Anda di halaman 1dari 63

AKUNTANSI

2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas administrasi dan laporan manajerial usaha farmasi

mampu membuat laporan :

1. Laporan kinerja perusahaan

2. Laporan peredaran bahan/obat

Tujuan Akhir Mata Kuliah

1. Memahami konsep dasar administrasi perusahaan

2. Dapat menyajikan laporan operasional secara sistematis

3. Mampu membaca laporan dan tujuan akhir dapat memperbaiki kinerja

perusahaan

GBMK

- Membuat laporan narkotika dan obat berbahaya

- Membuat laporan penjualan harian

- Membuat laporan pembelian cash flow

- Membuat laporan perpajakan

- Membuat analisa laporan evaluasi

1
Perusahaan adalah : (masyarakat yang pluralisme) suatu usaha bersama dengan

bagian-bagian lain dari lingkungan. Merupakan suatu usaha untuk memenuhi

kebutuhan dari berbagai kelompok, termasuk perusahaan itu sendiri.

Organisasi perusahaan bukan merupakan sarana yang tepat untuk mencapai

sasaran sosial

Analisa biaya dapat membantu manajemen dalam pengelolaan perusahaan/

departemennya. Penggolongan biaya yang tepat dengan penggunaan konsep

different costs for different purposes bahwa biaya digolongkan atas dasar

tujuan penggunaan dari data biaya tersebut.

1. Berdasarkan produk biaya digolongkan :

a. Biaya produksi biaya yang berhubungan dengan produksi suatu produk:

- Bahan baku

- Tenaga kerja

- Overhead

b. Biaya periodik yaitu biaya yang berhubungan dengan waktu dibanding dari

unit yang diproduksi

2. Berdasar periode akuntansi/pembukuan digolongkan:

a. Pengeluaran modal

b. Pengeluaran penghasilan

3. Berdasarkan hubungan volume produksi

a. Biaya variabel

b. Biaya semi variabel

c. Biaya tetap

2
4. Berdasarkan hubungan untuk tujuan pengawasan, digolongkan:

a. Biaya standar: biaya yang telah ditentukan

b. Biaya taksiran : biaya yang diperkirakan akan terjadi

c. Biaya sesungguhnya : biaya yang sungguh-sungguh terjadi

5. Berdasarkan dengan departemen produksi digolongkan :

a. Biaya departemen produksi : biaya bahan baku departemen

b. Biaya departemen pembantu : biaya gaji departemen pembantu listrik

c. Biaya langsung departemen

d. Biaya tak langsung departemen

6. Berdasarkan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi yang ada di perusahaan:

a. Biaya produksi

b. Biaya pemasaran

c. Biaya administrasi dan umum

d. Biaya keuangan

Manfaat data biaya :

1. Untuk tujuan pengawasan

2. Membantu menetapkan harga jual

3. Menghitung R/L periodik

4. Untuk mengendalikan biaya

5. Untuk pengambilan keputusan

3
- Perusahaan

Suatu tempat untuk usaha di mana tujuannya untuk mencari keuntungan

- Perusahaan dan ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi: suatu ilmu pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan manusia melalui sumberdaya yang langka.

Perusahaan swasta: suatu sistem di mana orang-orang bebas untuk menawarkan

modal mereka sendiri dengan menyelenggarakan perusahaan mereka sendiri.

Faktor produksi :

1. Sumber daya alam

2. Tenaga kerja

3. Modal

4. Kepengusahaan/skill /keahlian

Pasar dan produksi

Konsumen

Pembayaran Barang dan Uang untuk Tenaga kerja


barang jasa dari tenaga kerja modal disediakan
dan jasa perusahaan modal tanah oleh konsumen

Dunia Usaha

4
Administrasi pembukuan

Administrasi pembukuan diperlukan untuk menampung seluruh kegiatan

perusahaan dan mencatat yang diperlukan antara lain :

1. Buku kas

2. Buku bank

3. Buku penerimaan barang

4. Buku permintaan barang

5. Laporan penjualan hipotik

6. Buku penjualan PBF berkembang

7. Buku pembelian

8. Buku memorial

Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan dimaksudkan untuk

menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan

dipergunakan oleh berbagai pihak ekonomi.

Perusahaan kecil

Perusahaan

Perusahaan besar

5
Perusahaan kecil ada 4 kriteria

1. Manajemen berdiri sendiri manajer pemilik

2. Modal milik sendiri/sekelompok kecil

3. Daerah operasinya lokal

4. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil

Sistem perusahaan swasta ada dua prinsip :

1. Pemilikan pribadi: dari sumber daya yang produktif

2. Kebebasan menentukan pilihan-pilihan

Dasar pemikiran yang baik muncul dari suatu sistem yang bebas :

- Gagasan yang baik penghargaan

- Gagasan yang tidak baik ditinggalkan

Bentuk kepemilikan

1. Sole proprietorship

2. Partnership

3. Corporation

Analisa keuangan/ratio finansiil :

1. Ratio likuiditas

2. Ratio leverage

3. Ratio aktivitas

4. Ratio rentabilitas

5. Ratio modal kerja/working capital

6
Memenuhi kebutuhan modal kerja :

MK uang yang ada di kas/bank/piutang

Modal tetap tanah, gedung, peralatan

Modal pemilik (equity capital) modal pemilik

Konsep dasar administrasi perusahaan

Perusahaan dan lingkungan

1. Sistem perusahaan

2. Perusahaan dan masyarakat

3. Bentuk pemilikan perusahaan

4. Manajemen umum

5. Perilaku dan disain organisasi

6. Kewiraswastaan

7. Manajemen sumber daya manusia

8. Hubungan buruh dan pimpinan

9. Produksi, logistik dan riset

10. Proses pemasaran

11. Pengembangan produk dan penetapan harga

12. Aspek promosi dan pemasaran

13. Saluran pemasaran dan distribusi fisik

14. Manajemen keuangan dan resiko

7
Keuangan perusahaan dan investasi

15. Sistem kredit dan perbankan

16. Manajemen resiko dan asuransi

Manajemen informasi dan pengambilan keputusan

17. Fungsi akuntansi

18. Manajemen informasi dan komputer

19. Peranan pemerintah dalam dunia usaha

20. Bisnis internasional

21. Pengembangan karir dalam bisnis

Dalam manajemen perapotikan diperlukan pengertian dan peranan apotik sebagai

lembaga informasi obat, melibatkan :

- Peranan APA (Apoteker Pengelola Apotik) manajer

Pemodal (Psa)
Direksi

Dokter APA Konsumen

Petugas Apotik

8
Harta (dalam ribuan)

Harta lancar:debet
Kas Rp 148.075
Piutang dan wesel tagih Rp 310.800
Persediaan barang dagangan Rp 151.020
+
Total harta lancar Rp 609.895

Harta Tetap:
Bangunan dan peralatan Rp 250.575
Dikurangi penyisihan penyusutan Rp 190.430
+
Rp 60.145

Rp 670.040
===========

Hutang dan Kekayaan Pemilik kredit

Hutang lancar :PASIVA


Hutang dagang dan wesel bayar Rp 143.700
Hutang pajak Rp 7.050

Total hutang lancar Rp 150.750

Hutang jangka panjang :


Hutang hipotik Rp 243.830

Total hutang Rp 394.580

Kekayaan pemilik :
Modal pemilik Rp 275.460

Total hutang dan modal Rp 670.040
===========

9
Rasio lancar (current ratio)

Harta lancar Rp 609.895


= = 4,05
Hutang lancar Rp 150.750

Ratio modal kerja (working capital ratio)

Modal kerja adalah kelebihan harta lancar atas hutang lancar

Harta lancar hutang lancar = modal kerja

Rp 609.895.000 Rp 150.750.000 = Rp 459.145.000,-

Ratio leverage: mengukur sampai di mana perusahaan telah dibiayai oleh hutang-

hutang

Jumlah hutang
Ratio hutang = x 100%
Jumlah aktiva

394.580
= = 58,89% > 40%
670.040

Ratio aktiva:

Harga pokok penjualan 482.685


Inventory turn over = = = 3.3 < 15 x
Persediaan rata-rata 146.650

Hasil pengembalian investasi (return on investment)

Laba bersih 26.867


: = 4.00%
Total modal 670.040

10
Hasil pengembalian atas penjualan (return on sales)

Laba bersih 26.867


: = 3.42% < 9%
Penjualan 785.290

Pengelolaan non teknis farmasi

- Administrasi keuangan di apotik

- Analisa keuangan

- Analisa beak oven point

- Aliran uang masuk dan keluar

- Hubungan dengan bank

- Administrasi perbekalan

- Peningkatan penjualan

- Administrasi pembukuan dan lain-lain

- Resep, narkoba, mutu obat dan informasi pengelolaan teknis farmasi

- Bidang pelayanan kefarmasian

- Material

- Ketenagaan

Analisa keuangan

Keuangan : - Dapat mengetahui untung/rugi perusahaan

- Dapat mengukur likuiditas perusahaan

- Dapat mengukur sampai dimana efektivitas penggunaan

sumber dana

11
1. Ratio likuiditas

Aktiva lancar
a. Current ratio =
Pasiva lancar

Ratio yang baik = 2 x / 200%

Aktiva lancar persediaan


b. Acid test ratio =
Hutang lancar

Ratio yang baik = 1 x / 100%

2. Ratio leverage :
Jumlah hutang
a. Ratio hutang =
Jumlah aktiva

Maksimal = 40% bila lebih besar berarti tidak baik

Laba kotor
b. Times interest earned =
Biaya bunga

Minimal = 6 x bila lebih kecil berarti tidak baik

3. Ratio aktivitas : pengukuran terhadap penggunaan sumber dana

Harga pokok penjualan


Inventory turn over =
(perputaran persediaan) Persediaan rata-rata

(Piutang saldo awal + piutang saldo akhir) : 2


x 365 hari
Penjualan kredit satu tahun

Maksimal = 60 hari bila lebih besar tidak mampu menagih hutang

12
4. Ratio keuntungan (profitabilitas)

Laba netto sesudah pajak


a. Profit margin = x 100%
Penjualan netto

Minimal = 9% lebih besar lebih baik

b. Return on total assets :

Laba sebesar bunga dan pajak


= x 100%
Jumlah aktiva

Laba sebelum bunga dan pajak x total asset turn over


=
Penjualan

Angka yang baik : minimal 13% lebih besar lebih baik

5. R.O.I. Return on Investment

Laba Hasil penjualan


= x
Hasil penjualan Investasi

= Profit margin x asset total turn over (dalam %)

Minimal 1,35% x lebih besar lebih baik

6. Perputaran modal kerja

Working capital turn over dalam satu periode

Penjualan netto
PMK Bruto = = x
Aktiva lancar

Penjualan netto
PMK Netto = = x
Aktiva lancar hutang lancar

Angka yang optimal = 4 x perputaran

13
Perputaran Hutang Dagang

Pembelian
P.H.D. = = x
H.D. Rata-rata

H.D. Saldo Awal + H.D Saldo Akhir


H.D. Rata-rata =
2

Lebih kecil lebih baik

Dalam buku The History of Accountancy karangan O. Ten Have 5 group/bidang

pembahasan :

1. Commerce

2. Industry

3. Banking

4. Government

5. Large land ownership

Ilmu pengetahuan akuntansi ada dua kelompok :

1. J.P. Accounting

2. J.P. Auditing

Financial Ace
I.P. Accounting
Cost Acc

14
Kewajiban penyelenggaraan akuntansi perusahaan termuat pasal 6 KUHD :

Setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan iapun tentang

kekayaannya dan tentang segala sesuatu berkenaan dengan perusahaan itu

diwajibkan, sesuai dengan kebutuhan perusahaan, membuat catatan-catatan

dengan cara demikian, sehingga sewaktu-waktu dari catatan-catatan itu dapat

diketahui segala hak dan kewajibannya.

Analisa Break Event Point (BEP)

Adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap dan

biaya variabel

Biaya secara garis besar dibagi dalam dua kelompok :

1. Biaya-biaya tetap atau biaya konstan (fixed cost)

2. Biaya-biaya variabel (variabel costs)

Biaya-biaya variabel terbagi :

1. Biaya variabel proporsionil

Adalah biaya variabel yang turun-naik sebanding dengan volume produksi

2. Biaya variabel progresif proporsionil

Adalah biaya variabel yang meningkat lebih cepat dibanding dengan

kenaikan produksi

3. Biaya variabel degressif proporsionil

Adalah biaya variabel yang meningkat lebih lambat dibanding dengan

kenaikan volume produksi.

15
Progresif variabel
Biaya (Rp)

Proporsionil variabel

Degressif variabel

Volume produksi

Menghitung BEP/Titik Pulang Pokok

Contoh :

Harga jual tiap unit Rp 2.500,- untuk produksi hingga 2.000 unit

Biaya tetap adalah Rp 375.000,-

Biaya variabel Rp 2.000,-/unit

Tetapkan titik BEP

Jawab

TR = TC

QxP = TFC + (VC X Q)

QP QVC = TFC

Q (P VC) = TFC

TFC
BEP Q =
P-VC

16
Q x 2500 = 375.000 + (2.000 x Q)

2.500Q = 375.000 + 2.000 Q

375.000
Q = = 7.500 unit
500

P VC = Merupakan kontribusi harga jual terhadap biaya tetap

Dalam masalah ini P VC = 2.500 2.000

Dengan demikian setiap unit = 500

Produk yang dijual memberikan sumbangan Rp 500,- untuk menutup biaya tetap

Menghitung BEP dalam rupiah

Ada kalanya biaya variabel per unit dan harga jual tidak diketahui

Contoh

Biaya tetap apotik pada bulan pertama adalah sebesar RP 3.000.000 per
bulan dan laba bersih penjualan 25%
Jawab :
Biaya tetap
BEP =
Biaya variabel
1
Volume penjualan

BT
=
75
1
100

4 x BT =4 x Rp 3.000.000

= Rp 12.000.000,-

17
Jika apotik tersebut menginginkan keuntungan Rp 10.000.000,-/bulan

Maka BEP ?

(BT + 10.000.000)
BEP = = Rp 52.000.000,-
75
1
100

Total revenue
Laba
BEP Total cost
1675

Variabel Cost
375 Fixed Cost
Rugi

250 500 750 1000


Volume produksi dan penjualan

Biaya dan pendapatan

10 jt Laba

BEP
+

3 jt
Rugi
12 jt 52 jt

Volume penjualan

18
PT HILDA
Laporan Rugi-Laba
Periode Tahun Buku 19X7

Penjualan Rp 300.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp 146.500,00

Laba kotor Rp 153.500,00
Biaya penjualan Rp 35.000,00
Biaya administrasi dan umum Rp 42.500,00

Rp 77.500,00

Laba bersih usaha Rp 76.000,00
Penghasilan dan biaya di luar usaha
Laba bunga Rp 2.500,00
Penghasilan jasa giro Rp 500,00

Rp 2.000,00

Laba sebelum pos luar biasa Rp 74.000,00
Pos luar biasa (setelah dipotong pajak)
Rugi kebakaran Rp 14.000,00
Laba penghapusan hutang
Dari pemilik Rp 7.000,00

Rp 7.000,00

Laba sebelum pajak Rp 67.000,00
Pajak penghasilan PPh Rp 11.100,00

Laba bersih Rp 55.900,00
============

19
Dengan diketahui harga pokok barang yang diproduksi maka harga pokok penjualan

dapat dihitung pula yakni dengan menambahkan harga pokok barang yang

diproduksi dengan persediaan awal produk selesai kemudian dikurangi persediaan

akhir produk selesai. Contoh berikut tentang laporan harga pokok penjualan.

PT. HILDA
Laporan Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun 19X7
(Dalam Ribuan Rupiah)

Persediaan awal produk Rp 45.000,00


Harga pokok produksi 19X7 Rp 138.100,00

Produk yang siap dijual Rp 183.100,00
Persediaan akhir produk selesai Rp 36.600,00

Harga pokok penjualan Rp 146.500,00
============

Bila produk pokok penjualan sudah diketahui, kemudian ditemukan (match) dengan

penjualan akan dihasilkan laba kotor. Laba kotor dikurangi biaya usaha akan

menghasilkan laba usaha. Kemudian jika dikurangi dengan biaya dan penghasilan di

luar usaha serta pos-pos luar biasa (extra ordinary) juga pajak penghasilan akan

dihasilkan laba bersih. Dengan kata lain tersusunlah laporan rugi-laba. Laba bersih

ini akan dimasukkan dalam laporan perubahan laba ditahan atau laporan perubahan

modal. Untuk lebih jelasnya dibuatkan contoh lanjutan dari contoh terdahulu.

20
PT HILDA
Laporan Harga Pokok yang Diproduksi
Untuk Tahun 19X7
(Angka dalam Ribuan Rupiah)

BAHAN MENTAH :
Persediaan awal bahan mentah Rp 14.000,00
Pembelian bahan mentah Rp 42.300,00

Bahan mentah siap digunakan Rp 56.300,00
Persediaan akhir bahan mentah Rp 9.000,00

Bahan mentah yang digunakan Rp 47.300,00
Tenaga kerja langsung Rp 44.200,00

OVERHEAD PABRIK : FOH /BOP


Bahan baku penolong Rp 6.800,00
Supplies / Bahan pembantu/perlengkapanRp 3.200,00
Tenaga kerja tidak langsung lainnya Rp 7.600,00
Asuransi Rp 3.700,00
Penyusutan Rp 7.400,00
Listrik dan air Rp 5.100,00
Pemeliharaan Rp 2.800,00
Teknik produksi Rp 3.500,00

Rp 44.600,00

Jumlah biaya produksi Rp 135.100,00
Persediaan awal barang dalam proses Rp 21.000,00

Harga pokok barang yang siap diproduksi Rp 157.100,00
Persediaan akhir barang dalam proses Rp 19.000,00

Harga pokok barang yang diproduksi Rp 138.100,00
============

21
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
DAN LAPORAN HARGA POKOK BARANG
YANG DIPRODUKSI

Harga pokok bahan mentah


yang dibeli

Harga pokok bahan baku


I. PENYIMPANAN
pemeriksaan, penerimaan
BAHAN MENTAH
dan penyimpanan

Harga pokok bahan baku


yang digunakan

II. PROSES PRODUKSI TERHADAP Harga pokok bahan mentah


BAHAN MENTAH yang digunakan ,tenaga
kerja langsung dan biaya
WIP= work in process overhead

Harga pokok bahan mentah


yang dibeli

III. PENYIMPANAN PRODUK Harga pokok produk selesai


SELESAI (BARANG JADI) yang menunggu dikirim/jual
ke konsumen
Finishing Goods

Harga pokok penjualan


Pembeli / langganan

22
ALIRAN BIAYA / SIKLUS AKUNTANSI

Rekening-rekening yang dikredit

Barang dalam proses

Persediaan barang Biaya bahan mentah

Biaya gaji Biaya tenaga kerja


Langsung

Persediaan bahan pembantu


Biaya gaji/tenaga kerja Biaya overhead pabrik
tidak langsung

Biaya penyusutan

Biaya listrik/Air dan lain-lain Persediaan produk selesai

Harga pokok penjualan

23
DASAR-DASAR PENJURNALAN PADA SIKLUS
BIAYA PRODUKSI

1. Mencatat penggunaan bahan baku D K

Barang dalam proses xxx -

Persediaan bahan baku - xxx

2. Mencatat tenaga kerja langsung yang telah digunakan

Barang dalam proses xxx -

Biaya gaji - xxx

3. Mencatat penggunaan/pemakaian overhead pabrik

Barang dalam proses xxx -

Persediaan bahan pembantu - xxx

Persediaan supplies kantor - xxx

Biaya gaji - xxx

Biaya penyusutan - xxx

Dan lain-lain - xxx

4. Mencatat pemindahan produk selesai dari pabrik ke gudang produk jadi

Persediaan produk selesai xxx -

Barang dalam proses - xxx

5. Mencatat harga pokok barang yang dijual

Harga pokok penjualan xxx -

Persediaan produk selesai - xxx

24
PEMBUKUAN PABRIK DAN PEMBUKUAN KANTOR

Transaksi Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Pabrik


Dibeli bahan baku dan bahan Kantor 125.000 Persediaan BB 125.000
penolong Rp 125.000 dibayar 3 Hutang dagang 125.000 Kantor pusat 125.000
bulan yang akan datang
Digunakan BB Rp 75.000 dan - BB baku 75.000
BP Rp 25.000 untuk produksi - BB penolong 25.000
bulan ini Persd B. Pen. 100.000
Dibayar biaya gaji dan upah Biaya gaji & upah 110.000 Biaya gaji & upah 40.000
oleh kantor pusat Rp 250.000 Kantor pabrik 140.000 Biaya Peny. Ged 100.000
dengan perincian untuk bagian Kantor pusat kas 250.000 Kantor pusat 140.000
pemasaran Rp 50.000 untuk
bagian administrasi dan umum
Rp 60.000 untuk biaya tenaga
kerja langsung Rp 40.000 upah
langsung dan lain-lain Rp
100.000
Biaya penyusutan bulan ini Barang dlm proses 320.000
adalah Rp 50.000 untuk mesin- B. bahan baku 75.000
mesin Rp 130.000 untuk gedung B. bahan penolong 25.000
dengan distribusi sebagai B. gaji & upah 40.000
berikut bagian pemasaran Rp B. lembur 100.000
75.000 bagian adm & umum Rp B. peny mesin 50.000
25.000 serta bagian produksi B. peny gedung 30.000
(pabrik) Rp 30.000
Persd brg dlm proses 20.000
Persd prod selesai 300.000
Brg dlm proses 320.000
Dijual secara kredit produk Piutang dagang 250.000 Kantor pusat 200.000
selesai dengan cost Rp 200.000. Penjualan kredit 250.000 Pers. Prod selesai 200.000
Harga jual Rp 250.000
Harga pokok penj 200.000
Kantor pabrik 200.000
Dijual tunai produk selesai Kas 40.000 Kantor pusat 25.000
dengan harga Rp 40.000. Harga Penj tunai 40.000 Pers prod selesai 25.000
pokok produk tersebut adalah
RP. 25.000 Harga pokok penj 25.000
Kantor pabrik 25.000

25
Tujuan dari harga dan penentuan harga

Harga adalah nilai pertukaran dari suatu produk/jasa

Kurva permintaan dan penawaran menentukan harga

Harga

Kurva permintaan

Kurva penawaran

Jumlah penjualan

Secara umum titik dimana kurva penawaran dan permintaan saling berpotongan

menentukan harga suatu barang tertentu.

Tujuan penetapan harga adalah untuk memaksimalkan laba, ada kemungkinan diberi

harga rendah dapat meningkatkan sahamnya di pasar (market share).

Jadi ada tiga tujuan utama yang mempengaruhi praktek penetapan harga.

1. Saham pasar

2. Mempertahankan saham pasar

3. Kemampuan mendapatkan laba (profitability)

Marjin laba ditetapkan pada tingkat yang rendah dapat menarik pembeli, tujuannya

untuk menjual lebih banyak barang dan dapat meningkatkan laba secara

keseluruhan, selain itu citra perusahaan maupun macam produk ditingkatkan.

26
Kenaikan harga yang sedang berlaku akan mengurangi dan membatasi penjualan.

Bila penurunan harga melampaui kenaikan harga maka tidak akan ada keuntungan.

Misal: Kenaikan harga 10% bila akan menyebabkan volume penjualan turun 7% =

akan mendatangkan laba. Tetapi bila turun hingga 12% = menyebabkan kerugian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

Faktor internal
Tujuan perusahaan
Biaya produk
Market mix
Organisasi
Policy harga

27
Langkah pertama dalam melancarkan penetapan harga ialah: menetapkan harga

dasar (basic price)

Sistem penetapan harga :

- Biaya bahan dan tenaga kerja

- Biaya overhead

- Marjin laba

- Harga pesaing

Ada tiga pendekatan dasar dalam penetapan harga

1. Orientasi biaya

2. Orientasi untuk memenuhi persaingan

3. Orientasi permintaan

Pendekatan biaya (cost approach)

1. Cost-plus pricing/penetapan harga berdasarkan biaya plus

Beberapa jenis usaha penetapan harga pada biaya plus laba ini terutama berlaku

barang produksi berdasarkan spesifikasi pelanggan

Misal : - Kontraktor dan utility (listrik, air dan lain-lain)

- Pedagang grosir dan eceran

Dengan rumus :

Biaya langsung + biaya eksploitasi = biaya keseluruhan

Biaya keseluruhan + marjin laba = harga

Marjin laba adalah 16 2/3% dari biaya

28
Dengan menggunakan suatu standar laba yang wajar, penetapan harga berdasarkan

biaya plus dapat membuat jaminan dalam pasar yang tidak menentu.

Contoh :

Biaya langsung Biaya eksploitasi Laba Harga


Rp 60,- Rp 30,- Rp 15,- Rp 105,-

- Langkah-langkah berikutnya memberikan persentase dari mark up bila biaya

dan harga jual diketahui.

Harga jual biaya = Rp mark up

Rp 60,- - Rp 40,- = Rp 20,-

Rp mark up
= % dari mark up
Harga jual

Rp 20,-
= 33 1/3%
Rp 60,-

Mark up adalah perbedaan antara biaya makelar dan harga jual

- Target rate of return (tingkat hasil target)

Adalah untuk memperoleh suatu tingkat laba dari jumlah dana yang

diinvestasikan

- Analisa titik pulang pokok

2. Penetapan harga untuk persaingan

1) Pada harga yang berlaku

2) Menetapkan harga di atas persaingan

3) Menetapkan harga di bawah persaingan

29
3. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan

Didasarkan pada estimasi tentang bagaimana hasil penjualan dengan harga yang

berbeda-beda dengan rumus :

P x Q = TR

P = harga

Q = jumlah

TR = pendapatan total

Hukum dari permintaan yang menurun adalah :

P Q

P Q

Estimasi permintaan ialah suatu keadaan yang relatif dari kuantitas yang diminta

terhadap adanya perubahan harga.

Permintaan yang elastis adalah :

P x Q = TR

P x Q = TR

Permintaan yang tidak elastis

P x Q = TR

P x Q = TR

Penetapan harga dari lini produk elastis silang harga

30
Laporan harga pokok barang yang diproduksi terdiri dari :

- Bahan mentah jumlah pemakaian =20 %

- Tenaga kerja langsung biaya tenaga kerja =30 %

- Overhead pabrik beban-beban lainnya =20 %



Harga pokok barang yang diproduksi

Akuntansi biaya bahan baku

Dari siklus bahan baku ada tiga tahap pencatatan :

a. Sumber bahan baku/supplier

b. Permintaan bahan baku bagian produksi gudang bahan baku

c. Penilaian bahan baku dan aliran harga pokok

Mendapatkan bahan baku :

Tahap Pembelian

Penerimaan ------ karantina

Pengecekan / QC-----terima / label hijau

Penyimpanan

Pemakaian/produksi

Pemenuhan kembali

Dicatat dalam buku besar :

1. Persediaan bahan baku (D) xxxx

Hutang dagang (K) xxxx

2. Hutang dagang (D) xxxx

Kas (K) xxxx

31
Elemen biaya bahan baku yang dibeli :

1. Jumlah harga yang tercantum dalam faktur pembelian

2. Pajak dan cukai

3. Ongkos/biaya angkut

Ongkos/biaya angkut dasar pengalokasian biaya :

1. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku

2. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku

Contoh : Pembelian 2 macam bahan baku terdiri dari :

2000 unit X @ Rp 150,-/unit = 1 kg

4000 unit Y @ Rp 75,-/unit = 1,5kg


Pembayaran 60 hari kemudian dengan ongkos angkut Rp 50.000,- tunai
Hitung alokasi ongkos angkut terhadap HPP !
Jawab :
X 2000 x 1 kg = 2000 kg = 2/8 x Rp 50.000,- = Rp 12.500,-
Y 4000 x 1,5 kg = 6000 kg = 6/8 x Rp 50.000,- = Rp 37.500,-

8000 kg

HPPBB X Rp 300.000 + 12.500 = Rp 312.500


Y Rp 300.000 + 37.500 = Rp 337.500
Jurnal
(D) Persediaan bahan baku X Rp 312.500
(D) Persediaan bahan penolong Y Rp 337.500
(K) Hutang dagang Rp 600.000
(K) Kas Rp 50.000

Rp 650.000

32
Contoh : BB X Rp 300.000 3/6 x 50.000 = Rp 25.000

BB Y Rp 300.000 3/6 x 50.000 = Rp 25.000



Rp 600.000

Jurnal :
Persediaan BB x Rp 325.000
Persediaan BP y Rp 325.000
Hutang Rp 600.000
Kas Rp 50.000
Potongan pembelian
2/10, n/30
Ada dua cara pencatatan :
1. a. Mencatat harga faktur kotor
b. Mengakui potongan pembelian sebesar income / pendapatan
2. a. Mencatat harga faktur bersih potongan
b. Mengakui potongan sebagai kerugian/loss setelah periode potongan

I II

Persd BB (D) 300.000 Persd BB (D) 300.000


HD (K) 300.000 HD (K) 300.000

HD (D) 300.000 HD (D) 294.000


Kas (K) 294.000 Kas (K) 294.000
Pot Pemb (K) 6.000

HD (D) 300.000 HD (D) 294.000


Kas (K) 300.000 Loss (D) 6.000
Kas (K) 300.000

33
Permintaan BB dari Bagian Produksi ke Bagian BB

Yang menyetujui permintaan BB Pengendali produksi dibuatkan surat


permintaan BB
Jurnal pemindahan BB (misal 2.000.000)
Barang dalam proses (D) 2.000.000

Persediaan BB (K) 2.000.000

atau :

Barang dalam proses dept I (D) 500.000

Biaya overhead dept I (D) 500.000

Barang dalam proses dept II (D) 500.000

Biaya overhead dept. II (D) 500.000

Persediaan bahan baku 2.000.000

Penilaian Persediaan BB dan Aliran Harga Pokok

1. Sistem fisik/sistem periodik

Dalam sistem ini pembelian BB dicatat dalam rekening pembelian BB dimana

secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut:

Persediaan awal BB Rp xxxx

Pembelian Rp xxxx
+
Biaya yang siap digunakan Rp xxxx

Persediaan akhir BB Rp xxxx


(secara fisik)
Harga pokok BB yang digunakan Rp xxxx

34
Penilaian persediaan akhir metode :

1) FIFO FIFO----FEFO

2) LIFO LIFO

3) Rata-rata tertimbang

2. Sistem permanen/sistem perpetual

Pembelian BB dicatat dalam rekening persediaan BB

Pada saat pemakaian BB (600.000)

Persediaan/sistem ini harga BB yang digunakan, nilai persediaan langsung

ditentukan pada saat pemakaian/persediaan

35
PT HADI
KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Nama Bahan : Bahan Baku A Lokasi : Gudang AB


Pabrik : X Maksimum : 15.000 unit
Item Maksimum : 5.000 unit

Masuk Keluar Persediaan

Harga Harga Harga


No No.
Tgl Kuantitas per Jumlah Tgl Kuantitas per Jumlah Kuantitas per Jumlah
LPB PBB
Unit*) Unit *) Unit**)

*) = Harga sesungguhnya
**) = Harga rata-rata

Gambar 1
Kartu Persediaan Bahan Baku

36
Kartu Persediaan Bahan Baku

Bahan Baku : Bahan Baku A Lokasi : Gudang AB


Pabrik : X Maksimum : 15.000 unit
Item : Minimum : 5.000 unit

Masuk Keluar Persediaan


Harga per
No Harga per No. Harga per
Tgl Kuantitas Jumlah Tgl Kuantitas Jumlah Kuantitas Jumlah
LPB Unit*) PBB Unit**)
Unit *)

*) = Harga sesungguhnya
**) = Harga rata-rata

Gambar 2
Kartu Persediaan Bahan Baku
PT HADI
Laporan Mingguan Sisa Bahan Baku
Tidak Bisa Digunakan

Departemen : .. Akhir Minggu Tgl :


Kuantitas Sisa Bahan Harga
Item Keterangan d/O SBB Alasan
Digunakan Baku Pokok

Jumlah minggu ini


Sampai dengan minggu ini
Cadangan sisa bahan baku
yang tidak bisa digunakan

Dibuat oleh:

Gambar 3
Formulir Laporan Sisa Bahan Baku yang Tidak Bisa Digunakan
PT HADI
KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU

MASUK KELUAR PERSEDIAAN

Harga Harga Harga


No No.
Tgl Kuantitas per Jumlah Tgl Kuantitas per Jumlah Kuantitas per Jumlah
LPB PBB
Unit Unit Unit

Gambar 4
Kartu Persediaan Bahan Baku
PT HUDA
YOGYAKARTA
LAPORAN BIAYA UPAH DAN INSENTIF

Departemen : ________
Tanggal : ________
Kuantitas Std : ________

No Kuan- Insentif
Jam Upah
Kartu Tarif ti tas Premium Total
Kerja Standar Bonus
Kerja dicapai Tarif Jumlah

Pembuat : _____________ Mandor : _____________

Acc untuk dibayar : _____________

Gambar 5
Laporan Biaya Upah dan Insentif
Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja pembayaran kepada pekerja yang didasarkan pada jam kerja

atau atas dasar unit produksi.

Upah Biaya tenaga kerja : biaya tenaga kerja langsung

Gaji Pembayaran tenaga kerja/karyawan didasarkan pada rentang waktu :

minggu/bulan biaya overhead pabrik

Di dalam upah sudah ada pengurangan/potongan seperti: PPh, iuran Astek dan lain-lain.

Penambahan : lembur, tunjangan dan lain-lain

Yang perlu diperhatikan :

1. Catatan kepegawaian

Agar dalam menentukan pembayaran upah sesuai dengan haknya. Data

kepegawaian sangat penting, formulir catatan kepegawaian dirancang agar dapat

digunakan untuk promosi maupun pemberhentian karyawan. Catatan

kepegawaian ini harus lengkap.


PT HUDA
YOGYAKARTA

LAPORAN BIAYA UPAH

Pabrik :
Tanggal :
Tarif minimum : Rp 20.000

Tambahan
No Tarif Jam ditambah
Nama Kualitas Jumlah
Kartu (Rp) Kerja minimum
(Rp)

1.614 M. Hadi 13.100 10,00 7 131.100 9.000,00


1.615 A. Haris 17.000 10,00 8 170.000

2.015 Zam-zam 18.000 10,00 9 190.000

Total 5.490.000 531.000,00

Gambar 6
Laporan Biaya Upah
2. Catatan waktu kerja

Dalam melakukan pembayaran upah dilakukan atas dasar jam kerja atau upah

produksi, dengan menggunakan time clock card dapat dilihat kapan pegawai itu

datang dan pulang. Kartu ini diparaf/ditanda tangani oleh yang bersangkutan

(karyawan) untuk memastikan kebenaran terhadap perhitungan waktu kerja,

dapat dibuat mingguan/harian.

Perhitungan Upah Kotor

Berdasarkan catatan tersebut di atas ada tiga metode dasar penentuan upah kotor:

1) Dasar tarif per jam kerja

Besar upah kotor adalah mengalikan jumlah jam kerja dan tarif per jam kerja

termasuk lembur dihitung pula.

2) Dasar tarif per unit produksi

Jumlah jam kerja x tarif

Pada perusahaan yang menggunakan dasar tarif per unit produksi dibuatkan

tarif minimum per jam kerjanya. Jika hasil tarif per unit produksi lebih rendah

dari tarif minimum, maka tarif ini harus dimark-up/ditambah. Tambahan biaya

upah dibebankan pada biaya tenaga kerja langsung.

3) Dasar rencana insentif

Tambahan insentif ini diberikan apabila karyawan, mempunyai prestasi yang

baik dapat diproduksi lebih dari/di atas jumlah/kualitas standar yang sudah

ditetapkan.
Distribusi Biaya Upah dan Gaji Kotor

Pencatatan dilakukan pada buku besar/buku pembantu. Ada dua macam buku

pembantu :

1. Buku pembantu departemen

2. Buku pembantu per pesanan

a. Metode pengumpulan harga pokok (proses)

b. Menentukan proses harga pesanan

Berdasarkan buku besar dilakukan jurnal sebagai berikut:

Barang dalam proses (WIP) xxxx

Biaya overhead pabrik xxxx

Pada biaya gaji xxxx

Biaya tenaga kerja langsung dicatat dalam proses, biaya tenaga kerja langsung

dicatat dalam biaya overhead pabrik (FOH)

Distribusi Biaya Upah dan Gaji Kotor

Setelah dihitung upah kotor dicatat pada rekening yang bersangkutan baik

pada buku besar/buku pembantu.

Buku pembantu untuk mencatat distribusi biaya :

1. Buku pembantu departemen (catatan harga per departemen)

2. Buku pembantu per pesanan


Pencatatan pada buku besar atas dasar jurnal sebagai berikut:

WIB xxxx

FOH xxxx

Salary/payroll xxxx

Buku besar

Catatan waktu kerja


Kartu harga pokok per pesanan
( murah ).
Buku pembantu

Kartu harga pokok per departemen

Potongan-potongan terhadap upah kantor:


Potongan : - Dari peraturan pemerintah
- Keputusan bersama
Misal : - PPh, astek dan lain-lain
- Potongan koperasi, SB dan lain-lain

Pembayaran Upah Bersih


Dengan melihat pada payroll register/payroll journal

Payroll journal suatu daftar yang berisi atau menunjukkan : nomor kartu kerja,
nama karyawan, upah kotor, potongan-potongan, upah bersih dan cara pembayaran

tunai/cek. Dari payroll register dibuat jurnal standar untuk pembayaran/gaji


sebagai berikut:
Biaya gaji xxxx jumlah kotor
Kas xxxx jumlah bersih
Hutang PPh xxxx
Hutang Astek xxxx potongan
Dan lain-lain xxxx

PAYROLL REGISTER

PT HUDA
YOGYAKARTA Bulan/Minggu ke :

Penghasilan Potongan
No Total
Reguler Lembur Total Pajak
Kartu Nama Jam La
Upah Peng Astek
Kerja Kerja Jam Tarif Jml Jam Tarif Jml la
Lemb hasilan

Total

Gambar 7
Formulir Payroll Register
Beberapa masalah dalam biaya tenaga kerja :

a. Waktu menganggur

Terjadi karena perpindahan waktu kerja, penundaan/mundur jadwal kerja

harus menunggu bahan dan lain-lain. Masalah tersebut dalam akuntansi biaya

disebut waktu menganggur, harus ditekankan seminimal mungkin atau

berakibat mempertinggi harga pokok produksi.

b. Shift premium

Pabrik yang berproduksi 24 jam penuh : menimbulkan giliran kerja (shift) bagi

buruh/karyawan. Masalah yang timbul : kerja malam hari maka akan berbeda

perlakuannya.

Misal :

Shift I jam 08.00 16.00 = Rp 2.000,-

Shift II jam 16.00 24.00 = Rp 2.050,-

Shift III jam 24.00 08.00 = Rp 2.100,-

Dari data tersebut akan berbeda harga pokok produksi.

Shift premium tersebut dibebankan pada seluruh produk yang diproduksi

diperlakukan sebagai biaya overhead (FOH)

Misal : Upah pada shift 3 = 8 jam @ Rp 2.100 = Rp 16.800

Yang merupakan biaya tenaga kerja langsung, biaya tersebut

didistribusikan sebagai berikut:

Journal :
WIB 16.000

FOH (Shift premium payroll) 800

Payroll 16.800

c. Bonus

Adalah tambahan pembayaran upah gaji, karena karyawan tersebut telah bekerja

pada tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

- Besar laba %

- Gaji % masuk dalam WIB

- Masuk dalam harga pokok produksi FOH

d. Cuti dan hari libur

Pembayaran tetap diberikan sementara karyawan cuti/libur FOH

Cara perhitungan yang umum :

1) Upah selama cuti/libur ditaksir selama setahun kemudian dibebankan tiap

bulan 1/12 nya

2) Ditentukan dan tertentu dibebankan tiap bulan pada biaya FOH

Misalnya :

Sebuah pabrik memberi cuti satu minggu dan ada lima hari libur dalam satu

tahun. Seminggu ada 40 jam kerja, 5 hari jam kerja.

Waktu produksi :
50 minggu x 40 jam = 2000 jam

- Waktu tidak produktif :

Cuti : 1 minggu = 1 x 40 jam = 40 jam

Libur : 5 hari = 5 x 8 jam = 40 jam



Tabel jam kerja dibayar = 2080 jam

% jam kerja FOH per bulan adalah

Waktu tidak produktif 80


x 100% x 100% = 4%
Waktu produktif 2000

Jika seorang buruh mendapat upah Rp 61.000 maka yang menjadi FOH = 4% x

Rp 61.000 = Rp 2.440 maka jurnal yang dibuat :

FOH 2.440

Biaya cuti/libur karyawan 2.440

Saat disetujui :

Biaya cuti/libur karyawan 63.440

Hutang upah/gaji 63.440

3. Pekerjaan yang rusak :

Pekerjaan yang rusak diperlukan tenaga kerja untuk memperbaiki hal ini

perlu diawasi dan dikendalikan.


Cara yang sederhana adalah membebankan terbatas pada batas-batas yang telah

ditetapkan yaitu adanya sebagian FOH yang berasal dari tenaga kerja langsung.

Misalnya : seorang operator mempunyai tarif Rp 400,-/jam. Ia bekerja 9 jam, 8 jam

adalah jam kerja reguler dan 1 jam lembur tarif atau kerja lembur 50% dari tarif

normal. Dari kartu kerja 9 jam kerja tersebut di bagian :

Melaksanakan produksi normal = 7,5 jam

Waktu menganggur = 0,5 jam

Mengerjakan kembali produk rusak = 1,0 jam



= 9,0 jam

Dari data tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

WIB : 7,5 jam @ Rp 400,- = Rp 3.000


Waktu menganggur : 0,5 jam @ Rp 400,- = Rp 200
Kerja produk rusak : 1 jam @ Rp 400,- = Rp 400
Lembur : 1 jam @ Rp 200,- = Rp 200

Total upah = Rp 3.800

Jurnal
Biaya overhead pabrik Rp 800
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000
Biaya upah dan gaji Rp 3.800
Saat pembayaran
Biaya upah dan gaji Rp 3.800
Hutang upah/gaji Rp 3.800
FEASIBILITY STUDY (Study Kelayakan)

1. Sarana fisik :

Tanah dan gedung

Perlengkapan :

- Resep - Buku-buku

- Kantor - Cash register

- Apotik - TV dan lain-lain

2. Tenaga personalia :

- Apoteker orang

- AA orang

- JR orang

- TA orang

- T. kasir orang

- Satpam orang

3. Biaya pengelolaan

- Gaji pegawai - Pemeliharaan

- PPH 15% -

- Listrik/air/gas -

- Asuransi 1% / 5% - Perlengkapan gedung 5% x gedung

- Pajak - Biaya bunga


Ramalan hasil usaha :

Biaya operasional : Rp

Biaya perlengkapan : Rp

Biaya bunga : Rp

Biaya tetap : Rp

BEP 4 x BT

Target omset/bulan = /12 = /30 hari

Pajak-pajak di Apotik:

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian

kekayaan/penghasilan kepada negara.

Macam pajak :

1. Pajak yang dipungut oleh Daerah/Dispenda/Kepolisian

a. Pajak kendaraan bermotor/BBN

b. Pajak reklame/papan nama

c. SITU izin tempat usaha

d. SIUP izin usaha perusahaan

2. Pajak dipungut oleh negara

Pajak langsung

- PPh

- Pajak pendapatan
- Pajak GDR (Bunga Deviden Royalty)

- PPn

Pajak tidak langsung

- Materai

- Cukai

- PBB

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP)

BOP / FOH adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai

biaya bahan baku langsung atau tenaga kerja langsung.

Biaya overhead sesungguhnya :

catatan buku besar dan buku besar pembantu

Jurnal :

Biaya overhead (sesungguhnya) xxxxx

Persediaan bahan baku xxxxx

Persediaan supplies xxxxx

Biaya penyusutan aktiva xxxxx

Macam-macam biaya xxxxx


Buku besar pembantu

Bulan tahun

Departemen : .
Upah Pemeli Pemeli
Penyu
Tgl Ref Gaji tidak Supplies haraan haraan Pajak
sutan
langsung bahan alat

Lain-lain : Asuransi
Lain-lain total

Jurnal :
Barang dalam proses WIP xxxxx
Biaya overhead (dibebankan)FOH xxxxx

Biaya Overhead Pabrik / FOH


BOH BOH
Sesungguhnya yang dibebankan

BOP sesungguhnya BOP dibebankan


xxxxx xxxxx

BOP tarif, misal untuk tenaga kerja langsung = Rp 200,-/jam

Tarif ada tarif yang sesungguhnya dan ada tarif taksiran

a. Pendistribusian biaya OH departemen produksi/jasa


b. Alokasi dari departemen jam kerja produksi

c. Membagi biaya OH departemen produksi atas dasar ukuran aktivitas yang

tepat

Total BOP BOP tetap BOP variabel


= +
Ukuran aktivitas Ukuran aktivitas Ukuran aktivitas

Tarif BOP total = tarif BOP tetap + tarif BOP variabel

Ukuran aktivitas : 1. Kapasitas teori/kapasitas ideal

2. Kapasitas praktis/kapasitas realistis

3. Kapasitas normal/kapasitas jangka panjang

4. Kapasitas yang diharapkan/kapasitas jangka pendek

Dasar ukuran aktivitas

a. Unit yang diproduksi 1000 unit

b. Biaya bahan baku Rp 10.000.000,-

c. Biaya tenaga kerja langsung Rp 8.000.000,-

d. Jam kerja langsung 4000 jam

e. Jam mesin 2500 jam

Misal : PT. A BOP Rp 5.000.000,-

5.000.000
a. x Rp 1,- = Rp 5.000,- unit
1.000

5.000.000
b. BB = x 100% = 50% BBB
10.000.000

5.000.000
c. x Rp 100% = 62,5%
8.000.000

Alokasi biaya overhead

1. Metode langsung

2. Metode alokasi bertahap

3. Metode aljabar

Pengertian Pajak

Menurut Prof. Dr. H. Rachmat Soemitro, SH : Pajak adalah peralihan kekayaan dari

sektor swasta ke sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan

dengan tidak mendapat imbalan yang secara langsung dapat ditunjukkan, digunakan

untuk membiayai pengeluaran umum dan dapat digunakan sebagai alat pendorong,

penghambat atau untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan negara.

Pajak negara terdapat dua fungsi :

1. Fungsi budgeter : memasukkan uang kas negara

2. Fungsi regulerend : mengatur tujuan tertentu

Falsafah dan dasar hukum pajak yaitu :

Pasal 23 ayat 2 UUD 1945 : Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan

undang-undang
Masih ada dua ketentuan tentang pemungutan pajak yaitu pasal 16 dan 17 ICW

(Indische Comptibiliteit Wet) STBL 1864 No. 106 mengatur tentang cara

pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan negara

Kedua pasal tersebut mengatur mengenai penambahan, pengurangan, pemungutan,

penghentian suatu penghasilan, tidak dapat dilaksanakan sebelum hal-hal tersebut

diperhitungkan dengan APBN. Dengan kata lain kedua pasal tersebut merupakan

syarat formal yang wajib dipenuhi diajukan ke DPR produk hukum yang

keluar dari DPR merupakan jaminan pasal 23 ayat 2 UUD 1945.

Cara pengelolaan pemungutan pajak :

1. Pajak pusat/pajak negara

2. Pajak daerah

Pembagian pajak secara administrasi :

1. Pajak langsung PPh

2. Pajak tidak langsung PPn + PPNBM

Tiga unsur yang terdapat dalam kewajiban pemenuhan pajak :

a. Penanggung jawab pajak (orang)

b. Penanggung pajak

c. Pemikul pajak

Jika ketiga unsur tersebut ditemukan pada seseorang pajak langsung jika tidak

tidak langsung
Contoh : cukai tembakau

- Pabrikan a
- Pedagang rokok b
- Konsumen c
Pembagian pajak secara prinsipil :
- Pajak subjektif pribadi wajib pajak

- Pajak obyektif benda, keadaan, perbuatan/peristiwa : wajib pajak

baru dicari subyeknya

bisa pribadi/badan

contoh PPn, PPnBM dan Bea Materai

Hukum Pajak :

Hukum pajak material : Adalah hukum pajak yang memuat nomor-nomor yang

menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan

dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan

pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak dan

berapa besarnya pajak.

Hukum pajak formal : Adalah peraturan-peraturan mengenai cara-cara untuk

menjadikan hukum pajak material tersebut di atas

menjadi suatu kenyataan.


Sistem pemungutan pajak :

a. Unsur kebijakan perpajakan (tax policy)

b. Unsur undang-undang perpajakan (tax law)

c. Unsur administrasi perpajakan (tax administration)

d. Reformasi perpajakan

Sistem pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan di Indonesia :

- Official assessment system aparatur

- Self assessment system wajib pajak

- With holding tax pihak ketiga

Tarif pajak hukum pajak keadilan

Empat macam tarif :

1. Tarif pajak % semakin meningkat PPh

2. Tarif jaka % menurun (di Indonesia) misal bea warisan

3. Tarif pajak proporsional % tetap PPn

4. Tarif pajak tetap tarif tetap tanpa melihat obyek pajak, misal materai

Kewajiban mendaftarkan diri :

- Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) memperoleh nomor pokok wajib pajak


(NPWP) : identitas wajib pajak

- Surat Pemberitahuan (SPT) : laporan


Waktu : 1. SPT masa setiap bulan sekali
12 kali laporan
2. SPT tahunan setiap tahun sekali selambat-lambatnya 2 bulan
setelah akhir tahun
PPh 21 1,5%

PPh 26 20% final (183 hari selama 12 bulan)

10% x Rp 25.000.000
15% x Rp 25.000.000
30% x Rp ..

Tunjangan hari tua pensiun :

< Rp 8.640.000 0%

< Rp 25.000.000 10%

> Rp 25.000.000 15%

Tenaga ahli 15%

PPh 22 yaitu belanja barang : 1,5% x harga pembelian

Impor API 2 % x nilai impor

Tanpa PI : - 7,5% x nilai impor

- Tidak dilunasi : 7,5% x harga jual lelang

Hasil produksi : semen = 0,25% x DPPNN

PPh 23 tarif pasal 23 = 15% tetapi ada norma :

1. Norma penghasilan netto

Sewa harga (15% x 40% = 6%)

2. PPh final sewa bumi dan bangunan

- Pemilik badan : 6% x sewa

- Orang pribadi : 10% x sewa

3. Konstruksi : 2% final
4. Pengawas konstruksi/konsultan : 4% final

PPn = 10%

PPn & BM : kelompok I = 10% x HJN PPn

10% x HJ PPNBM

Mobil mewah :

PPh : 1,5% x HJN

PPn : 10% x HJN

PPh BM : 35% x HJN

Contoh :

Harga beli Rp 1.100.000,-

Hitung PPn & PPh

10%
PPn : x 1.100.000 = Rp 100.000
110%

PPh : 1,5% x 1.000.000 = Rp 15.000 985.000

Honor Dosen Trisakti Rp 100.000

PPh 21 kurang dari 25.000.000,-

= 10% x 100.000

= Rp 10.000,-

Dr. Lim warga negara Hongkong sebagai tenaga ahli

2 bulan honor 2 bulan US 10.000 USD Rp 8.000,-

PPh 26 = 20% (10.000 x 8.000) = Rp 16.000.000,-----64.000.000


Kalau 200 hari PPh final

10% x Rp 25.000.000,- x Rp 2.500.000,-

15% x Rp 25.000.000,- x Rp 3.750.000,-

30% x Rp 25.000.000,- x Rp 9.000.000,-



Rp 15.250.000,-

Anda mungkin juga menyukai