Tugas Pak Ikram
Tugas Pak Ikram
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Epidermis6
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans
dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh,
paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar
5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas
dan berganti.
2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada
kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit
tipis.
3. Stratum Granulosum Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng
yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik
kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung
protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament (tonofibril)
yang dianggap memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan
tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis
yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari
untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan
faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.
Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan
Malfigi.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D
dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).
B. Dermis6
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
1. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga
mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya
derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,
menahan shearing forces dan respon inflamasi.
C. Subkutis6
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
2.2. Defenisi
Luka bakar adalah kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh api, atau oleh
penyebab lain seperti oleh air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi.1
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh api, atau oleh penyebab lain
misalnya pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia serta
radiasi. Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga
menimbulkan efek sistemik yang sangat kompleks.5,8
Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh
kedalaman luka bakar. Berat luka bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.
Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi prognosis. Luka bakar berat
menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan cedera oleh sebab lain.8
2.3. Etiologi
Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:3,9,10
A. Suhu
1. Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka,
dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat
membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat
alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat
sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera
tambahan berupa cedera kontak.
2. Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan
benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh
yang mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar
akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
3. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas
4. Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan
radiator mobil. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat
menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
B. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan
tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang
menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan
luka bakar tambahan.
C. Zat kimia.
Asam kuat menyebabkan nekrosis koagulasi, denturasi protein, dan
rasa nyeri yang hebat. Asam hidrofluorida mampu menembus jaringan
sampai ke dalam menyebabkan toksisitas sistemik yang fatal, bahkan
pada luka yang kecil sekalipun. Basa kuat banyak terdapat dalam rumah
tangga antara lain cairan pemutih pakaian. Kemampuan alkali menembus
jaringan lebih kuat daripada asam, kerusakan jaringan lebih berat karena
sel mengalami dehidrasi dan terjadi denaturasi prootein dan kolagen.
D. Radiasi
Terpapar radiasi, seperti pada radioterapi superfisial yang dapat
menimbulkan eritema setempat.
2.4. Patogenesis
B. Zona statis
Merupakan daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona
koagulasi. Di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah
disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguam
perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapiler
dan respon inflamasi lokal. Kematian sel dapat terjadi 24-48 jam bila
tidak ditangani dengan tepat
C. Zona hiperemi
Merupakan daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi
inflamasi berupa vasodilatasi. Sel dapat membaik dalam 7 hari.
1. Burkitt HG, Quick CRG, Reed JB. Burns. In: Essential surgery: Problems,
Diagnosis, and Management. Ed 4th. New York: Churcill Livingstone.
Chapter17.
2. Sudjatmiko G. Anatomi Kulit, Skin Graft, dan Luka bakar. In: Petunjuk Praktis
Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi. Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan.
2007.p2-3, 27-29, 79-87.
3. Brunicardi FC. Burns. In: Schwartz's Principles of Surgery. Ed 9th. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc. 2010. Chapter 8.
4. Thorne CH. Thermal, Chemical, and Electrical Injuries. In: Grabb & Smiths
Plastic Surgery. Ed 6th. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
p132-149.
5. Sjamsuhidajat, de Jong. Luka bakar dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed 3.
Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.2007. Hlm: 103-110.
6. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC.
7. Kanitakis, J. Anatomy, histology and immunohistochemistry of normal human
skin. Volume 12. European Journal of Dermatology, 2002. p. 390-401
8. Sidik S. Luka Bakar. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa
Aksara Publisher; 2008 : Hal 404-12.
9. Ellis H, Calne S.R, Watson C. Lecture Note General Surgery. Ed 11th. USA :
Blackwell Publishing ; 2006 : 41-46
10. Kryger & Sisco M. Practical Plastic Surgery. USA : Vademecum Landes
Bioscience : 2007 : 154-156
11. Klingensmith, ME, Chen EL, Glasgow SC, Goers TA and Meby SJ. The
Washingtone Manual of Surgery. Ed 5th. USA. Lippincott William &
Wilkins.2008.
12. Moenadjat, Yefta. 2001. Luka Bakar pengetahuan klinis praktis. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
13. Aston SJ, Beasley RW, Thorne CHM. Grabb & Smiths Plastic Surgery.
Lippincott Raven. Philadelphia-New York. 1997. Ch: 19; p: 145.
14. Kartohadmojo S. Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press. 2008.
Hal: 3 14
15. Seolarto, dkk. Luka Bakar dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta:
Binarupa Aksara. 1995. Hal: 435-439 15
16.