencegahan DBD, sebanyak 62,8% responden menjawab tidak setuju dengan
pertayaan menurut anda pengasapan dapat menanggulangi DBD, responden
menjawab tidak setuju 91,0% dengan pertanyaan menggunakan obat nyamuk oles
saat keluar rumah, responden menjawab tidak setuju sebanyak 69,2% dengan
pertanyaan pemberantasan jentik dapat dilakukan dengan cara memelihara ikan
cupang. (Hlm. 7, kol. 2, prg. 1, brs. 5-15).

Dari uraian kedua jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan, sikap dan kebiasaan dengan tindakan atau upaya pencegahan
demam berdarah dengue (DBD), oleh karena itu penting untuk mengetahui hal-hal
tersebut. Merupakan sebuah tantangan besar bagi pihak terkait untuk
menyelesaikan masalah itu. Dana, sarana, tenaga yang kompeten dan bertanggung
jawab serta dukungan dari berbagai sektor dan masyarakat adalah faktor penting
lainnya untuk menyelesaikannya.

Beberapa usulan atau rekomendasi dari penulis untuk pihak terkakait yang
bisa digunakan sebagai referensi atau bahan pertimbangan untuk membantu
menyelesaikan masalah tersebut, yaitu :
1. Memilih tenaga terkait yang kompeten dan bertanggungjawab
2. Gunakan komunikasi yang ramah dan dapat diterima oleh (individu,
kelompok, masyarakat).
3. Promosi kesehatan di desa dilaksanakan dengan metode, Materi
(kalimat dan penyampaian yang mudah dimengerti+Gambar+Video yang
ditampilkan melalui layar LCD+ Leaflet atau Poster) + Praktek
(melakukan yang disampaikan pada materi) + Motivasi (dukungan
moral untuk menerapkan materi dalam kegiatan sehari-hari)+ Evaluasi
(melakukan pengukuran setiap selesainya dilaksanakan promkes)
4. Pilih tempat yang nyaman saat melaksanakan Promkes.
5. Motivasi pasien untuk hadir pada setiap kegiatan promkes, misalnya
dengan mengadakan quis sebelumdan sesudah kegiatan promkes
kemudian memberikan reward pada individu yang mampu menjawab
pertanyaan seputar promkes dengan benar dan paling banyak (hadiah
dapat berupa peralatan rumah tangga).
6. Berikan pelatihan pada kader dan libatkan dalam setiap kegiatan
Promkes.
7. Meningkatkan penyuluhan tentang DBD dan pentingnya partisipasi dari
seluruh masyarakat dalam melaksanakan progran PSN dan PJB kepada
masyarakat oleh puskesmas dan kader.
8. Program yang diajukan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
9. Motivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus secara terus-
menerus serta lakukan melalui kerjasama lintas program dan lintas
sektoral termasuk tokoh masyarakat, dan swasta. (Adakan lomba PHBS
tiap 3 bulan sekali pada wilayah kerja Puskesmas untuk memotivasi
masyarakat berPHBS, bila perlu)
10. Galakkan Gerakan 3 M plus, tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus
dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
11. Lakukan pengawasan terhadap faktor lingkungan yang berhubungan
dengan keberadaan jentik nyamuk penular DBD secara rutin.
12. Evalusi setiap kegiatan dan upaya Promkes yang dilakukan (kaji
masalah bila terjadi kegagalan, bila masalah terjadi karena pertentangan
budaya usahakan jelaskan secara rasional, ramah agar
individu,kolompok, masyarakat dapat mengerti tanpa harus merasa
tersinggung, ajak tokoh masyarakat yang sudah memahami pentingnya
PHBS untuk membatu menyelesaikan masalah tersebut, bila perlu).

Indikator keberhasilan kegiatan, yaitu :

1. Sasaran promkes (individu, kelompok, masyarakat) kesadarannya


meningkat yang ditandai dengan melakukan kegitan 3 Mplus dan
kegiatan PHBS .
2. Tidak ada jentik nyamuk penular DBD
3. Tidak terjadi masalah kesehatan lingkungan
4. Derajat kesehatan masyarakat meningkat

Anda mungkin juga menyukai