Lapsus Anastesi
Lapsus Anastesi
AMELOBLASTOMA
Pembimbing:
drg. M. Ilyas Erdiansyah
Disusun oleh :
Kelompok 2
Galuh Panji R. 1216111010103
Malun Nasrudin 12161110101094
A.Reduksi tertutup
Merupakan metode yang paling sederhana untuk mencapai hasil yang optimal.
Sebagian besar fraktur mandibula berhasil ditangani dengan cara konservatif atau
reduksi tertutup yang lebih penting lagi penggunaan anastesi umum dapat
dihindari. Pasien dengan fraktur mandibula yang ditangani dengan reduksi
tertutup berhasil diobati sebagai pasien rawat jalan dengan menggunakan anastesi
lokal atau sedasi sadar. Terutama pada kasus dengan jenis fraktur cominuted
paling baik ditangani dengan reduksi tertutup, karena dengan menggunakan
reduksi terbuka akan membahayan suplai darah ke fragmen tulang kecil dan
meningkatkan kemungkinan infeksi. Pilihan perawatan reduksi tertutup memiliki
kemungkinan keberhasilan yang baik pada kasus anak dengan fraktur condylus.
Pada teknik reduksi tertutup untuk membangun hubungan oklusal yang
tepat dilakukan pemasangan kawat pada gigi yang disebut intermaxilary fixation
(IMF).
A.1 IMF pada pasien bergigi (Dentate patient) diantaranya penerapan arch
bar, Ivy loop wiring (Eyelet wiring), direct wiring.
1. Arch bar
Teknik yang paling umum dalam penggunaan arch bar fabricated yaitu arch bar
disesuaikan dengan lengkung gigi dan diikat dengan etsa asam selanjutkan
dilakukan wiring ke gigi.
Gambar 2 Arch bar
Booth PW, Schendel SA, Hausamen JE. Maxillofacial Surgery 2nd Ed. Missouri:
Churhill Livingstone Elsevier, 2007:431
Gorlin RJ, Goldman HM. Thomas Oral Pathology 6th ed. Vol. 1. St. Louis: The
CV Mosby Co. 1970: p.481-9
Kawamura, M.A.. 1983. A Proposal for the Treatment of Ameloblastoma. Japan.
Oral Maxillofacial Surgery ; 299:765
Keith DA. Atlas of Oral and Maxillofacial Surgery. Philadelphia; W.B. Saunder
Company, 1992:243
Laskin DM.editor. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol 2. St. Louis: The CV
Mosby Co. 1997:p. 625-36
Leider, A.S., dkk. 1985. Cystic Ameloblastoma: a Clynico Pathology Analysis.
Oral Surgery Oral Med Oral Pathol; 60:624-30.
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquout JE. Oral and Maxillofacial
Pathology 2nd Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. 2002:p. 611-619.
Robinson, H.B.G. (1973). Ameloblastoma survey of 379 cases from literature.
Arch, Path. Vol. 23:031
Sapp JP, Eversole LR, Wysocki GP. 1997. Contemporary Oral and Maxillofacial
Pathology. 2nd Ed. Missouri Mosby
Shafer WG, Hine MK, Levy BM. (1983). A Text Book of Oral Pathology. 4th ed.
WB Saunders : Philadelphia
Sudiono Janti, dkk. 2001. Penentuan Praktikum Patologi Anatomi. EGC: Jakarta
Sudiono Janti, dkk. 2003. Ilmu Patologi. EGC: Jakarta
Syafriadi, Mei. 2008. Patologi mulut (Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik
Rongga Mulut). Penerbit Andi: Jogja.
Thoma KH, Vanderveen JL. Oral Surgery 5th Ed. Saint Louis; The C.V. Mosby
Company, 1969;993