Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah : Wawasan Lingkungan

Dosen : Supiyati, SKM, M.Kes


Kelas : Non Reguler

TEKNOLOGI PEMERIKSAAN LINGKUNGAN

DAN INTERVENSI KESEHATAN

Disusun Oleh :

Bayu Pratama B0216709


Dewi satriana B0216718
Hilmawati B0216720
Aulia januarti B0216702
Hartati B0216706
Hasriadi B0216711

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil Alamin Wasyukrullah, tiada lafadz kalimat yang


sepatutnya Panulis munajatkan kehadirat Allah swt selain sembah sujud Penulis
yang mensyukuri atas segala nikmat dan cinta tanpa batas yang senantiasa Pemilik
Cinta Sejati anugerahkan kepada Penulis sehingga Penulis mempunyai daya nalar
dan intuisi dalam menyelesaikan makalah sebagaimana yang diharapkan.

Salam dan sholawat senantisasa Penulis kalamkan keharibaan Sang


Rahmatan lil Alamin Nabiullah Muhammad saw, keluarga, kerabat, sahabat-sahabat
serta segenap umatnya.

Makalah ini berjudul Teknologi Pemeriksaan Lingkungan dan Intervensi


Kesehatan.

Makalah ini memuat materi-materi yang relative singkat dan sederhana,


walaupun demikian diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan pembaca.

Dan tak dapat dinafihkan, kembali pada fitrah sebagai manusiabiasa Penulis
menyadari dengan segenap hati bahwa masihlah banyak kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada makalah ini, serta dengan segenap kemurnian hati Penulis
menanti sebuah saran cerdas, ide cemerlang dan kritikan konstruktif dari Pembaca
guna kesempurnaan makalah ini, Semoga Allah SWT selalu meridhoi segala usaha
kita. Amin.

Majene, 14 oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 1
C. Tujuan Penyusunan Makalah................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Teknologi ..................................................................... 3
B. Perkembangan Teknologi dalam Pembangunan dan Lingkungan.. 4
C. Penerapan Teknologi terhadap Lingkungan 5
D. Ruang lingkup kesehatan lingkungan... 8
E. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia....... 9
F. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia ...... 12
G. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap. 13
kesehatan masyarakat diperkotaan dan pemukiman
H. Intervensi Kesehatan Lingkungan ........................................ 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan... 15
B. Saran ....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA . 16

Commented [A1]: Beri page number


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan
belajar.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang
berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini
masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan
yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) masa datang
kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks
yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan
yangmemadai
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan
adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada
metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan
oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga
sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari Teknologi


Pemeriksaan Lingkungan dan Intervensi Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan teknologi dalam pembangunan dan lingkungan ?
2. Bagaimana penerapan teknologi terhadap lingkungan ?
3. Masalah-masalah kesehatan lingkungan apa saja yang ada di indonesia ?
4. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di indonesia ?
5. Bagaimana hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat diperkotaan dan pemukiman ?
6. Bagaimna intervensi kesehatan lingkungan?
7. Definisi dan Ruang Lingkup Commented [A2]: Bukan merupakan rumusan masalah

C. Tujuan Penulisan

Mahasiswa dapat mengetahui mengenai teknologi pemeriksaan


lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang
berarti seseorang yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu
pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. Istilah
teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian teknologi secara umum
adalah:
1. Proses yang meningkatkan nilai tambah.
2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja.
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan
digunakan
Pemeriksaan kesehatan adalah pemeriksaan status kesehatan oleh
dokter atau teknisi medis yang memenuhi syarat. Pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar.
Menurut WHO (World Health Organization), Kesehatan lingkungan adalah Commented [A3]: Penggunaan bahasa asing gunakan
huruf italic
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia): kesehatan
lingkungan ialah suatu kondisi lingkungan yang dapat menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dengan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, teknologi pemeriksaan lingkungan
adalah pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah yang digunakan dan
dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja dalamserangkaian
kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standarsehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
lingkungan yang dapat menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dengan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

B. PerkembanganTeknologi Dalam Pembangunan Dan Lingkungan

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah membawa


kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai
manfaatnya dapat terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih
dari sesutau yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya
mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat
cepat dan tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan,
computer informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi
tersebut bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup
manusia sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya
tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia,
makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan.
Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan aturan yang ada dan
memperhatikan segala dampak buruk yang dapat ditimbulkan bagi manusia
sebagai pengaplikasinya ataupun dengan lingkungan sebagai area
pengaplikasianya. Semua harus berjalan dengan seimbang. Kemajuan IPTEK
harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang dihasilkan mengakibatkan
keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya pengembangan IPTEK yang
menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan pemanfaatannya bagi
peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan akan lebih membawa
kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga pembangunan yang
terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.

C. Penerapan Teknologi Terhadap Lingkungan

Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tentu


kemajuan Teknologi akan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan
adanya Teknologi, manusia dapat merasakan manfaatnya. Manusia akan lebih
mudah melakukan hal-hal sulit dilakukan, sehingga akan lebih efisien dalam
melakukan sesuatu.
Penerapan Teknologi tentunya juga bergantung pada kondisi lingkungan.
Misalnya dengan adanya fenomena pemanasan global dan perubahan iklim.
Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman juga dihadapkan
dengan tantangan seperti emisi, penurunan ketersediaan air, banjir, kekeringan,
erosi/tanah longsor, dan intrusi air laut. Tantangan ini, pada masa datang akan
semakin mengancam kualitas lingkungan hidup. Pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan permukiman pada dasarnya sudah berada dalam koridor
pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagaimana ditegaskan dalam
Undang-Undang (UU) sektor ke-PU-an. Pada pelaksanaannya Rencana Commented [A4]: Apa yang dimaksud ke-PU-an

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) II 2010 2014 sudah tidak


dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangannya akan dihadapkan dengan
tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang saat ini pun telah mulai
dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Oleh karenanya, kebijakan
pembangunan ke depan harus mampu mendorong peningkatan kualitas
lingkungan termasuk dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
permukiman, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian,
maupun dalam proses pemeliharaan bangunan-bangunan konstruksi dan
infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. Infrastruktur pekerjaan umum
dan permukiman yang berwawasan lingkungan tersebut harus memenuhi
karakteristik keseimbangan dan kesetaraan, pandangan jangka panjang, dan
sistemik. Kebijakan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan (green
building dan green infrastructure), mempertahankan dan mendorong Commented [A5]: Gunakan huruf italic

peningkatan prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap kawasan


budidaya lainnya, mempertahankan kawasan konservasi terutama di kawasan
perkotaan, mewujudkan ecocity, serta meningkatkan pengawasan dan Commented [A6]: Apa yang dimaksud ecocity

pengedalian lingkungan dalam setiap aspek pelaksanaan pembangunan


infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. Tolak ukur green construction Commented [A7]: Gunakan huruf italic

adalah mengharmonikan infrastruktur dan bangunan dalam jaringan dan lingkup


yang lebih luas, terkait aspek-aspek iklim, sumber daya alami, ekonomi, serta
sosila dan budaya. Manfaat yang paling penting dari penerapan green
construction ini adalah tidak hanya sekedar melindungi sumber daya alam, tetapi
juga dalam rangka mewujudkan efisiensi penggunaan energi dan meminimalisir
kerusakan lingkungan. Manfaat lainnya yang dianggap paling penting adalah
bahwa kehidupan dan kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik, termasuk
meningkatnya kepedulian lingkungan dari masyarakat dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi lokal dan pengembangan nilai-nilai estetika lingkungan.
Salah satu teknologi green cobstruction yang banyak dikenal dalam
stabiltas lereng atau tebing jalan adalah teknologi rumput vetiver. Teknologi ini
menggunakan rumput vetiver yang memiliki karakteritistik teknis yang khas
untuk mencegah atau mengurangi terjadinya erosi atau longsorang dangkal,
dimana pada tanah-tanah berlereng, erosi dan longsoran dangkal menjadi
persoalan yang serius. Upaya pengendalian atau pencegahan terjadinya erosi
atau longsoran dangkal ini sudah tertuang dalam sasaran strategis Kementerian
PU peroide 2010-2014 Tujuan 4, yaitu meningkatkan pembangunan kawasan
strategis, wilayah tertinggal, perbatasan, dan penanganan kawasan rawan
bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. Adapun salah satu
sasaran yang tertuang dalam Tujuan 4 tersebut adalah berkurangnya kawasan
terkena dampak tanah longsor melalui pembangunan, rehabilitasi, serta operasi
dan pemeliharaan sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen. Sejak tahun
2007 sampai tahun 2009, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan sudah melakukan penelitian dan mengembangkan model teknologi
rumput vetiver ini. Pada tahun 2008, sudah dilakukan monitoring penanganan
erosi lereng secara vegetatif dengan menggunakan: rumput Vetiver secara
mandiri dan rumput Vetiver dikombinasikan dengan rumput Bahia. Rumput
Vetiver mempunyai system perakaran sangat dalam (lebih dari 3 m) dan mampu
menembus lapisan keras dan berbatu yang menjadi semacam jangkar atau
kolom yang kuat; sedangkan rumput Bahia pertumbuhannya horizontal menutup
permukaan tanah. Dari aspek penelitian yang dilakukan oleh Puslitabang Jalan
dan Jembatan (tahun 2008), kombinasi rumput vetiver dan bahia menunjukkan
kinerja yang relatif baik dalam menangani erosi, namun demikian dalam skala
besar teknologi ini masih terbatas dalam penggunaannya. Sehubungan dengan
adanya beberapa proyek pembangunan jalan nasional seperti di Jawa Timur,
Kalimantan Timur dan Papua, maka Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
memandang penting untuk menerapkan hasil penelitiannya di proyek tersebut.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, pada tahun 2009 telah dilakukan
pembibitan 150.000 rumput vetiver dan penyusunan DED untuk lokasi Jawa
Timur, Kalimantan Timur, dan Papua. Untuk wilayah Jawa Timur, lereng/tebing
jalan yang ditangani adalah ruas jalan baru (KM 0+200) yang menjadi akses
keluar masuk jembatan Suramadu. Di wilayah Kalimantan Timur, aplikasi
teknologi rumput vetiver akan diterapkan di 2 ruas jalan yaitu ruas jalan Loa
Janan Gereja (KM 41+600) dan ruas jalan Santan Bontang (KM 17+600).
Sedangkan untuk wilayah Papua, teknologi rumput vetiver akan diterapkan di
ruas jalan Yeti - Arso (KM 107+100). Diharapkan dengan adanya aplikasi
teknologi rumput vetiver, permasalahan erosi/longsoran dangkal yang mungkin
akan timbul di lokasi tersebut dapat dikurangi.
Penggunaan teknologi rumput vetiver ini menggambarkan salah satu
manfaat teknologi terhadap lingkungan. Namun, Pada hakekatnya
pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh
sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya
memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati
dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya manusia dan buatan),
sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam
keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasi maupun eksploitasi
komponen-komponen sumberdaya alam untuk pembangunan, harus seimbang
dengan hasil/produk bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan.
Prinsip pemeliharaan keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap
upaya pembangunan atau perubahan untuk mencapai kesejahteraan manusia
dan keberlanjutan fungsi alam semesta.
Sistem masukan dan keluaran dalam pembangunan yang berwawasan
lingkungan, dapat dikontrol dari segi sains dan teknologi. Penggunaan perangkat
hasil teknologi diarahkan untuk tidak merusak lingkungan alam, serta bersifat
teknologi bersih, dan mengutamakan sistem daur ulang. Arah untuk menjadikan
produk ramah lingkungan, dan menekan beaya eksternal akibat produksi
tersebut harus menjadi orientasi bagi setiap usaha pemanfaatan sumberdaya
alam untuk kesejahteraan masyarakat. Mekanisme pengaturan keseimbangan
sistem masukan dan keluaran akan ditentukan oleh kepedulian atau komitmen
sumberdaya manusia, sistem yang berlaku, infrastruktur fisik, sumber daya lain
yang dibutuhkan. Dengan prinsip keterlanjutan, pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan perlu disusun dalam arah strategis untuk menyelamatkan aset
lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Upaya peningkatan kesejahteraan
manusia harus seiring dengan kelestarian fungsi sumberdaya alam, agar
keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan potensi keanekaragaman hayati
tidak akan menurun kualitasnya. Commented [A8]: Penggunaan alinea pada setiap paragraph
tidak seimbang

D. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :


1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran Commented [A9]: Konsisten dalam penulisan

3. Pembuangan Sampah Padat


4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

E. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia

1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Syarat Fisik:
Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia:
Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks
500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis:
Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-
benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-
faktor/unsur:
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas,
pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan
kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat
mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar
kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes
sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit
Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut
diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida
untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras
mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit
DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya
anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat
menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan Dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,
rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat
pengelolaan makanan meliputi:
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran
tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi
indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan
problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll.
Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan
ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan
bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya
infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door
pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data
menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada
beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar
resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis
pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang.
Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil
kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran
pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.

F. Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia


1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar
penduduk.
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
G. Hubungan Dan Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan
Masyarakat Di Perkotaan dan Pemukiman.

Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan


masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut
a. Urbanisasi >>> kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>> daerah
slum/kumuh >>> sanitasi kesehatan lingkungan buruk Commented [A10]: Buat dalam bentuk gambar

b. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>> dibuang


tanpa pengolahan (ke sungai) >>> sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci,
kakus>>> penyakit menular.
c. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi) >>> emisi gas buang (asap)
>>> mencemari udara kota>>>udara tidak layak dihirup >>> penyakit ISPA.

H. Intervensi Kesehatan Lingkungan

Tabel 1. Inventarisasi Rencana Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

No Pendekatan Pemecahan Inventarisasi Rencana Rencana


Masalah Kegiatan Kegiatan
1 Membuat jadwal penyuluhan Jadwal penyuluhan Setiap bulan
PHBS
2 Membuat jadwal kunjungan Jadwal kunjungan Setiap bulan
rumah
3 Memberikan contoh Menjelaskan system SPAL 3 x setahun
pembuatan jamban yang baik yang baik
4 Menjaga hubungan Bekerjasama dengan lintas Setiap 3 bulan
kerjasama yang baik dengan sector untuk menjadikan
lintas sector salah satu desa ODF
5 Memberikan motivasi kepada Memotivasi masyarakat Setiap bulan
masyarakat untuk mau untuk mau berperilaku
melakukan perubahan hidup bersih dan sehat
terhadap lingkungan melalui penyuluhan keliling
Tabel 2. Rencana Usulan Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

Kegiatan Pokok Rencana Kegiatan Target Volume Sasaran


Kegiatan
Pemeriksaan Setiap Setiap bulan Rumah
1. Rumah bulan masyarakat

2. Jamban
3. SAB
4. SPAL
5. Sampah
6. Jentik
Pemeriksaan 2x 2 x setahun Tempat-
Kesling
1. TTU setahun tempat umum

Pemeriksaan 2x 2 x setahun Tempat


1. TPM setahun pengolahan
makanan
Klinik sanitasi Setiap Setiap ada Masyarakat
ada kasus yang yang
kasus di rujuk dari berkunjung ke
pelayanan
yang di poli
kesehatan
rujuk dari
poli
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang
tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
2. Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam
mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa
dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.
3. Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan
hidup, sehingga akan mengancam kelangsungan mahluk hidup, terutama
ketenangan dan ketentraman hidup manusia.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan serta
kegiatan yang berorientasi pada teknologi, yang dilakukan oleh dunia
industri tidak hanya bertujuan meningkatkan keuntungan ekonomi semata,
tetapi harus pula memperhatikan lingkungan dan SDA serta diiringi dengan
kemauan untuk menyisihkan biaya pemeliharaan lingkungan.
2. Perlu dilibatkan masyarakat dalam pengawasan pengolahan limbah
buangan industri agar lebih intens dalam menjaga mutu lingkungan hidup.
Ikhtiar ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dan pengawasan biar
untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Daftar Pustaka

Akhmad, Kesehatan Lingkungan. Available http://saruankesling.blogspot.co.id/


2013/11/makalah-tentang-kesehatan-lingkungan.html, diakses 14 oktober
2014

Arrizal, Murtanti Jani Rahayu dan Rutiana, 2007. Strategi Perencanaan


Pembangunan Permukiman Kumuh.Jurnal Gema Teknik. Hal 1-8.

https://kmplnmakalah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-air-pengolongan-dan
klasifikasi. html,diakses 14 oktober2014 Commented [A11]: Cantumkan siapa saja yang terlibat dalam
penulisan makalah

http://www.indonesian-publichealth.com/prosedur-pengambilan-contoh-air-limbah/,
diakses 14 oktober2014 Commented [A12]: Jika organisasi sebagai penulis maka
tulislah terlebih dahulu nama organisasi, judul tulisan dan tahun

http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2011/10/kesehatan-lingkungan-dan-kesehatan.
html, diakses 14 oktober2014

http://puskesmasarsel.com/kesehatanlingkungan.html, diakses 14 oktober2014

http://pengertianedefinisi.com/pengertian-kesehatan-lingkungan-definisi-dan-tujuan/,
14 oktober2014 Commented [A13]: Siapa penulisnya

Soemirat, Juli . 2011. Kesehatan Lingkungan . Penerbit Gadjah Mada University


Press .Jakarta

Suoriyadi Rahim, Ngaka Putu Sueca, 2004. Pemukiman kumuh masah atau solusi.
Jurnal pemukiman natah. Hal 1-4.

Wikipedia, https://teukujalal.wordpress.com/makalah-air-bersih/, diakses 14 oktober


2014

Zulkarzaen, Wahyuni Pudjiastuti, 2002. Strategi Mengatasi Masalah Kesehatan Dan


Lingkungan Hidup Di Pemukiman Kumuh Lewat Program Pemasaran Sosial.
Jurnal Makara, Sosial Humaniora. Hal 1-6.

Anda mungkin juga menyukai