TUGAS UTS SIM 2012, Noor Diani - KMB Genap 2010 PDF
TUGAS UTS SIM 2012, Noor Diani - KMB Genap 2010 PDF
Disusun Oleh :
Noor Diani
NPM : 1006833911
A. Latar Belakang
Globalisasi menjadikan perubahan informasi yang sebelumnya hanya dari
orang ke orang menjadi banyak orang hingga lintas Negara. Apa yang kita catat akan
menjadi gambaran sejauh mana kita melakukan pekerjaan bahkan lebih jauh sebagai
alat bukti di mata hukum. System pencatatan dari yang manual telah berubah
menjadi digital yang dikenal dengan komputerisasi (paperless). Hal ini diikuti pula
dengan system pencatatan dalam dunia kesehatan yang sejalan dengan
perkembangan teknologi kedokteran. Untuk menghadapi kompleksitas permasalahan
tersebut berbagai upaya dilakukan, salah satunya adalah format alur klinis yang
dikenal Clinical Pathway. Di Inggris dan Australia yang dijadikan contoh telah
menerapkan system pencatatan ini (Panella & Vanhaecht, 2010; CPIC Management
Committee-Queensland Government/ Queensland Health, 2007).
Di Indonesia tahun 2002 mengawali pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan berbasis NANDA, Nursing Outcomes Classification
(NOC), dan Nursing Interventions Classification (NIC), namun dalam
pengoperasiannya masih terpisah dengan SIM RS. Setelah itu mengembangkan
sistem operasi dari sistem DOS ke Windows pada tahun 2005. Tahun 2008 semua
ruangan rawat inap sudah memiliki komputer sehingga berubah sistem IT di RSUD
Banyumas yang awalnya adalah PDE menjadi ITI (Instalasi Teknologi Informasi).
Pada tahun 2009 mulai di integrasikan antara SIM RS dengan SIM Keperawatan
sehingga sistem pembayaran bisa dijadikan satu.
(http://simkes.fk.ugm.ac.id/2011/10/kunjungan-peserta-pelatihan-tenaga-sik-ke-
rsud-banyumas/, 2011).
Dengan uraian di atas penulis akan menyajikan dalam makalah ini tentang
clinical pathway dan aplikasi yang pernah dilakukan.
B. Kajian Literatur
2. Clinical Pathway
Clinical pathway, dikenal juga sebagai care pathways, critical pathways,
integrated care pathways, atau care maps (alur perawatan, alur kritis, alur
perawatan terintegrasi atau peta perawatan), adalah salah satu perangkat utama
yang digunakan untuk mengelola kualitas pelayanan kesehatan mengenai
standardisasi proses perawatan. Alat manajemen multidisiplin yang didasarkan
pada praktek berbasis bukti untuk kelompok tertentu pasien dengans alur prediksi
klinis, di mana tugas yang berbeda (intervensi) oleh para profesional yang terlibat
dalam perawatan pasien, dioptimalkan dan dirunut berdasarkan jam (ED), hari
(perawatan akut) atau kunjungan (homecare). Hasil terikat untuk intervensi
tertentu (http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_pathway).
The European Pathway Association (E-P-A) (2007) mendefinisikan care
pathway adalah intervensi yang kompleks untuk untuk keputusan bersama dan
mengorganisasi proses perawatan untuk menggambarkan kelompok kesehatan
pasien selama waktu yang ditetapkan (Panella & Vanhaecht, 2010).
Clinical pathway adalah istilah yang digunakan untuk mempermudah dalam
pendokumentasian perjalanan kegiatan suatu tindakan klinis baik medis,
keperawatan maupun penunjang medis lainnya secara ringkas dan komunikatif.
Atau Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu
yang merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS
sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan
keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti
dengan hasil yang dapat diukur (Tim Casemix). Tujuan clinical pathway antara
lain: memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik dalam praktek klinik,
memperbaiki komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau melampaui
standar mutu yang ada, mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktek
klinik, memperbaiki komunikasi antara klinisi dan pasien, meningkatkan kepuasan
pasien, identifikasi masalah riset dan pengembangan.
Sitorus mengutip pernyataan Muller et al (2008) bahwa penerapan clinical
pathways merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan dalam rasionalisasi
biaya tanpa mengurangi mutu. Metode ini merupakan model manajemen pelayanan
kesehatan yang telah banyak diterapkan rumah sakit di berbagai belahan dunia.
Pada tahun 2003 dilaporkan bahwa sebanyak 80% rumah sakit di Amerika Serikat
telah menerapkan clinical pathways (Sitorus, 2011).
Care pathways merupakan the heart of quality and patient safety. Meskipun
care pathways menjadi sangat penting sebagai petunjuk multidisciplinary teams
termasuk klinikan, para manajer dan pasien ditingkatan pelaksanaan sehari-hari,
masih menjadi hal yang memusingkan tentang metodologi struktur perawatan. The
European Pathway Association (E-P-A), mengawali di tahun 2005, melalui gugus
tugasnya secara internasional membuat definisi care pathways. Meskipun clinical
pathway masih digunakan di Medline, dan critical pathway digunakan di
Medical SubHeading, maka dibuatlah keputusan penggunaan care pathway untuk
perbedaan dari kedua istilah diatas terutama perbedaan beberapa bahasa pada
definisi istilah clinical and hospital (misalnya bahasa Belanda, Italia, Perancis
dan Jerman) (Panella & Vanhaecht, 2010).
3. Sejarah Clinical Pathway
Konsep Clinical Pathway muncul untuk pertama kalinya di New England Medical
Center (Boston, USA) pada tahun 1985 yang terinspirasi oleh Karen Zander dan
Kathleen Bower. Clinical Pathway muncul sebagai hasil dari adaptasi dari dokumen-
dokumen yang digunakan dalam industri manajemen kualitas, standar prosedur
operasional (SOPs), yang tujuan adalah:
a. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
b. Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditetapkan.
Pada April 1991, VNA pertama, dalam konsultasi dengan pusat untuk kasus
Management, Inc, Selatan Natick, MA, mengembangkan Home Health Care Map
Tools (sekarang disebut VNA FIRST Home Care Steps Protocols). Dan pada tahun
2005, Clinical Pathway telehealth diperkenalkan untuk menstandarkan kunjungan
telehealth dan panggilan telepon di homecare.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_pathway).
D. Kesimpulan
E. Rekomendasi
Clinical pathway sangat perlu dibuat segera terutama oleh team gugus tugas di
tingkat nasional untuk keseragaman dan standarisasi sesuai tipe RS dan sarana dan
prasarana. Terutama bagi RS yang sudah mempunyai SIMRS.
DAFTAR PUSTAKA
CPIC Management Committee-Queensland Government/ Queensland Health, (2007)
Clinical Pathway for Hernia/ Herniorrhaphy, Herniorrhaphy v.2.0, diakses tanggal
24 April 2007.
Guinane, Carole. S., (1997) Clinical Care Pathways: tools and methods for designing,
implementing, and analysing efficient care practices, Mosby
http://simkes.fk.ugm.ac.id/2011/10/kunjungan-peserta-pelatihan-tenaga-sik-ke-rsud-
banyumas/, Kamis, Oktober 27, 2011, diakses tanggal 21 April 2012
ICP (Journal of Integrated Care Pathways), (2004) 8: 41 for rheumatoid arthritis in the
outpatient setting (South Warwickshire General Hosptials NHS Trust)
http://ijcp.rsmjournals.com/site/misc/icp_chilton.pdf, diakses tanggal 21 April 2012
Iyer & Camp. (2005). Nursing Documentation : A Nursing Process Approach. Terjemahan
Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Edisi 3, EGC.
Lemmens, L. et.al (2009) Clinical and Organizational Content of Clinical Pathways for
Digestive Surgery : A Systematic Review, Journal Dig Surg 2009;26:9199.
Panella & Vanhaecht, (2010), International Journal of Care Pathways
https://perswww.kuleuven.be/~u0035350/00000097390f70c01/00000097390f9220
9/00000097391053601/index.html) , diakses tanggal 21 April 2012
Depkes RI. (2007) Rencana Kerja Implementasi Casemix 15 RS Pilot Project di Indonesia.
Jakarta : Ditjen Bina Pelayanan Medik.