Periode Mobilisasi :
Pasangan Batu :
Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis, awet. Bila perIu, batu
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah
Batu harus lancip atau lonjong sehingga saling mengunci
Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm
Tebal adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm
Lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2
m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
Pada struktur panjang yang menerus (> 20 m) seperti dinding penahan
tanah, maka harus ada delatasi 30 mm
Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan drainase porous
berbutir kasar
KEKERJAAN TIMBUNAN
Agerat Kasar : tertahan ayakan 4,75 mm terdiri dari pecahan batu yang
keras dan awet
Agregat Halus : lolos ayakan 4,75 mm terdiri dari pasir alami atau batu
pecah halus
Gradasi lapis pondasi agregat sbb :
Ukuran Ayakan Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
2" 50 100
1 1/2" 37,5 100 88 95 100
1" 25,0 79 - 85 70 85 77 - 89
3/8" 9,50 44 - 58 30 65 41 - 66
No.4 4,75 29 - 44 25 55 26 - 54
No.10 2,0 17 - 30 15 40 15 - 42
No.40 0,425 7 - 17 8 20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16
Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat sbb :
Sifat - sifat Kelas A Kelas B Kelas S
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0-40% 0-40 % 0-40%
Butiran pecah, tertahan ayakan 3/8" (SNI
95/90 55/50 55/50
7619: 2012)
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0-25 0-35 0-35
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 0-10 4 - 15
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos maks.25 - -
Ayakan No.200
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran
0-5 % 0-5 % 0-5%
Mudah Pecah (SNI 03-4141-1996)
CBR rendaman (SNI 1744: 2012) min.90 % min.60 % min.50 %
Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200
maks.2/3 maks.2/3 -
dan No.40
Agregat Halus :
Lolos ayakan 4,75 mm
Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam
Berat isi lepas min. 1.200 kg/m3
Penyerapan air maks. 5%
Gumpalan lempung maks. 3%
Lolos ayakan 200 maks. 3%
Agregat Kasar :
Tertahan ayakan 4,75 mm
Abrasi/keausan maks. 40%
Bidang pecah (2 atau lebih) min. 80%
Berat isi lepas min. 1.200 kg/m3
Penyerapan air maks. 5%
Gumpalan lempung maks. 2,5%
Lolos ayakan 200 maks. 1%
Semen :
Harus jenis semen Portland tipe I,II,III,IV dan V
Tipe PPC (Portland Pozzolan Cement) dan PCC (Portland Composite
Cement) dapat digunakan bila diizinkan Direksi Pekerjaaan
Hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika diizinkan oleh
Direksi Pekerjaan
Air :
Harus bersih dan bebas dari minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik
Air yang dapat diminum
Bahan tambah :
Bahan tambah berupa zat kimia maks. 5% dari berat semen harus melalui
hasil penelitian laboratorium dan persetujuan Direksi Pekerjaan
Tujuan untuk meningkatkan kinerja beton
Pencampuran :
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas 3/4 m3 atau kurang
haruslah 1,5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
Beton :
Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton
dan tanggal serta waktu pencampuran beton
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa
tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Perawatan Beton :
Disemprot dengan bahan perawatan segera setelah permukaan
tersebut selesai dikasarkan dengan sikat
Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak
terputus, dan disemprotkan dengan merata dalam 2 kali
penyemprotan
Untuk acuan berjalan penyemprotan pertama dalam waktu 15 menit
setelah kondisi air permukaan tidak begitu mengkilap, yang kedua
10 - 30 menit setelah itu
Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama
haruslah dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua
haruslah 15 sampai 45 menit sesudahnya
Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk
selaput (membrane) yang menerus dan tidak patah sampai kekuatan
lapangan sebesar 300 kg/cm dicapai
Setiap kerusakan selaput perawatan (curing membrane) harus
diperbaiki dengan penyemprotan manual pada lokasi yang cacat.
Perawatan Beton Kurus (LC):
Harus segera dirawat paling tidak sampai 70% kekuatan yang
disyaratkan tereapai.
Perawatan permukaan harus dilaksanakan dengan salah satu metoda
berikut:
Penutupan dengan lembaran plastik yang kedap sampai lapis
perkerasan berikutnya dihampar, tertambat kokoh terhadap
tiupan pada permukaan dan mempunyai sambungan tumpang
tindih sekurang-kurangnya 300 mm dan dipasang sedemikian
hingga kadar air di bawahnya tidak menguap keluar.
Seluruh permukaan disemprot dengan merata dengan bahan
perawatan berpigmen putih
Pengabutan yang berkesinambungan menutup seluruh
permukaan dan mempertahankan kondisi kadar air yang
permanen selama seluruh durasi perioda perawatan.
Perawatan dengan pembasahan yang sebentar-sebentar tidak dapat
diterima
TERPALLING
Ruang Lingkup :
pembuatan lapisan CBA-AsbLawele untuk lapis perata, lapis pondasi, lapis
permukaan antara, atau lapis aus, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis
pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi
ini dan Gambar Rencana.
2. TEBAL LAPISAN DAN TOLERANSI
Tebal Nominal Minimum Lapisan CBA-AsbLawele dan Toleransi
Tebal
Toleransi
Nominal
Jenis CBA-AsbLawele Simbol Tebal
Minimum
(mm)
(mm)
Lapis Aus AC-WC AsbLawele 40 3
Lapis Permukaan Antara AC-BC AsbLawele 60 4
Lapis Pondasi AC-Base AsbLawele 75 5
Rumah Timbangan
Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan
yang siap dikirim ke tempat penghamparan.
INSTALASI PEMASOK ASBUTON
Hopper Bin
Pugmill
Grinding mill
PENCAMPURAN ASBUTON BUTIR
UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
CARA BASAH (WET MIXING)
PENCAMPURAN ASBUTON BUTIR
UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
CARA KERING (DRY MIXING)
PERBANDINGAN SIFAT-SIFAT MARSHALL CAMP.
BERASPAL DENGAN ASBUTON LAWELE
AC-WC AsbLawele
ASBUTON BUTIR LAWELE 10 %
KADAR ASPAL OPTIMUM 6,3 %
Campuran Campuran
No. Uraian Sat. Basah Kering Spesifikasi
(Wet Mix) (Dry Mix)
1. Stabilitas Kg 1.800 1.372 Min. 800
2. VIM % 4.5 4.67 3.5 5.5
3. VMA % 20 18.39 Min 15
4. FVB % 79 71.54 Min 65
5. Flow Mm 3.2 4.18 Min 3
6. MQ Kg/mm 525 320 Min 250
PERBANDINGAN SIFAT-SIFAT MARSHALl CAMP.
BERASPAL DENGAN ASBUTON LAWELE
AC-BC AsbLawele
ASBUTON BUTIR LAWELE 10 %
KADAR ASPAL OPTIMUM 5,9%
Campuran Campuran
No. Uraian Sat. Basah Kering Spesifikasi
(Wet Mix) (Dry Mix)
1. Stabilitas Kg 1.880 1.506 Min. 800
2. VIM % 4.4 4.71 3.5 5.5
3. VMA % 18.50 18.19 Min 14
4. FVB % 77.00 70.90 Min 63
5. Flow Mm 3.10 4.07 Min 3
6. MQ Kg/mm 520 370 Min 250
6. PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL
Pelaksanaan CBA ASb-Lawele pada dasarnya sama dengan
campuran aspal panas konvensional, yakni untuk pembuatan
formula campuran, pelaksanaan di AMP serta pelaksanaan di
lapangan.
Hal yang khusus dalam pelaksanaan CBA ASb-Lawele :
Asbuton Lawele Butir yang disiapkan harus dalam keadaan kering,
harus tersimpan ditempat yang terlindung dari cuaca dan air, dan
memiliki kualitas yang sama atau 1(satu) jenis atau Tipe yang sama
sesuai dengan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan memenuhi
persyaratan.
Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, Asbuton
Lawele Butir harus tersedia dan sudah siap untuk dialirkan ke alat
pencampur minimum cukup untuk produksi 1 hari atau dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
6. PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL
Temperatur pencampuran dan penghamparan :
6. PENGHAMPARAN
Pelaksanaan penghamparan CBA ASb-
Lawele pada dasarnya sama dengan
campuran aspal panas konvensional sesuai
ketentuan Spesifikasi Umum Bina Marga
2010 (Revisi-03).
PENGHAMPARAN CAMPURAN
Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah, yi :
Pemadatan Awal, Pemadatan Antara dan Pemadatan Akhir.
Pemadatan awal atau breakdown rolling dilaksanakan dengan alat
pemadat roda baja, minimal 2x lintasan.
Pemadatan kedua atau utama dilaksanakan dengan pemadat roda karet.
Pemadatan akhir atau penyelesaian dilaksanakan dengan alat pemadat
roda baja tanpa penggetar (vibrasi)
Pemadatan dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian
dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu
jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan , kecuali untuk superelevasi
pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak
kearah yang lebih tinggi.
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran pada roda alat pemadat,
tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit
diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada roda.
Setiap minyak bumi yang tumpah di atas perkerasan yang sedang
dikerjakan, harus dilakukannya pembongkaran dan perbaikan.
7. PENGENDALIAN MUTU
Pelaksanaan Pengendalian Mutu CBA ASb-
Lawele pada dasarnya sama dengan
campuran aspal panas konvensional sesuai
ketentuan Umum Bina Marga 2010.
PENGENDALIAN MUTU
Permukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3
m, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan.
Kerataan permukaan lapis aus harus diperiksa dengan alat NAASRA-
Meter, dengan International Roughness Index (IRI) paling tidak 3 setiap
interval 100 m.
Kepadatan untuk Lataston (HRS) tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera dalam JMF dan untuk
semua campuran beraspal lainnya tidak boleh kurang dari 98 %.
Ketentuan Kepadatan :
Kepadatan yg Kepadatan Mini- Nilai minimum
Jumlah benda
disyaratkan mum Rata-rata setiap pengujian
uji per segmen
(% JSD) (% JSD) tunggal (% JSD)
3 -4 98,1 95
5 98,3 94,9
98
>6 98,5 94,8
3 -4 97,1 94
5 97,3 93,9
97
>6 97,5 93,8
FREKWENSI PENGENDALIAN MUTU
Agregat :
- Abrasi dengan mesin Los Angeles Setiap 5.000 m3
- Gradasi agregat yang ditambahkan ketumpukan Setiap 1.000 m3
- Gradasi agregat dari penampung panas (hot Setiap 250 m3 (min.2
bin) pengujian per hari)
- Nilai setara pasir (sand equivalent) Setiap 250 m3
Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai dilapangan Setiap batch dan pengiriman
- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2
pengujian per hari)
- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, marshall quotient Setiap 200 ton (min. 2
(untuk non AC), rongga dalam campuran pada 75 pengujian per hari)
tumbukan dan stabilitas marshall sisa a tau Indirect
tensile Strength Ratio (ITSR)
- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan marshall Setiap 3.000 ton
- Cam1puran rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan
agregat/rancangan
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang melintang dari Paling sedikit 3 titik yang
setiap jalur lau lintas diukur melintang pada paling
sedikit setiap 12,5 meter
memanjang sepanjang jalan
tersebut
PENGENDALIAN MUTU HARIAN
Analisa saringan, paling sedikit dua contoh agregat per hari dari setiap
penampung panas.
Temperatur campuran saat pengambilan contoh di AMP maupun di lokasi
penghamparan (satu per jam).
Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan
lapangan terhadap JMD untuk setiap benda uji inti (core).
Kepadatan Marshall, Stabilitas, Flow , Marshall Quotient, Stabilitas
Marshall Sisa atau Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR), paling sedikit
dua contoh per hari.
Kadar bitumen aspal keras maupun aspal modifikasi dalam campuran
dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi campuran paling
sedikit dua contoh per hari.
Untuk filler (added) dari Kapur, Semen atau Asbuton ditentukan dengan
mencatat kuantitas silo atau penampung sebelum dan setelah produksi.
Kadar anti stripping ditentukan dengan mencatat volume tangki sebelum
dan sesudah produksi dan juga diperiksa dengan pengujian Stabilitas
Marshall Sisa untuk setiap 200 ton produksi.
8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Untuk aspal keras pen 60, Asbuton Lawele Butir, aditif anti
pengelupasan dan bahan pengisi (filler) yang ditambahkan haruslah
dalam jumlah ton untuk aspal keras pen 60 dan Asbuton Lawele Butir
dan dalam jumlah kilogram untuk aditif anti pengelupasan dan bahan
pengisi (filler) yang ditambahkan.
8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap CBA-AsbLawele dengan kadar
aspal rata-rata yang lebih tinggi darikadar aspal optimum tetapi masih
masuk dalam rentang kadar aspal yang diperoleh dari kadar aspal yang
ditetapkan dalam JMF. Pembayaran aspal keras pen 60 yang digunakan pada
CBA-AsbLawele harus dihitung berdasarkan berat hamparan dikalikan
dengan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dikurangi berat
aspal yang terkandung dalam asbuton lawele. Bilamana Direksi Pekerjaan
menerima setiap CBA-AsbLawele dengan kadar aspal rata-rata yang lebih
rendah dari kadar aspal optimum tetapi masih masuk dalam rentang kadar
aspal yang diperoleh dari kadar aspal yang ditetapkan dalam JMF,
pembayaran aspal keras pen 60 yang digunakan pada CBA-AsbLawele harus
dihitung berdasarkan berat hamparan dikalikan dengan kadar aspal rata-rata
tersebut dikurangi berat aspal yang terkandung dalam asbuton lawele. Tidak
ada pembayaran yang dapat dilakukan untuk campuran yang kadar aspalnya
di luar dari rentang kadar aspal yang diperoleh dari kadar aspal yang
ditetapkan dalam JMF.
Menentukan Kadar Aspal Optimum
8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN