Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan


Lahan Perluasan KP3B

BAB II
TEORI DAN
KEBIJAKAN
2.1 Dasar Penyusunan Rencana Pengadaan Tanah Dan Pemukiman Kembali
Pembuatan kebijakan rencana kerja pengadaan tanah dan pemukiman kembali ini
didasarkan pada makin meningkatnya volume pergerakan manusia dan barang jasa.
Adapun prinsip dasar kebijakan tersebut adalah :
1. Pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali sedapat mungkin harus
dihindari atau diminimalkan. Pada saat pembuatan desain jalan, optimasi
dari segi teknik harus dilakukan dahulu untuk meminimalkan tambahan
lahan diluar ruang milik jalan (rumija) yang ada.
2. Jika pengadaan lahan tidak bisa dihindari, kompensasi yang diberikan dan
pemindahan warga terkena dampak harus disertai dengan upaya pembinaan
sehingga taraf kehidupannya minimal sama dengan sebelum terkena
pembangunan.
3. Warga Terkena Pembangunan akan menerima kompensasi yang sesuai
berdasarkan perhitungan biaya penggantian asset yang terkena atau
berdasarkan pertimbangan harga pasar dan NJOP.
4. Dalam menetapkan besarnya nilai kompensasi harus berdasarkan pada
konsultasi dan diskusi dengan Warga Terkena Pembangunan dan harus
menerima informasi tentang hak hak mereka, dan diberi kesempatan untuk

Bab II Teori dan Kebijakan II-1


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan tanah dan


pemukiman kembali jika mereka mau dan mampu.
5. Alternatif Perhitungan Ganti Rugi Sistem perhitungan ganti rugi yang
diberikan kepada pemilik tanah, selama ini telah memperhitungkan penilaian
fisik dan penilaian non fisik. Penilaian fisik adalah nilai fisik dari hak atas
tanah menggunakan berbasis nilai pasar. Nilai non fisik merupakan nilai
kehilangan finansial akibat kehilangan aset tanah yang yang selama ini
ditempati.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penilaian tanah yang dikeluarkan
oleh Badan Pertanahan Nasional, kehilangan finansial akibat pengadaan tanah
meliputi :
 Kerugian akibat nilai tanah yang menurun akibat tanah terbebaskan
sebagian.
 Kerugian akibat kehilangan usaha yang sedang berjalan.
 Biaya yang ditimbulkan akibat relokasi/biaya pindah ke tempat baru.
 Biaya yang timbul akibat relokasi / pindah ke tempat baru.
Sedangkan proses pengadaan tanah berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012
dan Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum serta Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

Lahan yang digunakan untuk kegiatan Pembangunan jalan tol KATARAJA ini adalah
tanah (lahan) sebagian besar milik masyarakat. Lahan atau tanah milik masyarakat
yang terkena untuk pembangunan jalan tol ini akan diselesaikan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.

Terkait dengan pembebasan lahan akan terjadi pemindahan bangunan atau okupasi
bangunan/rumah penduduk, pemindahan fasilitas publik serta utilitas. Menurut

Bab II Teori dan Kebijakan II-2


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

Undang-undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan


Untuk Kepentingan Umum, bahwa kegiatan pembangunan jalan tol KATARAJA ini
tergolong untuk kepentingan umum. Pada Pasal 6 Undang-undang ini disebutkan
bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan oleh
Pemerintah. Pelaksanaan pengadaan lahan tersebut dilakukan dengan mengacu
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Pada Pasal 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, disebutkan bahwa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dilaksanakan berdasarkan asas: kemanusiaan; keadilan; kemanfaatan; kepastian;
keterbukaan; kesepakatan; keikutsertaan; kesejahteraan; keberlanjutan dan
keselarasan. Selain itu pada pasal 27 ayat (2) UU tersebut disebutkan bahwa, dalam
pelaksanaan pengadaan tanah, tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi :
a) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah;
b) Penilaian ganti kerugian;
c) Musyawarah penetapan ganti kerugian;
d) Pemberian ganti kerugian; dan
e) Pelepasan tanah instansi.

Adapun penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian dilakukan oleh Penilai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) UU tersebut, dilakukan bidang per bidang tanah,
meliputi:
1) Tanah;
2) Ruang atas tanah dan bawah tanah;
3) Bangunan;
4) Tanaman;
5) Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau

Bab II Teori dan Kebijakan II-3


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

6) Kerugian lain yang dapat dinilai.

Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penilaian tanah yang dikeluarkan


oleh Badan Pertanahan Nasional, kehilangan finansial akibat pengadaan tanah
meliputi :
 Kerugian akibat nilai tanah yang menurun akibat tanah terbebaskan
sebagian.
 Kerugian akibat kehilangan usaha yang sedang berjalan.
 Biaya yang ditimbulkan akibat relokasi/biaya pindah ke tempat baru.
 Biaya yang timbul akibat relokasi / pindah ke tempat baru.

Apabila dalam pelaksanaan pembebasan lahan terdapat penolakan dari masyarakat,


maka akan dilakukan kajian terhadap penyebab penolakan tersebut. Apabila
penyebabnya adalah harga, maka dilakukan musyawarah dan negosisasi harga
hingga tercapai kesepakatan. Sedangkan bila penyebabnya adalah ketidaktahuan
ingin pindah kemana, sudah disediakan area lahan sebagai pengganti bagi
masyarakat terkena dampak yang berlokasi tidak jauh dari lokasi rumah tinggal
mereka yang terdahulu.

2.2 Pedoman untuk Kompensasi, Pemukiman Kembali dan Bantuan Lain

Berdasarkan pada persetujuan yang dicapai dalam negosiasi, orang yang tergusur
(displaced persons) dapat memilih untuk menerima kompensasi tunai, pemukiman
kembali atau pilihan-pilihan lain. Pilihan lainnya termasuk kapling siap bangun,
pertukaran lahan yang sama ukurannya atau sama produktifnya, rumah sederhana,
apartemen, perumahan yang dibangun pengembang dengan fasilitas kredit, atau
skema lainnya. Dari semua pilihan tersebut, orang yang tergusur akan mendapatkan
sebidang lahan dimana mereka tidak perlu membayar lebih dari pengeluaran rutin
mereka sebelumnya. Dalam semua kasus, jumlah kompensasi, pemukiman kembali,

Bab II Teori dan Kebijakan II-4


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

atau lainnya harus cukup memadai untuk mencapai perbaikan atau sekurangnya
tetap seperti sebelum pembangunan dalam hal kwalitas hidup, penghasilan dan
produktifitas dari orang yang tergusur.

1. Kompensasi
a. Orang yang terkena dampak pemindahan memiliki hak untuk menerima
biaya penggantian /pemindahan yang sebenarnya adalah :
 Untuk lahan di wilayah perkotaan, nilai pasar dari lahan di lokasi
sebelum dipindahkan dengan ukuran dan penggunaan yang sama,
dengan yang sejenis atau dengan pelayanan prasarana dan sarana
umum yang lebih baik, serta berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan
yang terkena pembangunan, ditambah biaya-biaya untuk
pendaftaran, biaya balik nama dan pajak.
 Untuk lahan pertanian, nilai lahan sebelum sub-
pembangunan/program atau sebelum pemindahan, meskipun lebih
tinggi. Lahan pengganti harus sama produktifnya atau potensi
penggunaannya, berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan yang lama,
termasuk biaya-biaya untuk penyiapan lahan sehingga menyerupai
lahan sebelumnya, ditambah biaya-biaya untuk pendaftaran, dan
biaya balik nama dan pajak.
 Untuk rumah-rumah dan bangunan lainnya, nilai pasar dari material
untuk membangun sebuah bangunan pengganti, atau untuk
memperbaiki sebagian bangunan yang terkena, ditambah biaya
pengangkutan material bangunan ke lokasi pembangunan, ditambah
biaya buruh dan jasa kontraktor, ditambah biaya-biaya untuk
pendaftaran, dan biaya balik nama dan pajak. Dalam hal perhitungan
biaya penggantian dari sebuah aset yang terkena dampak, perlu
dijelaskan bahwa depresiasi dari aset dan nilai dari sejumlah material
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan, dan juga tidak
diperhitungkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kegiatan

Bab II Teori dan Kebijakan II-5


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

subpembangunan/program yang dikerjakan. Kompensasi dari


tanaman, pohon-pohon, dan aset lainnya akan didasarkan pada nilai
penggantian dengan menggunakan harga yang ada per pohon yang
disiapkan oleh lembaga / dinas terkait, diambil dari perhitungan
harga pasar setempat (lokal).
b. Nilai kompensasi akan bergantung pada status penguasaan atas lahan
dan bangunan dari orang yang akan dipindahkan.
c. orang-orang yang secara fisik dipindahkan/tergusur dan mendapat
kompensasi untuk aset yang terkena dampak.

2. Tapak Pemukiman Kembali


a. Tapak atau lahan pemukiman kembali yang disediakan untuk orangorang
yang tergusur akan termasuk juga sarana dan prasarana umum sehingga
baik untuk tinggal dan memungkinkan pengembangan sebuah kehidupan
sosial dan ekonomi yang lebih baik, termasuk (a) jalan dan jalan setapak
yang diperlukan; (b) sistem drainase; (c) penyediaan air bersih (jika
distribusi air melalui pipa tidak memungkinkan, maka harus ada sumur
dangkal yang memenuhi standar kesehatan); (d) listrik; (e) fasilitas
kesehatan, pendidikan, tempat kerja, fasilitas keagamaan, dan fasilitas
olahraga, sesuai dengan ukuran jumlah komunitas yang baru; dan (f)
fasilitas transportasi umum untuk mencapai kehidupan yang layak.
b. Orang yang secara fisik dipindahkan akan pindah ke lokasi baru setelah
sarana dan prasarana di lokasi pemukiman kembali selesai dan layak
untuk dihuni.
c. Lokasi yang disediakan (dicadangkan) untuk pemukiman kembali secara
luas akan dipublikasikan sehingga masyarakat secara luas akan mendapat
informasi
3. Bantuan Lainnya Orang yang terkena dampak sub-pembangunan/program
yang kehilangan pembangunan/sumber pendapatan, akan menerima

Bab II Teori dan Kebijakan II-6


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

bantuan untuk memulihkan ini. Bentuk-bentuk bantuannya akan


dikonsultasikan oleh pihak Panitia Pengadaan tanah.

2.3 Kriteria Seleksi Orang-Orang yang Terkena Dampak

Orang yang terkena dampak dapat dikelompokan ke dalam golongan orang-orang


sebagai berikut :
1) Memiliki sertifikat lahan (akte hak milik), girik, atau hak adat;
2) Secara hukum setempat/adat dinyatakan memiliki hak untuk menempati
lahan di kawasan perumahan, komersial, atau industri di dalam wilayah
pembangunan, atau tinggal di tapak prasarana atau sarana publik seperti
sungai, jalan, ruang terbuka, sarana publik lainnya di wilayah sub-
pembangunan/program tetapi tidak memiliki sertifikat tanah atau bukti hak
atas tanah lainnya yang legal;
3) Tidak memiliki hak untuk menempati lahan di kawasan perumahan,
komersial, industri atau tanah negara atau tapak sarana publik di wilayah
sub-pembangunan/program tetapi yang saat sensus atau pra studi kelayakan
dilakukan sudah tinggal disitu.
4) Para penyewa.
5) Mereka yang kehilangan pembangunan karena kehilangan lahan
6) Tidak memiliki hak untuk menempati lahan di kawasan perumahan,
komersial, industri dan tanah negara atau tapak sarana publik di wilayah
subpembangunan/program dan baru mulai tinggal di lokasi tersebut setelah
sensus atau pra studi kelayakan dilakukan.
Kompensasi harus diberikan secara berbeda sesuai dengan kategori tersebut di atas.
1. Orang-orang yang memiliki sertifikat tanah, girik atau hak adat.
 Orang yang terkena dampak yang memiliki sertifikat tanah, girik atau hak
adat akan menerima kompensasi untuk tanah, bangunan, dan aset-aset
tetap.

Bab II Teori dan Kebijakan II-7


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

 Orang yang terkena dampak yang dipindahkan oleh pembangunan dapat


memilih untuk menerima kompensasi tunai atau pilihan lain.
 Persil-persil di lahan pemukiman kembali akan memiliki status hak tanah
dengan tingkat yang sama atau lebih tinggi dari yang dimiliki
sebelumnya, dan sertifikat akan dikeluarkan dalam waktu satu tahun
setelah pemindahan dari orang-orang yang terkena dampak.
 Orang yang terkena dampak akan menerima biaya transportasi untuk
memindahkan barang-barang miliknya.
 Orang yang terkena dampak juga akan mendapat bantuan
pendampingan dan pelatihan.
2. Orang-orang yang berdasarkan hukum setempat dinyatakan memiliki hak
untuk tinggal; di kawasan permukiman, komersial atau industri di dalam
wilayah pembangunan, tetapi tidak memiliki bukti sertifikat tanah atau bukti
legal lainnya, begitu juga mereka yang berdasarkan hukum adat sudah
tinggal di tanah negara atau tapak sarana publik pada saat dilakukan sensus.
 Akan menerima kompensasi dari lahan, bangunan, dan aset-aset tetap
menurut lamanya mereka menempati dan nilai penggantian dari aset
mereka.
 Dapat memilih untuk menerima kompensasi tunai atau pilihan lainnya.
 Persil-persil pada lahan pemukiman kembali akan memiliki hak pakai
atau hak tanah lainnya yang lebih tinggi, dan sertifikat akan dikeluarkan
dalam waktu satu tahun setelah pemindahan dari orangorang yang
terkena dampak.
 Orang yang terkena dampak akan menerima biaya transportasi untuk
memindahkan barang-barang miliknya.
 Orang yang terkena dampak juga akan mendapat bantuan
pendampingan dan pelatihan.

Bab II Teori dan Kebijakan II-8


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

3. Orang yang tidak memiliki hak untuk menempati lahan di kawasan


perumahan, komersial, industri atau tanah negara atau tapak sarana publik
di wilayah sub-pembangunan/program tetapi yang saat sensus atau pra studi
kelayakan dilakukan sudah tinggal disitu.
 Akan menerima bantuan rehabilitasi/pemulihan seperti yang diuraikan
di paragraf f pada kompensasi yang cukup untuk tanah yang diduduki
dalam jumlah yang cukup untuk mencapai tujuan dari Kerangka
Kebijakan ini, dan kompensasi untuk penggantian biaya bangunan,
barang tak bergerak begitu juga tanaman dan pohon sesuai dengan
harga pasar.
 Mereka dapat memilih antara kompensasi tunai atau pilihan lainnya.
 Persil ditempat yang baru akan mendapatkan status ”hak pakai” atau
lebih tinggi dan sertifikat akan diterbitkan dalam waktu 1 tahun setelah
penggusuran
 Mereka akan mendapat biaya transport untuk memindahkan milik
mereka
 Mereka akan mendapat bantuan pendampingan dan pelatihan.
4. Orang-orang penyewa
 Akan dibantu dengan biaya sewa selama 6 (enam) bulan yang
diperhitungkan dengan dasar rata-rata harga sewa dari perumahan
sejenis di dalam areal yang sama.
 Akan mendapat bantuan pendampingan dan pelatihan serta transport
untuk memindahkan milik mereka.
5. Orang-orang yang kehilangan pembangunan
 Orang-orang yang tidak memiliki hak untuk menempati lahan di kawasan
perumahan, komersial, industri dan tanah negara atau tapak sarana
publik di wilayah sub-pembangunan/program dan baru mulai tinggal di
lokasi tersebut setelah sensus atau pra studi kelayakan dilakukan.
Mereka tidak akan mendapat kompensasi maupun bantuan apapun

Bab II Teori dan Kebijakan II-9


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

termasuk penggantian bangun-bangunan yang mereka bangun atau


tanaman yang mereka tanam

2.4 Kebijakan Provinsi Banten

2.4.1 Visi Provinsi


Sesuai dengan visi dan misi dari Gubernur banten yang terpilih melalui
pilkada tahun 2012, maka visi pembangunan Provinsi Banten sampai dengan tahun
2017, adalah:
“BERSATU
BERSATU MEWUJUDKAN RAKYAT BANTEN SEJAHTERA
BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”
TAQWA”

2.4.2 Misi Provinsi

Untuk mewujudkan visi Provinsi Banten tersebut, disusun Misi Provinsi


Banten sebagai berikut:
1. Peningkatan pembangunan infrastuktur wilayah mendukung pengembangan
wilayah dan kawasan yang berwawasan lingkungan;
2. Pemantapan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang religius, cerdas dan berdaya
saing dalam kerangka penguatan NKRI;
4. Penguatan semangat kebersamaan antar pelaku pembangunan dan sinergitas
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang selaras, serasi dan
seimbang dan;
5. Peningkatan mutu dan kinerja pemerintahan daerah yang berwibawa menuju

tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.


2.4.3 Institusi dan Organisasi Pemda
Institusi di Provinsi Banten merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Di Provinsi Banten, terdapat 2
(dua) buah sekretariat yaitu sekretariat daerah dan sekretariat dewan. Selain itu

Bab II Teori dan Kebijakan II-10


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

juga terdapat 8 (delapan) badan pemerintahan yaitu, Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD), Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Badan
Pendapatan Daerah (BPD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan
Penghubung (BP).

Pemerintahan Provinsi Banten juga diperkuat dengan adanya 11 (sebelas)


dinas, antara lain: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman, Dinas Pembangunan Umum dan Penataan Ruang,
Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kepemudaan dan
Olahraga, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian, Dinas Perhubungan, Dinas
Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah.

Selain dari itu terdapat kantor pelayanan berupa Kantor Satpol Polisi
Pamong Praja Provinsi Banten.

2.4.4 Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten

2.4.4.1 Tujuan Penataan Ruang Provinsi Banten

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Banten adalah Mewujudkan Ruang


Wilayah Banten sebagai Pintu Gerbang Simpul Penyebaran Primer Nasional
Internasional yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan melalui
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang mendukung ketahanan pangan

Bab II Teori dan Kebijakan II-11


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

industri dan pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dicapai melalui
memperkuat struktur internal tata ruang Provinsi Banten, yakni dengan
memperkuat sistem kota-kota yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan keterkaitan dan interaksi antar pusat-pusat pertumbuhan utama
Provinsi Banten. Peluang interaksi langsung dengan wilayah luar tetap terbuka dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin. selain tetap memperkuat struktur tata ruang
internal, juga mulai memperkuat struktur tata ruang eksternal. Hal ini dicapai
dengan mengembangkan kegiatan ekonomi wilayah yang diperkuat melalui
pengembangan kegiatan industri dan pariwisata, sebagai simpul keterkaitan dengan
wilayah Provinsi Banten, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keterkaitan
(interaksi) ekonomi di antara kawasan-kawasan di Provinsi Banten yang mengarah
pada integrasi ekonomi wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten, pada dasarnya berfungsi


sebagai matra ruang dalam rencana dan program pembangunan Provinsi Banten.
Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada
tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan.
Selain itu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten untuk mwujudkan
keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
kabupaten/kota serta keserasian antar sektor, penetapan lokasi dan fungsi ruang
untuk investasi, penataan ruang kawasan strategis provinsi dan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota.

2.4.4.2 Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten

Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Provinsi Banten tercakup


dalam arahan fungsi.

Rencana struktur ruang untuk menciptakan keteraturan ruang. Dalam


arahan fungsinya, Provinsi Banten memiliki peranan masing-masing dalam
membentuk Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) di Daerah meliputi :

Bab II Teori dan Kebijakan II-12


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I, meliputi Kabupaten Tangerang,


Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan untuk diarahkan menjadi
pengembangan kegiatan industri, jasa, perdagangan, pertanian, dan
permukiman/perumahan;

b. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II, meliputi Kabupaten Serang, Kota


Serang dan Kota Cilegon untuk diarahkan menjadi pengembangan
kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri,
pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan
pertambangan.

c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III, meliputi Kabupaten Pandeglang


dan Kabupaten Lebak untuk diarahkan menjadi pengembangan kegiatan
kehutanan, pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan
perikanan.

Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)
KELURAHAN KECAMATA LUAS
NO WP
NO NAMA N (Km2) FUNGSI UTAMA
1 Pusat Kota 1 Serang Serang 4,90 1. Central Business District (CBD)
(20 Kelurahan) 2 Cipare Serang 1,27 2. Pariwisata buatan
3 Sumurpecung Serang 3,26 3. Perdagangan dan Jasa
4 Cimuncang Serang 1,54 4. Perumahan
5 Kotabaru Serang 0,64 5. Pertanian Lahan Kering
6 Lontarbaru Serang 1,00 6. Pendidikan
7 Kagungan Serang 1,27 7. Pemerintahan/Perkantoran
8 Lopang Serang 1,17
9 Unyur Serang 4,39
10 Kaligandu Serang 2,87
11 Terondol Serang 1,80
12 Sukawana Serang 1,77
13 Gelam Cipocok Jaya 5,40
14 Dalung Cipocok Jaya 1,84
15 Tembong Cipocok Jaya 4,52
16 Karundang Cipocok Jaya 2,24
17 Cipocok Jaya Cipocok Jaya 2,43
18 Banjarsari Cipocok Jaya 5,61
19 Banjaragung Cipocok Jaya 5,05
20 Panancangan Cipocok Jaya 3,93
Luas Pusat Kota 56,90

Bab II Teori dan Kebijakan II-13


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

KELURAHAN KECAMATA LUAS


NO WP
NO NAMA N (Km2) FUNGSI UTAMA
2 Sub Pusat Kamanisan Curug 5,31 1. Pemerintahan /Perkantoran
Pelayanan Kota 21
22 Pancalaksana Curug 5,09 2. Pendidikan
23 Tinggar Curug 5,10 3. Perdagangan dan Jasa
24 Cipete Curug 4,20 4. Perumahan Skala Besar
25 Curugmanis Curug 3,59 5. Pertanian Lahan Kering
26 Sukalaksana Curug 2,97 6. Fungsi Sekunder Agribisnis
27 Sukawana Curug 3,98 7. Pariwiswata Buatan
28 Curug Curug 4,15
29 Sukajaya Curug 2,00
30 Cilaku Curug 3,01
3 Luas Sub Total Curug 39,40

31 Nyapah Walantaka 2,60 1. Perumahan Skala Besar


32 Lebakwangi Walantaka 2,80 2. Perdagangan dan Jasa
33 Cigoong Walantaka 2,16 3. Industri
34 Tegalsari Walantaka 1,97 4. Pertanian Lahan Kering
35 Pasuluhan Walantaka 2,15
36 Pabuaran Walantaka 3,28
37 Walantaka Walantaka 2,81
38 Pengampelan Walantaka 2,86
39 Pipitan Walantaka 1,16
40 Kiara Walantaka 4,45
41 Pageragung Walantaka 4,96
42 Kalodran Walantaka 3,91
43 Kepuren Walantaka 1,57
44 Teritih Walantaka 4,33
Luas Sub Total Walantaka 41,01

45 Kasemen Kasemen 8,48 1. Pariwisata Religi


46 Warung Jaud Kasemen 3,83 2. Pariwisata Buatan
47 Mesjid Priyayi Kasemen 3,81 3. Pertanian Berkelanjutan
48 Bendung Kasemen 5,43 4. Perikanan
49 Terumbu Kasemen 7,48 5. Pergudangan dan Industri
50 Sawah Luhur Kasemen 15,28 6. Fungsi Sekunder Perumahan
51 Kilasah Kasemen 4,04
52 Margaluyu Kasemen 5,31
53 Kasunyatan Kasemen 5,80
54 Banten Kasemen 7,06
Luas Sub Total Kasemen 66,52

55 Cilowong Taktakan 11,54 1. Resapan air


56 Sayar Taktakan 13,98 2. Agropolitan
57 Sepang Taktakan 4,62 3. Agribisnis Pertanian
58 Pancur Taktakan 4,73 4. Fungsi Sekunder Perumahan
59 Kalang Anyar Taktakan 2,33 5. Perdagangan dan Jasa
60 Kuranji Taktakan 2,05 6. Pergudangan dan Militer
61 Panggungjati Taktakan 1,66
62 Drangong Taktakan 5,61
63 Taktakan Taktakan 3,45
64 Umbul Tengah Taktakan 2,65
65 Lialang Taktakan 2,03
66 Tamanbaru Taktakan 3,33
Luas Sub Total Taktakan 57,98

Bab II Teori dan Kebijakan II-14


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten
LAPORAN PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan Perencanaan Pembebasan
Lahan Perluasan KP3B

KELURAHAN KECAMATA LUAS


NO WP
NO NAMA N (Km2) FUNGSI UTAMA
LUAS TOTAL 266,74
Sumber : RTRW Kota Serang 2010 - 2030

Bab II Teori dan Kebijakan II-15


Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten

Anda mungkin juga menyukai