Anda di halaman 1dari 37

Skabies: Pencegahan

Penularan dan Rekurensi


Dr. dr. Sandra Widaty, SpKK (K)
Div. Infeksi Tropik
Dept. I.K.Kulit dan Kelamin FKUI - RSCM
Definisi
Infestasi kulit akibat
tungau (kutu kecil)
Sarcoptes scabiei
varietas hominis

Sinonim: kudis, gudik,


dan buduk

Gambar : http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/ss/slideshow-scabies-overview
Prevalensi Skabies

Hay et al. Scabies in the developing worldits prevalence, complications, and management. Clin Microbiol Infect
2012; 18: 313323
Prevalensi Scabies di Indonesia

Penyakit kulit terbanyak ke-3


Penyakit kulit tersering di (5,6-12,9%) di puskesmas
puskesmas seluruh Indonesia tahun
2008

Pemukiman kumuh dan Pesantren dan panti asuhan


rumah susun (2008) Jakarta Timur (2012) 51,6%
Jakarta 6,2% Jakarta Selatan (2014) 68%
Boyolali 7,4% Kab Temanggung
Pasuruan 8,2% Pesantren kebersihan buruk 25%
Semarang 5,8% Pesantren kebersihan baik 3%
Kesimpulan 1

Kasus di Indonesia: tinggi


Epidemiologi dan Faktor Risiko

Romani et al. Scabies and impetigo prevalence and risk factor in Fiji: a national survey. Plos Negl Trop Dis. 2015;9(3):e452
Faktor Risiko
Anak dan usia
Tunawisma
lanjut

Tingkat kebersihan
Penggunaan alat
diri dan lingkungan
pribadi bersama
yang rendah

Tinggal di
Tingkat pendidikan
lingkungan padat
yang rendah
penduduk

Tingkat sosio-
Budaya tidak
ekonomi yang
mandi saat sakit
rendah
Cara
Penularan
Kontak langsung lama seperti Menggunakan pakaian
tidur satu kasur atau bergantian
menggunakan seprai yang
sama

Banyak di tempat
Pesantren
Asrama
Penjara
Panti jompo

Kontak langsung skin to skin


atau seksual
Kesimpulan 2

Kontak Langsung: Penyakit sangat


menular
Penyakit Infeksi menular seksual
Etiologi
S. scabiei varietas hominis
Host spesific
Lonjong, gepeng, putih kotor,
punggung cembung, dada
rata, tidak ada mata
Tungau betina 0.3-0.45 mm
Tungau jantan 0.2-0.25 mm
4 pasang kaki (2 depan 2
belakang)
Betina 2 pasang kaki
belakang berbulu
Jantan 1 pasang kaki
belakang berbulu, 1 pasang
lainnya ambulakral (perekat)
Siklus Hidup

Currie BJ, Mccarthy JS. Permethrin and Ivermectin for Scabies. n engl j med. 2010: 362;8
Siklus Hidup
Tungau betina berjalan 2.5cm/menit membentuk terowongan selama 1
bulan

Membuat terowongan di perbatasan s.korneum hingga s.granulosum 0.5-


5mm/hari

Bertelur 2-3butir/hari (max 40-50 selama hidup)

10% telur larva nimfa dewasa (akan kawin dengan jantan diatas
kulit)

Tungau dapat hidup di luar kulit manusia selama 24-36 jam di suhu 25oC

Georgia Department of Public Health. Scabies Handbook. 2012.


Kesimpulan 3

Agent lesi: 4 8 minggu


Tungau: diluar kulit mati 24 48 jam
Patogenesis
S.Scabiei hidup dalam s.korneum
Gejala klinis muncul 4-8 minggu terinfeksi
Respon imun lambat hospes
Keratinosit & sel langerhans (pertahanan pertama)
Tungau rangsang keratinosit & sel dendritik dengan sekresi
(mis saliva) dan aktivitas organ tubuh chelicerae, pedipals
dan kaki selama penggalian terowongan induksi respons
imun
Tubuh tungau mati induksi respons imun
Penembusan dermis merangsang fibroblas, sel endotel,
sel langerhans, makrofag, sel mast dan limfosit
Patogenesis
Memicu sekresi IL-1ra menghambat aktivasi
sitokin proinflamasi IL-1 mengikat reseptor IL-1
pada sel T, sel B, sel NK, makrofag dan neutrofil
Estrak tungau menekan ICAM-1, VCAM-1 dan E-
selectin Menurunkan ekstravasasi limfosit,
neutrofil menggangu respons pertahanan
hospes
Menghambat interaksi ko-stimulasi limfosit T &
antigen presenting cells menggangu produksi
antibodi down regulation
Patogenesis
Menurukan produksi IL-8 menghambat
kemotaksis lokal neutrofil
Inhibitor protease serin di sistem perncernaan
tungau menghentikan 3 jalur komplemen
(klasik, alternatif, dan lektin) melindungi
tungau memudahkan Streptococcus grup A
menginfeksi sekunder
Gejala Klinis
Tanda Cardinal (penegakan diagnosis)
Pruritus Nocturna
Menyerang kelompok manusia
Terowongan (cunniculus/burrow)
Menemukan tungau
Gejala Klinis
Predileksi : s.korneum yang tipis
Sela jari tangan, pergelangan tangan volar, siku
bagian luar, ketiak bagian depan, aerola mamae,
umbilkus, bokong, genitalia eksterna, perut
bagian belakang)
Bayi : telapak tangan, telapak kaki & wajah
Lesi sekunder : Polimorf (papul, vesikel,
pustul, eksoriasi, dll)
Varian Skabies
Skabies Norwegia dermatosis berkrusta,
sangat menular, tidak terlalu gatal
Skabies Nodular berbentuk nodular, pada
imunokompromais
Kesimpulan 4

Lesi khas dan tidak


Gatal tidak gatal
Penunjang Diagnsosis
Cara menemukan tungau
Scabies burrow
Mancari terowongan
bantuan jarum
Menyikat dengan sikat
Biopsi irisan
Biopsi eksisional

1. Karger AG. Case reports in dermatology. Basel, 2010.


2. Brown RG, Burns T. Lecture notes dermatology. Erlangga Medical Series. Jakarta,
Penunjang Diagnosis

Biopsi Insisi Biopsi Eksisi


Diagnosa banding
The greatest imitator
Prurigo
Pedikulosis korporis
Dermatitis kontak/alergi
Pioderma
Insect bite
Dyshidrotic eczema
Tata laksana
Skabisida topikal
Harus yang efektif terhadap semua stadium
tungau
Aman
Tidak iritan
Anti histamin untuk mengatasi gatal
Mencegah penularan
Perilaku hidup bersih
Sulfur Presipatum
Konsentrasi 5-10% dalam vaselin atau krim
Sulfur konsentrasi 10% mampu membunuh larva,
nimfa, dan tungau tapi tidak bisa telur
Digunakan 3 hari berturut-turut, diulangi
seminggu kemudian
Dapat digunakan pada anak <2 tahun
Kekurangan: berbau, lengket, mengotori pakaian,
kadang iritasi
Dosis anak dewasa
Gama Benzen Heksaklorida
Krim atau losio 1%
Membunuh semua stadium skabies
Tidak menimbulkan iritasi
Oleskan dari leher ke bawah sampai ujung kaki,
dibersihkan setelah 12 jam
Tidak boleh pada ibu hamil dan anak < 6 tahun
Diserap melalui mukosa, didistribusikan seluruh
tubuh pada jaringan kaya lipid dan kulit
dimetabolisme dan disekreksi melalui urin dan feses
Neurotoksik
Efektivitas 86%
Kontraindikasi : pasien dengan kelainan neurologis
Efek samping: mual, muntah, nyeri kepala,
iritabilitas, insomnia, dan kejang
FDA hanya menganjurkan pemberian obat jika obat
lain tidak berefek

Boleh Jangan

Digunakan pada kulit kering Anak sakit dan balita


dan dingin Bagian radang dan kulit
Penggunaan 6 jam terluka
Bilas dengan air setelah 6 Konsentrasi <1% tidak
jam efektif
Obati keluarga dan seluruh Hindari pengobatan berlebih
anggota
Informasi bahaya toksik
Benzil Benzoat
Emulsi atau losio 20-25%
Efektif untuk semua stadium tungau
Efektif pada crusted scabies yang resisten
permetrin
Tidak boleh pada ibu hamil dan anak < 2 tahun
Kadang iritasi dan gatal
Oleskan 3 hari berturut-turut di malam hari
Orang dewasa muda atau anak dosis 12.5%
Efek samping: dermatitis iritan, dermatitis alergi
Krotamiton
Krim atau losio 10%
Oleskan dari leher ke bawah, diulang dalam 24
jam
Jauhkan dari mata, mulut, dan uretra
Efek skabisida dan antigatal
Oleskan 5 hari berturut-turut
Hasil terbaik dioleskan 2x/hari selama 5 hari
Efek samping: iritasi di kulit, erosif, sensitasi
Permetrin
Gol piretroid sintetik menganggu kanal natrium,
perlambatan repolasi dinding sel parasit
Pilihan tatalaksana pada skabies Krim 5%
Efektivitas 91%, aman, toksisitas rendah
Membunuh seluruh stadium tungau
Digunakan 8-12 jam pada malam hari, esok hari mandi,
aplikasi sekali
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah 2 bulan
Aman untuk ibu hamil dan menyusui
Efek samping : rasa terbakar, menyengat, dan gatal
Ivermektin
Obat oral
Derivat makrolid semisintetik, menghambat
gamma-aminobutyruc-acid pada
neurotransmitter paralisis parasit
Efektivitas sama dengan permetrin topikal
Belum ada di Indonesia
Efek samping minimal dan tidak menyebabkan
iritasi
Cara Penggunaan
Skabisida Cara Penggunaan

Permetrin 5% Dioles semalam (8-12jam) lalu dibilas ke esokan harinya

Benzil Benzoat 20-25% Dioles dan didiamkan selama 24 jam, diulang dalam 3 hari berturut

Krotamiton 10% Dioles dan didiamkan selama 24 jam, lalu dibilas, dan digunakan kembali
selama 5 hari berturut

Sulfur 10% Dioles dan didiamkan selama 24 jam, lalu dibilas, dan digunakan kembali
selama 3 hari berturut

Gamma benzen 1% Dioles semalam (12jam) lalu dibilas ke esokan harinya


Kesimpulan 5

Tatalaksana: komprehensif
Sulit
Kesimpulan
Pencegahan Penularan dan rekurensi
Agent Host Environment
Menjaga kebersihan Mengobati pasien Mengobati pasien
pakaian, dicuci dengan air scabies scabies secara kolektif
panas 2x/minggu, dijemur
di bawah matahari 30
menit, disetrika
Edukasi: agen,
Menjaga kebersihan
patogenesis, cara
tubuh
terapi
Isolasi ruangan selama 72
jam
Tidak menggunakan
alat pribadi bersama
Tidak menggunakan
pakaian atau alat-alat
yang dicurigai sebagai Menghindari kontak
perantara penularan tubuh dengan penderita
scabies selama 72 jam scabies

1. Sungkar S. Skabies : etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan, dan pencegahan. Jakarta : Badan Penerbit
FKUI; 2016.
Daftar Pustaka
Sungkar S. Skabies : etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan,
dan pencegahan. Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2016.
Hay et al. Scabies in the developing worldits prevalence, complications,
and management. Clin Microbiol Infect 2012; 18: 313323
Boediardja SA, Handoko RP. Skabies. Dalam : Menaldi SL, Bramono K,
Indriatmi W, Penyunting. Buku ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ke-7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2015.h137-140
Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies and other mites, and pediculosis .
Dalam :Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K,
penyunting. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. edisi ke
delapan. Palatino: McGraw-Hill; 2012.h. 2569-73
Karger AG. Case reports in dermatology. Basel, 2010.
Brown RG, Burns T. Lecture notes dermatology. Erlangga Medical Series.
Jakarta
Georgia Department of Public Health. Scabies Handbook. 2012.

Anda mungkin juga menyukai