Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

MODEL BANGKITAN PERJALANAN BERBASIS MODA DI KELURAHAN


BIROBULI KOTA PALU
Kurnia Utami1), Taslim Bahar2), Eko R. Labaso3)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako Palu
*
E-mail: kurnia.utami1993@gmail.com
2) 3)
dan Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako Palu

ABSTRAK Kelurahan Birobuli memiliki bangkitan perjalanan cukup signifikan yang mempengaruhi
sistem pergerakan dalam Kota Palu yang berdampak pada peningkatan jumlah penggunaan moda
transportasi, dimana moda transportasi yang digunakan saat ini adalah mobil, motor, angkot serta
perjalanan dengan berjalan kaki, sehingga perlu dianalisis mengenai model bangkitan perjalanan dan
karakteristik perjalanan pada kawasan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perjalanan serta mendapatkan model
bangkitan perjalanan berbasis moda pada Kelurahan Birobuli Palu.
Survey telah dilakukan terhadap responden rumah tangga di Kelurahan Birobuli dengan metode
kuesioner secara acak (simple random sampling) sebanyak 88 sampel KK dari 7043 KK berdasarkan
rumus slovin dengan galat 15%. Karakteristik responden yang disurvey meliputi karakteristik perjalanan,
rumah tangga dan moda perjalanan.
Dari hasil pengujian didapatkan model bangkitan perjalanan Y = - 0,477 - 0,057 X2 + 1,035 X3 +
5,371 X5 + 5,160 X6 dengan R2 = 86,7% dimana X2 adalah waktu perjalanan, X3 adalah biaya transpotasi,
X5 adalah pelaku perjalanan dengan gender laki-laki dan X5 adalah gender perempuan yang
mempengaruhi bangkitan perjalanan di Kelurahan Birobuli Palu. Hasil penelitian menunjukkan
karakteristik perjalanan rumah tangga di Kelurahan Birobuli, tujuan perjalanan terbesar adalah
pendidikan dan kerja yang didominasi oleh pergerakan pelajar / mahasiswa dan pegawai negeri,
mayoritas responden cenderung melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi (mobil dan motor)
dibanding angkot karena alasan terbesar adalah waktu tunggu angkot yang lama
Kata Kunci : Bangkitan Perjalanan, Moda, Karakteristik Perjalanan, Regresi Linier Berganda

ABSTRACT Birobuli has signifficant trip generation which affecting the movement sytem in Palu
impact on increasing the number of usage transportation, where the transport modes used today are cars,
motorcycles, public transportation and travel by foot so that needs to analyze the model of trip generation
and trip characteristics on the region.
This study aims to find out the trip characteristics and get the model of trip generation based on
transports modes in Birobuli Palu.
The survey did on households in Birobuli by randomly questionnaire (simple random sampling)
of 88 households samples from 7043 households based on Slovin formula with an error estimate to 15%.
Characteristics of those surveyed include trip characteristics, household characteristics and trip mode.
The result found that models of trip generation Y = - 0,477 - 0,057 X2 + 1,035 X3 + 5,371 X5 +
5,160 X6 with coefficient R2 = 86,7% where X2 is times trip, X3 is transportations cost, X5 is male gender
and X6 is female gender. The result shows the households characteristics trip in Birobuli, the largest
destinations are education and work which dominated by the movement of students and civil servants, the
majority of respondents prefers go by private vehicles (cars and motorcycles) to public transportation
because the biggest reason is the waiting time to get public transportation.
Keywords : Trip Generation, Transports Mode, Trip Characteristics, Multiple Linear Regression

I. PENDAHULUAN
Perkembangan suatu kota mengakibatkan Pilihannya dapat berjalan kaki atau
arus lalu lintas yang semakin besar. Pergerakan menggunakan kendaraan. Jika menggunakan
lalu lintas tersebut timbul karena adanya proses kendaraan, pilihannya adalah kendaraan pribadi
pemenuhan kebutuhan. Jumlah pergerakan yang atau kendaraan umum. Kondisi moda saat ini,
besar disertai dengan jumlah penggunaan moda perjalanan masyarakat di Kota Palu secara
transportasi yang meningkat. Moda berkaitan umumnya menggunakan kendaraan pribadi,
dengan jenis transportasi yang digunakan. baik roda empat dan roda dua.

1
Kelurahan Birobuli memiliki bangkitan karakteristik perjalanan dan
perjalanan cukup signifikan yang karakteristik moda perjalanan.
mempengaruhi sistem pergerakan dalam Kota c. Moda yang ditinjau adalah kendaraan
Palu. Kelurahan ini terdiri dari Kelurahan pribadi dan umum antara lain motor,
Birobuli Utara dan Kelurahan Birobuli Selatan mobil, angkot, serta perjalanan dengan
dengan luas 10,84 km2, jumlah penduduk berjalan kaki dengan berbagai tujuan
sebanyak 27.687 penduduk (Kecamatan Palu yaitu bekerja, pendidikan dan belanja.
Selatan Dalam Angka Tahun 2015).
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu nomor
II. GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
16 Tahun 2015 tentang rencana tata ruang
wilayah Kota Palu tahun 2010 2030, 2.1 Kondisi Umum Wilayah Kajian
Kelurahan Birobuli memiliki kawasan Lokasi kajian berada pada Kelurahan
perumahan dengan kepadatan sedang. Adapun Birobuli Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.
jaringan jalan pada Kelurahan Birobuli yaitu Kecamatan Palu Selatan terletak pada bagian
jaringan jalan nasional sebagai jalan arteri selatan wilayah Kota Palu dengan batasbatas
primer, jaringan jalan provinsi sebagai jalan wilayah adalah sebelah utara berbatasan dengan
kolektor primer dan jaringan jalan kota sebagai Kecamatan Palu Timur, sebelah timur
jalan kolektor sekunder. Terdapat akses jalan berbatasan dengan Kecamatan Mantikulore,
menuju Bandara Mutiara Palu. Selain itu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
terdapat berbagai macam fungsi tata guna lahan Biromaru (Kabupaten Sigi) dan sebelah barat
seperti sekolah, kantor, tempat ibadah, berbatasan dengan Kecamatan Tatanga.
perumahan, tempat belanja, rumah makan dan Adapun untuk batas Kelurahan
lain-lain dengan arus lalu lintas yang cukup Birobuli adalah sebelah utara berbatasan dengan
ramai. Kelurahan Tanamodindi / Kelurahan Lasoani,
Dari permasalahan di atas, diperoleh sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan
pokok permasalahan yang akan dibahas pada Kalukubula Kecamatan Sigi Biromaru, sebelah
penelitian ini adalah sebagai berikut: timur berbatasan dengan Kelurahan Kawatuna
1. Bagaimana karakteristik perjalanan rumah Kecamatan Palu Selatan dan sebelah barat
tangga di Kelurahan Birobuli Kota Palu? berbatasan dengan Kelurahan Tatura Utara
2. Bagaimana model bangkitan perjalanan Kecamatan Palu Selatan.
berbasis moda pada Kelurahan Birobuli Kelurahan Birobuli terbagi atas dua
Kota Palu? kelurahan yaitu Kelurahan Birobuli Utara dan
Kelurahan Birobuli Selatan dengan luas total
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 10,84 km2 (Kecamatan Palu Selatan Dalam
1. Untuk mengetahui karakteristik perjalanan Angka Tahun 2015). Berdasarkan Peraturan
di Kelurahan Birobuli Kota Palu. Daerah Kota Palu nomor 16 tentang rencana tata
2. Membuat model bangkitan perjalanan ruang wilayah Kota Palu tahun 2010 2030,
berbasis moda pada Kelurahan Birobuli Kelurahan Birobuli memiliki kawasan
Kota Palu dan mengetahui faktor yang perumahan dengan kepadatan sedang. Terdapat
mempengaruhi bangkitan perjalanan akses jalan menuju Bandara Mutiara Palu.
tersebut. Selain itu, terdapat berbagai macam fungsi tata
guna lahan seperti sekolah, kantor, tempat
Penelitian ini dititik beratkan sesuai dengan ibadah, perumahan, tempat belanja, rumah
tujuan penelitian, agar penelitian ini tidak makan dan lain-lain sehingga mengakibatkan
meluas dan dapat terarah sesuai dengan tujuan arus lalu lintas yang cukup ramai.
penelitian. Maka, diberikan batasan-batasan
masalah yang meliputi hal-hal sebagai berikut: U
1. Batasan Wilayah Studi :
a. Penelitian dilakukan pada rumah tangga B T

di Kelurahan Birobuli Kota Palu.


S
b. Pengambilan data melalui survei dengan
penyebaran kuesioner secara acak
(simple random sampling).
2. Batasan Kajian :
a. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan bantuan
program komputer Statistical Product
and Service Solution (SPSS).
b. Jenis data yang diperlukan antara lain Gambar 2.1 Peta Lokasi Studi Kelurahan
karakteristik pelaku perjalanan, Birobuli Utara
(Sumber : Google maps, 2015)

2
Kecamatan Palu Selatan Tahun 2015,
banyaknya kendaraan angkutan darat menurut
jenisnya diperlihatkan pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Banyaknya Kendaraan Angkutan


Darat Menurut Jenisnya di Kecamatan Palu
U Selatan

B T Banyaknya
No. Jenis Angkutan Jumlah
S Umum Pribadi
Mobil
Gambar 2.2 Peta Lokasi Studi Kelurahan 1
Penumpang
58 125 183
Birobuli Selatan 2 Mobil Barang 191 60 251
(Sumber : Google maps, 2015) 3 Truk 146 52 198
Pick Up
4 97 40 137
2.2 Penduduk Terbuka
5 Sepeda Motor 975 27.217 28.192
Berdasarkan Kecamatan Palu Selatan dalam 6 Dokar/Bendi 16 - 16
Angka 2015, Jumlah penduduk total pada 7 Gerobak 12 - 12
Kelurahan Birobuli berjumlah 27.687 penduduk
(Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Palu
yang terdiri dari 10.320 penduduk Kelurahan
Selatan 2015)
Birobuli Selatan dan 17.367 penduduk pada
Kelurahan Birobuli Utara. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2. III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Konsep Perencanaan Transportasi
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk,
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Menurut Ofyar Z. Tamin (2000), model
Kepadatan Penduduk di Kelurahan Birobuli perencanaan empat tahap merupakan gabungan
beberapa sub model, yaitu :
a. Bangkitan dan tarikan pergerakan
Luas (Km)

Penduduk /
Perempuan
Kepadatan
Kelurahan

Laki-Laki
Penduduk

Merupakan jumlah pergerakan yang berasal


Jumlah

N
Km

o dari suatu zona atau tata guna lahan dan


jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu
tata guna lahan atau zona.
Birobuli b. Sebaran Pergerakan
1 3,75 10.32 5.08 5.24 2.75
Selatan Merupakan prakiraan besarnya pergerakan
Birobuli dari setiap zona asal ke setiap zona tujuan
2 7,09 17.36 8.73 8.63 2.45
Utara
yang dipengaruhi oleh besarnya bangkitan
(Sumber : Kecamatan Palu Selatan Dalam setiap zona asal dan tarikan dari zona tujuan
Angka Tahun 2015) serta tingkat aksesibilitas sistem jaringan
antarzona.
Tabel 2.2 Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk c. Pemilihan moda
dan Rata-Rata Penduduk Per Kepala Keluarga Jika terjadi interaksi antara dua tata guna
di Kelurahan Birobuli lahan maka seseorang akan memutuskan
interaksi tersebut dilakukan, yaitu salah
Rata-rata
Rumah satunya adalah pemilihan alat angkut
No. Kelurahan Penduduk/Rumah
Tangga (moda).
Tangga
Birobuli d. Pemilihan rute
1 2.733 4 Pemilihan rute juga berkaitan dengan moda
Selatan
2 Birobuli Utara 4.675 4 transportasi. Pemilihan moda dan pemilihan
rute dilakukan bersama sesuai alternatif
(Sumber : Kecamatan Palu Selatan Dalam terpendek, tercepat dan termurah.
Angka Tahun 2015)
3.2 Analisis Regresi Linear Berganda
2.3 Kepemilikan Kendaraan Metode yang digunakan adalah metode
Salah satu unsur yang dapat dijadikan analisis regresi linear berganda untuk
ukuran perkembangan transportasi di suatu kota menghasilkan hubungan dari variabel-variabel
adalah peningkatan jumlah kendaraan dari tahun bebas dengan variabel terikat dalam bentuk
ke tahun yang semakin meningkat dengan numerik. Bentuk matematis dari metode regresi
pesatnya. Berdasarkan Statistik Daerah linear berganda adalah :

3
Dilakukan setelah penyusunan format
Dimana : survey yang bertujuan untuk mendapatkan
Y = Peubah tidak bebas infomasi mengenai objek yang diteliti.
X1, X2, ,Xn = Peubah tidak bebas 4.6 Pengumpulan Data
A = Intersep atau konstanta regresi Terdiri dari data primer dan sekunder.
B = Koefisien regresi Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari lapangan dan data sekunder
Beberapa asumsi statistik yang merupakan data yang didapatkan berdasarkan
diperlukan dalam melakukan analisis regresi instansi terkait.
sebagai berikut : 4.6.1 Data Primer
a. Variabel tak bebas adalah fungsi linear dari Pengambilan data primer melalui survei
variabel bebas. Jika tidak linear, data kuisioner di Kelurahan Birobuli dengan sampel
kadang-kadang harus ditransformasikan sebanyak 88 sampel KK berdasarkan rumus
agar menjadi linear. Slovin dengan galat 15%. Penarikan sampel
b. Variabel bebas adalah tetap atau diukur dilakukan secara acak dengan metode simple
tanpa kesalahan. random sampling dengan mengetahui jumlah
c. Tidak ada korelasi antara variabel bebas. dan kondisi lapangan, anggota populasi yang
d. Variansi dari variabel tak bebas terhadap memiliki kesamaan karakter atau ciri akan
garis regresi adalah sama untuk seluruh disatukan, sehingga pengambilan sampel dapat
nilai variabel tak bebas. terbagi rata sesuai jumlah sampel yang
e. Nilai variabel tak bebas harus berdistribusi dibutuhkan.
normal atau mendekati normal. Adapun data yang dikumpulkan dari
f. Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan kuesioner adalah karakteristik pelaku perjalanan
besaran yang relatif mudah diproyeksikan. (misalnya jenis pekerjaan, jumlah pendapatan,
gender, usia serta jumlah kepemilikan
IV. METODE PENELITIAN kendaraan), karakteristik perjalanan (antara lain
4.1 Sistematika Penulisan tujuan perjalanan yaitu bekerja, sekolah dan
Tahap-tahap penelitian sebagai berikut : belanja, frekuensi perjalanan, jarak perjalanan,
waktu perjalanan serta biaya perjalanan) dan
untuk karakteristik moda perjalanan adalah jenis
moda yang digunakan, dalam hal ini yang
ditinjau adalah mobil, motor, angkot (angkutan
kota) serta perjalanan dengan berjalan kaki.
Besarnya jumlah sampel (menurut
rumus Slovin dengan galat 15%) diperlihatkan
sebagai berikut.

Dimana : n = Jumlah sampel


N = Jumlah populasi
e = Toleransi derajat kelonggaran
ketidaktelitian yang nilainya antara 2-15%
(Melky F.L, skripsi 2014).

Gambar : Metodologi Penelitian Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Menggunakan


Rumus Slovin.
4.2 Lokasi Penelitian No. Kelurahan Rumah Tangga Sampel
Lokasi penelitian pada beberapa rumah 1 Birobuli Utara 4.675 44 KK
tangga di Kelurahan Birobuli Kecamatan Palu
2 Birobuli Selatan 2.733 44 KK
Selatan Kota Palu.
4.3 Studi Pustaka Jumlah Sampel 88 KK
Mempelajari beberapa literatur tentang
bangkitan perjalanan pada suatu daerah kajian. (Sumber : Kecamatan Palu Selatan Dalam
4.4 Penyusunan Format Survey Angka Tahun 2015)
Penyusunan format survey dilakukan
untuk lebih mengarah pada tujuan penelitian 4.6.2 Data Sekunder
dan mempermudah responden memahami dan Data sekunder didapatkan melalui
mengisi data survey penelitian yang diberikan. instansi atau lembaga yang terkait dalam hal ini
4.5 Survey Pendahuluan kantor Kelurahan Birobuli Utara dan Birobuli

4
Selatan, serta badan pusat statistik Kota Palu. 5.1.1 Usia
Adapun data yang didapatkan yaitu data Kelompok usia anggota keluarga yang
kependudukan seperti jumlah penduduk dan melakukan perjalanan diperlihatkan pada
jumlah rumah tangga di Kelurahan Birobuli. gambar berikut.

4.7 Pengolahan Data Jumlah Pelaku Perjalanan Menurut


Pengolahan data dilakukan dengan cara Usia
pengelompokan berdasarkan kelompok dan 18 -25 26 - 40
kelasnya kedalam bentuk tabel maupun grafik, tahun tahun
29,963%
selanjutnya dipakai sebagai dasar analisis. 21,723%
4.8 Analisis Data 0 - 17 > 40
Setelah mendapatkan hasil dari tahun tahun
14,607% 33,708%
pengolahan data, data tersebut dianalisis
menggunakan metode analisis regresi yang
bertujuan untuk mendapatkan karakteristik dan
pemodelan bangkitan perjalanan pada
Kelurahan Birobuli Palu. Model regresi
dijabarkan sebagai berikut. Dimana variabel Y Gambar 5.1 Jumlah Pelaku Perjalanan Menurut
adalah peubah tidak bebas dalam hal ini adalah Usia
jenis moda yang digunakan (mobil, motor, (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)
angkot maupun berjalan kaki) untuk berbagai
tujuan antara lain tujuan bekerja, pendidikan Dari gambar terlihat bahwa usia pelaku
dan belanja, sedangkan untuk variabel X adalah perjalanan responden terbanyak di wilayah studi
peubah bebas yang saling berkaitan dan adalah pelaku perjalanan berusia diatas 40 tahun
memiliki pengaruh terhadap variabel Y. dengan persentase sebanyak 33,708%,
sedangkan pelaku perjalanan responden paling
sedikit adalah pelaku perjalanan yang berusia
Dimana : dibawah 18 tahun (14,607%).
A = Konstanta regresi
B = Koefisien regresi 5.1.2 Gender
Y1 = Motor Untuk Tujuan Bekerja Jumlah pelaku perjalanan berdasarkan
Y2 = Motor Untuk Tujuan Pendidikan gender diperlihatkan sebagai berikut.
Y3 = Motor Untuk Tujuan Belanja
Y4 = Mobil Untuk Tujuan Bekerja
Y5 = Mobil Untuk Tujuan Pendidikan Moda berdasarkan Gender
Y6 = Mobil Untuk Tujuan Belanja (Pelaku Perjalanan)
Y7 = Angkot Untuk Tujuan Bekerja Gender Laki-laki Gender Perempuan
Y8 = Angkot Untuk Tujuan Pendidikan
Y9 = Angkot Untuk Tujuan Belanja 300 229
177 164
Y10 = Jalan Kaki Tujuan Bekerja 200 115
100 40 27 2 7 7 18
Y11 = Jalan Kaki Tujuan Pendidikan
0
Y12 = Jalan Kaki Tujuan Belanja Sepeda Mobil Angkot Jalan Jumlah
X1 = Jarak Perjalanann Motor Kaki
X2 = Waktu Perjalanan
X3 = Biaya Transportasi
X4 = Usia Perbandingan Total Pelaku
X5 = Gender Laki-laki Perjalanan
X6 = Gender Perempuan
Perempu
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Laki-laki an
5.1 Karakteristik Perjalanan Rumah 41,73% 58,27%
Tangga Di Kelurahan Birobuli
Karakteristik perjalanan merupakan pola
perilaku dari perjalanan yang dilakukan oleh
anggota rumah tangga yang melakukan Gambar 5.2 Pelaku Perjalanan Berdasarkan
perjalanan. Berdasarkan hasil survey rumah Gender
tangga di Kelurahan Birobuli diperoleh data (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)
karakteristik perjalanan anggota keluarga
sebagai berikut.

5
Dari gambar terlihat bahwa pelaku perjalanan wilayah studi adalah 2 - 5 juta dengan
terbanyak di wilayah studi adalah perempuan persentase 53,41 % dan yang paling sedikit
dengan persentase sebanyak 58,27% dan laki- adalah jumlah pendapatan 8-10 juta sebanyak
laki sebesar 41,73%. 3,41%.

5.1.3 Jenis Pekerjaan 5.1.5 Jumlah Kepemilikan Kendaraan


Pekerjaan sebagai kegiatan rutin yang Kepemilikan kendaraan dalam rumah
akan membangkitkan pergerakan yang tentu akan mempermudah akses seseorang
dilakukan oleh setiap anggota keluarga yang untuk melakukan pergerakan dalam pemenuhan
sudah bekerja. Hasil survey terhadap jenis kebutuhannya. Kendaraan yang dimiliki
pekerjaan diperlihatkan pada gambar berikut. dirumah dapat digunakan oleh semua atau
sebagian dari anggota keluarga. Jumlah
Jenis Pekerjaan kepemilikan kendaraan (mobil dan sepeda
motor) pada masing masing rumah tangga
Pegawai ditunjukkan sebagai berikut.
Swasta
11,78%
Pelajar / Kepemilikan Roda 2 (Motor)
Mahasisw 6
Pegawai 5 0
a 2,27% 2,27%
Negeri 3,41%
51,27%
23,89% Wiraswas
4 1
ta
17,05% 21,59%
12,42%
TNI /
POLRI
3
0,64%
20,45% 2
Gambar 5.3 Jumlah anggota keluarga 32,95%
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)

Dari gambar terlihat bahwa jenis Gambar 5.5 Jumlah Kepemilikan Kendaraan
pekerjaan didominasi oleh pelajar/ mahasiswa Motor
sebanyak 51,27%. Hal ini mengindikasikan (Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)
bahwa jenis pergerakan terbesar di wilayah
survey adalah pergerakan pelajar/mahasiswa Dari gambar terlihat bahwa rumah tangga
menuju ke tempat sarana pendidikan, dengan 2 (dua) kendaraan motor memiliki
selanjutnya pegawai negeri sebanyak 23,89% persentase tertinggi yaitu 32,95%. Sedangkan
sedangkan minoritas pekerjaan adalah rumah tangga yang tidak memiliki kendaraan
TNI/POLRI (0,64%). dan yang memiliki kendaraan 6 buah motor
memiliki persentase terkecil yaitu 2,27%.
5.1.4 Tingkat Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga per bulan
diperlihatkan sebagai berikut. Kepemilikan Roda 4 (Mobil)
2
10,23%
Tingkat Pendapatan Keluarga Per 3
1
1,14%
Bulan 31,82%

0
0 - 2 juta 2 - 5 juta
56,82%
30,68% 53,41%

> 10 juta
4,55% 5-8 Gambar 5.6 Jumlah Kepemilikan Kendaraan
8 - 10 juta juta Mobil
3,41% 7,95% (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)

Gambar 5.4 Tingkat Pendapatan Keluarga Per Dari gambar 5.6 terlihat bahwa rumah
Bulan tangga yang tidak memiliki kendaraan mobil
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015) memiliki persentase tertinggi sebesar 56,82%,
sedangkan rumah tangga yang memiliki 3 buah
Dari gambar terlihat bahwa jumlah kendaraan mobil memiliki persentase terkecil
pendapatan keluarga per bulan terbanyak pada yaitu 1,14 %.

6
5.1.6 Tujuan Perjalanan perjalanan rata-rata berdasarkan moda yang
Tujuan perjalanan adalah pergerakan ditunjukkan sebagai berikut.
yang dilakukan oleh anggota keluarga guna
pemenuhan kebutuhannya. Berdasarkan hasil
survey diperoleh data tujuan perjalanan pada Moda Berdasarkan Jarak
setiap rumah tangga sebagai berikut. Perjalanan Rata-rata
Mobil
10,8
12,0

Jarak Perjalanan (km)


Tujuan Perjalanan 10,0
8,0 Motor
5,0 Angkot
Bekerja 6,0
Pendidika 3,5 Jalan
39,81%
n 4,0 Kaki
48,32% 2,0 0,4
Belanja
11,87% 0,0

Gambar 5.9 Moda Berdasarkan Jarak Perjalanan


Rata-Rata
Gambar 5.7 Tujuan Perjalanan Pada Kelurahan (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)
Birobuli
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015) Terlihat bahwa mayoritas responden
rumah tangga di Kelurahan Birobuli lebih
Tujuan perjalanan tertinggi adalah pada cenderung menggunakan mobil pada jarak rata-
tujuan pendidikan sebanyak 48,32%, rata diatas 5 km (54,82%), sedangkan motor
selanjutnya tujuan bekerja dengan persentase pada jarak rata-rata diatas 3,5 km (25,38%), dan
39,81% dan tujuan perjalanan terendah adalah jarak terdekat adalah perjalanan dengan berjalan
tujuan belanja (11,87%). kaki dengan rata-rata sebesar 0,4 km (2,03%).

5.1.7 Frekuensi Perjalanan 5.1.9 Waktu Perjalanan


Frekuensi perjalanan diperlihatkan Waktu perjalanan merupakan hal yang
sebagai berikut. dapat menunjukkan seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu perjalanan.
Moda Berdasarkan Frekuensi Waktu perjalanan selain dipengaruhi oleh jarak
Perjalanan Per Minggu juga dipengaruhi oleh jenis moda yang
digunakan. Berikut waktu perjalanan
Motor berdasarkan moda yang digunakan diperlihatkan
74,99% sebagai berikut.

Mobil Waktu Perjalanan Rata-rata


15,41%
Mobil
Jalan 24
Angkot
Kaki Angkot 25 19
Motor
Waktu (menit)

8,34% 1,27%
20 14
Gambar 5.8 Moda Berdasarkan Frekuensi 15 Jalan
Perjalanan Kaki
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015) 10 5
5
Terlihat bahwa mayoritas responden lebih 0
banyak melakukan perjalanan dengan
menggunakan motor (74,99%), selanjutanya Gambar 5.10 Waktu Perjalanan Rata-Rata
mobil dengan persentase 15,41%, jalan kaki Berdasarkan Moda Yang Digunakan
dengan persentase 8,34% sedangkan perjalanan (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)
dengan menggunakan angkot adalah yang
paling sedikit yaitu 1,27%. Terlihat bahwa mayoritas responden rumah
tangga di Kelurahan Birobuli cenderung
5.1.8 Jarak Perjalanan menggunakan mobil, baik mobil kendaraan
pribadi maupun umum (angkot) pada waktu
Jarak perjalanan merupakan hal yang rata-rata diatas 14 menit (69,35%). Perjalanan
menunjukkan seberapa jauh perjalanan dapat terlama adalah perjalanan dengan menggunakan
dilakukan oleh anggota keluarga. Berikut jarak mobil, sedangkan waktu perjalanan tercepat

7
adalah perjalanan jalan kaki dengan waktu rata- tangga terhadap penggunaan angkot yang
rata 5 menit (8,06%) pada perjalanan dalam diperlihatkan pada gambar 5.12.
jarak dekat.

5.1.10 Biaya Transportasi Alasan Tidak Memilih Angkot


Biaya transportasi perjalanan rata-rata Waktu Rute Tak
pada berdasarkan moda yang digunakan, Perjalana Tetap
diperlihatkan sebagai berikut. n Lama 4,85%
26,67%
Waktu
Tunggu Minim
Biaya Transportasi Rata-Rata Per Lama Ketersedi
40,61% aan
Bulan Berdasarkan Moda 10,91%

Tujuan Bekerja Tujuan Pendidikan Tujuan Belanja Fasilitas


&Pelayan
0,5 0,449 Biaya an
9,70%
Biaya Transportasi (Juta)

Mahal
0,4 7,27%

0,3 Gambar 5.12 Alasan Tidak Memilih


0,194 0,190 Menggunakan Angkot
0,2 0,138 (Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015)
0,123 0,110
0,1 0,072
0,042
0,024 0 0 0 Dari gambar terlihat bahwa alasan tidak
0 memilih angkot terbesar karena waktu tunggu
Motor Mobil Angkot Jalan Kaki angkot yang lama (40,61%), sedangkan waktu
Gambar 5.11 Biaya Transportasi Berdasarkan perjalanan lama sebesar 26,67% dan alasan
Moda Yang Digunakan terkecil adalah karena jarak dan rute tidak tetap
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, Tahun 2015) dengan persentase 4,85%.

Terlihat bahwa biaya perjalanan angkot lebih 5.2 Analisis P e r g e r a ka n Moda


murah dibanding dengan mobil dan motor Sepeda Motor
(15,350%), akan tetapi mayoritas responden A. Analisis Pergerakan Sepeda Motor
rumah tangga pdi Kelurahan Birobuli lebih Pada Tujuan Bekerja
cenderung menggunakan kendaraan pribadi 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
yaitu mobil dan motor (84,65%) karena lebih Dari data variabel bebas (X 1 ,
aman, nyaman dan relatif cepat sampai tujuan X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 ) dan variabel tak bebas
dibanding dengan menggunakan angkot. (Y) yang digunakan, dilakukan uji korelasi
antar variabel tersebut. Hasil uji korelasi
5.1.11 Alasan Tidak Memilih dapat kita lihat pada tabel 5.1 sebagai
Menggunakan Angkot berikut.
Berikut pandangan responden rumah

Tabel 5.1 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel Untuk Tujuan Bekerja Menggunakan Sepeda Motor
Variabel Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Pergerakan Dengan Menggunakan Motor
Y 1,000
untuk Tujuan Bekerja
Jarak Perjalanan X1 0,129 1,000
Waktu Perjalanan X2 0,071 0,901 1,000
Biaya Transportasi X3 0,487 0,535 0,501 1,000
Usia X4 -0,147 -0,222 -0,188 -0,154 1,000
Laki-laki X5 0,420 0,251 0,145 0,138 0,088 1,000
Perempuan X6 0,619 0,023 0,062 0,384 -0,207 -0,350 1,000
Sumber : Hasil Analisis

Nilai korelasi pada tabel di atas korelasi yang negatif terhadap variabel Y yang
digunakan untuk menyeleksi peubah bebas pada berarti setiap penambahan pada variabel bebas
analisis regresi selanjutnya berdasarkan nilai tersebut akan menurunkan pergerakan sepeda
korelasi peubah bebas X yang besar terhadap motor pada tujuan bekerja, sedangkan variabel
variabel Y. Terlihat bahwa variabel X4 memiliki bebas lainnya memiliki nilai korelasi positif

8
artinya setiap penambahan pada peubah bebas beberapa kombinasi peubah bebas secara
tersebut akan meningkatan pergerakan sepeda coba-coba berdasarkan korelasi antar variabel
motor pada tujuan bekerja. Nilai korelasi paling bebas terhadap variabel terikatnya guna
besar yaitu variabel X6 (0,619) yang menghasilkan suatu model persamaan regresi
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat dengan menggunakan bantuan program
antara variabel bebas terhadap variabel tak komputer Statistical Product and Service
bebas (Y). Solution (SPSS). Hasil output SPPS untuk
2. Analisis Regesi Linear Berganda semua model persamaan diperlihatkan pada
Langkah selanjutnya melakukan analisis tabel 5.2 sebagai berikut.
regresi linear berganda dengan memasukkan

Tabel 5.2 Model Persamaan Regresi


Motor Mobil Angkot Jalan Kaki
Parameter

Kerja Pendidikan Belanja Kerja Pendidikan Belanja Kerja Pendidikan Belanja Kerja Pendidikan Belanja
Model
Tanda

Peubah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

- -
Intersep +/- C -0,477 0,552 -0,343 3,032 3,748 -0,683 - - - 3,816
2,000 63,429
Jarak - -
- X1 - - - - -0,511 - - - - -
Perjalanan 3,333 55,714
Waktu
- X2 -0,057 -0,032 - -0,051 0,139 - - - - 0,333 - 5,429
Perjalanan
Biaya
+ X3 1,035 - 2,672 1,384 1,939 1,756 - - - 0,000 - 0,000
Transportasi
Usia + X4 - - - - - - - - - 0,667 - 21,857
Laki-Laki + X5 5,371 5,462 - - - - - - - 0,000 - 0,000
Perempuan + X6 5,160 5,629 - 2,551 - - - - - 0,000 5,208 0,000
R2 0,867 0,977 0,096 0,408 0,997 0,878 - - - 1,000 0,897 1,000
F stat 83,410 873,813 7,230 7,121 121,503 57,600 - - - 0,000 43,512 0,000
F tab 2,553 2,751 3,982 2,911 215,707 5,318 - - - - 6,608 -
Uji F OK OK OK OK - OK - - - - OK -
t stat X1 - - - - -14,191 - - - - 0,000 - -
t stat X2 -2,680 -2,148 - -2,394 6,831 - - - - 0,000 - -
t stat X3 2,330 - 2,689 2,191 14,057 7,589 - - - 0,000 - -
t stat X4 - - - - - - - - - 0,000 - -
t stat X5 12,337 38,502 - - - - - - - 0,000 - -
t stat X6 13,147 39,374 - 3,172 - - - - - 0,000 6,596 -
t tab 2,008 1,998 1,995 2,040 12,706 2,306 - - - - 2,571 -
X1, X3
Uji t OK OK OK OK OK - - - - OK -
OK
Uji
Normali OK OK - OK OK OK - - - OK OK OK
tas

Sumber : Hasil Analisis


5,371. Koefisien regresi variabel X6 sebesar
Untuk pergerakan sepeda motor pada 5,160 artinya setiap penambahan pelaku
tujuan bekerja diperoleh model yang memenuhi perjalanan dengan gender perempuan akan
persyaratan statistik baik dari uji F, uji t, meningkatkan pergerakan sebesar 5,160.
determinasi (R), nilai intersep dan banyaknya Semakin banyak pelaku perjalanan, baik laki-
jumlah variabel bebas yang digunakan yaitu laki dan perempuan, maka semakin meningkat
pada model persamaan Y= 0,477 - 0,057 X 2 + pula penggunaan sepeda motor pada tujuan
1,035 X 3 + 5,371 X 5 + 5,160 X 6 , dimana bekerja.
koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,057 Penjelasan mengenai analisis
artinya setiap penambahan waktu 1 menit akan determinasi (R2), uji simultan / uji F, serta uji
menurunkan pergerakan sebesar 0,057. Semakin parsial / uji t dijelaskan sebagai berikut. Dimana
lama waktu perjalanan, maka semakin kecil sebelumnya telah dilakukan uji normalitas yaitu
penggunaan motor untuk tujuan bekerja. untuk melihat apakah data telah terdistribusi
Koefisien regresi variabel X3 sebesar 1,035 normal atau sebaliknya.
artinya setiap penambahan biaya transportasi a) Uji Normalitas
akan meningkatkan pergerakan sepeda motor Uji normalitas dapat dilakukan dengan
pada tujuan bekerja sebesar 1,035. Koefisien cara grafik (histogram dan plot grafik). Pada
regresi variabel X5 sebesar 5,371 artinya setiap grafik histogram, asumsi normalitas terpenuhi
penambahan pelaku perjalanan dengan gender jika batang-batang diagram mendekati bentuk
laki-laki akan meningkatkan pergerakan sebesar garis seperti lonceng dan pada plot grafik

9
dimana asumsi normalitas terpenuhi jika titik- Dasar pengambilan keputusan yaitu
titik pada grafik mendekati sumbu diagonalnya. hipotesis H0 diterima (tidak berdistribusi
Dari hasil output SPSS didapatkan kurva normal) jika nilai Asymp. Sig. < 0,050 dan H 1
distribusi normal yang diperlihatkan pada diterima (berdistribusi normal) jika nilai
gambar berikut. Asymp. Sig. > 0,050. Berdasarkan tabel 5.15
terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,795 > 0,050 yang berarti H0 ditolak
dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
b) Analisis Determinasi (R2)
Dari hasil output SPSS diperoleh nilai
koefisien determinasi (R2) yang diperlihatkan
pada tabel berikut.

Tabel 5.4 Hasil Analisis Determinasi


Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the
Model R Square Square Estimate
1 ,931a ,867 ,857 1,425
Sumber: Hasil Analisis Regresi Menggunakan SPSS

Berdasarkan tabel diperoleh angka


koefisien determinasi (R2) sebesar 0,867 yang
menunjukkan bahwa persentase pengaruh
variabel independen (waktu perjalanan X2, biaya
transportasi X3, gender laki-laki X5 dan gender
perempuan X6) terhadap variabel dependen
(pergerakan sepeda motor per minggu untuk
tujuan bekerja) sebesar 86,7% sedangkan
persentase sisanya dipengaruhi atau dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
Gambar 5.13 Uji Normalitas Secara Grafis
Sumber : Hasil Analisis c) Uji Simultan/ Uji F
Dari hasil output SPSS diperoleh nilai
Dari grafik histogram terlihat data mendekati F hitung atau F statistik yang ditunjukkan pada
distribusi normal teoritis (bentuk lonceng) dan tabel berikut.
pada plot grafik terlihat bahwa titik-titik telah
mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu Tabel 5.5 Hasil Uji F
diagonal sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas. ANOVAa
Adapun pengujian secara grafik dapat Sum of Mean
menimbulkan perbedaan persepsi diantara Model Squares Df Square F Sig.
pengamat sehingga untuk mendukung hasilnya 1 Regression 677,306 4 169,327 83,410 ,000b
diperlukan uji normalitas statistik Kolmogorov Residual 103,533 51 2,030
Smirnov. Hasil uji Kolmogorov Smirnov Total 780,839 55
ditunjukkan pada hasil output SPSS berikut. Sumber : Hasil Analisis dengan SPSS

Tabel 5.3 Uji Kolmogorov Smirnov Dasar pengambilan keputusan yaitu


Unstandardized hipotesis H0 diterima (variabel bebas secara
Kolmogorov-Smirnov Test
Residual bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
N 56 terhadap variabel tak bebas) jika F hitung < F
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1,37201270 tabel atau nilai sig. > 0,050 dan H1 diterima
Most Extreme Absolute ,087 (variabel bebas secara bersama-sama
Differences berpengaruh signifikan terhadap variabel tak
Positive ,068 bebas) jika F hitung > F tabel atau nilai sig. <
Negative -,087
Kolmogorov-Smirnov Z ,648 0,050. Diketahui nilai F tabel = 2,553
Asymp. Sig. (2-tailed) ,795 didapatkan dari signifikansi 5% (signifikansi
Sumber : Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS 5% adalah ukuran standar yang sering
digunakan dalam penelitian), df 1 = (jumlah

10
variabel 1) = 5 - 1 = 4, dan df 2 = (n k 1) independen) atau dapat dicari di Ms. Excel
atau 55 3 1 = 51 (n adalah jumlah kasus dan dengan mengetik =tinv(0,05;51). Untuk
k adalah jumlah variabel independen) atau dapat penentuan t tabel dengan menggunakan tabel uji
dicari di Ms. Excel dengan mengetik t diperlihatkan sebagai berikut.
=finv(0,05;4;51). Untuk penentuan f tabel
dengan menggunakan tabel uji F dapat Tabel 5.8 Penentuan t tabel Dengan
diperlihatkan pada tabel berikut. Menggunakan Tabel Uji t
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01
Tabel 5.6 Penentuan F tabel dengan Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02
Menggunakan Tabel Uji F 50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172
df untuk Df untuk pembilang (N1)
penyebut 52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022
Sumber : Junaidi, 2010
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 Nilai t hitung X2, X3, X5 dan X6 > t
51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 tabel (-2,680; 2,330; 12,337 dan 13,147 >
52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2,008) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima,
53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 sehingga pada model ini variabel bebas (X2, X3,
Sumber : Junaidi, 2010 X5 dan X6) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen Y.
Nilai F hitung > F tabel (83,410 >
2,553) dan nilai sig. 0,000 < 0,050 sehingga H 0 B. Analisis Pergerakan Sepeda Motor
ditolak dan H1 diterima sehingga untuk model Pada Tujuan Pendidikan
ini ada pengaruh signifikan antara variabel 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
bebas (X2, X3, X5 dan X6) bersama-sama Dari hasil uji korelasi antar
terhadap pergerakan menggunakan sepeda variabel untuk tujuan pendidikan menggunakan
motor per minggu untuk tujuan kerja (Y). motor, variabel gender perempuan (X6)
memiliki korelasi terbesar (0,633) yang
d) Uji t menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat
Dari hasil output SPSS diperoleh nilai t terhadap variabel dependen Y.
hitung yang ditunjukkan pada tabel berikut. 2. Analisis Regesi Linear Berganda
Dari hasil output SPPS,
Tabel 5.7 Uji t diperoleh model yang memenuhi persyaratan
Coefficientsa statistik baik dari uji F, uji t, determinasi (R2),
nilai intersep dan banyaknya jumlah variabel
Unstandardized

Standardized
Coefficients

Coefficients

bebas yang digunakan yaitu Y = 0,552 - 0,032


X2 + 5,462 X5 + 5,629 X6 (lihat tabel 5.2).
Model t Sig. a) Uji Normalitas
Berdasarkan hasil output SPSS, data
Std.
mendekati distribusi normal teoritis (bentuk
B Error Beta lonceng) pada histogram dan titik-titik
1 Constant -,477 ,629 -,758 ,452 mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu
Waktu -,057 ,021 -,160 -2,680 ,010 diagonal pada plot grafik serta nilai sig. pada uji
Biaya Kolmogorov Smirnov sebesar 0,596 > 0,050
1,035 ,444 ,156 2,330 ,024
Transport yang berarti H0 ditolak sehingga model regresi
Laki-laki 5,371 ,435 ,708 12,337 ,000 memenuhi asumsi normalitas.
Perempuan 5,160 ,393 ,817 13,147 ,000 b) Analisis Determinasi (R2)
Sumber: Hasil Analisis dengan SPSS Berdasarkan tabel 5.2, R2 = 0,977 yang
menunjukkan bahwa persentase pengaruh
Dasar pengambilan keputusan yaitu variabel independen (waktu perjalanan X 2,
hipotesis H0 diterima (variabel bebas secara gender laki-laki X5 dan gender perempuan X6)
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen (pergerakan sepeda
variabel tak bebas) jika t hitung < t tabel dan H1 motor per minggu untuk tujuan pendidikan)
diterima (variabel bebas secara parsial sebesar 97,7% sedangkan persentase sisanya
berpengaruh signifikan terhadap variabel tak dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
bebas) jika t hitung > t tabel. Diketahui nilai t yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
tabel = 2,008 didapatkan dari tingkat c) Uji Simultan/ Uji F
signifikansi 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan Berdasarkan tabel 5.2, F hitung > F
derajat kebebasan df = n k 1 = 55 3 1 = tabel (873,813 > 2,751) dan nilai sig. < 0,050
51 (n = jumlah kasus dan k = jumlah variabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang

11
berarti ada pengaruh signifikan antara variabel Berdasarkan tabel 5.2, F hitung >
bebas (X2, X5 dan X6) secara bersama-sama F tabel dan nilai sig. < 0,050 yang berarti H0
terhadap pergerakan menggunakan sepeda ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh
motor per minggu untuk tujuan pendidikan (Y). signifikan antara variabel bebas yang digunakan
d) Uji t secara bersama-sama terhadap variabel
Berdasarkan tabel 5.2, nilai t hitung dependennya.
X2,, X5 dan X6 > t tabel (-2,148; 38,502 dan d) Uji t
39,374 > 1,998) yang berarti H0 ditolak dan Berdasarkan tabel 5.2, t hitung X2
H1 diterima sehingga variabel X2, X5 dan X6 X3 dan X6 > t tabel yang berarti H0 ditolak dan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap H1 diterima sehingga variabel bebas yang
variabel Y (pergerakan sepeda motor per digunakan secara parsial berpengaruh signifikan
minggu untuk tujuan pendidikan). terhadap variabel tak bebasnya.

C. Analisis Pergerakan Motor Untuk B. Analisis Pergerakan Mobil Pada


Tujuan Belanja Tujuan Pendidikan
1. Analisis Korelasi Antar Variabel 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
Dari hasil uji korelasi antar Dari hasil uji korelasi antar
variabel untuk tujuan belanja menggunakan variabel untuk tujuan pendidikan menggunakan
motor, variabel biaya transportasi (X3) memiliki mobil, variabel gender perempuan (X6)
korelasi terbesar (0,310) yang menunjukkan memiliki korelasi terbesar (0,690) yang
bahwa terjadi hubungan yang lemah terhadap menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat
variabel dependen Y. terhadap variabel dependen Y.
2. Analisis Regesi Linear Berganda 2. Analisis Regesi Linear Berganda
Dari hasil output SPPS, model Dari hasil output SPPS, seluruh
tidak memenuhi uji normalitas sehingga model kombinasi tidak memenuhi uji statistik F, t,
ini tidak representatif untuk memprediksi serta terdapat nilai intersep yang besar sehingga
bangkitan pergerakan di Kelurahan Birobuli. model ini tidak representatif untuk memprediksi
bangkitan pergerakan di Kelurahan Birobuli.
5 . 3 A n a l i s i s P e r g e r a ka n M o d a M o b i l
A. Analisis Pergerakan Mobil Pada C. Analisis Pergerakan Dengan Mobil
Tujuan Bekerja Untuk Tujuan Belanja
1. Analisis Korelasi Antar Variabel 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
Dari hasil uji korelasi antar Dari hasil uji korelasi antar
variabel untuk tujuan bekerja menggunakan variabel untuk tujuan belanja menggunakan
mobil, variabel gender perempuan (X6) mobil, variabel laki-laki (X5) dan biaya
memiliki korelasi terbesar (0,534) yang transportasi (X3) memiliki korelasi yang besar
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang (0,944 dan 0,937) yang menunjukkan bahwa
moderat / sedang terhadap variabel dependen Y. terjadi hubungan yang sangat kuat terhadap
2. Analisis Regesi Linear Berganda variabel dependen Y, sehingga harus dipilih
Dari hasil output diperoleh model salah satu peubah bebas yaitu variabel X3 karena
yang memenuhi persyaratan statistik baik dari pada hasil output SPSS, variabel yang muncul
uji F, uji T, determinasi (R2) dan banyaknya adalah variabel biaya transportasi.
jumlah variabel bebas yang digunakan yaitu Y = 2. Analisis Regesi Linear Berganda
3,032 - 0,051 X2 + 1,384 X3 + 2,551 X6 (lihat Dari hasil output SPPS
tabel 5.2). diperoleh model yang memenuhi persyaratan
a) Uji Normalitas statistik baik dari uji F, uji t, determinasi (R 2)
Berdasarkan hasil output SPSS, dan nilai intersep yang kecil yaitu Y = - 0,683 +
data mendekati distribusi normal teoritis 1,756 X3 (lihat tabel 5.2).
(bentuk lonceng) pada histogram dan titik-titik a) Uji Normalitas
mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu Berdasarkan hasil output SPSS
diagonal pada plot grafik serta nilai sig. pada uji data mendekati distribusi normal teoritis
Kolmogorov Smirnov sebesar 0,969 > 0,050 (bentuk lonceng) pada histogram dan pada plot
yang berarti H0 ditolak sehingga model regresi grafik, titik-titik mendekati atau hampir
memenuhi asumsi normalitas. berhimpit dengan sumbu diagonal serta nilai sig.
b) Analisis Determinasi (R2) pada uji Kolmogorov Smirnov sebesar 0,138 >
Berdasarkan tabel 5.2, R2 = 0,408 0,050 yang berarti H0 ditolak sehingga model
yang menunjukkan bahwa persentase pengaruh regresi memenuhi asumsi normalitas.
variabel independen yang digunakan terhadap b) Analisis Determinasi (R2)
variabel dependennya sebesar 40,8% . Berdasarkan tabel 5.2, R2 =
c) Uji Simultan / Uji F 0,878 yang menunjukkan bahwa persentase

12
pengaruh variabel independen yang digunakan pada uji F, uji t, serta nilai intersep yang besar
terhadap variabel dependennya sebesar 87,8%. sehingga model ini tidak dapat digunakan untuk
c) Uji Simultan/ Uji F menggambarkan bangkitan pergerakan di
Uji simultan dapat dilakukan jika Kelurahan Birobuli.
variabel bebas lebih dari 1, tetapi unuk nilai F
statitik pada model ini memenuhi syarat. 5 . 5 A n a l i s i s P e r g e r a k a n J a l a n K a ki
Berdasarkan tabel 5.2, F hitung > F tabel dan A. Analisis Pergerakan Jalan Kaki Pada
nilai sig. < 0,050 yang berarti H0 ditolak dan H1 Tujuan Bekerja
diterima sehingga ada pengaruh signifikan 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
antara variabel bebas yang digunakan terhadap Dari tabel hasil uji korelasi antar
variabel tak bebasnya. variabel untuk tujuan bekerja dengan berjalan
d) Uji t kaki, variabel waktu perjalanan (X2) memiliki
Berdasarkan tabel 5.2, t hitung korelasi terbesar (0,688) yang menunjukkan
X3 > t tabel yang berarti H0 ditolak dan H1 bahwa terjadi hubungan yang kuat terhadap
diterima sehingga variabel independen yang variabel dependen Y.
digunakan secara parsial berpengaruh signifikan 2. Analisis Regesi Linear Berganda
terhadap variabel dependennya. Dari hasil output SPPS, seluruh
kombinasi tidak memenuhi persyaratan statistik
5.4 Analisis P e r g e r a ka n Moda baik pada uji F, uji t, serta nilai intersep yang
A n g ko t besar sehingga model ini tidak dapat digunakan
A. Analisis Pergerakan Angkot Pada untuk menggambarkan bangkitan pergerakan di
Tujuan Bekerja Kelurahan Birobuli.
1. Analisis Korelasi Antar Variabel
Dari hasil uji korelasi antar B. Analisis Pergerakan Jalan Kaki Pada
variabel untuk tujuan bekerja menggunakan Tujuan Pendidikan
angkot, terjadi korelasi yang sangat kuat antara 1. Analisis Korelasi Antar Variabel
variabel bebas terhadap variabel Y (1,000) Dari hasil uji korelasi antar
sehingga terjadi multikolineritas. Hal ini dapat variabel untuk tujuan pendidikan dengan
terjadi disebabkan minimnya data perjalanan berjalan kaki, variabel gender perempuan (X6)
angkot pada daerah survey di Kelurahan memiliki korelasi terbesar (0,947) yang
Birobuli dan minimnya orang menggunakan menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. sangat kuat terhadap variabel dependen Y.
2. Analisis Regesi Linear Berganda 2. Analisis Regesi Linear Berganda
Dari hasil output SPPS, seluruh Dari hasil output SPPS diperoleh
kombinasi tidak memenuhi persyaratan statistik model yang memenuhi persyaratan statistik baik
pada uji F, uji t, serta nilai intersep yang besar dari uji F, uji t, determinasi (R2) dan banyaknya
sehingga model ini tidak dapat digunakan untuk jumlah variabel bebas yang digunakan yaitu Y =
menggambarkan bangkitan pergerakan di 3,816 + 5,208 X6 (lihat tabel 5.2).
kelurahan Birobuli. a) Uji Normalitas
Berdasarkan hasil output SPSS,
B. Analisis Pergerakan Angkot Pada data mendekati distribusi normal teoritis
Tujuan Pendidikan (bentuk lonceng) pada histogram dan pada plot
Pada pergerakan ini tidak dapat grafik, titik-titik mendekati atau hampir
dilakukan pengujian statistik karena model tidak berhimpit dengan sumbu diagonal serta nilai sig.
dapat diregresi, hal ini disebabkan karena pada uji Kolmogorov Smirnov sebesar 0,430 >
minimnya data responden yang didapatkan di 0,050 yang berarti H0 ditolak sehingga model
Kelurahan Birobuli yang menggunakan moda regresi memenuhi asumsi normalitas.
angkutan kota (angkot) pada tujuan pendidikan. b) Analisis Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel 5.2, R2 =
C. Analisis Pergerakan Angkot Pada 0,897 yang menunjukkan bahwa persentase
Tujuan Belanja pengaruh variabel independen terhadap variabel
1. Analisis Korelasi Antar Variabel dependennya sebesar 89,7%.
Dari hasil uji korelasi antar c) Uji Simultan/ Uji F
variabel untuk tujuan belanja menggunakan Uji simultan dapat dilakukan jika
mobil, variabel gender laki-laki (X5) memiliki variabel bebas lebih dari 1, tetapi unuk nilai F
korelasi yang sangat kuat (1,000) terhadap statitik pada model ini memenuhi syarat.
variabel dependen Y. Berdasarkan tabel 5.2, F hitung > F tabel dan
2. Analisis Regesi Linear Berganda nilai sig. < 0,050 sehingga H0 ditolak dan H1
Dari hasil output SPPS, seluruh diterima yang berarti ada pengaruh signifikan
kombinasi tidak memenuhi persyaratan statistik

13
antara variabel bebas yang digunakan terhadap Dari hasil output SPPS, seluruh
variabel tak bebasnya. kombinasi tidak memenuhi persyaratan statistik
d) Uji t pada uji F, uji t, serta nilai intersep yang besar
Berdasarkan tabel 5.2, t hitung sehingga model ini tidak dapat digunakan untuk
X6 > t tabel yang berarti H0 ditolak dan H1 menggambarkan bangkitan pergerakan di
diterima sehingga variabel X6 secara parsial Kelurahan Birobuli.
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Dari keseluruhan model bangkitan
perjalanan berbasis moda tersebut terlihat
C. Analisis Pergerakan Jalan Kaki Pada bahwa model pergerkan sepeda motor dengan
Tujuan Belanja tujuan bekerja adalah model yang paling baik
1. Analisis Korelasi Antar Variabel dilihat dari jumlah variabel bebas yang
Dari hasil uji korelasi antar digunakan serta persyaratan statistik yang lebih
variabel untuk tujuan belanja dengan berjalan baik dari model berbasis moda lainnya. (dapat
kaki, variabel jarak perjalanan (X1) memiliki dilihat kembali pada tabel 5.2). Untuk
korelasi terbesar (0,561) yang menunjukkan pembobotan atau ranking pada seluruh model
bahwa terjadi hubungan yang moderat/ sedang persamaan regresi diperlihatkan pada tabel 5.9.
terhadap variabel dependen Y.
2. Analisis Regesi Linear Berganda

Tabel 5.9 Ranking Model Persamaan Regresi


Bobot Parameter
Moda Tujuan Model Persamaan Total Bobot
X A R2 F T
Bekerja Y1 = - 0,477 - 0,057 X2 + 1,035 X3 + 5,371 X5 + 5,160 X6 1 1 2 1 1 6
Motor Pendidikan Y2 = 0,552 - 0,032 X2 + 5,462 X5 + 5,629 X6 2 2 1 1 1 7
Belanja Y3 = - 0,343 + 2,672 X3 3 1 4 1 1 10
Bekerja Y4 = 3,032 - 0,051 X2 + 1,384 X3 + 2,551 X6 2 3 4 1 1 11
Mobil Pendidikan Y5 = - - - - - - -
Belanja Y6 = - 0,683 + 1,756 X3 3 2 2 1 1 9
Bekerja Y7 = - - - - - - -
Angkot Pendidikan Y8 = - - - - - - -
Belanja Y9 = - - - - - - -
Bekerja Y10 = - - - - - - -
Jalan Kaki Pendidikan Y11 = 3,816 + 5,208 X6 3 3 2 1 1 10
Belanja Y12 = - - - - - - -
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan pembobotan (berdasarkan hasil model regresi) :
X = Banyaknya peubah bebas
*1 = 4 peubah bebas; 2 = 3 peubah bebas; 3 = 1 peubah bebas
A = Nilai intersep mendekati 0 (nol)
*1 = < 0,500; 2 = 0,500 1,000; 3 = > 1,000
R 2 = Nilai determinasi mendekati 1 (satu)
*1 = 0,900 1,000; 2 = 0,800 0,900; 3 = < 0,800 0,500 4 = < 0,500
Dari tabel di atas model pergerakan pergerakan sebesar 0,057, kemudian semakin
sepeda motor dengan tujuan bekerja memiliki meningkat biaya transportasi akan
bobot terkecil sehingga model ini yang terpilih meningkatkan pergerakan sebesar 1,035, dan
(representatif) yang digunakan untuk semakin meningkat jumlah pelaku perjalanan
mempertimbangkan besarnya bangkitan dengan gender laki-laki akan meningkatkan
perjalanan di Kelurahan Birobuli dengan model pergerakan sebesar 5,371 serta semakin
persamaan Y = 0,477 0,057 X2 + 1,035 X3 + meningkat jumlah pelaku perjalanan dengan
5,371 X5 + 5,160 X6. Dari model dijelaskan gender perempuan akan meningkatkan
bahwa besarnya bangkitan dipengaruhi oleh pergerakan sebesar 5,160.
pelaku perjalanan dengan gender laki-laki (X5),
selanjutnya pelaku perjalanan dengan gender
VI. PENUTUP
perempuan (X6), biaya transportasi (X3) dan
waktu perjalanan (X2), sedangkan untuk jarak 6.1 Kesimpulan
perjalanan (X1) dan usia (X4) kurang
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
berpengaruh pada besarnya bangkitan
perjalanan di Kelurahan Birobuli Kota Palu. maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Dari model juga terlihat bahwa semakin
meningkat waktu perjalanan akan menurunkan

14
1. Karakteristik perjalanan rumah tangga pada 1. Guna kesempurnaan penelitian mengenai
Kelurahan Birobuli sebagai berikut : bangkitan pergerakan, maka penelitian
a. Berdasarkan jenis pekerjaan, berikutnya perlu melakukan kajian yang
pergerakan terbesar di wilayah survey lebih konfrehensif dengan memasukkan
adalah pergerakan pelajar/mahasiswa semua variabel yang dianggap memiliki
(51,27%), pegawai negeri dan swasta pengaruh terhadap bangkitan pergerakan,
(48,09%) dan TNI/POLRI (0,64%). seperti aksesibilitas, tata guna lahan dan
b. Tujuan perjalanan terbesar adalah berbagai faktor sosial ekonomi lainnya.
pendidikan (48,32%), tujuan bekerja 2. Model yang dihasilkan diharapkan dapat
(39,81%) dan perjalanan belanja menjadi referensi dalam memprediksi
(11,87%). bangkitan perjalanan di Kelurahan Birobuli
c. Mayoritas responden lebih banyak Kota Palu pada masa mendatang, sehingga
melakukan perjalanan rutin dapat digunakan untuk menentukan
menggunakan motor (74,99%), mobil kebijakan yang mungkin timbul dari
15,41%, jalan kaki 8,34% (untuk bangkitan perjalanan tersebut.
perjalanan dekat) dan perjalanan
terkecil adalah angkot sebesar 1,27%. DAFTAR PUSTAKA
d. Mayoritas responden cenderung Badan Pusat Statistik Kota Palu. 2016.
menggunakan mobil pada jarak rata- Kecamatan Palu Selatan Dalam Angka
rata diatas 5 km (54,82%), motor pada 2015. Palu: Badan Pusat Statistik Kota Palu.
jarak rata-rata diatas 3,50 km (25,38%), Duwi. 2011. Analisis Regresi Linear Berganda.
angkot pada jarak rata-rata 3,50 km (http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11
(17,77%) dan jarak terdekat adalah /analisis-regresi-linier berganda.html).
perjalanan dengan berjalan kaki dengan Diakses 13 oktober 2015.
rata-rata sebesar 0,4 km (2,03%). Junaidi. 2010. Titik Persentase Distribusi F
e. Berdasarkan waktu perjalanan, Probabilita 0,05 dan Titik Persentase
kecenderungan menggunakan mobil, Distribusi T Untuk d.f. 1 200.
baik mobil kendaraan pribadi maupun (http://junaidichaniago.wordpress.com).
umum (angkot) pada waktu perjalanan Diakses 3 januari 2016.
rata-rata lebih dari 14 menit (69,35%), Kumara, Denny. 2005. Analisa Karakteristik
sepeda motor dengan waktu rata-rata Bangkitan Dan Pola Perjalanan Penduduk
14 menit (22,58%), sedangkan Perumahan Pinggiran Kota (Studi Kasus
perjalanan singkat dengan berjalan Perumahan Bumi Pucang Gading Demak).
kaki, rata-rata sebesar 5 menit (8,06%). Semarang: Universitas Diponegoro.
f. Pemilihan moda angkot dipilih dengan Lomboan, Melky Frengky. 2014. Pemodelan
alasan paling banyak adalah waktu Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan
tunggu (40,61%), selanjutnya lama Citra Pesona Indah Dan Perumahan Metro
waktu perjalanan (26,67%), minimnya Palu Regency Di Kota Palu. Skripsi. Palu:
ketersediaan, fasilitas dan pelayanan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
kurang memuaskan serta biaya yang Universitas Tadulako.
relatif mahal (27,88%) dan alasan Patunrangi, Jurair. 2010. Model Bangkitan
terkecil karena jarak dan rute yang Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara
tidak tetap (7,27%). Kota Palu. Palu: Jurnal SMARTek.
2. Dari keseluruhan model bangkitan Pemerintah Daerah Kota Palu. 2015. Peraturan
perjalanan berbasis moda pada Kelurahan Daerah Kota Palu Nomor 16 Tentang
Birobuli didapatkan model yang baik (yang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
paling memenuhi/layak) dan yang Tahun 2010 2030. Palu.
mendominasi yaitu model pergerakan Rachbini, Widarto. 2013. Regresi Linear
sepeda motor pada tujuan bekerja dengan Sederhana dan Berganda. (www.Konsultan-
persamaan Y = - 0,477 - 0,057 X2 + 1,035 Statistik.com). Diakses 6 januari 2016.
X3 + 5,371 X5 + 5,160 X6, dimana variabel Setiawan, Nugraha. 2007. Penentuan Ukuran
yang paling berpengaruh adalah X5 (gender Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel
laki-laki) disusul dengan X6 (perempuan), Krejcie-Morgan. Bandung: Fakultas
X2 (waktu perjalanan) dan X3 (biaya Peternakan Universitas Padjajaran.
transportasi). Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
6.2 Saran Z. Tamin, Ofyar. 2000. Perencanaan Dan
Berdasarkan hasil penelitian yang Pemodelan Transportasi Edisi Kedua.
dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal Bandung: ITB.
sebagai berikut:

15

Anda mungkin juga menyukai