Tugas Ibu Ns. Indrawati S.kep, M.kes.
Tugas Ibu Ns. Indrawati S.kep, M.kes.
PENDAHULUAN
Umpan Balik
Penghasilan rendah
Indentifikasi masalah-masalah
keluarga dan individu (diagnosa
keperawatan)
Rencana perawatan :
Evaluasi
4 Menonjolnya Masalah 1
Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
Skor
X Bobot
(c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5,
Angka Tertinggi
sama dengan seluruh bobot.
(Mubarak, W.I, Chayatin, N, & Santoso, B.A. 2009)
3) Tahap Perencanaan Keperawatan Keluarga
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah
terindentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana
keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan
atau mengatasi masalah kesehatan/ masalah keperawatan yang telah
diidentifikasi. Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin
keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyelesaian masalah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
keperawatan keluarga di antaranya.
(a) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
(b) Rencana yang baikharus realitas, artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
(c) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah
instansi kesehatan.
(d) Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga.
(e) Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuhan
keperawatan keluarga antara lain sebagai berikut :
(a) Menentukan sasaran atau goal.
(b) Menentukan tujuan atau objektif.
(c) Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
(d) Menentukan kriteria dan standar kriteria.
4) Tahap Implementasi
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam
keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan.
Keluarga dididik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk : mengenal masalah kesehatannya, mengambil
keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi,
merawat dan membina anggota keluarga sesuai dengan kondisi
kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap
anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
terdekat.
Implementasi asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan
keperawatan transkultural menggunakan tiga strategi utama, yaitu :
mempertahankan budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi
kesehatannya saat ini; negosiasi budaya yang lebih menguntungkan
situasi dan kondisi kesehatannya saat ini; dan melakukan rekonstruksi
budaya, yaitu dengan mengganti budaya yang lebih sesuai dengan
situasi kesehatannya saat ini. Tahap implementasi (tindakan
keperawatan) terhadap keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut :
(a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah-masalah kesehatan dengan cara :
(1) Memberikan informasi.
(2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
(3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
(b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara :
(1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
(3) Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan.
(c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara :
(1) Mendemonstrasikan cara perawatan.
(2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.
(3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
(d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
(1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
(2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
(e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, dengan cara :
(1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga.
(2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
(Setyowati Sri, & Murwani Rita. 2008)
5) Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil
perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan kesediaan keluarga.
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status
kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria
hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan
pencapaian tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil
sebahagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan
melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang
sesuai dengan kesediaan keluarga.
(a) Dalam menelaah kelajuan keluarga dalam pencapaian hasil,
perawat akan mencatat salah satu keputusan berikut, dalam
lembar evaluasi atau dalam catatan kemajuan pada saat
ditentukan untuk melakukan evaluasi :
(1) Lanjutkan : diagnosa masih berlaku, tujuan dan kriteria
standar masih relevan.
(2) Direvisi : diagnosa masih berlaku, tapi tujuan dan tindakan
keperawatan memerlukan perbaikan.
(3) Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai, dan rencana
perawatan tidak dilanjutkan.
(4) Dipakai lagi : diagnosa yang telah teratasi terjadi lagi.
(b) Yang harus dievaluasi pada tujuan keperawatan adalah : Apakah
respon keluarga sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan
(1) Apakah tujuan yang telah dicapai sudah menggambarkan
fokus perawatan sekarang. Adakah tambahan tujuan
keperawatan sesuai dengan perkembangan hasil yang
sekarang.
(2) Apakah tujuan diterima oleh keluarga.
(c) Tindakan keperawatan yang harus dievaluasi adalah :
(1) Apakah intervensi dapat diterima oleh keluarga.
(2) Apakah intervensi itu bersifat spesifik untuk keluarga.
(3) Apakah intervensi dapat dikerjakan oleh keluarga maupun
perawat.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : keluarga
mengatakan nyerinya berkurang.
O : Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam
1bulan.
A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P : Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahapan evaluasi.
(Setyowati Sri, & Murwani Rita. 2008)