Anda di halaman 1dari 98

II TINJAUAN

KEBIJAKAN
2.1 KEBIJAKAN NASIONAL
2.1.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2014
2019
a. Strategis Pembangunan Nasional
1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
b. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat.
c. Setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran,
produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin
melebar yang dapat merusak keseimbangan pembangunan.
Perhatian khusus kepada peningkatan produk-tivitas rakyat lapisan
menengah-bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan
dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus
menjadi agen pertum-buhan. Hal ini dimaksudkan untuk
menciptakan pertum-buhan ekonomi yang berkelanjutan.
d. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya
dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

2. Tiga Dimensi Pembangunan;


b. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.
c. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan.
d. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.

3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlu-kan


sebagai prasyarat pembangunan yang berkualitas. Kondisi perlu
tersebut antara lain:
a. Kepastian dan penegakan hukum;
b. Keamanan dan ketertiban;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 1


Jatiuwung)
c. Politik dan demokrasi; dan
d. Tetakelola dan reformasi birokrasi.

4. Quickwins (hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya).


Pembangunan merupakan proses yang terus menerus dan
membutuhkan waktu yang lama. Karena itu dibutuhkan output cepat
yang dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah
pembangunan yang sedang berjalan, sekaligus untuk meningkatkan
motivasi dan partisipasi masyarakat.

Gambar 2.1 Strategi Pembangunan Nasional


Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014 2018

b. Agenda Pembangunan Nasional


Pengembangan Kawasan Strategis :
Sasaran

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 2


Jatiuwung)
Sasaran pembangunan kawasan strategis periode 2015-2019 adalah
berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di masing-masing pulau
dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk di
antaranya: 15 KEK, 14 Kawasan Industri baru, 4 KPBPB dan pusat-pusat
pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran. Dengan demikian diharapkan
berkurangnya kesenjangan pembangunan wilayah antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dan KTI. Hal ini dicerminkan dengan peningkatan kontribusi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Pulau Papua, Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara dengan sasaran kontribusi PDRB KTI
meningkat dari sekitar 20 persen (2014) menjadi minimal 22 persen
terhadap PDB pada tahun 2019. Dengan demikian, diharapkan kondisi
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di KTI.

Arah Kebijakan Dan Strategi


Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis adalah percepatan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di
Luar Jawa (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan
daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.
Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral
dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan
keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur, industri
pangan, industri maritim, dan pariwisata.

Upaya tersebut perlu disertai dengan memberikan captive budget APBN


belanja modal untuk percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
Belanja modal ini diharapkan akan menyuntikkan pembangunan infrastruktur
di kawasan timur sehingga dapat mendorong investasi lebih cepat. Jika
investasi dapat digeser ke kawasan timur, maka pemerataan antarwilayah
lebih mudah dicapai. Strategi yang akan dilakukan dalam pengembangan
kawasan strategis tersebut adalah:
1. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah
2. Percepatan Pembangunan Konektivitas
3. Peningkatan Kemampuan SDM dan Iptek

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 3


Jatiuwung)
4. Regulasi dan Kebijakan
5. Peningkatan Iklim Investasi dan iklim usaha

2.3.4.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan;
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota;
keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi
ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang;
pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan
pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi
nasional.

b. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional


Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan
dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

a) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang


Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 4


Jatiuwung)
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang
terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat


pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:
menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan
perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan;
mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
d.mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar
lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di
sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan


prasarana meliputi:
meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;
mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di
kawasan terisolasi;
meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energy
terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan
meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas
bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi
nasional yang optimal.

b) Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang


Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 5


Jatiuwung)
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

1. Pengembangan Kawasan Lindung


Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi:
a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
dan
b. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan


hidup meliputi:
a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi;
b. mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau
dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau
tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan
c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang
telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam
rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem
wilayah.

2. Pengembangan Kawasan Budi Daya


Kebijakan pengembangan kawasan budi daya meliputi:
a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budi daya; dan
b. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan


antarkegiatan budi daya meliputi:
a. menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis
nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 6


Jatiuwung)
sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang
wilayah;
b. mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan
beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk
mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah
sekitarnya;
c. mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek
politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi;
d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian
pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional;
e. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus
pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala
ekonomi; dan
f. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang
bernilai ekonomi tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dan/atau landas

c. Pengembangan Kawasan Strategis


Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional meliputi :
pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan
dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara;
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan
mampu bersaing dalam perekonomian internasional;
pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara
optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 7


Jatiuwung)
pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan
sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar; dan
pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan
tingkat perkembangan antarkawasan.

Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung


lingkungan hidup meliputi:
menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;
mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis
nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di
sekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budi daya;

2.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah JABODETABEKPUNJUR


a. Tujuan Penataan Ruang Kawasan JABODETABEKPUNJUR
mewujudkan keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang antar
daerah sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan dengan
memperhatikan keseimbangan kesejahteraan dan ketahanan;
mewujudkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam
pengelolaan kawasan, untuk menjamin tetap berlangsungnya
konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air
permukaan, serta menanggulangi banjir; dan
mengembangkan perekonomian wilayah yang produktif, efektif,
dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pembangunan
yang berkelanjutan.

b. Strategi Penataan Ruang


Strategi penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur meliputi:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 8


Jatiuwung)
mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang
berdasar atas keterpaduan antardaerah sebagai satu kesatuan
wilayah perencanaan;
mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat
menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah,
menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta
menanggulangi banjir dengan mempertimbangkan daya dukung
lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan;
mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif,
efektif, dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi
terciptanya kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang
berkelanjutan.

c. Arahan Pemanfaatan Ruang


1) Arahan Pengembangan Sistem Pusat Permukiman
Pengembangan sistem pusat permukiman meliputi upaya untuk
mendorong pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Kawasan
Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit
adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya.
Dalam arahan struktur ruang dikembangkan Jalan Lingkar Luar
Jakarta Kedua (Jakarta Outer Ring Road 2) dan jalan radialnya
sebagai pembentuk struktur ruang Jabodetabekpunjur dan untuk
memberikan pelayanan pengembangan sub pusat perkotaan antara
lain Serpong/Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis,
Cileungsi, Setu, dan Tambun/Cikarang.

2) Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana


penataan angkutan masal jalan rel dengan angkutan jalan;
peningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruas-ruas
tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah Bogor,
Tangerang, Bekasi, dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan sebaliknya;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 9


Jatiuwung)
pemisahan penggunaan prasarana antara jaringan jalur kereta api
yang bersifat komuter dan jaringan jalur kereta api yang bersifat
regional dan jarak jauh;
pengembangan jalan yang menghubungkan antarwilayah dan
antarpusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan
simpul-simpul transportasi serta pengembangan jalan penghubung
antara jalan selain jalan
tol dengan jalan tol;
pengembangan jalan tol dalam kota di wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta yang terintegrasi dengan jalan tol antarkota sesuai
dengan kebutuhan nyata;
pembangunan jalan setingkat jalan arteri primer atau kolektor
primer yang menghubungkan Cikarang di Kabupaten Bekasi ke
pelabuhan Tanjung Priok di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan
Citayam di Kota Depok ke jalan
lingkar luar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
pembangunan jalan rel yang menghubungkan Cikarang di
Kabupaten Bekasi ke pelabuhan Tanjung Priok di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang
menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusat-
pusat kegiatan di sekitarnya;
pengembangan sistem transportasi masal cepat yang terintegrasi
dengan bus yang diprioritaskan, perkeretaapian monorel, dan moda
transportasi lainnya; dan
pengembangan sistem transportasi sungai yang terintegrasi
dengan moda transportasi lainnya.

3) Pengelolaan Kawasan Lindung


a. Pemanfaatan ruang Zona N1 diarahkan untuk konservasi air
dan tanah dalam rangka:
mencegah abrasi, erosi, amblesan, bencana banjir, dan
sedimentasi;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 10


Jatiuwung)
menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan
unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan; dan
mencegah dan/atau mengurangi dampak akibat bencana alam
geologi.

b. Pemanfaatan ruang Zona N2 diarahkan untuk:


konservasi budaya;
perlindungan keanekaragaman biota, tipe ekosistem, serta gejala
dan keunikan alam untuk kepentingan perlindungan plasma nutfah,
penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan;
dan
pengembangan kegiatan pendidikan dan penelitian, rekreasi dan
pariwisata ekologis bagi peningkatan kualitas lingkungan
sekitarnya, dan perlindungan dari pencemaran.

4) Pengelolaan Kawasan Budi Daya


a. Pemanfaatan ruang pada Zona B1 dilaksanakan melalui penerapan
rekayasa teknis dengan koefisien zona terbangun yang besarannya
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah. Pemanfaatan ruang pada
Zona B1 yang berada di pantai utara Jakarta dapat dilakukan melalui
rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan.
b. Pemanfaatan ruang Zona B2 diarahkan untuk perumahan hunian
sedang, perdagangan dan jasa, industri padat tenaga kerja, dan
diupayakan berfungsi sebagai kawasan resapan air.
c. Pemanfaatan ruang Zona B3 diarahkan untuk perumahan hunian
rendah, pertanian, dan untuk mempertahankan fungsi kawasan resapan
air.
d. Pemanfaatan ruang Zona B4 diarahkan untuk perumahan hunian
rendah, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan,
perikanan, peternakan, agroindustri, dan hutan produksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Pemanfaatan ruang pada Zona B4 dilaksanakan dengan cara
pembangunan dengan intensitas lahan terbangun rendah dengan
menerapkan rekayasa teknis dan pelaksanaan kegiatan budi daya

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 11


Jatiuwung)
pertanian lahan basah, lahan kering, perkebunan, perikanan,
peternakan, agroindustri, dan hutan produksi dengan teknologi tepat
guna dan koefisien zona terbangun yang besarannya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Daerah.
f. Pemanfaatan ruang Zona B5 diarahkan untuk pertanian lahan basah
beririgasi teknis.
g. Pemanfaatan ruang Zona B6 diarahkan untuk permukiman dan
fasilitasnya dan/atau penyangga fungsi Zona N1.
h. Pemanfaatan ruang Zona B7 diarahkan untuk permukiman dan
fasilitasnya, penjaga dan penyangga fungsi Zona N1, serta berfungsi
sebagai pengendali banjir terutama dengan penerapan sistem polder.

2.2 KEBIJAKAN PROVINSI BANTEN


2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Banten 2012 2017
a. Strategi dan Arahan Kebijakan Pembangunan
Arah kebijakan dalam upaya mencapai Tujuan, Sasaran dan Strategi dari
setiap Misi yang selanjutnya merupakan landasan dalam merumuskan arah
pelaksanaan program, dirumuskan sebagaimana Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Strategi dan Arahan Kebijakan Pembangunan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 12


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Untuk 1. Meningkatny 1 Meningkatkan Bidang Pertanian
meningkatkan a aktivitas produksi, 1 Meningkatnya produksi,
kualitas ekonomi regional produktivitas dan produktivitas dan
pertumbuhan berbasis potensi kualitas produk kualitas produk
dan pemerataan lokal pertanian, peternakan, perikanan,
perekonomian penyuluhan, pertanian dan
daerah dalam diversifikasi produk perkebunan;
rangka usaha, 2 Meningkatnya
mempercepat pengembangan pengembangan
peningkatan benih/bibit unggul, benih/bibit unggul
kesejahteraan ketersediaan dan peternakan, perikanan,
masyarakat kualitas sarana dan pertanian dan
prasarana serta perkebunan;
meningkatkan 3 Meningkatnya
pendapatan usaha pendapatan usaha tani
tani dan komoditas komoditas peternakan,
serta penyerapan perikanan, pertanian dan
tenaga pertanian, perkebunan;
perkebunan dan 4 Meningkatnya
peternakan penyerapan tenaga keija
2 Meningkatkan nilai peternakan, perikanan,
tambah, sarana serta pertanian dan
pengolahan hasil perkebunan;
pertanian, 5 Meningkatnya
perkebunan, ketersediaan dan kualitas
peternakan, sarana dan prasarana
perikanan dan peternakan, perikanan,
kehutanan pertanian dan
3 Meningkatkan perkebunan;
pengembangan 6 Meningkatnya
usaha pemasaran, diversifikasi produk
sarana pemasaran usaha peternakan,
dan margin perikanan, pertanian dan
pemasaran dari hasil perkebunan;
pertanian, 7 Berkembangan Kawasan
perkebunan, Agribisnis melalui
peternakan, penerapan model
perikanan dan pengembangan kawasan
kehutanan yang teruji, seperti
4 Meningkatkan agropolitandan
kemampuan peran minapolitan;
kelembagaan usaha 8 Terlaksananya inovasi
agribisnis serta dan teknologi
dukungan fasilitasi peternakan, perikanan,
produk kawasan pertanian dan
agropolitan dan perkebunan yang ramah
minapolitan. lingkungan;
5 Mengembangka n 9 Menurunnya tingkat
produk wisata yang kehilangan hasil pasca
unik, tradisional dan panen;
mencerminkan jati 10 Terkendalinya hama
diri masyarakat dan penyakit tanaman,
Banten yang berakar ternak, dan ikan.
pada alam dan 11 Meningkatnya kinei^'a
budaya dalam sumber daya
konteks destinasi peternakan, perikanan,
wisata Jawa-Bali serta pertanian dan
termasuk ragam perkebunanBanten;
destinasi wisata yaitu 12 Meningkatnya

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 13


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
wisata ziarah penyuluhan terhadap
(pilgrimage tourism) petani, peternak,
6 Meningkatkan pekebun, pembudidaya
kemampuan peran ikan, nelayan, pengolah
kelembagaan usaha hasil dan pemasar hasil
agribisnis/aqua bisnis perikanan;
serta dukungan 13 Meningkatnya
fasilitasi produk kemampuan peran
kawasan agropolitan kelembagaan usaha
dan minapolitan agribisnis;
7 Meningkatkan 14 Meningkatnya kualitas
produksi, tata guna lahan dan air,
produktifitas terkendalinya konversi
perikanan, mutu hasil lahan pertaniandan
perikanan, perikanan serta
penyuluhan, pencetakan lahan
ketersediaan dan persawahan dan
pendistribusian budidaya perikanan.
benih/induk yang 15 Meningkatnya sarana
berkualitas, sarana pemasaran hasil
dan prasarana pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, perikanan
pengembangan dan kehutanan;
pelabuhan perikanan, 16 Meningkatnya
pengawasan pengembangan usaha
sumberdaya kelautan pemasaran;
& perikanan serta 17 Meningkatnya sarana
meningkatkan pengolahan hasil
pendapatan nelayan, pertanian, perkebunan,
pembudidaya, peternakan, perikanan
pengolah dan dan kehutanan;
pemasar perikanan 18 Meningkatnya
8 Meningkatkan pengolahan hasil
pembinaan nilai pertanian, perkebunan,
tambah produksi peternakan, perikanan
pertambangan skala dan kehutanan;
kecil serta potensi 19 Meningkatnya margin
penerimaan daerah pemasaran hasil
dari sumber daya pertanian, perkebunan,
mineral peternakan, perikanan
9 Memantapkan dan kehutanan;
pranata pengelolaan 20 Meningkatnya nilai
energ serta tambah pengolahan
mengembangkan hasil pertanian,
pemanfaatan sumur perkebunan,
migas peternakan, perikanan
10 Meningkatkan dan kehutanan. Bidang
pelayanan terhadap Kehutanan
pelaku usaha IKM 21 Terlaksananya
serta mendorong pengembangan aneka
tumbuhnya industri- usaha ekonomi
industri andalan masa produktif sekitar hutan
depan (industri agro, dan pengelolaan
industri kreatif dan kehutanan;
industri teknologi 22 Terbinanya dan
informasi komunikasi) terkendalinya usaha-
11 Penataan dan usaha bidang
peningkatan sarana kehutanan;
dan prasarana 23 Berkembangnya

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 14


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
perdagangan, lembaga penyuluhan
integrasi swakarsa mandiri.
perdagangan antar
wilayah, peningkatan Bidang Pariwisata
promosi eksppor dan 24 Berkembangnya produk
kei^asama wisata yang unik,
perdagangan, tradisional dan
pembinaan usaha mencerminkan jati diri
perdagangan dan masyarakat Banten
perkuatan lembaga yang berakar pada
niaga alam dan budaya dalam
konteks destinasi
wisata Jawa-Bali;
25 Terfasilitasinya
diversifikasi lingkup dan
ragam destinasi wisata
termasuk wisata ziarah
(pilgrimage tourism);
26 Meningkatnya kualitas
objek dan daya tarik
wisata untuk
peningkatan daya saing
serta pemanfaatan
potensi sumber daya
alam secara
berkelanjutan dan
berwawasan
lingkungan;
27 Meningkatnya sarana
dan prasarana
pariwisata;
28 Meningkatnya kualitas
sumber daya pariwisata
termasuk sumber daya
manusia pemandu
wisata;
29 Meningkatnya
kenyamanan dan
keamanan berwisata;
30 Meningkatnya kualitas,
pelayanan dan
informasi parawisata;
31 Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan
ke Banten. Bidang
Kelautan dan Perikanan
32 Meningkatnya
Penataan, Konservasi
Sumberdaya Ikan dan
Daya Dukung
Lingkungan melalui
Rehabilitasi Ekosistem
Lautan, Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil;
33 Perairan Provinsi
Banten bebas Illegal,
Unreported &
Unregulated (IUU)
Fishing serta kegiatan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 15


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
yang merusak
sumberdaya kelautan
dan perikanan.
34 Meningkatkan peran
pelaku utama dalam
penguasaan teknologi
perikanan untuk sistem
akuakultur,
penangkapan,
pengolahan dan pasca
panen, serta teknologi
kelautan untuk
eksplorasi, eksploitasi,
konservasi dan
pengelolaan
sumberdaya pesisir dan
laut serta adaptasi
perubahan iklim
35 Memberdayakan
masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil
melalui fasilitasi,
pembinaan atau
bantuan kepada
masyarakat serta
rehabilitasi lingkungan
Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral
36 Meningkatkan
pembinaan nilai tambah
produksi pertambangan
skala kecil;
37 Meningkatkan potensi
penerimaan daerah dari
sumber daya mineral;
38 Pemantapan
pranata pengelolaan
energi.
mengembangkan
pemanfaatan sumur
migas.

Bidang Industri
38 Meningkatnya unit
usaha industri kecil
menegah;
39 Meningkatnya
penyerapan tenaga
keija industri kecil
menengah;
40 Meningkatnya
kemitraan antar
industri;
41 Meningkatnya
pelayanan terhadap
pelaku usaha I KM.
42 Mendorong
tumbuhnya industri-
industri andalan masa

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 16


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
depan (industri agro,
industri kreatif dan
industri teknologi
informasi komunikasi);
43 Meningkatnya
sinergitas
pengembangan
industri;
44 Meningkatnya
penguasaan teknologi
industri terutama
industri tekstil dan
produk tekstil, industri
keramik, industry
logam, serta teknologi
informasi komunikasi;
45 Meningkatnya
penyerapan tenaga
keija oleh industri
besar. Bidang
Perdagangan
46 Meningkatnya
perluasan pasar
ekspor produk Banten;
47 Meningkatnya volume
dan keanekaragaman
produk perdagangan
ekspor dari Banten;
48 Meningkatnya
distribusi barang
kebutuhan pokok
masyarakat dan
barang strategis;
49 Tertatanya distribusi
barang yang efektif
dan efisien;
50 Meningkatnya
penggunaan produk
dalam negeri;
51 Meningkatnya fungsi
sarana dan prasarana
perdagangan;
52 Meningkatnya
pengembangan dan
perlindungan pasar
tradisional yang
memperhatikan
penataan,
kenyamanan, dan
keamanan lingkungan.
53 Meningkatnya
pengawasan barang
beredar dan jasa;
54 Meningkatnya
perlindungan terhadap
konsumen dan
produsen;
55 Meningkatnya tertib
usaha dan tertib ukur /

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 17


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
takar / timbang dan
perlengkapannya.

2. Meningkatny 1. Meningkatkan Bidang Ketenagakeijaan


a kesempatan dan penyerapan tenaga 1. meningkatnya
penyediaan kerja penyerapan tenaga
lapangan keija keija pada sektor
pertanian, industri,
perdagangan dan
jasa.
3. Meningkatnya 1. Menciptakan Bidang Koperasi dan Usaha
peran lembaga penjamin Mikro, Kecil dan Menengah
kelembagaan dan dan pembiayaan K- 1. Terfasilitasinya
permodalan K- UMKM perumbuhan
UMKM dalam wirausaha baru dan
pengembangan wirausaha yang
ekonomi lokal berdaya saing dan
yang berdaya pengembangan
saing inkubator bisnis
KUMKM yang
dilaksanakan bersama
perguruan tinggi dan
pelaku bisnis;
2. Fasilitasi lembaga
penjaminan kredit
daerah untuk
meningkatkan akses
permodalan bagi K-
UMKM bekerjasama
dengan perbankan
dan lembaga
keuangan mikro;
3. Meningkatnya akses
teknologi tepat guna
bagi K-UMKM;
4. Pengembangan akses

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 18


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
pasar melalui promosi
dan kreasi produk K-
UMKM serta dukungan
pendampingan tempat
usaha.
5. Meningkatnya kinerja
dan daya saing BUMD
dalam rangka
memperbaiki
pelayanan kepada
masyarakat dan
memberikan
sumbangan terhadap
keuangan daerah;
6. Meningkatnya kualitas
kelembagaan
koperasi.
7. Meningkatnya peran
Lembaga Keuangan
Non Perbankan.
4. Meningkatnya 1. Mewujudkan Bidang Penanaman Modal
investasi yang harmonisasi dan
mendorong intergrit peraturan dan 1. Terwujudnya harmonisasi
penciptaan ketentuan pendukung dan integrasi peraturan
lapangan kerja investasi di daerah dan ketentuan
2. Menfasilitasi pendukung di bidang
pemberian fasilitasi penanaman modal;
penan aman modal 2. Terfasilitasinya
bagi penan aman keamanan dan kepastian
modal serta jaminan hukum di bidang
keamanan dan penanaman modal;
kepastian hokum 3. Meningkatnya
3. Meningkatkan pelaksanaan kebijakan
pelaksana kebijakan penanaman modal di
investasi serta Banten:
perbaikan kualitas 4. Meningkatnya pemberian
pelayanan perizinan fasilitas penanaman
yang efektif dan modal bagi penanam
efisien di bidang modal;
penan am an modal 5. Meningkatnya kualitas
4. Membentuk forum pelayanan perizinan dan
investasi serta non perizinan di bidang
meningkatkan promosi penanaman modal
dan kerjasama 6. Terbentuknya forum
investasi, yang interaksi investor mitra
dilaksanakan melalui Banten:
program peningkatan
promosi dan
kerjasama
5. Meningkatnya promosi
terintegritasi dengan
pemangku
kepentingan terkait di
Banten serta
kerjasama investasi
antar pemerintah
daerah dan antar
pemerintah daerah

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 19


Jatiuwung)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
swasta

Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 2017

2.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010 -


2030
a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Banten
Tujuan penataan ruang Wilayah Provinsi Banten adalah mewujudkan Ruang
Wilayah Banten sebagai pintu gerbang simpul penyebaran primer Nasional-
Internasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan melalui
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang mendukung ketahanan
pangan, industry, dan pariwisata.

b. Arahan Fungsi dan Peranan Wilayah Kerja Pembangunan (WKP)


Berdasarkan RTRW Provinsi Banten, Wilayah Kota Tangerang masuk kedalam
Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I bersama dengan Wilayah Kabupaten
Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Adapun arahan fungsi dari WKP I ini
adalah untuk pengembangan kegiatan industry, jasa, perdagangan,
pertanian, dan permukiman/perumahan

c. Arahan Pemanfaatan Ruang


Pengaturan pola ruang di Kota Tangerang mengacu kepada pengembangan
pola ruang Jabodetabekpunjur.

Industri
Industry yang dapat dikembangkan di Kota Tangerang terbagi menjadi
beberapa jenis industry yaitu industry menengah dan industry kecil.

Permukiman
Pola ruang Kota Tangerang diarahkan sebagai pengembangan permukiman
perkotaan dan perdesaan.

d. Arahan Kawasan Strategis Provinsi


Kota Tangerang masuk kedalam kawasan nasional strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kawasan kawasan perkotaan
jabodektabekpunjur.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 20


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 21
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 22
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 23
2.3 KEBIJAKAN KOTA TANGERANG
2.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Tangerang Tahun 2005 - 2025
A. Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Tangerang
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Berakhlak Mulia, Maju
Dan Berdaya Saing
Secara lebih sistematis, kebijakan serta arah kebijakan yang ditempuh dalam
misi Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia, Maju dan
Berdaya Saing adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sistematis, Kebijakan Serta Arah Kebijakan Yang Ditempuh


Dalam Misi Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak
Mulia, Maju dan Berdaya Saing
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pemahaman, penghayatan Peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, sosial
dan implementasi norma agama dan nilai dan kebudayaan
sosial budaya dalam kehidupan Peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan dan
bermasyarakat sarana keagamaan, sosial dan kebudayaan
Peningkatan kualitas hidup beragama Pembinaan kerukunan hidup beragama
dan pelestarian budaya Pelestarian tata nilai sosial dan budaya
Pengelolaan dan pengembangan kekayaan dan
keragaman budaya
Peningkatan akses masyarakat terhadap Pengembangan dan peningkatan kualitas prasarana
pelayanan pendidikan yang bermutu dan dan sarana pendidikan
terjangkau Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas kelembagaan
pendidikan swasta
Peningkatan minat dan budaya baca masyarakat
Pengembangan kompetensi pendidikan Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan
yang berwawasan IPTEK dan kejuruan
berorientasi pada kebutuhan Pengembangan kerjasama pendidikan dengan dunia
pembangunan, dunia usaha, dan usaha
pembentukan jiwa kewirausahaan Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan
kewirausahaan
Peningkatan akses masyarakat terhadap Pengembangan dan peningkatan kualitas prasarana
pelayanan kesehatan yang bermutu dan dan sarana kesehatan
terjangkau Peningkatan mutu tenaga kesehatan
Pembinaan, pengawasan dan pengendalian obat dan
makanan
Peningkatan manajemen pelayanan kesehatan
Perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat
Peningkatan kualitas kesehatan Peningkatan kesadaran dan partisipasi aktif
lingkungan dan perilaku hidup sehat masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat lingkungan
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 24


Jatiuwung)
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Pembinaan dan fasilitasi kelembagaan kesehatan
masyarakat
Perlindungan, pemberdayaan dan Peningkatan kapasitas kelembagaan pemberdayaan
pembinaan penyandang masalah PMKS
kesejahteraan sosial (PMKS) Pengembangan dan peningkatan kualitas prasarana
dan sarana pelayanan PMKS
Pembinaan dan peningkatan akses PMKS terhadap
sumber daya produktif (pelatihan keterampilan, modal
dan manajemen usaha)
Perlindungan dan rehabilitasi PMKS
Fasilitasi jaminan sosial bagi PMKS
Peningkatan kapasitas perempuan, Fasilitasi dan pembinaan kapasitas kelembagaan
perlindungan anak dan kesejahteraan perempuan dan perlindungan anak
keluarga Pembinaan dan pelatihan keterampilan dan
manajemen usaha bagi perempuan
Peningkatan pelayanan pembinaan keluarga
sejahtera
Peningkatan partisipasi aktif masyarakat Peningkatan kapasitas kelembagaan keluarga
dalam pengendalian pertumbuhan berencana
penduduk Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana
Peningkatan pengelolaan admininistrasi Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan
dan manajemen kependudukan Pengendalian dan pengawasan manajemen
kependudukan
Peningkatan kerjasama kependudukan antardaerah
Peningkatan kapasitas dan produktivitas Peningkatan kapasitas kelembagaan kepemudaan
pemuda Pembinaan pendidikan dan keterampilan usaha dan
berusaha bagi pemuda
Peningkatan pemasyarakatan dan Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
prestasi olahraga Peningkatan pelayanan prasarana dan sarana
olahraga
Sumber : Rencana Pembanguna Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Tahun 2005 2025

b. Mewujudkan Perekonomian Yang Maju Dan Berdaya Saing


Arah pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi harus berlangsung
secara berkelanjutan dan berkualitas. Pertumbuhan ekonomi harus dapat
meningkatkan kemakmuran bagi seluruh masyarakat secara adil dan
proporsional dengan didukung oleh iklim usaha yang berdaya saing.
Keberhasilan pencapaian visi pembangunan jangka panjang ditentukan oleh
kemampuan daerah untuk memanfaatkan potensi wilayah melalui
pengembangan kegiatan utama (core business) secara berkelanjutan.

Secara lebih sistematis, kebijakan serta arah kebijakan yang ditempuh dalam
misi Mewujudkan Perekonomian yang Maju dan Berdaya Saing adalah
sebagai berikut:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 25


Jatiuwung)
Tabel 2.3 Sistematis, Kebijakan Serta Arah Kebijakan Yang Ditempuh
Dalam Misi Mewujudkan Perekonomian yang Maju dan Berdaya
Saing
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan iklim yang kondusif bagi Penyederhanaan dan percepatan pelayanan investasi
investasi Jaminan kepastian hukum berusaha
Promosi investasi
Pengembangan dan peningkatan Pembinaan keterampilan dan keahlian SDM
kapasitas usaha kecil dan menengah Pembinaan manajemen usaha
(UKM) dan koperasi Fasilitasi modal usaha
Fasilitasi aksesibilitas pasar
Fasilitasi kemitraan usaha antara usaha besar
dengan usaha kecil dan menengah
Pembinaan, pengembangan dan pendayagunaan
teknologi tepat guna dalam pengembangan produk
Optimalisasi produk pertanian tanaman Pembinaan keterampilan dan keahlian SDM
pangan Pembinaan manajemen usaha
Divesifikasi, peningkatan kualitas dan Fasilitasi modal usaha
pengembangan pasar produk agribisnis Fasilitasi aksesibilitas pasar
pertanian dan perikanan Fasilitasi kerjasama perdagangan
Pembinaan, pengembangan dan pendayagunaan
teknologi tepat guna dalam pengembangan produk
Optimalisasi produktivitas dan pasar Optimalisasi dan pengembangan industri pengolahan
produk industri pengolahan padat karya padat karya dan padat teknologi yang ramah
Pengembangan produk dan perluasan lingkungan
pasar industri padat teknologi Fasilitasi aksesibilitas pasar
Fasilitasi kemitraan usaha antara pelaku industri
besar dengan pelaku industri kecil dan menengah
Pengembangan dan peningkatan kualitas produk
industri kecil dan menengah yang mendukung produk
utama industri besar
Diversifikasi produk dan peningkatan Fasilitasi kerjasama perdagangan
kualitas produk perdagangan yang Fasilitasi kemitraan usaha antara pelaku usaha
berorientasi pasar perdagangan besar (modern) dengan pelaku usaha
perdangan kecil dan menengah (masyarakat)
Pengembangan dan peningkatan kualitas produk
perdagangan yang berorientasi pasar
Diversifikasi produk wisata dan Fasilitasi pemasaran dan kerjasama pariwisata
peningkatan kualitas pelayanan jasa Penataan dan pengembangan destinasi pariwisata
pariwisata Pengembangan dan peningkatan sarana pelayanan
pariwisata
Fasilitasi kemitraan usaha antara pelaku usaha
pariwisata besar dengan pelaku usaha pariwisata
kecil dan menengah
Peningkatan ketahanan pangan Peningkatan produktivitas tanaman pangan
masyarakat Peningkatan kerjasama antardaerah dalam
penyediaan pangan
Pengaturan tata niaga perdagangan bahan pangan
Peningkatan kesempatan kerja dan Peningkatan kapasitas dan pelayanan lembaga
produktivitas tenaga kerja ketenagakerjaan
Pembinaan, pendidikan dan pelatihan
ketenagakerjaan
Fasilitasi kerjasama ketenagakerjaan dengan dunia
usaha

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 26


Jatiuwung)
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan
industrial
Sumber : Rencana Pembanguna Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Tahun 2005 2025

c. Mewujudkan Lingkungan Hidup Yang Asri Dan Lestari


Lingkungan hidup yang asri dan lestari diharapkan akan meningkatkan
kualitas hidup manusia dan menjamin tersedianya sumber daya yang
berkelanjutan bagi pembangunan. Karena itu, untuk mewujudkan
keberhasilan pembangunan, daya dukung lingkungan memegang peran
penting dalam proses pembangunan. Penerapan prinsipprinsip
pembangunan berkelanjutan dan sinergitas implementasi di seluruh sektor
dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan
pembangunan.

Secara lebih sistematis, kebijakan serta arah kebijakan yang ditempuh dalam
misi Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.4 Sistematis, Kebijakan Serta Arah Kebijakan Yang Ditempuh


Dalam Misi Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan kualitas perencanaan, Penataan dan peningkatan kualitas rencana tata
pemanfataan dan pengendalian ruang wilayah kota
pemanfaatan ruang Penataan dan optimalisasi fungsi pelayanan, struktur
ruang dan pola pemanfaatan ruang kota
Penataan dan pengembangan kawasan strategis kota
Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota
Peningkatan kapasitas kelembagaan penataan ruang
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penataan
ruang
Peningkatan pengelolaan dan Penataan dan optimalisasi pengelolaan fungsi lahan
pelestarian sumber daya lahan sesuai pada kawasan budi daya
peruntukannya Penataan dan pelestarian fungsi lahan pada
kawasan lindung
Pemulihan, rehabilitasi, pelestarian dan Pemulihan, rehabilitasi, pelestarian dan pengelolaan
pengelolaan sumber daya air situ, sungai, embung, bendungan dan air bawah
tanah
Pembinaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan sumber daya air
Peningkatan kesadaran dan partisipasi aktif
masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian
sumber daya air
Peningkatan kualitas dan pengendalian Pengembangan dan pendayagunaan teknologi

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 27


Jatiuwung)
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
pencemaran lingkungan hidup ramah lingkungan dalam pengembangan aktivitas
budi daya
Penataan dan pengembangan kawasan ruang
terbuka hijau
Pengendalian dan penegakan supremasi hukum
lingkungan hidup
Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam
pelestarian lingkungan hidup
Sumber : Rencana Pembanguna Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Tahun 2005 2025

d. Mewujudkan Pelayanan Prasarana, Sarana dan Fasilitas Kota


yang Memadai dan Berdaya Saing
Pembangunan prasarana, sarana dan fasilitas kota yang meliputi
infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, energi,
telekomunikasi, sarana dan prasarana pemukiman, dan lain-lain, diarahkan
untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan infrastuktur dalam rangka
mendukung peningkatan aktivitas perekonomian, sosial, dan budaya dengan
memperhatikan keserasian pembangunan antar wilayah serta daya dukung
lingkungan. Pengembangan prasarana, sarana dan fasilitas kota
dilaksanakan dengan meningkatkan peran serta masyarakat melalui
investasi swasta, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas ketersediaan prasarana, sarana dan fasilitas kota.

Secara lebih sistematis, kebijakan serta arah kebijakan yang ditempuh dalam
misi Mewujudkan Pelayanan Prasarana, Sarana dan Fasilitas Kota yang
Memadai dan Berdaya Saing adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Sistematis, Kebijakan Serta Arah Kebijakan Yang Ditempuh


Dalam Misi Mewujudkan Pelayanan Prasarana, Sarana dan Fasilitas
Kota yang Memadai dan Berdaya Saing
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pelayanan jalan dan Penataan dan pengembangan sistem jaringan jalan
jembatan dan jembatan
Peningkatan daya dukung dan kualitas jalan dan
jembatan

Peningkatan pelayanan terminal dan Penataan dan pengembangan sistem jaringan,


angkutan umum peningkatan daya dukung dan kualitas sarana
terminal
Penataan dan pengembangan sistem jaringan dan
moda angkutan umum masal darat dan sungai yang
nyaman, aman, terjangkau dan ramah lingkungan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 28


Jatiuwung)
KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pelayanan drainase Penataan dan pengembangan sistem jaringan
drainase
Peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana
drainase
Peningkatan pelayanan air bersih Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana
pengolahan air bersih
Penataan dan pengembangan sistem jaringan air
bersih
Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana air bersih
Peningkatan pelayanan persampahan Penataan dan pengembangan kapasitas TPA dan
TPS
Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan
teknologi persampahan
Penataan manajemen persampahan
Peningkatan pelayanan pengelolaan Penataan dan pengembangan sistem dan teknologi
limbah pengelolaan limbah terpadu
Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana
pengelolaan limbah terpadu
Peningkatan pelayanan pemadam Penataan dan pengembangan sistem jaringan
kebakaran prasarana pemadam kebakaran
Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan
teknologi pemadam kebakaran
Peningkatan pelayanan telekomunikasi, Penataan dan pengembangan sistem jaringan
telematika dan informatika telekomunikasi, telematika dan informatika
Fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas sarana
dan teknologi telekomunikasi, telematika dan
informatika
Peningkatan pelayanan fasilitas Penataan, pengembangan, dan peningkatan kualitas
perdagangan layanan pasar tradisional
Penataan dan pengembangan sistem dan fasilitas
perdagangan modern
Peningkatan pelayanan fasilitas jasa Penataan, pengembangan, peningkatan kualitas
fasilitas hotel dan restoran
Penataan, pengembangan, peningkatan kualitas
fasilitas jasa keuangan dan perbankan
Peningkatan ketersediaan dan kualitas Pengembangan perumahan vertikal yang layak huni
rumah yang layak huni dan terjangkau dan terjangkau
Fasilitasi rehabilitasi rumah layak huni
Fasilitasi dan kerjasama pembiayaan pembangunan
perumahan dengan dunia usaha
Pemberian insentif dan disinsentif bagi pelaku usaha
pengembang perumahan
Penataan dan revitalisasi kawasan Peningkatan daya dukung dan kualitas prasarana dan
kumuh permukiman sarana dasar permukiman
Peningkatan daya dukung dan kualitas sanitasi
lingkungan permukiman
Sumber : Rencana Pembanguna Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Tahun 2005 2025

B. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2014 2018


Pembangunan jangka menengah periode tahun 2014-2018 ditujukan sebagai
persiapan menuju kondisi Kota Tangerang yang maju dan lestari, dengan berbekal

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 29


Jatiuwung)
pencapaian kondisi kemandirian daerah yang menjadi orientasi pada tahapan
pembangunan sebelumnya. Pembangunan pada periode tahun 2014-2018
menekankan pada upaya peningkatan daya saing kompetitif perekonomian;
pembentukan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat; peningkatan daya dukung dan pelayanan
infrastruktur perkotaan; pengendalian penggunaan lahan; pengendalian dan
pemulihan kerusakan lingkungan; serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

Prioritas pembangunan RPJMD Kota Tangerang Tahun 2014-2018 ditujukan pada


upaya sebagai berikut:
1. Pemantapan Kualitas Sumber Daya Manusia
Prioritas pembangunan dalam rangka pemantapan kualitas sumber
daya manusia ditekankan pada : Perintisan wajib belajar dua belas
tahun; Peningkatan kualitas lembaga PAUD formal dan non formal;
Pengembangan pendidikan keterampilan dan penguasaan IPTEK bagi
masyarakat; Peningkatan sekolah kejuruan berbasis kompetensi dan
keunggulan lokal; Peningkatan upaya pencegahan, pemberantasan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular; Peningkatan kualitas
dan kuantitas tenaga kesehatan; Peningkatan pelayanan kesehatan
terutama ibu dan anak; Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan; Implementasi dan aktualisasi
pemahaman dan pengamalan agama dalam kehidupan bermasyarakat;
Implementasi dan aktualisasi nilai-nilai tradisional, budaya dan kearifan
lokal masyarakat sebagai faktor penyeimbang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2. Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan


Sosial
Prioritas pembangunan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan sosial ditekankan pada : Pelayanan
pendidikan dan kesehatan bagi keluarga miskin; Peningkatan kualitas
dan kuantitas kesejahteraan sosial perseorangan, keluarga, kelompok
dan komunitas masyarakat; Peningkatan keberdayaan dan perlindungan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); Pengendalian
pertumbuhan penduduk; Peningkatan pemberdayaan keluarga

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 30


Jatiuwung)
berkualitas; Pemantapan sistem administrasi kependudukan; Penataan
persebaran penduduk baik di dalam maupun keluar daerah.

3. Pemantapan Kualitas Perekonomian


Prioritas pembangunan dalam rangka pemantapan kualitas
perekonomian ditekankan pada : Pemantapan sistem agribisnis
pertanian; Pemantapan mutu produk pertanian; Pengembangan
teknologi pertanian; Penciptaan lingkungan usaha yang nyaman dan
kondusif; Pengembangan kemampuan inovasi; Peningkatan kemampuan
sumber daya industri; Pengembangan industri kecil yang tangguh;
Perluasan kawasan perdagangan ekspor; Penataan distribusi barang;
Pemberdayaan produk dalam negeri dan pengembangan pasar dalam
negeri; Peningkatan kualitas, daya saing serta kehandalan UMKM dan
Koperasi; Penciptaan destinasi wisata; Peningkatan dan pemantapan
regulasi di bidang investasi; Perluasan kerjasama investasi; Pemantapan
kompetensi dan daya saing tenaga kerja; Pemantapan unsur tripartit
dalam meningkatkan produktivitas, kualitas dan kesejahteraan pekerja.

4. Pemantapan Pelayanan Prasarana, Sarana dan Fasilitas


Kota
Prioritas pembangunan dalam rangka pemantapan pelayanan
prasarana, sarana dan fasilitas kota ditekankan pada : Percepatan
pembangunan dan pemerataan infrastruktur wilayah; Pemantapan
kualitas dan kuantitas pelayanan infrastruktur wilayah; Revitalisasi
infrastruktur wilayah yang telah ada; Pengembangan sistem
transportasi massal (Mass Rapid Transport); Perluasan kerja sama antara
pemerintah dengan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan
prasarana dan sarana.

5. Pengelolaan Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan


Lingkungan Hidup
Prioritas pembangunan dalam rangka pengelolaan tata ruang, sumber
daya alam dan lingkungan hidup ditekankan pada : Pemantapan sistem
pengendalian serta koordinasi dalam pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, serta pengawasan penataan ruang; Peningkatan potensi
sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup; Optimalisasi

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 31


Jatiuwung)
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang serasi
dengan daya dukung lingkungan; Peningkatan perilaku ramah
lingkungan; Pengembangan sistem informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup; Peningkatan konsistensi penegakan hukum dalam
pengendalian lingkungan; Peningkatan efisiensi dan efektivitas nilai
tambah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

6. Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih


Prioritas pembangunan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan bersih ditekankan pada : Pemantapan profesionalitas
aparatur didukung oleh penataan sistem, prosedur, dan standarisasi
kualitas pelayanan; Pemantapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam manajemen pemerintahan dan pelayanan publik; Pengembangan
budaya organisasi berorientasi pelayan; Peningkatan harmonisasi
hubungan antar tingkat pemerintahan dan dengan pemangku
kepentingan lainnya; Peningkatan daya guna kekayaan dan aset daerah;
Optimalisasi kinerja Organisasi Perangkat Daerah dalam pengelolaan
belanja daerah; Penurunan gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat; Optimalisasi potensi masyarakat dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat; Pemantapan penegakan hukum
dan perlindungan hak asasi manusia (HAM); Harmonisasi produk hukum;
Perwujudan produk hukum yang memihak kepentingan masyarakat;
Peningkatan budaya hukum; Perwujudan demokrasi pada proses politik;
Pemantapan semangat kebangsaan; Pengembangan kemandirian partai
politik; Pemantapan peran masyarakat madani (civil society); Perluasan
akses partisipasi publik.

2.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota


Tangerang Tahun 2014 - 2018
A. Strategi Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Tangerang
Strategi Umum 1 : Melakukan reorientasi,reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan Sistem
data /informasi pembangunan daerah yang meliputi
ketersediaan, kelengkapan, kevalidan, dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 32


Jatiuwung)
akuntabilitasnya, serta pengembangan dan berbagai
kajian/penelitian sebagai unsur pendukung pelaksanaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Strategi Umum 2 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan system
aplikasi pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang juga mencakup peningkatan
kualitas pelayanan kepada masyarakat serta
ketersediaan sarana-prasarana pendukung seperti:
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware),
dan kompetensi operator (brainware), serta didukung
juga oleh teknologi informasi yang canggih dan memadai
(berkemampuan/berkapasitas tinggi, cepat, mudah
diakses, praktis, dan aman).
Strategi Umum 3 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap ruang lingkup sistem perencanaan,
penganggaran, pengendalian (pemantauan &
pengawasan), serta evaluasi pembangunan daerah yang
meliputi: 1).ruang lingkup substansi/materi; 2).ruang
lingkup pekerjaan; 3).ruang lingkup wilayah; serta
4).ruang lingkup waktu.
Strategi Umum 4 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan sistem
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah terkait dengan peningkatan kesejahteraan sosial-
budaya-kemasyarakatan yang berkeagamaan,
berkemanusiaan, berkeadilan, dan berkebudayaan,
dengan sumberdaya aparatur yang kompeten dan
kapabel, serta penggunaan teknologi informasi yang
canggih dan mutakhir.
Strategi Umum 5 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan sistem
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah terkait dengan keterpaduan perekonomian lokal

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 33


Jatiuwung)
dengan perekonomian global (nasional dan regional),
yang berbasis pada perekonomian kerakyatan serta
berorientasi pada peningkatan kemandirian dan daya
saing daerah.
Strategi Umum 6 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan sistem
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah terkait dengan pelayanan publik/masyarakat
serta pelayanan aparatur pemerintahan daerah.
Strategi Umum 7 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap pengelolaan dan pengembangan sistem
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
sarana-prasarana dasar perkotaan dan penguatan
sistem daya dukung lingkungan, serta pengintegrasian
sistem/jaringan transportasi dan kelalulintasan
perkotaan.
Strategi Umum 8 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap penataan dan pengelolaan kepemerintahan
dan keadministrasian yang baik (bersih-amanah),
akuntabel, dan transparan, yang mampu menjalin
koordinasi, kemitraan, dan kerjasama dengan berbagai
stakeholder pembangunan (masyarakat umum, dunia
usaha, serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(provinsi dan kabupaten/kota) lainnya, dan dengan
lembaga legislatif daerah (DPRD), serta juga didukung
oleh struktur dan unsur birokrasi yang berintegritas,
berkompetensi, responsif, adaptif, empatik, dan
profesional.
Strategi Umum 9 : Melakukan reorientasi, reposisi, dan revitalisasi
terhadap perluasan cakupan dan peningkatan
pemanfaatan hasil (outcome) pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta
pemantapan dan peningkatan sistem daya dukung dan
keberlanjutan ekologis dalam pembangunan daerah.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 34


Jatiuwung)
B. Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Tangerang
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang
dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke
waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan
strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Arah kebijakan pembangunan daerah Kota Tangerang Tahun 2014-2018
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tahun Dasar (s.d 2013) : Kompilasi dan analisis baseline data dan hasil
evaluasi capaian indikator kinerja pembangunan
daerah sampai dengan tahun dasar (2013).
Tahun I (2014) : Pemenuhan dan peningkatan kualitas data/informasi
pendukung pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang bersifat sektoral maupun
spasial (kewilayahan).
Tahun II (2015) : Pengelolaan, pengembangan, dan pemeliharaan
sistem pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah beserta aplikasi system
pendukungnya.
Tahun III (2016) : Pengarahan dan pengerahan semua sumberdaya
(SDM, SDA, dan SDB) menuju perbaikan dan
pencapaian prestasi dan kualitas kerja (kinerja)
disegala bidang/sektor dan wilayah.
Tahun IV (2017) : Penyeimbangan kembali (restabilisasi) terhadap
orientasi/arah serta kapasitas pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan
hasil review dan evaluasi.
Tahun V (2018) : Pemantapan dan penguatan jalur keberhasilan dalam
pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Tahun Transisi (2019) : Pemantapan dan pelanjutan keberhasilan melalui
penguatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
sinergitas daya dukung pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 35


Jatiuwung)
2.3.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun 2012 -
2032
A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tangerang
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Tangerang adalah mewujudkan ruang kota
sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa, industry, serta pendidikan
regional berwawasan lingkungan dan budaya sebagai bagian dari Kawasan
Srategis Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Ciajur
(Jabodetabekpunjur).

B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota


a. Kebijakan Penataan Ruang
pengembangan pusat-pusat pelayanan agar lebih kompetitif dan lebih
efektif dengan mengembangkan fungsinya secara berhierarki dan
dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjangnya;

peningkatan akses ke pusat-pusat pelayanan kota dan ke luar wilayah kota


secara merata dan berhierarki;

peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan


infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kota;

pengembangan kawasan lindung dengan meningkatkan kualitas kawasan


lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya sehingga terjaga
kelestariannya;

pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 36


Jatiuwung)
Tabel 2.6 Strategi dan Arahan Kebijakan Pembangunan
Sasaran (Misi) Pelayanan Strategi Pencapaian Sasaran Kebijakan Pencapaian Program Pelayanan Urusan Pemerintahan
Sasaran (Misi) RPJMD SKPD Pelayanan SKPD Sasaran Pelayanan SKPD Lokasi
SKPD Daerah
1 Terwujudnya pemantapan dan Terbangunnya Kerjasama Kemitraan Menjalin Kerjasama Kemitraan Memfasilitasi SMK Negeri dan 1 Program Pendidikan Kota A.01 Urusan Pendidikan
pengembangan Sistem (Partnership) dengan Duma Usaha / dengan Dunia Usaha/Dunia Industri Swasta untuk mengadakan praktek Menengah Tangerang
Pendidikan Daerah yang Dunia Industri kerja industri/magang siswa dan
mengacu pada Sistem guru pada Dunia usaha/Dunia
Pendidikan Nasional, dan Industri,selama tahun
berbasis kompetensi, serta
berorientasi pada kebutuhan
kerja

2 Berbasis Keahlian serta Terwujudnya peningkatan Pelayanan Mengembangkan sistem informasi Meningkatkan penyebarluasan 1 Program Peningkatan Kota A.14 Urusan
berorientasi pada penciptaan dan Penempatan Tenaga Kerja pasar kerja secara online informasi lowongan pekerjaan Kesempatan Kerja Tangerang Ketenagakerjaan
perluasan lapangan pekerjaan kepada pencari kerja selama tahun
2014-2018 sebanyak 60%
Terwuj udnya peningkatan Meningkatkan kapasitas , kualitas Mengembangkan pelayanan 1 Program Perlindungan dan Kota A.14 Urusan
Pelayanan Penyelesaian kelembagaan dan pengawasan mediasi dan kelembagaan Pengembagan Lembaga Tangerang Ketenagakerjaan
Perselisihan Hubungan Industrial Ketenagakerjaan hubungan industrial serta sistem Ketenagakerjaan
pengawasan ketenagakerjaan
selama tahun 2014-2018 sebanyak
50%
Meningkatnya Pelayanan Mengembangkan pelayanan
Kepesertaan Jamsostek mediasi dan kelembagaan
hubungan industrial serta sistem
pengawasan ketenagakerjaan
selama tahun 2014-2018 sebanyak
50%
Terwujudnya peningkatan Pelayanan Mengembangkan pelayanan
Pengawasan Ketenagakerj aan mediasi dan kelembagaan
hubungan industrial serta sistem
pengawasan ketenagakerjaan
selama tahun 2014-2018 sebanyak
50%
Mengembangkan pelayanan
mediasi dan kelembagaan
hubungan industrial serta sistem
pengawasan ketenagakerjaan
selama tahun 2014-2018 sebanyak
50%
3 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen Menyelenggarakan pelayanan prima Pemberdayaan pelaku 1 Peningkatan Efisiensi Kota B.06 Urusan Perdagangan
dalam perdagangan perdagangan Perdagangan Dalam Negeri Tangerang
2 Pembinaan Pedagang Kaki Kota
Lima dan Asongan Tangerang
3 Peningkatan Kerjasama Kota
Perdagangan Internasional Tangerang
4 Peningkatan dan Kota
Pengembangan Ekspor Tangerang
5 Program pemantauan Kota
ketersediaan harga dan Tangerang
pasokan pangan
4 Terwujudnya pemantapan dan Terselenggaranya Sistem dan Terselenggaranya Sistem dan Pengembanganan potensi industri, 1 Peningkatan Kapasitas dan Kota B.07 Urusan Perindustrian
pengembangan Sistem dan Jaringan Perindustrian Daerah dan Jaringan Perindustrian Daerah dan Pemberdayaan pelaku Industri dan Penggunaan IPTEK dalam Tangerang
Jaringan Perindustrian Daerah peningkatan kapasitas industri kecil peningkatan kapasitas industri kecil Pengembangan industri yang Sistem Produksi
dan peningkatan kapasitas dan menengah dan menengah kompetitif dan ramah lingkungan 2 Pengembangan Industri Kota
industri kecil dan menengah Kecil dan Menengah Tangerang

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 37


Sasaran (Misi) Pelayanan Strategi Pencapaian Sasaran Kebijakan Pencapaian Program Pelayanan Urusan Pemerintahan
Sasaran (Misi) RPJMD SKPD Pelayanan SKPD Sasaran Pelayanan SKPD Lokasi
SKPD Daerah
3 Peningkatan Kemampuan T Kota
eknologi Industri Tangerang
4 Pengembangan Sentra- Kota
Sentra Industri Potensial Tangerang
5 Penataan Struktur Industri Kota
Tangerang
5 Terwujudnya pemantapan dan Terwujudnya peningkatan daya Melakukan pengendalian Melakukan upaya konservasi dan 1 Program Perlindungan dan Kecamatan A.08 Lingkungan Hidup
pengembangan Sistem dukung dan kualitas sumber air pemanfaatan air permukaan (sungai pengendalian pemanfaatan sungai Konservasi Sumber Daya Jatiuwung
Pembangunan Ekologis (sosial, permukaan (sungai, situ), sumber air dan situ), air tanah (dangkal dan dan situ, air tanah dan lahan Alam
lingkungan, ekonomi) yang tanah (dangkal & dalam) , dan dalam) , dan lahan
berorientasi pada peningkatan kualitas lahan
kualitas dan daya dukung
lingkungan perkotaan
T erlaksananya Koordinasi dan Melakukan peningkatan Meningkatkan Koordinasi 1 Program Pengendalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
Pengawasan pengendalian dampak Pengendalian dampak lingkungan Pengendalian dampak lingkungan Pencemaran dan Tangerang
lingkungan domestik dan/atau domestik dan Industri berupa limbah domestik dan Industri berupa Perusakan Lingkungan
Industri padat, Cair dan Polusi Udara limbah padat, Cair dan Polusi Udara Hidup
Melakukan peningkatan peranan dan Meningkatkan kualitas dan 1 Program Pengendalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
kesadaran masyarakat umum dan frekuensi pengawasan kepada Pencemaran dan Tangerang
Pengusaha dalam pengelolaan SDA masyarakat dan Industri dalam Perusakan Lingkungan
dan lingkungan pengelolaan SDA dan lingkungan Hidup
T erlaksananya pemantauan kualitas Mengelola limbah domestik dan Menurunkan parameter BML untuk 1 Program Pengendalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
air sungai dan situ, Kualitas Air industri (IPAL) yang masuk ke badan air sungai dan situ, Air Tanah, Pencemaran dan Tangerang
Tanah, Kualitas Udara dan sungai dan situ, ke tanah, Udara dan Kebisingan Perusakan Lingkungan
Kebisingan Pengelolaan pencemaran udara oleh Hidup
kendaraan bermotor dan industri
Terlaksananya penghijauan kota Meningkatkan jumlah Penanaman Meningkatkan ratio RTH Kota 1 Program Pengelolaan Kota A.08 Lingkungan Hidup
Pohon pelindung dan produktif Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tangerang
Terwujudnya peningkatan kinerja Melakukan standarisasi lembaga Penyusunan standar prosedur 1 Program Pengen-dalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
pelayanan yang akuntabel dalam sistem pengelolaan operasi (SOP), Penyusunan Draft Pencemaran dan Tangerang
lingkungan Perwal pekerjaan administrasi Perusakan Lingkungan
Hidup
Menyelenggarakan pelayanan Meningkatkan Kemampuan dan 1 Program Pengen-dalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
dokumen lingkungan, izin lingkungan pengetahuan Aparatur, kecepatan Pencemaran dan Tangerang
dan izin PPLH dan keakuratan pelayanan kepada Perusakan Lingkungan
masyarakat Hidup
Terwujudnya peningkatan kinerja Menyediakan sarana dan prasarana Mengadaan dan emelihara secara 1 Program Pengen-dalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
peralatan dan instrumen pengukuran pelayanan aparatur dan informasi rutin berkala sarana pendukung Pencemaran dan Tangerang
lingkungan kinerja administrasi, peralatan dan Perusakan Lingkungan
instrumen pengukuran Hidup
2 Program Peningkatan dan Kota A.08 Lingkungan Hidup
Pengendalian Polusi Tangerang
T erlaksananya proses hukum bagi Melaksanakan tindak lanjut Menegakkan hukum bagi industri 1 Program Pengendalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
masyarakat umum dan Industri yang pengaduan masyarakat dalam yang melakukan perusakan dan Pencemaran dan Tangerang
melakukan perusakan dan dugaan pencemaran dan/ atau pencemaran lingkungan Perusakan Lingkungan
pencemaran lingkungan kerusakan lingkungan Hidup

Terwujudnya peningkatan peran Menciptakan masyarakat peduli Meningkatnya Kemampuan, 1 Program Pengen-dalian Kota A.08 Lingkungan Hidup
serta masyarakat dalam urusan lingkungan pengetahuan dan ketrampilan Pencemaran dan Tangerang
lingkungan hidup kepada masyarakat dalam Perusakan Lingkungan
kepedulian terhadap lingkungan Hidup

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 38


Sasaran (Misi) Pelayanan Strategi Pencapaian Sasaran Kebijakan Pencapaian Program Pelayanan Urusan Pemerintahan
Sasaran (Misi) RPJMD SKPD Pelayanan SKPD Sasaran Pelayanan SKPD Lokasi
SKPD Daerah
Terwujudnya peningkatan kualitas Menyediakan fasilitas pengurangan Mengembangkan teknologi 1 Program Pengembangan 13 A.08 Urusan Lingkungan
sanitasi (air limbah, persampahan sampah di perkotaan pengolahan sampah selama tahun Kinerja Pengelolaan Kecamatan Hidup
dan drainase) permukiman 2014-2018 sebanyak 20% Persampahan
perkotaan
Mengoptimalkan dan 2 Program Pengembangan 13 A.08 Urusan Lingkungan
mengembangkan Kinerja Pengelolaan Kecamatan Hidup
Persampahan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 39


pengembangan kawasan budi daya dengan meningkatkan produktivitas
kawasan namun tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan;

pengembangan pusat-pusat perdagangan dan jasa guna meningkatkan


daya saing kota;

pengendalian dan intensifikasi kawasan peruntukan industri serta


mengembangkan industri kreatif;

pengembangan fasilitas pendidikan regional;

pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan


perekonomian kota;

pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya lokal;

pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan

peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

b. Strategi Penataan Ruang


1. Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dengan mengembangkan fungsinya secara berhierarki
dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi:
a. mengembangkan kota di wilayah Tengah dan Timur sebagai pusat
komersial dengan skala layanan regional dan/atau internasional
berwawasan lingkungan;
b. membatasi perkembangan kota di wilayah Utara dengan
mengutamakan keselamatan operasi penerbangan dan
mengembangkan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta;
c. mengembangkan industri ramah lingkungan di wilayah Barat; dan
d. mengembangkan permukiman dan perumahan berwawasan
lingkungan di wilayah Timur dan wilayah Selatan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 40


Jatiuwung)
2. Strategi peningkatan akses ke pusat-pusat pelayanan kota dan ke luar
wilayah kota secara merata dan berhierarki sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf b meliputi:

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan


keterpaduan pelayanan transportasi ramah lingkungan yang
berkelanjutan;

b. meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi


kegiatan antarpusat pelayanan kegiatan kota;

c. mengembangkan jalan lingkar dalam dan jalan lingkar luar;

d. meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh


dan berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota;
e. mengembangkan sistem transportasi massal; dan
f. mengembangkan terminal angkutan umum regional dan terminal
angkutan umum dalam kota.
3. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana dan infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
meliputi:
a. mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi jalan dan
kereta api dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan;
b. mengembangkan jaringan prasarana telekomunikasi yang diutamakan
pada kawasan komersial, industri, fasilitas umum, dan permukiman;
c. meningkatkan pelayanan jaringan prasarana energi secara optimal
dan efisien;
d. mengembangkan pengelolaan jaringan prasarana sumber daya air
sebagai upaya penyediaan sumber air baku dan pengendalian banjir;
e. meningkatkan kualitas pelayanan dan sistem pengelolaan air minum;
f. mengembangkan sistem pengelolaan air limbah domestik dan non
domestik;
g. meningkatkan pelayanan dan optimalisasi sistem persampahan;
h. mengembangkan sistem drainase;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 41


Jatiuwung)
i. mengembangkan jalur pedestrian sepanjang jalur utama kota,
kawasan komersial, dan fasilitas umum; dan
j. menyediakan sarana dan prasarana mitigasi bencana.
4. Strategi pengembangan kawasan lindung dengan meningkatkan
kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya
sehingga terjaga kelestariannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf d meliputi:
a. menetapkan kawasan lindung di wilayah kota untuk mendukung
RTH kota;
b. meningkatkan dan mengembalikan fungsi kawasan lindung yang
telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam
rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem;
c. mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan
hidup dalam mengarahkan kegiatan pembangunan fisik; dan
d. meningkatkan jumlah RTH hingga mencapai 30 (tiga puluh) persen
pada akhir tahun perencanaan.
5. Strategi pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e meliputi:
a. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau
tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan;
b. mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai dengan
menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan; dan
c. mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat
menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah,
menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta
menanggulangi banjir dengan mempertimbangkan daya dukung
lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan.
6. Strategi pengembangan kawasan budi daya dengan meningkatkan
produktivitas kawasan namun tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f
meliputi:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 42


Jatiuwung)
a. mempertahankan kawasan-kawasan pertanian yang didukung oleh
jaringan irigasi teknis sebagai komponen pendukung konservasi
kawasan;
b. mengembangkan kegiatan budi daya unggulan beserta prasarana
secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong
pengembangan perekonomian;
c. mengurangi dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak
menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
d. mengembangkan fungsi-fungsi perkotaan dengan tetap
memperhatikan penyediaan RTH melalui pengaturan intensitas
ruang; dan
e. mengembangkan kawasan perumahan berdasarkan tingkat hunian
padat dan sedang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan
kawasan dan didukung dengan akses yang baik.
7. Strategi pengembangan pusat-pusat perdagangan dan jasa guna
meningkatkan daya saing kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf g meliputi:
a. menetapkan dan mengintensifkan kawasan perdagangan dan jasa
skala internasional dan regional pada kawasan pusat-pusat
pelayanan kota;
b. mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa di tiap-tiap
subpusat pelayanan kota dengan memperhatikan karakteristik
kawasan;
c. mengatur kawasan perdagangan dan jasa yang berkembang secara
linier pada jalan-jalan utama kota sesuai dengan karakteristik
kawasan;
d. mengembangkan pola penggunaan lahan campuran di kawasan
perdagangan dan jasa seperti pendekatan super blok atau mix-
used pada kawasan pelayanan kota; dan
e. menyediakan ruang bagi pedagang kaki lima di setiap pusat
perbelanjaan sesuai ketentuan peraturan dan kondisi sosial
lingkungan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 43


Jatiuwung)
8. Strategi pengendalian dan intensifikasi kawasan peruntukan industri
serta mengembangkan industri kreatif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf h meliputi:
a. melakukan penataan kegiatan industri dengan mengarahkan
kepada industri yang ramah lingkungan;
b. menumbuhkembangkan sektor industri kreatif sebagai salah satu
penggerak perekonomian kota;
c. melakukan pengawasan dan pengendalian setiap kegiatan industri
agar tidak merusak kawasan lindung dan lingkungan hidup;
d. mewajibkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan
mengelola limbah cair, padat maupun gas hingga mencapai
kualitas baku mutu lingkungan yang disyaratkan, dan melakukan
pengelolaan bahan B3 dan limbah B3; dan
e. mewajibkan penyediaan prasarana dan sarana yang memadai bagi
pengembangan kegiatan industri.
9. Strategi pengembangan fasilitas pendidikan regional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf i meliputi:
a. merencanakan persebaran sarana pendidikan berdasarkan skala
pelayanannya;
b. mendukung pengembangan sarana pendidikan dan kawasan
perguruan tinggi; dan
c. mengembangkan prasarana yang mendukung fasilitas pendidikan
regional.
10. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf j meliputi:
a. mengembangkan kawasan pusat kota baru sebagai salah satu
pusat pelayanan kota dengan fungsi pusat pemerintahan serta
perdagangan dan jasa skala regional dan nasional yang
berwawasan lingkungan;
b. mengembangkan kawasan di sepanjang sisi Jalan Tol Jakarta-
Tangerang sebagai kawasan ekonomi prospektif;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 44


Jatiuwung)
c. menata kawasan peruntukan industri di Kecamatan Jatiuwung
dengan mengembangkan industri yang ramah lingkungan; dan
d. meningkatkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan pada
kawasan strategis ekonomi.
11. Strategi pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya lokal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf k meliputi:
a. merehabilitasi dan menata kawasan wisata kota lama;
b. mempertahankan dan melestarikan bangunan cagar budaya; dan
c. mengembangkan atraksi dan prasarana serta sarana pariwisata.
12. Strategi pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf l meliputi:
a. menetapkan daerah perairan dan sempadan Sungai Cisadane
serta situ yang ada di dalam wilayah Kota Tangerang sebagai
kawasan strategis kota berfungsi lindung;
b. mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengganggu dan
mengurangi fungsi lindung pada kawasan sempadan sungai dan
situ; dan
c. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat
dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di
sekitar sempadan sungai dan situ.
13. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf m meliputi:
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi
khusus pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan
di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional dengan
kawasan budi daya terbangun; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

C. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 45


Jatiuwung)
Rencana struktur wilayah Kota Tangerang meliputi:

a. sistem pusat pelayanan


Kecamatan Jatiuwung dalam sistem pusat pelayanan Kota Tangerang
sebagai pusat lingkungan 6 yang berpusat di Kelurahan Jatake.
Kecamatan Periuk dalam sistem pusat pelayanan Kota Tangerang
diarahkan sebagai Sub pusat pelayanan kota (SPPK) II yang berfungsi
sebagai perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan tinggi, industry
konveksi/tekstil skala kecil dan rumah tangga.
Kecamatan Cibodas dalam sistem pusat pelayanan Kota Tangerang
diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK) II yang berfungsi
sebagai perdagangan dan jasa dengan skala pelayann regional dan
perumahan kepadatan menengah tinggi.

b. sistem jaringan transportasi;


pengembangan sistem transportasi di Kawasan Jatiuwung adalah
dengan optimalisasi terminal Tipe A di Jatiuwung, rencana
pembangunan terminal tipe B Cadas atau Periuk di perbatasan, serta
pengembangan Terminal Cibodas sebagai tipe C.
rencana pengembangan terminal angkutan barang di Jatiuwung
rencana pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan kota
yang terintegrasi dengan sistem angkutan massal Jabodetabek
diantaranya adalah koridor Jatiuwung-Terminal Poris Plawad.
Sebagian Wilayah Kecamatan Jatiuwung masuk kedalam area KKOP

c. sistem jaringan energi/kelistrikan;


di sektor kelistrikan adalah melakukan pengembangan jaringan
transmisi tenaga listrik meliputi:
jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari
Station PLN di Kembangan Jakarta Barat ke Kecamatan Karang Tengah
Kecamatan Ciledug Kecamatan Pinang dan PLTU 3 Banten ke
Kecamatan Priuk Kecamatan Neglasari Kecamatan Batuceper
Kecamatan Cipondoh Kecamatan Pinang Kecamatan Tangerang
Kecamatan Cibodas Kecamatan Jatiuwung;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 46


Jatiuwung)
Gardu Induk di Kelurahan Batujaya Kecamatan Batuceper, Gardu Induk
di Kelurahan Cikokol Kecamatan Tangerang, Gardu Induk di Kelurahan
Gandasari Kecamatan Jatiuwung, dan Gardu Induk di Kelurahan Periuk
Jaya Kecamatan Periuk, pengadaan gardu distribusi di seluruh wilayah
kota;

d. sistem jaringan telekomunikasi;


pengembangan jaringan telekomunikasi sistem nirkabel
sebagaimana dimaksud pada huruf a berupa pembangunan, penataan
dan pengendalian menara telekomunikasi/base transceiver station (BTS)
dengan sistem penggunaan menara bersama telekomunikasi untuk
mendukung efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang yang diatur lebih
lanjut dengan peraturan Walikota.

e. sistem infrastruktur perkotaan.


Air Minum
Dalam sistem pelananan air minum di Kota Tangerang, Kecamatan
Jatiuwung dan Periuk masuk kedalam zona Riungdaperuk sedangkan
cibodas masuk kedalam Zona Ciptawadas.

Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah industri meliputi:
a. pemenuhan standar buangan yang sesuai dengan baku mutu air
limbah industri;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 47


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 48
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 49
b. untuk industri skala besar dan menengah, pengembangan
pengolahan air limbah dilakukan secara sistem sanitasi setempat
dengan teknologi yang lebih maju yang dibarengi dengan
pengurangan beban pencemaran air limbah dan penerapan prinsip-
prinsip teknologi bersih;
c. untuk industri kecil dan industri rumah tangga, dilaksanakan
dengan pembuatan instalasi pengolahan limbah secara komunal
dengan membentuk cluster atau kampung-kampung industri yang
mempunyai karakteristik limbah yang relatif sama;
d. pembuatan instalasi pengolahan air limbah industri secara terpadu
dapat dikembangkan dengan cara mendorong pihak swasta dan
masyarakat.

Sistem Persampahan
a. peningkatan akses pelayanan pengelolaan persampahan hingga
mencapai cakupan minimal 80% (delapan puluh persen) dari
seluruh jumlah penduduk;
b. upaya pengurangan timbulan sampah terdiri atas; penetapan
target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu
tertentu; penerapan teknologi yang ramah lingkungan; kegiatan
mengguna ulang dan mendaur ulang dan memfasilitasi pemasaran
produk-produk daur ulang.
c. pengembangan usaha pemilahan dan minimalisasi sampah dengan
pemanfaatan kembali oleh masyarakat secara swadaya melalui
program pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah,
dan/atau pemanfaatan kembali sampah maupun dengan
mengundang investor pemanfaat sampah.
d. Pengadaan lokasi tempat penampungan sementara (TPS) terpadu
pada setiap kelurahan.
e. pengembangan prasarana pemrosesan sampah yang memiliki
kandungan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan teknologi
dan metode pemrosesan yang sesuai dengan peraturan
perundangan; dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 50


Jatiuwung)
f. meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan swasta
dalam upaya pengembangan sistem pengelolaan persampahan
kota dengan teknologi yang berwawasan lingkungan.

Sistem Drainase
a. penataan kembali sempadan sungai dan situ sejalan dengan
penataan sungai dan situ menurut fungsinya yaitu sebagai
pengendali banjir, drainase, dan penggelontor;
b. pembangunan, peningkatan dan pengembangan fungsi situ, tandon
air, kolam resapan dan sumur resapan sebagai lokasi tempat
penampungan air terutama di bagian hulu dan daerah cekungan
secara terbatas dan lahan terbuka;
c. pengembangan drainase diarahkan sebagai saluran air hujan yang
merupakan saluran drainase utama sungai, drainase lingkungan,
dan drainase jalan; dan
d. pembangunan polder dan/atau tandon dan/atau kolam dan sumur
resapan yang terintegrasi dengan sistem drainase lingkungan
perumahan dan pengembangan kawasan.

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana jaringan


jalan Pejalan Kaki
a. Rencana peningkatan fasilitas pedestrian/trotoar yang sudah ada di
jalan-jalan di kawasan pusat kota dan sub pusat kota, yang
menghubungkan antar kawasan fungsional di pusat kota utamanya
kawasan perdagangan, perkantoran, sekolah dan rekreasi/wisata,
serta mengkaitkannya dengan lokasi-lokasi perhentian angkutan
umum (halte).
b. Rencana peningkatan fasilitas pedestrian/trotoar yang sudah ada di
jalan-jalan di luar kawasan pusat kota, yang menghubungkan antar
kawasan fungsional sekitar utamanya kawasan perumahan, sekolah
dan rekreasi/wisata, serta mengkaitkannya dengan tempat
perhentian angkutan umum (halte).

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 51


Jatiuwung)
c. Rencana pengembangan jalur pedestrian/trotoar yang baru di jalan-
jalan di kawasan pusat kota, sub pusat kota, dan di luar kawasan
pusat kota.

Jalur Evakuasi Bencana


Penyediaan jalur evakuasi bencana pada jalan-jalan lingkungan
perumahan dan jalan protokol disekitar wilayah rawan bencana

Sistem Proteksi Kebakaran


a. peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana proteksi
kebakaran di seluruh wilayah kecamatan; dan
b. penempatan lokasi hidran kebakaran yang tersebar di setiap
persimpangan jalan utama di seluruh wilayah kota dan fasilitas
umum kota.

Sistem Perparkiran
penyediaan parkir di luar badan jalan, untuk kegiatan perdagangan
dan jasa, perkantoran, industri dan pergudangan dan kegiatan
pelayanan umum meliputi area parkir, taman parkir dan gedung
parkir;
pembatasan dan penataan parkir pada jalan di kawasan pasar
lama;
penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park
and ride untuk berpindah angkutan di terminal dan di stasiun; dan
jumlah minimal parkir yang harus disediakan pada setiap jenis
kegiatan yang menimbulkan bangkitan perjalanan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

D. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tangerang


Rencana pola ruang wilayah Kota Tangerang terdiri atas:
a. Kawasan Lindung
Pengembangan ruang terbuka hijau diantaranya adalah di halaman
industry dan pergudangan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 52


Jatiuwung)
Kawasan rawan banjir di Kecamatan Jatiuwung adalah di Perumahan
Purati Kelurahan Alam Jaya, untuk rawan banjir di Kecamatan Cibodas
adalah kelurahan panunggangan barat, Kelurahan Uwung Jaya,
Kelurahan Cibodas baru.

b. Kawasan budidaya
Kawasan peruntukan perumahan dengan kepadatan tinggi
diantaranya diarahkan pada kecamatan Cibodas dan Periuk,
sedangkan untuk Kecamatan Jatiuwung sendiri diarahkan untuk
perumahan dengan kepadatan sedang.
Peremajaa kawasan perumahan di sebagaian Kecamatan Cibodas dan
Periuk dengan mengatur arah perkembangan fungsi perdagangan dan
perbaikan infrastruktur dan fasilitas kota (jaringan transportasi,RTH,
fasilitas olah raga dan rekreasi).
Mengembangkan hunian vertical dengan KDB rendah
Mempertahankan kegiatan industry besar dan industry sedang yang
sudah ada di KecamatanJatiuwung, dan Periuk serta mengembangkan
industry yang ramah lingkungan.
Membatasi perkembangan industry besar dan sedang di Kecamatan
Cibodas
Penataan peruntukan industry di Kecamatan Jatiuwung dengan
konsep industrial estate yang dilengkapi dengan penyediaan utilitas
terpadu, instalasi pengolahan air limbah terpadu, penambahan
hunian vertical dan jaringan angkutan umum dan barang

E. Penetapan Kawasan Strategis Kota Tangerang


Kawasan strategis Kota Tangerang dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi meliputi:
a. Kawasan pusat Kota Baru
b. Kawasan sepanjang sisi jalan tol, dan
c. Kawasan peruntukan Industri

Untuk kawasan peruntukan industry sebaimana dijelaskan adalah


merupakan peruntukan industry yang ada di Kecamatan Jatiuwung dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 53


Jatiuwung)
Periuk. Arahan pengembangan Kawasan Industri di Kecamatan Jatiuwung
dan Kecamatan Periuk adalah:
a. Industry yang dapat dikembangkan berupa industry yang ramah
lingkungan yang dilengkapi dengan fasilias penunjangnya terdiri atas
instalasi pengolahan air limbah kawasan, penyediaan perumahan
karyawan yang terintegrasi di dalam kawasan, dan
b. Pembangunan jalan untuk jalur angkutan barang yang terpisah dari
jalur transportasi umum dan terminal angkutan barang menjadi
pendukung rencana penataan kawasan.

2.3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Rinci


A. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Jatiuwung 2011 -
2031

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota

Berdasarkan arahan visi pembangunan Kota Tangerang Kecamatan Jatiuwung


memiliki satu tugas khusus yaitu menjadikan Kota Tangerang menjadi Kota
industry. Oleh karena itu ditetapkan apa yang menjadi tujuan dari penataan
wilayah perencanaan yaitu, Mewujudkan ruang Kecamatan Jatiuwung secara
detail guna mendukung Kecamatan Jatiuwung sebagai suatu kawasan industry
yang nyaman aman dan berkelanjutan di Kota Tangerang.

Rencana Struktur Ruang

a. Sistem Pusat dan Sub Pusat

1) Pusat BWK

Kecamatan Jatiuwung sebagai Bagian Wilayah Kota (BWK) terbagi kedalam 2


pusat BWK, yaitu pusat 1 yaitu kelurahan Keroncong sebagai pusat kegiatan
pemerintahan dan pelayanan fasilitas umum, serta pusat 2 yang terletak di
Kelurahan Jatake sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 54


Jatiuwung)
2) BWK A

Pusat BWK A meliputi Kelurahan Keroncong yang dipusingkan sebagai pusat


pemerintahan dan pelayanan pusat. Sub BWK B meliputi Kelurahan Alam Jaya
yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan skala kelurahan, kegiatan
permukiman kepadatan sedang sampai tinggi dan industry. Sub BWK C meliputi
Kelurahan Gandasari yang berfungsi sebagai permukiman kepadatan sedang
sampai tinggi, industry dan kegiatan khusus dan kegiatan campuran.

3) BWK II

Bagian Wilayah Kota II meliputi Pusat BWK D (Kelurahan Jatake) yang berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, Sub BWK E (Kelurahan Manis Jaya)
diarahkan untuk menampung kegiatan industry yang terdapat di Kecamatan
Jatiuwung dan Sub BWK F (Kelurahan Pasir Jaya) yang berfungsi sebagai kegiatan
sector industry dan kegiatan penunjangnya.

b. Rencana Sistem Jaringan Jalan

Rencana system jaringan jalan Kecamatan Jatiuwung meliputi :

1. Pembangunan jalan baru khusunya di Kawasan Industri Jaituwung,


diarahkan untuk membuka akses di kawasan kawasan yang belum
terlayani.

2. Pembangunan jalan baru mengikuti lampiran jalan kota yaitu


pembangunan jalan tembus Prabu Siliwangi Padjajaran antara jalan
Siliwangi dan Padjajaran.

3. Pelebaran jalan untuk dapat memberikan akses bagi angkutan industry


tanpa menimbulkan gangguan pada kegiatan lain khususnya gangguan
pada fungsi hunian.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 55


Jatiuwung)
4. Pembangunan jalan jalan tembus yang dilakukan dalam upaya
meneruskan jalan jalan servis ke industry.

5. Penataan jaringan jalan meliputi pengadaan kelengkapan jalan serta


penyesuaian desain desain bagian jalan yang disesuaikan dengan
kebutuhan angkutan industry.

Rencana Pola Ruang

a. Arahan Kegiatan Perdagangan dan Jasa

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 56


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 57
1) Zona Perdagangan Kecamatan

Kegiatan perdagangan kecamatan mempunyai lingkup pelayanan skala


kecamatan. Kegiatan perdagangan kecamatan diarahkan berlokasi pada
kawasan yang didukung oleh akses jaringan jalan yang baik ke jalur transportasi
utama. Zona perdagangan kecamatan berlokasi di Kelurahan Keroncong.

2) Zona Perdagangan Lokal

Zona perdagangan local berada di seluruh lokasi setiap blok kawasan.

3) Zona Perdagangan Lingkungan

Kegiatan perdagangan lingkungan diarahkan berada pada pusat pusat unit


pengembangan. Zona perdagangan lingkungan berlokasi diseluruh kelurahan di
Kecamatan Jatiuwung.

4) Zona Jasa Komersil

Kegiatan jasa komersil merupakan kegiatan jasa non perdagangan yang


ditujukan untuk memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat. Zona jasa
komersil direncanakan menyertai zona perdagangan, yaitu pada koridor jalan
arteri, kolektor dan local, tergantung lingkup dan skla pelayanan.

b. Arahan Kegiatan Industri dan Pergudangan

1) Zona Industri Umum

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 58


Jatiuwung)
Zona industry umum merupakan industry besar maupun industry kecil non
polutan. Arahan lokasi dari industry umum adalah Kelurahan Manis Jaya,
Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Gandasari dan sebagian wilayah Kelurahan
Jatake.

2) Zona Pergudangan Terbuka/Depo

Pergudangan terbuka/depo disyaratkan dekat dengan lokasi industry umum dan


dekat dengan jaringan arteri kolektor serta berlokasi jauh dari permukiman
penduduk. Zona pergudangan terbuka dialokasikan di Kelurahan Manis Jaya dan
Pasir Jaya.

b. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Priuk 2011 -


2031

1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota


Tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Periuk adalah Mewujudkan
Kecamatan Periuk sebagai Waterfront City yang produktif, sehat, aman, dan
nyaman.

2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota


A. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota
1. Kebijakan struktur ruang adalah:

a. Mengembangkan konsep Waterfront City untuk Kecamatan Periuk.


b. Mengembangkan pemadu-serasian antar wilayah dalam rangka
perwujudan satu kesatuan ruang.
c. Mengembangkan pola distribusi pemanfaatan ruang yang merata yang
didukung oleh sistem pergerakan yang aksesibel.
d. Mengembangkan sistem pergerakan yang dapat menyatukan antar
sub kawasan dengan meningkatkan aksesibilitas pergerakan dalam
rangka meningkatkan produktivitas perekonomian regional dan lokal.
2. Kebijakan pola pemanfaatan ruang adalah:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 59


Jatiuwung)
a. Mengembangkan pola pemanfaatan ruang yang berbasis pada
peningkatan produktivitas dan pelestarian lingkungan.
b. Mengembangkan pemanfaatan ruang yang bermanfaat tinggi sebagai
pusat pelayanan lokal maupun regional.
c. Mengembangkan kualitas lingkungan berdasarkan kesesuaian daya
dukung lahan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang
produktif dan berkelanjutan.
d. Mengembangkan kualitas lingkungan di daerah rawan banjir agar
mampu memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan bagi
masyarakat.

B. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota


1. Strategi terhadap pengembangan konsep Waterfront City untuk
Kecamatan Periuk adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan lahan-lahan yang dapat digunakan sebagai
pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan daya dukung
lahannya (kawasan yang tidak tergenang banjir).
b. Mengembangkan kegiatan aktif yang memanfaatkan pertemuan
antara daratan dan perairan.
c. Memanfaatkan potensi perairan yang ada di Kecamatan Periuk
sebagai wisata air.
d. Menyediakan prasarana dan sarana pendukung bagi
pengembangan waterfront city di Kecamatan Periuk.

2. Strategi terhadap kebijakan pemadu-serasian antar wilayah dalam


rangka perwujudan satu kesatuan penataan ruang adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan hirarki struktur ruang dengan mengembangkan sub-
sub pusat sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
b. Menetapkan pemanfaatan ruang sesuai dengan dukung lingkungan
berdasarkan pemanfaatan lahan untuk permukiman.
c. Mengembangkan sistem koordinasi kebijakan antar wilayah
berdasarkan kebijakan di Kecamatan Periuk.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 60


Jatiuwung)
d. Meningkatkan akses ke masing-masing kelurahan dan blok sesuai
dengan tingkatan hubungan kegiatan antar kelurahan dan antar
blok.

3. Strategi terhadap pengembangkan pola distribusi kegiatan pemanfaatan


ruang yang merata yang didukung oleh sistem pergerakan adalah sebagai
berikut:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 61


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 62
a. Penataan terhadap jaringan pergerakan yang mendukung fleksibilitas
pergerakan masyarakat dalam menunjang kegiatan sosial dan
ekonomi.

b. Penataan terhadap pembukaan jaringan pergerakan berdasarkan pada


fungsi hubungan antar kegiatan serta sistem pergerakan barang dan
manusianya.

c. Pembukaan jalur pergerakan alternatif baik untuk meningkatkan


koneksitas antar kelurahan dan antar blok dalam rangka menciptakan
pergerakan yang nyaman dan aman.

d. Penataan sistem transportasi umum beserta fasilitas perpindahan dan


bongkar muat barang.

e. Penataan sistem pergerakan dalam rangka memperlancar pergerakan


dengan mengurangi hambatan baik di simpang sebidang maupun
hambatan samping akibat dari perkembangan bangkitan kegiatan.

4. Strategi terhadap pengembangkan sistem pergerakan yang dapat


menyatukan antar sub kawasan dengan meningkatkan aksesibilitas
pergerakan dalam rangka meningkatkan produktivitas kegiatan
perekonomian regional dan lokal adalah sebagai berikut:

a. Penetapan fungsi pemanfaatan ruang untuk terciptanya kegiatan


sebagai penarik hubungan kegiatan antar sub-sub kegiatan.

a. Peningkatan kualitas jalan provinsi.

b. Peningkatan kualitas jalan lokal dan atau lingkungan.

c. Pembukaan jalur alternatif bagi pergerakan baik eksternal


maupun internal.

5. Strategi terhadap pengembangan pola pemanfaatan ruang yang berbasis


pada peningkatan produktivitas dan pelestarian lingkungan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 63


Jatiuwung)
a. Menetapkan fungsi pemanfaatan ruang bagi terciptanya kegiatan
ekonomi setempat yang terkait dengan fungsi industri; kegiatan
ekonomi yang terkait dengan perdagangan dan jasa sebagai faktor
penunjang ekonomi.

b. Penataan lingkungan permukiman yang terkait dengan usaha


peningkatan ekonomi masyarakat baik perdagangan, jasa, maupun
industri melalui penetapan pola campuran terbatas.

6. Strategi terhadap pengembangan pemanfaatan ruang yang bermanfaat


tinggi sebagai pusat pelayanan lokal maupun regional.

a. Mengembangkan fungsi-fungsi bangunan publik seperti fungsi


pelayanan perdagangan dan jasa, fungsi kesehatan, fungsi pendidikan,
fungsi transportasi (terminal) dengan skala pelayanan lokal maupun
regional yaitu memberikan skala pelayanan yang lebih tinggi dari
kondisi yang ada.

b. Memberikan distribusi fungsi pelayanan publik secara merata ke


masing masing wilayah sesuai dengan hirarki kegiatannya untuk
meningkatkan aksesibilitas masyarakat.

7. Strategi terhadap pengembangan kualitas lingkungan berdasarkan


kesesuaian daya dukung lahan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan
yang produktif dan berkelanjutan.

a. Menetapkan batas pertumbuhan dan daya tampung penduduk serta


kegiatan dan, bangunan sesuai dengan karakteristik lingkungan
setempat sesuai dengan daya dukung lahan.

b. Menetapkan batas fungsi pertanian dan non pertanian, fungsi industri


dan permukiman, fungsi perdagangan dan jasa yang disesuaikan
dengan daya tampung dan daya dukung lahan.

c. Menetapkan ruang terbuka hijau di fungsi permukiman sebagai tempat


berkumpul (taman lingkungan baik pasif maupun aktif).

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 64


Jatiuwung)
d. Menetapkan fasilitas umum yang diakses secara mudah oleh
masyarakat lingkungan setempat dengan mengurangi jarak tempuh
yang disesuaikan dengan rasio penggunaan serta hirarki kegiatannya.

e. Menetapkan amplop ruang (intensitas dan kepadatan bangunan) yang


mendukung ketersediaan lahan sebagai antisipasi terhadap batas
pertumbuhan penduduk dan kegiatan.

f. Mengembangkan sistem pembuangan limbah bagi permukiman yang


mudah dimanfaatkan oleh masyarakat serta mengembangkan sistem
IPAL bagi kegiatan industri sebelum dibuang ke sungai, udara maupun
tanah.

g. Meningkatkan area resapan air sebesar-besarnya untuk mengurangi


debit limpasan air yang menyebabkan banjir.

8. Strategi terhadap pengembangan kualitas lingkungan di daerah rawan


banjir agar mampu memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan
bagi masyarakat.

a. Menetapkan lokasi bagi pengembangan sistem sanitasi lokal


berdasarkan komunitas agar mengurangi pembuangan limbah rumah
tangga atau limbah industri ke sungai setempat atau ke tanah tanpa
melalui proses normalisasi limbah.

b. Menetapkan garis sempadan sungai dan rawa sebagai jalur hijau yang
menerus.

c. Pembukaan lahan bagi ruang terbuka hijau publik hingga pada sub
blok untuk mencapai batas minimal 20% untuk publik dan privat
sebesar 10%. Ruang terbuka hijau diterapkan melalui pemerataan
ruang terbuka hijau guna mendukung lingkungan yang berkelanjutan
dan berkualitas.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 65


Jatiuwung)
d. Mengendalikan intensitas bangunan melalui penetapan koefisien dasar
bangunan, koefisien dasar hijau, dan aturan tata bangunan dan
lingkungan lainnya.

3. Rencana Stuktur Ruang Wilayah Kota


A. Rencana Pembagian Wilayah Kota
Kecamatan Periuk dibagi menjadi empat blok yaitu:
a. Blok A meliputi Kelurahan Periuk Jaya, seluas 240,7 Ha, dengan fungsi
dominan sebagai industri non polutan (kecil menengah), perdagangan
dan jasa, pemerintahan, fasilitas pelayanan sosial dan umum.
b. Blok B meliputi Kelurahan Periuk, seluas 287,8 Ha, dengan fungsi
dominan sebagai Industri (kecil, menengah, besar) non polutan,
konservasi.
c. Blok C meliputi Kelurahan Gembor dan sebagian Kelurahan Gebang
Raya, seluas 284,2 Ha, dengan fungsi dominan sebagai Perumahan,
fasilitas pelayanan sosial dan umum, konservasi.
d. Blok D meliputi sebagian Kelurahan Gebang Raya, Kelurahan Sangiang
Jaya dan sebagian Kelurahan Periuk, seluas 332,9 Ha, dengan fungsi
dominan sebagai Perumahan, perdagangan dan jasa.

B. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Pergerakan


a. Sistem Jaringan Jalan

jaringan jalan arteri primer meliputi ruas jalan Jalan Gatot Subroto;

jaringan jalan arteri sekunder meliputi:

1. Jalan M. Toha;

2. Jalan Prabu Kiansantang.

jaringan jalan kolektor sekunder sebagaimana tercantum dalam


Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 66


Jatiuwung)
jaringan jalan lokal sekunder meliputi ruas-ruas jalan yang
menghubungkan antar pusat-pusat permukiman;

jaringan jalan lingkungan sekunder meliputi ruas-ruas jalan yang


menghubungkan antar persil dalam wilayah kota, kecuali yang
dikategorikan sebagai jalan arteri, kolektor, dan lokal;

b. Pengembangan dan optimalisasi jaringan jalan terdiri atas:

pengembangan Jalan Moh Toha dan Jl Prabu Kiansantang;

pengembangan jalan alternatif yang melalui Jl Tembus hingga ke Jl


Siliwangi;

penataan perempatan dan persimpangan jalan dalam wilayah kota;

sistem jaringan jalan didesain dan dapat difungsikan sebagai jalur


angkutan umum massal.

c. Sarana dan prasarana lalu lintas meliputi terminal angkutan penumpang,


halte, area parkir, dan bangunan pelengkap jalan lainnya.

d. Rencana terminal penumpang Tipe C adalah di tepi Jl Moh Toha (di


Kelurahan Periuk Jaya).

e. Tempat pemberhentian angkutan umum direncanakan pada jalanjalan


yang aksesibilitasnya tinggi (untuk jalan utama) dan memiliki kegiatan yang
utama atau ramai dengan frekuensi 400 meter atau disesuaikan dengan
keadaan wilayah perkotaan.

f. Arahan pembangunan lahan parkir adalah penyediaan parkir diluar badan


jalan, untuk kegiatan perdagangan dan jasa, perkantoran, industri dan
pergudangan dan kegiatan pelayanan umum meliputi area parkir, taman
parkir dan gedung parkir; serta penyediaan fasilitas parkir kendaraan
pribadi dengan konsep park and ride untuk berpindah angkutan di terminal.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 67


Jatiuwung)
g. Bangunan pelengkap jalan terdiri dari saluran samping, gorong-gorong,
rambu jalan, bahu jalan, jalur hijau, jalur pejalan kaki, jalur parkir, bangunan
utilitas.

C. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

a. Pengembangan jaringan baru atau penggantian jaringan lama pada pusat


sistem pusat pelayanan dan ruas-ruas jalan utama diarahkan dengan
sistem jaringan bawah tanah;

b. Bahan instalasi harus sesuai standar yang berlaku

c. Penempatan jaringan listrik harus aman terhadap keadaan sekitar/aman


bagi bangunan dan lingkungan sekitar, serta mudah dalam pengamatan
dan pemeliharaan

d. Penempatan gardu pembangkit diarahkan di luar kawasan perumahan dan


terbebas dari resiko keselamatan umum.

e. Penyediaan sempadan di kawasan SUTT, SUTET.

f. Sistem instalasi listrik harus disesuaikan dengan lingkungan bangunan yang


lain, sehingga tidak saling mengganggu, merugikan dan membahayakan.

g. pemerataan pelayanan penerangan jalan umum pada seluruh lingkungan


permukiman dan peningkatan kualitas penerangan jalan umum pada jalan
protokol, jalan penghubung, taman serta pusat-pusat aktifitas masyarakat;

h. penyediaan energi listrik alternatif yang berwawasan lingkungan dengan


memanfaatkan tenaga surya, angin, dan sumber lainnya terutama untuk
bangunan-bangunan dengan kebutuhan energi listrik yang besar; dan

i. penyediaan dan pemanfaatan jaringan tenaga listrik diatur lebih lanjut oleh
penyelenggara kelistrikan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 68


Jatiuwung)
D. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

a. sistem jaringan telekomunikasi meliputi pengembangan komunikasi sistem


kabel, seluler dan satelit;

b. pengembangan jaringan telekomunikasi bawah tanah untuk menjaga dan


meningkatkan kualitas ruang kota;

c. Penyebaran jaringan telepon diprioritaskan pada pusat kawasan, terutama


di kawasan pusat pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan jasa.

d. pembangunan, penataan dan pengendalian menara telekomunikasi dengan


sistem penggunaan menara bersama telekomunikasi (BTS) untuk
mendukung efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang yang diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota; dan

e. ketentuan penggunaan frekuensi pemancar radio ditetapkan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air terdiri atas:

a. Wilayah sungai meliputi:

wilayah sungai lintas provinsi terdiri atas Sungai Cisadane, Kali Angke,
dan Saluran Pembuang Mookervart;

wilayah sungai lintas kabupaten/kota terdiri atas Kali Cirarab, Kali Sabi,
Kali Cantiga, dan Saluran Pembuang Perancis dan/atau Dadap; dan

Situ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

Situ Bulakan dengan luas kurang lebih 22 (dua puluh dua) hektar;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 69


Jatiuwung)
Situ Cangkring dengan luas kurang lebih 5,17 (lima koma tujuh belas)
hektar;

b. Sistem jaringan irigasi meliputi Saluran Induk Cisadane.

c. Sistem jaringan air baku untuk air minum meliputi Saluran Induk Cisadane
Barat, Situ Bulakan, dan tandon air yang tersebar di seluruh wilayah
kecamatan.

d. Sistem pengendali banjir meliputi:

Penataan Situ Bulakan sebagai pengendali banjir. Situ Bulakan harus


mampu menampung air limpasan dari kawasan sekitarnya, melalui
peningkatan kapasitas Situ Bulakan dengan melakukan pengerukan
endapan untuk memperdalam situ.

Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air; dan

Penyediaan area sempadan saluran irigasi, sempadan sungai dan situ.

Fungsi alami lingkungan dikembalikan seperti sedia kala, jika dulunya


adalah sungai/ area resapan air maka fungsi lahannya harus
dikembalikan seperti sedia kala. Selanjutnya tidak diperbolehkan
menutup rawa, sungai, membelokkan atau pun meluruskan sungai.

F. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

a. Sistem penyediaan air minum meliputi:

1. jaringan perpipaan; dan

2. jaringan non-perpipaan.

b. Pengembangan sistem penyediaan air minum jaringan perpipaan meliputi:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 70


Jatiuwung)
pengembangan penyediaan air minum dilakukan untuk memenuhi
cakupan pelayanan minimal 80 (delapan puluh) persen dari seluruh
jumlah penduduk;

pengembangan unit air baku yang memanfaatkan air permukaan


bersumber sungai, situ, dan tandon, meliputi Saluran Induk Cisadane
Barat dan Situ Bulakan di Kecamatan Periuk;

pengembangan unit produksi dan sistem distribusi yang disesuaikan


dengan wilayah layanan dengan mempertimbangkan optimasi ruang,
efisiensi dan efektifitas pelayanan;

pengembangan sistem penyediaan air minum terintegrasi dalam Zona


Riungdaperuk meliputi Kecamatan Neglasari, Kecamatan Jatiuwung,
Kecamatan Benda dan Kecamatan Periuk;

pengembangan sistem penyediaan air minum sebagaimana dimaksud


pada huruf d terdiri atas jaringan distribusi primer, jaringan distribusi
sekunder dan jaringan retikulasi yang pengembangannya
diintegrasikan dengan sistem jaringan jalan dan saluran;

pengembangan unit pelayanan dilakukan dengan mempertimbangkan


optimasi ruang, efisiensi dan efektifitas pelayanan; dan

pengembangan unit pengelolaan berupa bangunan gedung kantor


dilakukan dengan mempertimbangkan optimasi ruang, efisensi dan
efektifitas pelayanan.

c. Pengembangan sistem penyediaan air minum jaringan non-perpipaan


meliputi:

pengembangan sistem penyediaan air minum jaringan non-perpipaan


hanya dilakukan pada wilayah yang belum terlayani oleh Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) perpipaan;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 71


Jatiuwung)
pengembangan sistem penyediaan air minum jaringan non-perpipaan
dilakukan dalam bentuk individual, komunal, dan komunal khusus; dan

pengembangan sistem peyediaan air minum bukan jaringan perpipaan


berbentuk individual, komunal, dan komunal khusus dilakukan dengan
mempertimbangkan optimasi spasial, efektifitas dan efisiensi.

G. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah

a. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah meliputi:

air limbah domestik;

air limbah industri; dan

air limbah kegiatan lainnya.

b. Pengembangan sistem pengolahan air limbah domestik meliputi:

pengembangan prasarana air limbah domestik terdiri atas


pengembangan prasarana limbah yang dihasilkan oleh kegiatan di
kawasan perumahan, permukiman, dan kawasan perdagangan dan
jasa;

pengembangan sistem prasarana air limbah domestik diarahkan untuk


pengembangan sistem sanitasi setempat dengan pengendalian yang
memadai;

peningkatan akses pelayanan air limbah domestik hingga mencapai


cakupan pelayanan minimal 80 (delapan puluh) persen dari seluruh
jumlah penduduk dengan memprioritaskan penggunaan sistem
terpusat dan sistem setempat;

penurunan beban pencemaran limbah cair domestik pada anak sungai


maupun saluran pembuang sebelum masuk ke badan air penerima

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 72


Jatiuwung)
dengan membuat instalasi pengolahan limbah domestik dengan
menggunakan tanaman hias (ecotech garden).

c. Pengembangan sistem pengolahan air limbah industri meliputi:

pemenuhan standar buangan yang sesuai dengan baku mutu air


limbah industri;

untuk industri skala besar dan menengah, pengembangan pengolahan


air limbah dilakukan secara sistem sanitasi setempat dengan teknologi
yang lebih maju yang dibarengi dengan pengurangan beban
pencemaran air limbah dan penerapan prinsip-prinsip teknologi bersih;

untuk industri kecil dan industri rumah tangga, dilaksanakan dengan


pembuatan instalasi pengolahan limbah secara komunal dengan
membentuk cluster atau kampung-kampung industri yang mempunyai
karakteristik limbah yang relatif sama;

pembuatan instalasi pengolahan air limbah industri secara terpadu;

pelayanan dilaksanakan dengan sistem gabungan antara sistem


perpipaan dan pengangkutan secara manual dengan menggunakan
truk tanki;

pemilihan industri yang akan dilayani didasarkan pada kuantitas dan


karakteristik buangan yang dihasilkan;

pengembangan prasarana limbah industri terpusat untuk mencegah


pencemaran tanah dan sumber air melalu sistem jaringan perpipaan
tertutup dengan sistem cluster.

Pengembangan sistem pengolahan limbah cair lainnya meliputi


pemenuhan yang sesuai dengan baku mutu air limbah bagi kegiatan
rumah sakit, hotel dan limbah domestik dari kegiatan/dan atau usaha
seperti apartemen, restoran, dengan pengolahan sistem sanitasi

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 73


Jatiuwung)
setempat, instalasi pengolahan air limbah dan penerapan prinsip-
prinsip teknologi bersih

d. Pengembangan sistem pengolahan limbah cair lainnya meliputi pemenuhan


yang sesuai dengan baku mutu air limbah bagi kegiatan rumah sakit, hotel
dan limbah domestik dari kegiatan/dan atau usaha seperti mall, apartemen,
restoran, dengan pengolahan sistem sanitasi setempat instalasi pengolahan
air limbah dan penerapan prinsip-prinsip teknologi bersih.

e. Sistem pengelolaan air limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur
melalui peraturan perundang-undangan.

H. Pengembangan Sistem Persampahan

Pengembangan sistem persampahan meliputi:

a. peningkatan akses pelayanan pengelolaan persampahan hingga mencapai


cakupan minimal 80 (delapan puluh) persen dari seluruh jumlah penduduk;

b. pengembangan usaha pemilahan dan minimalisasi sampah dengan


pemanfaatan kembali oleh masyarakat secara swadaya melalui program
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau
pemanfaatan kembali sampah maupun dengan mengundang investor
pemanfaat sampah;

c. upaya pengurangan timbulan sampah terdiri atas:

penetapan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka


waktu tertentu;

penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 74


Jatiuwung)
d. pengadaan lokasi tempat penampungan sementara (TPS) terpadu pada
setiap kelurahan, dengan pemilihan lokasi bukan daerah rawan banjir
maupun genangan;

e. pengembangan prasarana pemrosesan sampah yang memiliki kandungan


bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan teknologi dan metode
pemrosesan yang sesuai dengan peraturan perundangan; dan

f. meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan swasta dalam


upaya pengembangan sistem pengelolaan persampahan kota dengan
teknologi yang berwawasan lingkungan.

I. Pengembangan Sistem Drainase

a. Pengembangan sistem drainase meliputi:

penataan kembali sempadan sungai dan situ sejalan dengan penataan


sungai dan situ menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir,
drainase, dan penggelontor;

pembangunan, peningkatan dan pengembangan fungsi situ, tandon


air, kolam resapan dan sumur resapan sebagai lokasi tempat
penampungan air terutama di bagian hulu dan daerah cekungan
secara terbatas dan lahan terbuka;

pengembangan drainase diarahkan sebagai saluran air hujan yang


merupakan saluran drainase utama sungai, drainase lingkungan, dan
drainase jalan; dan

pembangunan polder dan/atau tandon dan/atau kolam dan sumur


resapan yang terintegrasi dengan sistem drainase lingkungan
perumahan dan pengembangan kawasan.

b. Strategi pengembangan sistem drainase kota meliputi:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 75


Jatiuwung)
Sistem Konvensional, direncanakan di sepanjang kanan dan kiri jalan,
terdiri dari jaringan drainase primer, sekunder dan tersier.

Sistem Ekodrainase, dilakukan melalui pembuatan sumur resapan,


metode river side polder, metode pengembangan areal perlindungan
air tanah, biopori dan bio retensi.

c. Dalam sistem konvensional:

Jaringan drainase primer direncanakan meliputi sungai-sungai di


Kecamatan Periuk.

Pengembangan jaringan drainase sekunder dilakukan pada saluran-


saluran tepi jalan utama, dan beberapa saluran tepi jalan yang
dialirkan menuju saluran primer.

Sedangkan untuk saluran tersier dikembangkan pada saluran-saluran


dari rumah tangga menuju saluran tepi jalan.

Rencana perbaikan saluran drainase di Kecamatan Periuk perlu


dikembangkan melalui perkerasan terutama pada saluran tepi jalan.

J. Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan


Pejalan Kaki

a. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan


kaki meliputi:

1. trotoar;

2. penyeberangan sebidang berupa tempat penyeberangan yang


dinyatakan dengan marka jalan dan atau rambu lalu lintas serta dapat
didukung dengan lampu lalu lintas.

b. Rencana pengembangan dan penataan jalur pejalan kaki meliputi:

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 76


Jatiuwung)
penyediaan trotoar sejajar dengan jalan yang ditempatkan pada sisi
luar bahu jalan atau sisi luar daerah manfaat jalan (DAMAJA);

penyediaan penyeberangan sebidang ditempatkan pada kaki


persimpangan yang dikendalikan dengan lampu lalu lintas atau tanpa
lampu lalu lintas serta pada ruas jalan yang memiliki tingkat
penyeberang jalan yang tinggi;

penyediaan penyeberangan tidak sebidang ditempatkan pada lokasi


rawan kecelakaan bagi pejalan kaki, lokasi dengan volume arus lalu
lintas dan pejalan kaki yang menyeberang tinggi serta lokasi
penyeberangan sebidang yang tersedia sudah mengganggu lalu lintas
yang ada;

pengembangan kawasan khusus pejalan kaki (pedestrian area) yang


terintegrasi dengan kawasan lainnya; dan

penyediaan jalur pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada huruf a, b,


c dan d tetap mempertimbangkan segi keselamatan, keamanan,
kenyamanan dan kelancaran dengan memperhatikan bagi
penyandang cacat serta terintegrasi dengan sistem transportasi
lainnya.

K. Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalur


Sepeda

Pengembangan jalur sepeda meliputi:

Jalur sepeda di Kecamatan Periuk tidak diarahkan pada tepi jalur lalu lintas
karena intensitas pergerakan manusia maupun barang yang cukup tinggi di
jalur lalu lintas di Kecamatan Periuk.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 77


Jatiuwung)
Jalur sepeda di Kecamatan Periuk diarahkan pada kawasan sempadan
sungai atau rawa, dengan pertimbangan lebih aman, nyaman serta dapat
menikmati pemandangan sepanjang sungai.

Lebar lajur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter cukup untuk dilewati satu


sepeda dengan ruang bebas di kiri dan kanan sepeda yang cukup, dan jalur
untuk lalu lintas dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.

Perkerasan jalur sepeda dibuat dengan perkerasan fleksibel misalnya


berupa jalan paving yang masih memiliki kemampuan untuk menyerap air.

penyediaan jalur sepeda sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tetap


mempertimbangkan segi keselamatan, keamanan, kenyamanan dan
kelancaran dengan memperhatikan bagi penyandang cacat serta
terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya.

L. Jalur Evakuasi Bencana

a. Jalur evakuasi bencana escape way dan melting point.

b. Jalan-jalan yang ditetapkan sebagai jalur penyelamatan (escape way)


meliputi jalan-jalan lingkungan perumahan dan jalan protokol di sekitar
wilayah rawan banjir yang mengarah ke tempat-tempat penampungan.

c. Kawasan ruang bencana ditetapkan pada Kantor Kecamatan Periuk, sarana


dan fasilitas umum atau sosial serta ruang terbuka atau ruang-ruang
lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana
terjadi yang ada di setiap wilayah rawan banjir.

d. Ruang terbuka yang dapat berubah fungsi menjadi ruang evakuasi bencana
dilengkapi dengan standar pelayanan minimum prasarana pendukung
ruang evakuasi.

3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 78


Jatiuwung)
B. Pengembangan Kawasan Lindung
a. Kawasan Perlindungan Setempat
1) Kawasan perlindungan setempat meliputi:
kawasan sekitar sempadan situ yang ditetapkan sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) meter dari titik pasang tertingi ke arah
darat, meliputi Situ Bulakan, dan Situ Cangkring;
kawasan sekitar sempadan sungai dan/atau kali dan/atau saluran
pembuang meliputi Kali Cirarab, Kali Sabi, dan kali/saluran yang
terdapat di kawasan permukiman; dan
kawasan sekitar sempadan saluran irigasi meliputi Saluran Induk
Cisadane.
2) Arahan pemanfaatan ruang pada wilayah situ, sungai dan/atau kali
dan/atau saluran pembuang, dan saluran irigasi sebagai ruang terbuka
hijau dan jalur hijau utama kota untuk menjamin keseimbangan ekologi
kota.
3) Penataan kawasan sempadan sungai dan/atau kali dapat difungsikan
sebagai daerah konservasi dan taman kota serta kegiatan lain yang
tidak mengganggu dan atau memutus fungsi ekologis dan ekosistem
sungai

b. Ruang Terbuka Hijau

1) RTH kota terdiri dari RTH publik dan RTH privat.

2) Prosentase luas keseluruhan RTH sampai akhir tahun perencanaan


sekurang-kurangnya ditetapkan 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
Kecamatan Periuk yang terdiri dari 20 (dua puluh) persen RTH publik
dilakukan secara bertahap dan 10 (sepuluh) persen RTH privat.

3) RTH publik terdiri atas:

1. RTH taman meliputi:

taman lingkungan perumahan dan permukiman yang tersebar di


seluruh wilayah Kecamatan Periuk;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 79


Jatiuwung)
taman kelurahan yang akan dikembangkan pada setiap
kelurahan;

taman kecamatan yang akan dikembangkan di pusat kecamatan;

sabuk hijau (green belt) merupakan pembatas antara kegiatan


industri dan kegiatan perumahan.

2. RTH jalur hijau jalan meliputi pulau jalan dan median jalan, jalur
pejalan kaki, dan ruang di bawah jalan layang yang tersebar di seluruh
wilayah Kecamatan Periuk; dan

3. RTH fungsi tertentu meliputi:

jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi;

RTH lapangan olah raga yang tersebar di seluruh kelurahan;

RTH halaman bangunan pemerintahan, halaman perkantoran


pemerintahan, dan RTH halaman sekolahan; dan

pemakaman.

4) RTH privat meliputi RTH pekarangan meliputi pekarangan rumah tinggal,


halaman perkantoran swasta, pusat perbelanjaan, pertokoan, tempat
usaha, halaman industri dan pergudangan.

5) RTH publik dan RTH privat tidak dapat diubah fungsi dan
peruntukkannya.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 80


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 81
6) Mengembangkan RTH pada lokasi cekungan atau wilayah dengan kontur
rendah yang ada di setiap wilayah kota terutama daerah di sekitar
pinggiran sungai atau kali.

7) Optimalisasi pengunaan mekanisme KDH dalam perijinan untuk


pencapaian penyediaan RTH publik dan RTH privat.

c. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan banjir di Kecamatan Periuk meliputi Perumahan Total Persada, Jl


Total Persada, Perum Purati, Perumahan Periuk Jaya Permai, Jl Arya Kemuning,
Perumahan Taman Cibodas, Jl Raya Taman Cibodas, Jl Moh Toha (depan PT
Albumindo), Perumahan Periuk Damai, Jl Regency (depan pintu gerbang SMA 15
sd perempatan Mutiara Pluit), Perumahan Mutiara Pluit (RW 11), Jl Anggrek, Villa
Tangerang Mas, Jl Regency/ Total, Perumahan Taman Gebang, Perum Pepabri.

C. Pengembangan Kawasan Budi Daya

1) Kawasan Perumahan

Pengembangan kawasan peruntukan perumahan meliputi:

a. mengintegrasikan struktur ruang dan jaringan infrastruktur kota antar


kawasan perumahan;

b. peningkatan intensitas ruang dan kepadatan penduduk di seluruh kawasan


perumahan;

c. mengembangkan hunian vertikal dengan KDB rendah, sebagai strategi


mengoptimalkan dan mengefisienkan fungsi lahan kota;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 82


Jatiuwung)
d. melengkapi secara bertahap prasarana, sarana dan utilitas setiap kawasan
perumahan dan permukiman dengan jenis dan jumlah yang disesuaikan
dengan standard berdasarkan jumlah penduduk pendukung.

e. Setiap rumah diwajibkan membangun sumur resapan.

f. Bangunan rumah diarahkan minimal dua lantai sebagai antisipasi terhadap


bahaya banjir.

g. Bangunan rumah di kawasan rawan banjir diarahkan berbentuk rumah


susun.

2) Kawasan Perdagangan dan Jasa

a. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa meliputi:

pasar tradisional;

pusat perbelanjaan dan/atau pertokoan;

toko modern; dan

kegiatan jasa.

b. Pengembangan pengelolaan pasar tradisional meliputi:

pengembangan direncanakan pada pusat-pusat lingkungan di setiap


wilayah kecamatan;

melakukan penataan pasar tradisional yang ada agar dapat bersaing


dengan toko modern;

peningkatan kualitas pelayanan diantaranya dengan memperbaiki


sistem sanitasi lingkungan, persampahan, menyediakan ruang parkir
yang cukup, dan RTH;

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 83


Jatiuwung)
meningkatkan aksesibilitas menuju pasar tradisional baik
pengembangan jaringan jalan maupun penyediaan moda transportasi;
dan

menyediakan ruang khusus untuk tempat berjualan pedagang kaki


lima di sekitar pasar.

c. Pengembangan pusat perbelanjaan meliputi:

pengembangan pusat perbelanjaan pada setiap blok disesuaikan


dengan ketentuan yang berlaku; dan

menyediakan areal parkir sesuai dengan standar yang berlaku, RTH,


dan ruang untuk kegiatan sektor informal.

d. Pengembangan toko modern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


meliputi:

penataan dan pengembangan toko modern sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku; dan

menyediakan areal parkir sesuai dengan standar yang berlaku, RTH,


dan memperhatikan aksesibilitas keluar masuk kendaraan serta utilitas
yang dibutuhkan.

e. Pengembangan kegiatan jasa meliputi kegiatan perkantoran swasta,


perhotelan, dan juga beberapa fungsi yang dikenal dengan konsep MICE
(meeting, incentive, convention and event/exhibition) serta jasa lainnya
yang akan dikembangkan pada pusat kecamatan.

3) Kawasan Perkantoran Pemerintahan

Kawasan perkantoran pemerintahan tingkat kecamatan berada di Kelurahan


Periuk, serta tersebar disetiap kelurahan untuk kantor kelurahan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 84


Jatiuwung)
4) Kawasan Peruntukan Industri

a. Kegiatan industri rumah tangga dan industri kecil dikembangkan pada


kawasan perumahan dengan ketentuan kegiatan tidak menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan sekitarnya.

b. Kegiatan industri sedang atau industri menengah dan industri besar


meliputi:

membatasi perkembangan industri sedang atau industri menengah


dan industri besar hanya pada industri yang sudah ada;

penataan kawasan peruntukan industri dilengkapi dengan penyediaan


utilitas terpadu, instalasi pengolahan air limbah terpadu, penambahan
hunian vertikal, dan jaringan angkutan umum dan barang; dan

membatasi perkembangan industri sedang atau industri menengah


dan industri besar yang ada di sepanjang Sungai Cisadane dengan
mengarahkan kepada industri non polutan;

c. Mengembangkan kegiatan industri kreatif dengan ketentuan kegiatan


industri tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan
sekitarnya.

5) Kawasan RTNH

a. Kawasan RTNH merupakan ruang terbuka yang tidak ditanami pepohonan


yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan terdiri atas:

pelataran parkir;

trotoar/pedestrian;

lapangan upacara; dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 85


Jatiuwung)
lapangan bermain.

b. Kawasan RTNH ditetapkan sepanjang jalan-jalan di Kecamatan Periuk yang


memiliki jalur pejalan kaki, pelataran parkir pada perkantoran
pemerintahan, perdagangan dan jasa, lapangan upacara pada sarana
pendidikan, dan lapangan bermain di setiap kelurahan.

4. Penetapan Kawasan Strategis Kota


D. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
1) Kawasan Perdagangan dan Jasa
c. Kawasan perdagangan dan jasa meliputi sepanjang koridor jalan arteri
sekunder Jl Moh Toha, Jl Prabu Kiansantang, Jl Villa Tangerang.
d. Arahan pengembangan perdagangan dan jasa meliputi penataan
kawasan perdagangan dan jasa, dilengkapi dengan sarana prasarana
pendukung

2) Kawasan Peruntukan Industri

a. Kawasan peruntukan industri adalah kawasan peruntukan industri yang


tersebar di seluruh kelurahan.

b. Arahan Pengembangan di kawasan peruntukan industri di Kecamatan


Periuk meliputi:

industri yang dapat dikembangkan adalah industri yang ramah


lingkungan yang dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya terdiri dari:
instalasi pengolahan air limbah kawasan, penyediaan perumahan
karyawan yang terintegrasi di dalam kawasan; dan

pembangunan jalan untuk jalur angkutan barang yang terpisah dari


jalur transportasi umum dan terminal angkutan barang menjadi
pendukung rencana penataan kawasan.

3) Kawasan Wisata Alam dan Rekreasi

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 86


Jatiuwung)
Kawasan wisata alam dan rekreasi meliputi kawasan sempadan Situ
Bulakan dan Situ Cangkring.

Arahan pengembangan kawasan wisata alam dan rekreasi adalah


penataan kawasan sekitar obyek wisata, dilengkapi dengan sarana
prasarana pendukung aktivitas wisata

4) Kawasan Wisata Religi

Kawasan wisata religi meliputi wisata Masjid Seribu Pintu di Kelurahan


Periuk Jaya.

Arahan pengembangan kawasan wisata religi adalah revitalisasi


kawasan sekitar obyek wisata, dilengkapi dengan sarana prasarana
pendukung aktivitas wisata.

E. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya


Dukung Lingkungan Hidup
1) Kawasan Rawan Bencana
a. Kawasan rawan bencana meliputi kawasan yang sering mengalami
banjir.
b. Arahan pengembangan pada kawasan situ meliputi:

2) Kawasan Sempadan Situ

a. Kawasan sempadan situ meliputi sempadan Situ Bulakan, dan Situ


Cangkring.

b. Arahan pengembangan pada kawasan situ meliputi:

fungsi utama yang dikembangkan sebagai kawasan konservasi,


pengendali banjir, dan sumber air baku; dan

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 87


Jatiuwung)
pada kawasan sempadan situ dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
wisata dengan mempertimbangkan aspek ekologis.

3) Kawasan Sempadan Sungai

a. Kawasan sempadan sungai meliputi sempadan Sungai Cirarab, Sungai


Kroncong dan Sungai Sabi.

b. (Arahan pengembangan pada kawasan sempadan sungai meliputi:

fungsi utama yang dikembangkan sebagai kawasan konservasi,


pengendali banjir, dan sumber air baku; dan

pada kawasan situ dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dengan


mempertimbangkan aspek ekologis.

c. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Cibodas 2011 -


2031

1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota

Tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Periuk adalah sebagai berikut :

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 88


Jatiuwung)
DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri Jatiuwung) II - 89
1. Mengembangkan struktur dan pola ruang kawasan yang efektif dan efisien
melalui penciptaan keseimbangan kawasan sehingga tanggap terhadap
pesatnya perkembangan kota.

2. Mengoptimalkan potensi kawasan perencanaan untuk kepentingan


pekerkembangan kawasan perencanaan sekaligus memberikan pesan
strategis terhadap perkembangan kota Tangerang secara keseluruhan,
terutama untuk pengembangan industry dan perumahan penunjangnya.

3. Menjadikan kawasan perencanaan sebagai pembentuk image kota


Tangerang keseluruhan, yang diciptakan melalui pembentukan stuktur dan
pola ruang yang menggambarkan Kota Tangerang sebagai pusat
perdagangan dan jasa serta industry.

4. Mengembangkan kawasan yang memiliki kontribusi besar bagi pelayanan


penduduk, baik di dalam kawasan maupun di Kota Tangerang keseluruhan
melalui pengembangan sarana dan prasarana perkotaan memadai.

2. Rencana Struktur Ruang

Sesuai dengan dasar pertimbangan penyusunan konsep pusat pelayanan di


kawasana perencanaan yaitu :

Fungsi dan peran Kecamatan Cibodas terhadap wilayah sekitar dalam


mengembangkan peran sebagai kawasan industry dan perumahan

Fungsi dan peran kawasan perencanaan dalam struktur fisik dan


fungsional Kota Tangerang.

Arahan alokasi pusat pusat pelayanan dan hirarki pusat pelayanan


sebagai tertuang didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang.

Maka secara garis besar komponen komponen utama pembentukan struktur


tata ruang kawasan yaitu :

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 90


Jatiuwung)
Pusat pusat pelayanan permukiman (pusat kegiatan kota, kecamatan
dan kelurahan).

Pusat pusat kegiatan industry, perumahan, dan perdagangan dan jasa


sebagai penarik dan pembangkit pergerakan.

Sebagai jaringan (system transportasi) sebagai penghubung pusat - pusat


kegiatan.

Sehingga struktut ruang Kecamatan Cibodas adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cibodas 2011 - 2031

No Komponen Utama Fungsi Lokasi

Pusat Kota Kelurahan Panunggangan


Pusat Pusat Pelayanan Barat
1 permukiman (Pusat
Pusat Kecamatan Kelurahan Cibodas Baru
Kegiatan Kawasan)
Pusat Kelurahan Di setiap Kelurahan

Konsentrasi kegiatan Kelurahan Jatiuwung


industri
Kelurahan Uwungjaya

Konsentrasi kegiatan Kelurahan Cibodas


perumahan
Kawasan Budi Daya
Kelurahan Cibodas Baru
sebagai Pusat pusat
2
penarik dan pembangkit
Kelurahan Cibodas Sari
pergerakan
Konsentrasi kegiatan Kelurahan
perdagangan dan Panunggangan Barat
jasa
Di sepanjang koridor
jalan utama

3 System Jaringan Jalan Jalan arteri primer Jl. Gatot Subroto

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 91


Jatiuwung)
No Komponen Utama Fungsi Lokasi

Jalan arteri Jl. Frontage Toll


sekunder
Jl. Imam Bonjol

Jl. Raya Padjajaran

Jalan kolektor Jl. Arya Wangsakara


sekunder
Jl. Dipati Ukur

Jl. Empuh Gandring Raya

Jl. Kalisambi I

Jl. Karet

Jl. Padjajaran

Jl. Palem Manis 4

Jl. Palem Manis Raya

Jl. Prabu Siliwangi

Jl. Prambanan

Jl. Promenade Cisadane


Sumber: Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Cibodas, Tahun 2010

3. Rencana Blok

Pembagian blok kawasan perencanaan merupakan penjabaran dari perwilayah


Kota Tangerang berdasarkan arahan draft RTRWK, berdasarkan arahan draft
RTRWK, perwilayahan di Kecamatan Cibodas dibagi menjadi 6 blok, yaitu
Panunggangan Barat yang memiliki fungsi utama CBD, blok Cibodas Sari,
Cibodas Baru, Cibodas dengan fungsi utama perumahan, Uwungjaya dan
Jatiuwuung fungsi utama industry dan perumahan penunjang industry.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 92


Jatiuwung)
Tabel 2.8 Pembagian Blok

Kelurahan Arahan Fungsi

Panunggangan Barat Pusat Kegiatan utama (CBD) dengan


fungsi fungsi pendukung adalah
perdagangan dan jasa regional,
pelayanan umum dan social serta
perumahan kepadatan sedang.

Cibodas Sari, Cibodas Baru, Cibodas Perumahan kepadatan tinggi

Jatiuwung dan Uwung Jaya Industry dan perumahan kepadatan


sedang dan tinggi
Sumber: Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Cibodas, Tahun 2010

a. Kawasan Perumahan

Rencana peruntukan blok kawasan perumahan meliputi :

Perumahan tunggal, berada di kelurahan Panunggangan Barat I yang


termasuk dalam kawsan pusat kota.

Perumahan deret, dikembangkan di Kelurahan Cibodas Sari, Cibodas Baru


dan Cibodas.

Perumahan susun, dikembangkan di Blok Jatiuwung.

b. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Rencana peruntukan blok kawasan perdagangan dan jasa meliputi :

Perdagangan tunggal, Kawasan perdagangan tunggal ditetapkan untuk


menampung kegiatan perdagangan berserta fasilitasnya yang
dikembangkan dalam bentuk renggang/tunggal.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 93


Jatiuwung)
Perdagangan deret. Dikembangkan pada kawasan yang memiliki
intensitas kegiatan yang sangat tinggi, yaitu pada kawasan pusat kota
(Panunggangan Barat, Cibodas Sari dan Cibodas Baru).

Jasa Tunggal. Kawasan jasa komersial tunggal ditetapkan dikembangkan di


pusat kota (Panunggangan Barat), pusat komersial, serta koridor koridor
jalan utama kecamatan.

c. Kawasan Industri dan Pergudangan

Kawasan industry akan dikembangkan di Kelurahan Jatiuwung dan Uwung Jaya


sesuai dengan arahan RTRWK, dengan jenis industry yang dikembangkan adalah
industry non polutan.

2.4 IDENTIFIKASI KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN WILAYAH


PERENCANAAN
Berdasarkan kebijakan mengenai Rencana Tata Ruang dan Rencana
Pembangunan yang berkaitan dengan Kawasan Strategis Industri dapat
meliputi ;

1. Rencana Tata Ruang JABODETABEKPUNJUR


Dalam Rencana Tata Ruang JABODETABEKPUNJUR Kota Tangerang termasuk
kedalam pemanfaatan ruang zona B 1 dengan arahan pemanfaatannya
adalah perumahan hunian padat, perdagangan dan jasa dan industry ringan
non polutan dan berorientasi pasar.

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten


1. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Provinsi Banten Kota
Tangerang merupakan WKP I yang diarahkan untuk pengembangan
kegiatan industri, jasa, perdagangan, pertanian, dan permukiman/
perumahan;
2. Dalam Kebijakan dan strategi penataan ruang Provinsi Banten untuk
peningkatan produktivitas kawasan budidaya meliputi:
a. memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada
di luar kawasan lindung serta kawasan bekas pertambangan harus

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 94


Jatiuwung)
direhabilitasi menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan
kondisi lahannya;
b. meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan
usaha-usaha intensifikasi dan diversifikasi pertanian; dan
c. mewujudkan kawasan budidaya melalui pengembangan hutan
produksi, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan,
industri, pariwisata, permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya
secara produktif melalui pemberdayaan masyarakat di perkotaan
dan perdesaan.
3. Rencana pola ruang Provinsi Banten bahwa Kota Tangerang termasuk
kedalam Rencana peruntukan kawasan industry menengah.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi


Banten
Berdasarkan RPJMD Provinsi Banten dalam strateginya tercantum
Pemantapan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang salah
satu strateginya dapat ditempuh melalui , Meningkatkan pelayanan terhadap
pelaku usaha IKM serta mendorong tumbuhnya industri-industri andalan
masa depan (industri agro, industri kreatif dan industri teknologi informasi
komunikasi) dan Meningkatkan pengawasan terhadap ketersediaan input
(faktor industri) dan mengurangi tingkat kehilangan pasca panen. Hal ini
dapat menjadi implikasi terhadap Kawasan perindustrian di Kota Tangerang.

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang


Berkaitan dengan wilayah studi tujuan dari penataan ruang Kota Tangerang
adalah mewujudkan ruang Kota sebagai pusat pelayanan perdagangan dan
jasa, industri, serta pendidikan regional berwawasan lingkungan dan budaya
sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Rencana Stuktur Ruang Kota Tangerang

Kecamatan Jatiuwung ditetapkan sebagai PL IV yang berfungsi sebagai


Industri non polutan, perdagangan dan jasa dan permukiman.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 95


Jatiuwung)
Rencana pengembangan terminal A Terminal Tipe A meliputi Terminal
Poris Plawad dengan konsep pengembangan sebagai terminal terpadu
dan Terminal Jatiuwung;

Pengembangan system angkutan massal dalam kota yang meliputi


koridor Jatiuwung Terminal Poris Plawad.

Rencana Pola Ruang Kota Tangerang

Sabuk hijau (green belt) merupakan pembatas antara kegiatan industri


dan kegiatan perumahan yang terdapat di Kecamatan Jatiuwung,
Kecamatan Periuk, Kecamatan Cibodas, Kecamatan Karawaci, dan
Kecamatan Batuceper;
Perumahan dengan kepadatan sedang yang diarahkan pada
Kecamatan Neglasari, Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Ciledug,
Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Karawaci, dan Kecamatan
Jatiuwung;
Berdasarkan peruntukannya Kecamatan Jatiuwung merupakan
kawasan peruntukan industry kecil atau menengah dan indsutri besar.

Penetapan Kawasan Strategis

Dalam penetapan kawasan strategis Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan


Periuk direncanakan sebagai kawasan strategis industry.

Arahan Pengembangan di kawasan peruntukan industri di Kecamatan


Jatiuwung dan Kecamatan Periuk meliputi:
1. industri yang dapat dikembangkan adalah industri yang ramah
lingkungan yang dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya terdiri
dari: instalasi pengolahan air limbah kawasan, penyediaan
perumahan karyawan yang terintegrasi di dalam kawasan; dan
2. pembangunan jalan untuk jalur angkutan barang yang terpisah dari
jalur transportasi umum dan terminal angkutan barang menjadi
pendukung rencana penataan kawasan.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 96


Jatiuwung)
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Kecamatan Priuk
Tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Periuk adalah Mewujudkan
Kecamatan Periuk sebagai Waterfront City yang produktif, sehat, aman, dan
nyaman.

Berdasarkan rencana stuktur ruang Kecamatan Priuk bagian wilayah yang


termasuk kedalam Kawasan Industri Jatiuwung adalah Kelurahan Gembor
yang merupaka bagian Kecamatan Priuk Blok C dengan fungsi dominan
sebagai Perumahan, fasilitas pelayanan sosial dan umum, konservasi.

Kelurahan Gembor di dalam rencana pola ruang termasuk kedalam kawasan


peruntukan industry.

6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Kecamatan Cibodas


Salah satu tujuan dari penataan ruang Kecamatan Cibodas yang berkaitan
dengan Rencana Kawasan Industri Jatiuwung adalah Menjadikan kawasan
perencanaan sebagai pembentuk image kota Tangerang keseluruhan, yang
diciptakan melalui pembentukan stuktur dan pola ruang yang
menggambarkan Kota Tangerang sebagai pusat perdagangan dan jasa serta
industry.

Berdasarkan rencana stuktur ruang kelurahan Jatiuwung dan Uwungjaya


teramasuk kedalam kawasan budi daya yang berfungsi sebagai konsenterasi
kegiatan industry. Didalam rencana blok dijelaskan bahwa arahan fungsi
industry dan perumahan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan pada
kelurahan Jatiuwung dan Uwungjaya.

7. Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Kecamatan Jatiuwung

Tujuan penataan ruang Kecamatan Jatiuwung adalah Mewujudkan ruang


Kecamatan Jatiuwung secara detail guna mendukung Kecamatan Jatiuwung
sebagai suatu kawasan industry yang nyaman aman dan berkelanjutan di Kota
Tangerang.

Rencana Stuktur ruang

Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Kecamatan Jatiuwung terletak di


Kelurahan Jatake dan Kelurahan Keroncong.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 97


Jatiuwung)
Sub BWK C yang meliputi Kelurahan Gandasari berfungsi sebagai
permukiman kepadatan sedang sampai tinggi, indsutri dan kegiatan
campuran.

Rencana Pola Ruang


Zona indsutri umum terletak di Kelurahan Manis Jaya, Kelurahan Pasir
Jaya, Kelurahan Gandasari dan sebagian wilayah Kelurahan Jatake.

DRAFT LAPORAN AWAL|Rencana Kawasan Strategis (Kawasan Industri II - 98


Jatiuwung)

Anda mungkin juga menyukai