Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan

ENDAPAN MINERAL

SHADIQ AHMAD AMIN

H221 11 266

PROGRAM STUDI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Istilah endapan (deposit) mempunyai definisi yang lebih luas dalam ilmu geologi.Istilah
tersebut dapat berarti turunnya material di dalam air (karena gravitasi), atau presipitasi dari
larutan karena perubahan kondisi kimia. Beberapa ahli menyebut istilah cebakan, karena
menganggap istilah endapan lebih berkonotasi pada sedimentasi. Dalam konteks endapan
mineral, endapan diartikan sebagai konsentrasi mineral oleh proses-proses magmatik atau
hidrotermal. Kata endapan juga mempunyai arti materi menjadi padat, oleh karena itu
minyak, gas, dan panas bumi tidak termasuk ke dalam endapan mineral. Walaupun batubara
juga bersifat padat, umumnya tidak dibahas sebagai endapan mineral, tetapi termasuk ke
dalam sumberdaya energi.

Skinner (1979) menyebut endapan mineral (mineral deposits) merupakan konsentrasi suatu
mineral pada kerak bumi, terbentuk secara alami serta pada daerah yang terbatas (lokal). Jadi
apapun macam mineralnya, dan bagaimana proses terkonsentrasinya, semuanya disebut
endapan mineral. Jika mineral-mineral yang terkonsentrasi mengandung bahan atau material
yang bernilai bagi manusia serta layak untuk ditambang, maka endapan tersebut secara kusus
disebut endapan bijih/ore deposits (Edwards dan Atkinson 1986, Guilbert dan Park 1986),
endapan ekonomi/economic deposits (Hutchison 1983), atau endapan mineral ekonomi
(Jensen dan Bateman 1981).

Secara umum definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral, yang
mengandung mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat diekstrak. Bijih terdiri dari
mineral-mineral yang bernilai ekonomis (biasanya mengandung logam) yang disebut sebagai
mineral bijih (ore mineral, mengandung logam) serta termasuk mineral industri (industrial
mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral
penyerta (gangue mineral). Definisi oleh kebanyakan penulis lebih ditekankan pada
kandungan logamnya yang dapat diekstrak serta memiliki nilai ekonomis. Bijih yang tidak
menguntungkan apabila ditambang disebut sebagai Protore (Park dan macDiarmid 1970,
Hutchison 1983).

Bahan galian logam

Bahan galian logam adalah batuan atau mineral-mineral yang di dalamnya terdapat unsur
logam, yang dapat diambil untuk kepentingan manusia. Logam dapat diartikan sebagai unsur
yang mempunyai kemampuan melepas elektron membentuk ion positip, umumnya
mempunyai permukaan cenderung mengkilat, baik untuk penghantar(konduktor) panas dan
listrik, dapat dilebur, serta dapat dibentuk maupun dipipihkan. Secara umum logam dapat
dibagi menjadi lima golongan (Evans, 1993), yaitu:

1. Precious metals (logam mulia): emas (Au), perak (Ag), platina (Pt)
2. Non-ferrous metals (logam non-ferrous): tembaga (Cu), timbal (Pb/lead),
seng (Zn/zinc), timah (Sn/tin), dan aluminium (Al). Empat pertama dikenal
sebagai logam dasar (base metals).
3. Iron and ferroalloy metals (logam ferroalloy dan besi): besi (Fe), Mangan
(Mn), nikel (Ni), krom (Cr), molibdenum (Mo), wolfram (W/tungsten), vanadium
(V), kobal (Co).
4. Minor metals and related non-metals: antimon (Sb/antimony), arsen (As),
berilium (Be/beryllium), bismut (Bi), kadmium (Cd), magnesium (Mg), air raksa
(Hg/mercury), REE, selenium (Se), tantalium (Ta), telurium (Te), titanium (Ti),
Zirkonium (Zr), dsb.
5. Fissionable metals: uranium (U), torium (Th), radium(Ra).

Komponen bijih pada bahan galian logam umumnya dibedakan menjadi tiga jenis
mineral pembentuknya, yaitu:

mineral bijih (ore mineral, mengandung logam),

mineral industri (industrial mineral, non-logam), jika hadir dalam jumlah banyak dapat
dimanfaatkan sebagai bahan galian industry,

mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta (gangue
mineral).

Mineral
Mineral adalah merupakan unsure atau senyawa hablur/ kristalin yang ada dalam kerak bumi,
bersifat homogen, mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, merupakan persenyawaan
anorganik dan mempunyai susunan kimia yang tetap, dan terbentuk secara alami.Terdapat
beberapa metode atau cara melakukan pemerian mineral yang selama ini telah banyak
digunakan, antara lain:

Pengamatan sifat fisik (megaskopis)


Pengamatan sifat optik (Mikroskopik)

SEM (Scaning Electron Microscope)

XRD (X-Ray Defraction)

Microprobe

Kimia Mineral (Atomic Absorbtion Spectophotometry, X-Ray Fluorescen)

Untuk pelaksanaan praktikum, pemerian dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral


melalui pengmatan megaskopis dengan bantuan kaca pembesar (loupe), diantaranya meliputi:
Warna / color, Bentuk / form, Belahan / cleavage, Pecahan / fracture, Cerat / streak, Kilap /
luster, Kekerasan / hardness, Densitas / Density , dan Sifat magnetic

FESE PEMBENTUKAN ENDAPAN PRIMER

a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)


suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma
(differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling
Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), (CO2),
(SO2), (S) dan (Cl).
Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari
batuan yang mengelilingi reservoir magma.
Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk
memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium
dan potasium.
Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding
reservoir akan bergabung dengan magma.
Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi
magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoir. Jika bagian sebelah
dalam membeku terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat
yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.

b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)


Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat
kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang
mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan
stockwork
c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan
magma. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma
kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara
lain : wolastonit, amfibol, kuarsa, epidot, garnet, aktinolit, dll.

d. Fasa Hidrotermal

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi
magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber
terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan,
dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :

Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur
baru dari larutan hidrothermal.

Anda mungkin juga menyukai