BAB II
TEORI DAN
KEBIJAKAN
2.1 Dasar Penyusunan Rencana Pengadaan Tanah Dan Pemukiman Kembali
Pembuatan kebijakan rencana kerja pengadaan tanah dan pemukiman kembali ini
didasarkan pada makin meningkatnya volume pergerakan manusia dan barang jasa.
Adapun prinsip dasar kebijakan tersebut adalah :
1. Pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali sedapat mungkin harus
dihindari atau diminimalkan. Pada saat pembuatan desain jalan, optimasi
dari segi teknik harus dilakukan dahulu untuk meminimalkan tambahan
lahan diluar ruang milik jalan (rumija) yang ada.
2. Jika pengadaan lahan tidak bisa dihindari, kompensasi yang diberikan dan
pemindahan warga terkena dampak harus disertai dengan upaya pembinaan
sehingga taraf kehidupannya minimal sama dengan sebelum terkena
pembangunan.
3. Warga Terkena Pembangunan akan menerima kompensasi yang sesuai
berdasarkan perhitungan biaya penggantian asset yang terkena atau
berdasarkan pertimbangan harga pasar dan NJOP.
4. Dalam menetapkan besarnya nilai kompensasi harus berdasarkan pada
konsultasi dan diskusi dengan Warga Terkena Pembangunan dan harus
menerima informasi tentang hak hak mereka, dan diberi kesempatan untuk
Lahan yang digunakan untuk kegiatan Pembangunan jalan tol KATARAJA ini adalah
tanah (lahan) sebagian besar milik masyarakat. Lahan atau tanah milik masyarakat
yang terkena untuk pembangunan jalan tol ini akan diselesaikan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Terkait dengan pembebasan lahan akan terjadi pemindahan bangunan atau okupasi
bangunan/rumah penduduk, pemindahan fasilitas publik serta utilitas. Menurut
Pada Pasal 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, disebutkan bahwa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
dilaksanakan berdasarkan asas: kemanusiaan; keadilan; kemanfaatan; kepastian;
keterbukaan; kesepakatan; keikutsertaan; kesejahteraan; keberlanjutan dan
keselarasan. Selain itu pada pasal 27 ayat (2) UU tersebut disebutkan bahwa, dalam
pelaksanaan pengadaan tanah, tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi :
a) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah;
b) Penilaian ganti kerugian;
c) Musyawarah penetapan ganti kerugian;
d) Pemberian ganti kerugian; dan
e) Pelepasan tanah instansi.
Adapun penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian dilakukan oleh Penilai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) UU tersebut, dilakukan bidang per bidang tanah,
meliputi:
1) Tanah;
2) Ruang atas tanah dan bawah tanah;
3) Bangunan;
4) Tanaman;
5) Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
Berdasarkan pada persetujuan yang dicapai dalam negosiasi, orang yang tergusur
(displaced persons) dapat memilih untuk menerima kompensasi tunai, pemukiman
kembali atau pilihan-pilihan lain. Pilihan lainnya termasuk kapling siap bangun,
pertukaran lahan yang sama ukurannya atau sama produktifnya, rumah sederhana,
apartemen, perumahan yang dibangun pengembang dengan fasilitas kredit, atau
skema lainnya. Dari semua pilihan tersebut, orang yang tergusur akan mendapatkan
sebidang lahan dimana mereka tidak perlu membayar lebih dari pengeluaran rutin
mereka sebelumnya. Dalam semua kasus, jumlah kompensasi, pemukiman kembali,
atau lainnya harus cukup memadai untuk mencapai perbaikan atau sekurangnya
tetap seperti sebelum pembangunan dalam hal kwalitas hidup, penghasilan dan
produktifitas dari orang yang tergusur.
1. Kompensasi
a. Orang yang terkena dampak pemindahan memiliki hak untuk menerima
biaya penggantian /pemindahan yang sebenarnya adalah :
Untuk lahan di wilayah perkotaan, nilai pasar dari lahan di lokasi
sebelum dipindahkan dengan ukuran dan penggunaan yang sama,
dengan yang sejenis atau dengan pelayanan prasarana dan sarana
umum yang lebih baik, serta berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan
yang terkena pembangunan, ditambah biaya-biaya untuk
pendaftaran, biaya balik nama dan pajak.
Untuk lahan pertanian, nilai lahan sebelum sub-
pembangunan/program atau sebelum pemindahan, meskipun lebih
tinggi. Lahan pengganti harus sama produktifnya atau potensi
penggunaannya, berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan yang lama,
termasuk biaya-biaya untuk penyiapan lahan sehingga menyerupai
lahan sebelumnya, ditambah biaya-biaya untuk pendaftaran, dan
biaya balik nama dan pajak.
Untuk rumah-rumah dan bangunan lainnya, nilai pasar dari material
untuk membangun sebuah bangunan pengganti, atau untuk
memperbaiki sebagian bangunan yang terkena, ditambah biaya
pengangkutan material bangunan ke lokasi pembangunan, ditambah
biaya buruh dan jasa kontraktor, ditambah biaya-biaya untuk
pendaftaran, dan biaya balik nama dan pajak. Dalam hal perhitungan
biaya penggantian dari sebuah aset yang terkena dampak, perlu
dijelaskan bahwa depresiasi dari aset dan nilai dari sejumlah material
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan, dan juga tidak
diperhitungkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
Selain dari itu terdapat kantor pelayanan berupa Kantor Satpol Polisi
Pamong Praja Provinsi Banten.
industri dan pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dicapai melalui
memperkuat struktur internal tata ruang Provinsi Banten, yakni dengan
memperkuat sistem kota-kota yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan keterkaitan dan interaksi antar pusat-pusat pertumbuhan utama
Provinsi Banten. Peluang interaksi langsung dengan wilayah luar tetap terbuka dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin. selain tetap memperkuat struktur tata ruang
internal, juga mulai memperkuat struktur tata ruang eksternal. Hal ini dicapai
dengan mengembangkan kegiatan ekonomi wilayah yang diperkuat melalui
pengembangan kegiatan industri dan pariwisata, sebagai simpul keterkaitan dengan
wilayah Provinsi Banten, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keterkaitan
(interaksi) ekonomi di antara kawasan-kawasan di Provinsi Banten yang mengarah
pada integrasi ekonomi wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)
KELURAHAN KECAMATA LUAS
NO WP
NO NAMA N (Km2) FUNGSI UTAMA
1 Pusat Kota 1 Serang Serang 4,90 1. Central Business District (CBD)
(20 Kelurahan) 2 Cipare Serang 1,27 2. Pariwisata buatan
3 Sumurpecung Serang 3,26 3. Perdagangan dan Jasa
4 Cimuncang Serang 1,54 4. Perumahan
5 Kotabaru Serang 0,64 5. Pertanian Lahan Kering
6 Lontarbaru Serang 1,00 6. Pendidikan
7 Kagungan Serang 1,27 7. Pemerintahan/Perkantoran
8 Lopang Serang 1,17
9 Unyur Serang 4,39
10 Kaligandu Serang 2,87
11 Terondol Serang 1,80
12 Sukawana Serang 1,77
13 Gelam Cipocok Jaya 5,40
14 Dalung Cipocok Jaya 1,84
15 Tembong Cipocok Jaya 4,52
16 Karundang Cipocok Jaya 2,24
17 Cipocok Jaya Cipocok Jaya 2,43
18 Banjarsari Cipocok Jaya 5,61
19 Banjaragung Cipocok Jaya 5,05
20 Panancangan Cipocok Jaya 3,93
Luas Pusat Kota 56,90