KLPK Fausar
KLPK Fausar
Rapat pembahasan RUU Keperawatan antara DPR dan Pemerintah pada 28 Agustus
2013 dapat dikatakan tidak mendapatkan hasil yang nyata terhadap kemajuan proses
pembahasan RUU Keperawatan. DPR dan Pemerintah masih belum menyepakati
beberapa Daftar Inventaris Masalah (DIM) diantaranya yaitu dimasukannya kebidanan
dalam RUU Keperawatan, Konsil Keperawatan, dan Kolegium Keperawatan.
Sementara itu DPR berpendapat bahwa penambahan substansi kebidanan dalam RUU
Keperawatan menyalahi aturan perundang-undangan, karena dari awal pembahasan
dalam naskah akademik RUU Keperawatan tidak pernah membahas tentang kebidanan.
Amanat Presiden pada 8 April 2013 juga berisi tentang instruksi Presiden kepada 5
Kementerian terkait untuk membahas RUU Keperawatan dan bukan RUU Keperawatan
dan Kebidanan sebagai mana yang diusulkan oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu
RUU Keperawatan telah dikaji dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 10 tahun di
DPR , sementara kebidanan baru muncul dipertengahan proses pembahasan RUU
Keperawatan dan dikhawatirkan belum terkaji secara mendalam dan komperhensif
tentang segala sesuatu yang dibutuhkan oleh bidan, sehingga DPR berpandangan
apabila pemerintah memang serius untuk melindungi kebidanan maka DPR menyatakan
siap dan menyarankan Kementerian Kesehatan untuk segera membuat naskah
akademik RUU Kebidanan untuk dibahas bersama-sama.
Konsil adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan berifat independen.
Konsil Keperawatan Indonesia diusulkan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
Perawat dan masyarakat, meningkatkan mutu Perawat, serta pelayanan keperawatan.
Yazid (2004) menungkapkan bahwa pada dasarnya pembentukan lembaga-lembaga
mandiri dibentuk karena lembaga-lembaga negara yang ada belum dapat memberikan
jalan keluar dan menyelesaikan persoalan yang ada ketika tuntutan perubahan dan
perbaikan semakin mengemuka seiring dengan munculnya era demokrasi. Selain itu,
kelahiran lembaga-lembaga mandiri itu merupakan bentuk ketidakpercayaan publik
terhadap lembaga-lembaga yang ada dalam menyelesaikan persoalan ketatanegaraan
yang dihadapi.
Indoensia sebagai bagian dari masyarakat pasar bebas dan telah menandatangani
kesepakatan di antara 10 negara ASEAN khususnya dibidang pelayanan kesehatan
yang dikenal dengan Mutual Recognition Agreement (MRA) sehingga diperlukan suatu
lembaga independen untuk mengatur sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi bagi
praktik perawat. Di antara 10 negara di Asia Tenggara, tujuh negara telah memiliki
undang-undang yang mengatur tentang keperawatan, sedangkan Indonesia merupakan
salah satu dari tiga negara yang belum memiliki undang-undang keperawatan (selain
Laos dan Vietnam). Oleh karena itu dari segi kebijakan saja Keperawatan Indonesia
masih jauh tertinggal. Menurut Prof. Azrul azwar Guru Besar Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas Indonesia yang juga mantan Ketua Umum Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) bahwa Indonesia tertinggal 100 tahun dibandingkan dengan negara-
negara lain dalam kebijakan pengembangan profesi perawat.
Akbar (2010) mengungkapkan bahwa salah satu alasan pembentukan lembaga-
lembaga mandiri di Indonesia adalah tekanan dari lembaga-lembaga internasional untuk
membentuk lembaga-lembaga tersebut sebagai prasyarat bagi era baru menuju
demokratisasi. Negara-negara ASEAN sebagian besar memiliki Konsil Keperawatan
atau ada juga Konsil Keperawatan dan Kebidanan seperti di Thailand. Kondisi Global
sedikit banyak mempengaruhi tuntutan Global terhadap ketersediaan Perawat dan
Pelayanan keperawatan yang disetarakan dengan negara-negara lain. Pasar kerja
perawat keluar negeri sangat terbuka luas dan negara-negara maju membutuhkan
ribuah tenaga Perawat, kondisi saat ini dimana Indonesia belum mempunyai system
keperawatan yang setaraRegistered Nurse system banyak Negara yang
mempekerjakan Perawat Indonesia harus menurunkan level Kompetensi (down
grade). Bila dibandingkan dengan di Indonesia ; contoh di jepang Perawat Indonesia
Hanya menjadi Candidate nurse,di timur tengah banyak perawat Indonesia selalu
bekerja dibawah supervise perawat Philipina, India, Thailand yang mereka telah
mempunyai sistem keperawatan berdasarkan Nursing Act.
Alternatif solusi untuk konsil keperawatan yang ditawarkan Pemerintah yaitu melalui
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dapat tidak efektif mengingat profesi
perawat merupakan profesi dengan jumlah terbesar (60%) dari total tenaga kesehatan
yang ada. Apabila melihat dari kinerja MTKI beberapa tahun terakhir juga
mengecewakan, Surat Tanda Registrasi (STR) tidak dapat diterbitkan dalam rentang
waktu yang ditentukan (sangat lama) bahkan sampai sekarang ada yang belum
mendapatkan STR. Kondisi tersebut tentunya akan mengganggu dan merugikan setiap
tenaga kesehatan yang hendak melakukan praktik pelayanan kesehatan. Konsil Tenaga
Kesehatan yang merupakan usulan dari RUU Tenaga Kesehatan yang diajukan oleh
Pemerintah yang sedang sama-sama berproses juga dikhawatirkan akan terjadi hal
yang sama. Prof. Azrul Azwar mengungkapkan RUU Tenaga Kesehatan tidak perlu
karena tidak semua tenaga kesehatan perlu diatur dengan undang-undang, tetapi
profesi kesehatan yang bersentuhan langsung secara massif dengan pasien saja.
Tidak ada gading yang tak retak. Kepada Pemerintah, DPR, dan masyarakat diharapkan
dapat mempertemukan solusi terbaiknya karena tujuannya adalah sama yaitu untuk
kesehatan masyarakat Indonesia secara paripurna.
Referensi :
Tambahkan komentar
Perawat Soedirman
Beranda
Organisasi
Photo
Video
Motivation
Sep
1
Analisis Proses Pembahasan RUU Keperawatan
Rapat pembahasan RUU Keperawatan antara DPR dan Pemerintah pada 28 Agustus 2013
dapat dikatakan tidak mendapatkan hasil yang nyata terhadap kemajuan proses pembahasan
RUU Keperawatan. DPR dan Pemerintah masih belum menyepakati beberapa Daftar
Inventaris Masalah (DIM) diantaranya yaitu dimasukannya kebidanan dalam RUU
Keperawatan, Konsil Keperawatan, dan Kolegium Keperawatan.
Sep
1
Jan
10
Bukan Pilihan
Masa aktif saya sebagai mahasiswa boleh dikatakan tinggal beberapa saat lagi. Akan tetapi
sampai saat ini saya belum cukup paham dengan peran saya sebagai mahasiswa. Itu terlihat
jelas ketika ditanya apa sih yang sudah saya berikan untuk bangsa ini. Butuh waktu lama
bagi saya untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Hal yang saya ketahui adalah bangsa ini tak
pernah sepi dari keluhan-keluhan rakyatnya. Keluhan itu pun muncul dari bermacam-macam
mulut, tak terkecuali mulut mahasiswa.
Jun
7
May
31
Hari tidak terlalu dingin kala itu, hujan pun tak nampak, namun perasaan aneh menyelimuti
sekujur tubuh seorang lelaki setengah baya yang masih sibuk mencari-cari kebenaran tentang
suatu hal.
May
31
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabat
Bermula dari lahirnya Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN).
Sep
5
Untuk Kawanku
Salam Perjuangan.,
Selamat datang para pemenang, selamat datang kawan-kawanku, kalian adalah insan yang
terpilih, yang dibekali dengan intelektualitas dan semangat juang tinggi. Kehadiran kalian
menjadi pengharapan besar bagi bangsa ini untuk menjadikan negeri ini menjadi lebih baik.
Inilah kalimat pengawal rasa gembira kami ketika kawan-kawan memutuskan bergabung di
barisan ini.
1
Jul
19
Bukan karena mulai bergesernya idealisme saya, ku tulis catatan kecil ini, tetapi karena ingin
melihat sesuatu lebih obyektif lagi.
6
Jul
14
Dari awal saya hendak beranjak, sempat terblesit pikiran kenapa saya harus pergi, sementara
banyak orang-orang yang disini pun tidak terlalu peduli. Namun dengan semangat yang
masih tersisa saya lanjutkan langkah kaki kecil ini.
1
Jun
17
Kasus :
Seorang Ayah usia 45 tahun harus diamputasi salah satu kakinya dikarenakan komplikasi
penyakit Diabetes yang sudah dialaminya selama 3 tahun. Karena harus kehilangan salah satu
kakinya, Ayah tersebut harus terancam kehilangan pekerjaannya sebagai tukang becak,
padahal dia harus menghidupi isteri dan tiga orang anaknya yang masih kecil.
32
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.