Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL KLINIK

SPONDILITIS TUBERKULOSA

Dosen Pembimbing:
Dr. Iswanto, Sp.P

Disusun Oleh:
Yonathan Adhitya Irawan (42160079)
Januarius Hendra K.S.
Angon Sapiyo Tera

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017
SPONDILITIS TUBERKULOSA

I. Definisi
Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis spinal yang dikenal pula dengan nama
Potts disease of the spine atau tuberculous vertebral osteomyelitis. Penyakit ini
dideskripsikan sebagai hubungan antara kelemahan alat gerak bawah dengan kurvatura
tulang belakangakibat infeksi basil tuberkulosa.

II. Etiologi
Penyakil ini disebabkan oleh karena bakteri berbentuk basil (basilus). Bakteri yang
paling sering menjadi penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis, walaupun spesies
Mycobacterium yang lainpun dapat juga bertanggung jawab sebagai penyebabnya, seperti
Mycobacterium africanum (penyebab paling sering tuberkulosa di Afrika Barat), bovine
tubercle baccilus, ataupun non-tuberculous mycobacteria (banyak ditemukan pada
penderita HIV). Perbedaan jenis spesies ini menjadi penting karena sangat mempengaruhi
pola resistensi obat.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang bersifat
acid-fashion-motile dan tidak dapat diwarnai dengan baik melalui cara yang konvensional.
Dipergunakan teknik Ziehl-Nielson untuk memvisualisasikannya. Bakteri tubuh secara
lambat dalam media egg-enriched dengan periode 6-8 minggu. Produksi niasin merupakan
karakteristik Mycobacterium tuberculosis dan dapat membantu untuk membedakannnya
dengan spesies lain.

III. Patofisiologi
IV. Diagnose
V. Terapi
VI. Diagnosa Banding
1. Infeksi piogenik (contoh : karena staphylococcal suppurative spondylitis).
Adanya sklerosis atau pembentukan tulang barn pada foto rontgen
menunjukkan adanya infeksi piogenik. Selain itu keterlibatan dua atau lebih corpus
vertebra yang berdekatan lebih menunjukkan adanya infeksi tuberkulosa daripada
infeksi bakterial lain.
2. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid).
Dapat dibedakan dari pemeriksaan laboratorium.
3. Tumor/penyakit keganasan (leukemia, Hodgkin's disease, eosinophilic granuloma,
aneurysma bone cyst dan Ewing's sarcoma)
Metastase dapat menyebabkan destruksi dan kolapsnya corpus vertebra
tetapi berbeda dengan spondilitis tuberkulosa karena ruang diskusnya tetap
dipertahankan. Secara radiologis kelainan karena infeksi mempunyai bentuk yang
lebih difus sementara untuk tumor tampak suatu lesi yang berbatas jelas.
4. Scheuermann's disease mudah dibedakan dari spondilitis tuberkulosa oleh karena
tidak adanya penipisan korpus vertebrae kecuali di bagian sudut superior dan inferior
bagian anterior dan tidak terbentuk abses paraspinal.

5. Komplikasi
Cedera corda spinalis (spinal cord injury). Dapat terjadi karena adanya tekanan
ekstradural sekunder karena pus tuberkulosa, sekuestra tulang, sekuester dari diskus
intervertebralis (contoh : Pott's paraplegia prognosa balk) atau dapat juga Iangsung
karena keterlibatan korda spinalis oleh jaringan granulasi tuberkulosa (contoh :
menigomyelitis prognosa buruk). Jika cepat diterapi sering berespon baik (berbeda
dengan kondisi paralisis pada tumor). MRI dan mielografi dapat membantu membedakan
paraplegi karena tekanan atau karena invasi dura dan corda spinalis.
Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di torakal ke dalam
pleura.

6. Prognosa
Daftar Pustaka

Savant C, Rajamani K. Tropical Diseases of the Spinal Cord. In : Critchley E, Eisen


A., editor. Spinal Cord Disease : Basic Science, Diagnosis and Management. London :
Springer-Verlag, 1997: 378-87

Lindsay, KW, Bone I, Callander R. Spinal Cord and Root Compresion. In :


Neurology and Neurosurgery Illustrated. rded. Edinburgh : Churchill Livingstone,
1991: 388.
Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of Orthopaedics. 2
ed. Philadelphia : W.B. Saunders, 1996: 270-91

Currier B.L, Eismont. F.J. Infections of The Spine. In : The spine. ri ed. Rothman
Simeone editor. Philadelphia : W.B. Sauders, 1992: 1353-64

Miller F, Horne N, Crofton Si. Tuberculosis in Bone and Joint. In : Clinical


Tuberculosis.rd ed.: London : Macmillan Education Ltd, 1999 : 62-6.

Salter R.B.Tuberculous Osteomyelitis. In : Textbook of Disorders and Injuries of


The Musculoskeletal System. 3`d ed. Baltimore : Williams & Wilkins, 1999

Bohndorf K., Imhof H. Bone and Soft Tissue Inflammation. In : Musculoskeletal


Imaging : A Concise Multimodality Approach. New York : Thieme, 200 : 150, 334-36

Anda mungkin juga menyukai