Anda di halaman 1dari 4

Buruh Karimun Tuntut Pendirian BLK dan Perda

Ketenagakerjaan

AKURAT.CO, Pada Hari Buruh Internasional 2017, para buruh di Kabupaten


Karimun, Kepulauan Riau, menuntut pemerintah setempat mendirikan balai
latihan kerja (BLK), dan membuat peraturan daerah tentang ketenagakerjaan.

"Kami menuntut janji bupati soal pendirian BLK. BLK dibutuhkan untuk tenaga
kerja lokal," kata Ketua Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja
Metal (SPAI-FSPMI) Cabang Karimun Muhamad Fajar pada aksi damai Hari
Buruh Internasional di Kantor Bupati Karimun, Senin (1/5).

Muhamad Fajar mengatakan, buruh menginginkan pemerintah daerah


berkomitmen memberdayakan tenaga kerja lokal, sehingga tidak kalah bersaing
dengan tenaga kerja dari luar dalam bursa kerja di Kawasan Perdagangan Bebas
atau Free Trade Zone (FTZ) Karimun.

"Komitmen itu jangan hanya di bibir, tapi dibuktikan dengan menepati janji -janji
yang disampaikan kepada kami pada saat pilkada yang lalu, terutama janji
mendirikan BLK dan membuat perda ketenagakerjaan," tuturnya.

Massa yang berasal dari sejumlah perusahaan besar, terutama perusahaan


tambang granit tersebut juga menyuarakan sejumlah tuntutan, atau lain
penghapusan sistem "outsourcing" atau pemagangan, peningkatan cakupan
jaminan sosial, dan penolakan upah murah.

Sementara itu, Pengurus Unit Kerja (PUK) SPL-FSPMI PT Saipem


Indonesia Karimun Branch (SIKB) juga menggelar kegiatan memperingati Hari
BuruhSedunia, di Coastal Area Tanjung Balai Karimun.

Dalam aksi tersebut, Ketua PUK SPL-FSPMI PT SIKB Hartono Surbakti mendesak
perusahaan dan pemerintah daerah agar memprioritaskan tenaga kerja lokal
dalam bursa kerja daerah setempat.

Setiap tahun, kata Hartono, jumlah penduduk produktif lulus SMA terus
bertambah sehingga membutuhkan keseriusan semua pihak untuk
mempersiapkan mereka agar bisa masuk dan bersaing dalam bursa kerja lokal,
terutama di perusahaan-perusaan yang beroperasi di kawasan FTZ Karimun.
"Kalau tidak kita siapkan, maka peluang kerja akan diisi pekerja dari luar," kata
dia.

Pemerintah daerah, kata dia, harus memberikan proteksi dan memfilter tenaga
kerja dari luar, sehingga pekerja lokal tidak sekadar menjadi penonton.

"Keteramplan dan kemampuan pekerja lokal harus diperkuat, agar mereka bisa
bersaing. Karena itu, kami mendesak pemerintah daerah segera mendirikan
BLK. BLK untuk daya saing dan nilai jual tinggi," katanya.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim menyatakan, tenaga
kerja lokal diberikan prioritas sesuai dengan program pemerintah daerah untuk
mewujukan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

"Tinggal celah mana kesiapan pekerja tempatan agar bisa bekerja di perusahaan
yang ada," ujar Anwar Hasyim.

Mengenai pendirian BLK, dia mengatakan pemerintah daerah memiliki komitmen


untuk mewujudkannnya, namun tentunya tidak bisa diwujudkan dengan cepat.

"Butuh dana besar untuk mendirikan BLK. Pemda mungkin bisa menyediakan
lahan dan fisiknya, tapi peralatan dan isi gedungnya tentu harus didukung
anggaran dari provinsi dan pusat, jadi perlu waktu untuk mewujudkannya,"
katanya.

Peringatan May Day di Coastal Area juga diisi dengan kegiatan sosial seperti
donor darah dan gotong royong membersihkan kawasan yang diproyeksikan
sebagai pusat perekonomian baru Karimun tersebut.

PUK SPL-FSPMI PT SIKB, dalam acara sosial tersebut juga menyerahkan


sebanyak 10 set tempat sampah kepada pemerintah daerah sebagai bentuk
dukungan Gerakan Karimun Bersih dalam upaya mewujudkan kebersihan
lingkungan setempat.
Balai Latihan Kerja Bisa Meningkatkan
Keterampilan Buruh
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sulawesi Tengah, Abdul
Muin Pananrangi menyatakan, peningkatan keterampilan bagi buruh sebaiknya melalui
balai latihan kerja (BLK).

"Jika pemerintah menginginkan buruh maju maka harus diberikan pendidikan yang lebih
baik, salah satunya melalu BLK," katanya di Palu, Senin (1/5).

Menurut Muin, peringatan Hari Buruh saat ini merupakan momentum membangun
komitmen untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan bagi buruh dan pekerja.

"Kalau ada anggota buruh di lapangan yang cuma tamatan SD, dibutuhkan komitmen
pemerintah mengantisipasi hal itu," ujarnya.

Dia berharap ke depan ada kerja sama antara serikat pekerja dan dinas pendidikan untuk
memberikan pendidikan keterampilan bagi pekerja di tempat kerja.

Dia juga berharap fungsi pengawasan yang saat ini di bawah tanggung jawab pemerintah
provinsi lebih ditingkatkan lagi, termasuk mengawasi apa yang menjadi tanggung jawab
perusahaan.

Koordinator Wilayah (Korwil) Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia


(KSBSI) Sulteng Karlan Ladandu bahwa buruh atau pekerja wajib untuk menambah ilmu
dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan agar ke depan bisa sejahtera.

Menurut dia, buruh harus terus belajar dan memiliki keinginan menaikkan derajat
mereka.

"Sebagian buruh menerima kehidupannya saat ini, yang penting dapat pekerjaan, sudah
digaji baik kecil maupun besar tidak ada masalah. Pemikiran itu harus diubah," ujarnya.

Dalam setiap peringatan Hari Buruh, kata dia, tuntutan yang diajukan selalu persoalan
kesejahteraan. Bagaimana buruh bisa sejahtera, bagaimana kondisi keluarga saat buruh
sedang bekerja, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja ataupun jaminan hari tua.[]

Anda mungkin juga menyukai