Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN LADA

DOSEN : Ir. Muhsanati, MS.

OLEH

NAMA : AMIDA CIITRA PUTRI

NO. BP : 1510212006

KELAS :E

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2016
BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lada adalah tanaman memanjat dan termasuk dalam famili Piperaceae.Tanaman
lada memiliki dua sulur yaitu sulur panjat dan sulur cabang buah. Ketika digunakan
sebagai bibit, sulur panjat akan menghasilkan tanaman yang memiliki sifat memanjat
sulur panjat dan sulur cabang buah, sedangkan sulur cabang buah akan menghasilkan
tanaman yang tidak memanjat atau lada perdu.
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah- rempah yang sudah lama
di budidayakan di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Ghats-Malabar, India dan di
negara asalnya terdapat tidak kurang dari 600 jenis varietas, sementara itu di Indonesia
terdapat 40 jenis varietas. Tanaman ini dapat bertahan hidup lebih kurang 15 tahun.
Lada di kenal dengan sebutan The king of spice (Raja rempah- rempah) telah menjadi
mata dagang antar negara.
Lada terutama bijinya, sudah dikenal sejak jaman dahulu kala. Theoprastus dari
Yunani (372387 SM) sudah mengenal dua jenis Lada yaitu Piper nigrum (Lada Hitam)
dan Piper longum. Tahun 6001500 para pedagang Arab mengangkut biji Lada dari
pantai Malabar di India. Hubungan perdagang lada antara Jawa dan Cina tercatat mulai
tahun 1500, dan bangsa-bangsa Eropah antara lain Inggris, Spanyol, Portugis dan
Belanda menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan
oleh komoditi rempah dan obat termasuk Lada.
Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tanaman Lada pernah menjadi
komoditas ekspor utama, tercatat antara tahun 19301938 rata-rata ekspor Indonesia
meliputi 50.000 ton per tahun. Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1980 sampai
dengan saat ini rata-rata ekspor pertahun hanya sekitar 30.000 ton.
Selain melezatkan makanan, lada juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh
manusia, yaitu bisa membantu kelancaran peredaran darah, menghangatkan tubuh dan
lain-lain. Maka tidak mengherankan bila sejak jaman dulu banyak orang yang
melakukan budidaya tanaman lada, budidaya tanaman lada ini di kebun atau ladang
yang mereka miliki.

B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas serta permasalahan yang dijumpai dalam
kegiatan pertanian, maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut:
Kurangnya pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman lada agar
mendapatkan hasil yang optimal.
Minimnya penguasaan mengenai cara-cara pembudidayaan tanaman lada serta apa
saja yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tersebut.

C. PEMECAHAN MASALAH
Diharapkan makalah ini dapat membantu dalam menambahkan pengetahuan
mengenai teknik pembudidayaan tanaman lada, serta dapat mengetahui cara-cara yang
benar dan yang lebih baik dalam melakukan pembudidayaan.

D. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah mengenai Teknik Pembudidayaan Tanaman
Lada adalah untuk menngetahui cara-cara pembudidayaan tanaman lada serta hal-hal
lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembudidayaan. Selain itu, penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk melatih penulis dalam pembuatan makalah.
BAB II. PEMBAHASAN

Dalam klasifikasi tanaman, lada termasuk dalam famili Piperaceae.


Famili tersebut terdidri dari 10 12 marga dan 1.400 spesies yang bentuknya
beraneka ragam, seperti herba, semak, tanaman menjalar, hingga pohon-
pohonan. Ciri yang mendasar dari tanaman lada terletak pada malai bunga
berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, berbuah tidak
bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina
melekat pada poros malai dan berdaun liat.
Klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
Tanaman lada dikenal sebagai tanaman tahunan yang memanjat. Namun
dari perkembangan terakhir, saat ini telah dihasilkan jenis lada perdu tanpa
tiang panjatan. Batangnya berbuku dengan tinggi mencapai 10 meter. Bila
pemeliharaan dilakukan dengan baik, tajuk dapat mencapai diamter 1,5 meter.
a. Akar
Lada termasuk anggota tanaman dikotil. Bijinya akan tumbuh membentuk
akar lembaga dan berkembang menjadi akar tunggang. Namun, saat ini akar
tunggang tidak banyak ditemukan pada tanaman lada karena pembiakannya
dilakukan dengan setek. Dengan demikian yang ada hanya akar lateral saja.
Akar lada akan terbentuk pada buku-buku di ruas batang pokok dan cabang.
Akar lateral dengan akar serabut yang tebalnya sekitar 30 cm berada
dadalam lapisan tanah bagian atas (top soil), akar ini dapat masuk kedalam
tanah 12 meter. Jumlah akar lateral rata-rata 1020 buah dengan panjang 34
meter, tergantung kesuburan tanah. Perakaran lada sangat sensitif terhadap
genangan air yang berkepanjangan.
b. Batang
Tanaman lada memiliki satu batang pokok dengan dua macam cabang
(dimorphicy). Cabang tersebut ialah cabang orthotropis (vertikal) dan cabang
plagiotropis (horisontal). Cabang orthotropis tumbuh membentuk kerangka
dasar pohon lada hingga berdiameter 4-6 cm, mengayu, dan beruas dengan
panjang rata-rata 5-12 cm. Sementara cabang plagiotropis dengan akar pelekat
terbentuk dari buku antar ruas yang pertumbuhannya agak membengkak. Dari
buku tersebut tumbuh sehelai daun dan kuntum yang selanjutnya tumbuh
menjadi cabang. Kedua jenis cabang tersebut akan membentuk percabangan.
c. Daun
Daun lada berbentuk bulat telur dengan pucuk meruncing, tunggal,
bertangkai panjang, dan membentuk aluran dibagian atasnya, berwarna hijau
tua, bagian atas berkilauan, dan bagian bawah pucuk dengan titik-titik kelenjar.
Berdasarkan letak tumbuhnya, bentuk daun lada beraneka ragam. Daun pada
batang bagian atas berbeda dengan daun pada batang bagian bawah.
d. Bunga
Bunga tanaman lada berbentuk malai, agak menggelantung, panjang 3-25
cm, tidak bercabang, berporos tunggal, dan terdapat sekitar 150 bunga kecil.
Tumbuhnya berhadapan dengan daun dari cabang atau ranting plagiotropis.
Bunga lada dapat berupa uniseksual, yaitu monoecious (berumah satu) dan
dioecious (berumah dua). Monoecious berarti pada satu tanaman terbentuk
bunga betina dan bunga jantan secara terpisah. Bila bunga jantan dan bunga
betina berada dalam satu bunga (berputik dan berbenang sari) tanaman ini
disebut hermaphrodit. Sementara dioecious berarti masing-masing bungan
jantan dan bunga betina berada terpisah pada pohon yang berlainan.
Bunga lada tumbuh dalam ketiak, kelopak berdaging, tidak bermahkota,
benang sari sebanyak 2-4 helai, berukuran panjang 1 mm, dan terletak di
kanan-kiri bakal buah.
e. Buah
Buah lada tidak bertangkai, berbiji tunggal, berbentuk bulat, berdiameter
46 mm, dan berdaging. Kulit buah lada berwarna hijau saat masih muda dan
akan berubah menjadi warna mearah setelah masak. Buah yang berkulit hijau
akan menjadi kehitaman setelah dijemur dibawah terik sinar matahari. Biji lada
berukuran rata-rata 3-4 mm. Embrionya sangat kecil. Berat 100 biji lada sekitar
3-8 gram dengan rata-rata berat normal buah 4,5 gram.

Lada merupakan jenis tanaman tropis sehingga hanya dapat dikembangkan di


daerah tropis. Beberapa faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan lada harus diketahui supaya berhasil dalam pengembangannya.
Persyaratan tumbuh yang cocok utuk tanaman lada adalah sebagai berikut :
a. Iklim
Tanaman lada dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah
yang memiliki tipe iklim A, B dan C. Menurut Schmidt dan Ferguson, tipe A
merupakan iklim amat basah (01,5 bulan kering), tipe B merupakan iklim
basah (1,53 bulan kering) dan tipe C iklim agak basah (3-4,5 bulan kering).
Dengan Curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun, Suhu udara 20oC sampai 34oC
dan kelembaban udara 50% - 100%.
b. Lahan
Umumnya tekstur tanah yang baik tanaman lada adalah liat berpasir.
Namun, umumnya lada tumbuh baik pada tanah podsolik, andosol, latosol, dan
granosol dengan tingkat kesuburan dan drainase yang baik. Drainase yang
kurang baik dapat mengakibatkan jamur tumbuh dan berkembang lebih cepat.
Selain itu jenis dan sifat tanah, pertumbuhan dan produktivitas lada
dipengaruhi oleh kedalaman air tanah.
Berdasarkan perbedaan warna kulit waktu memetik dan proses
pengolahannyalada dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1. Lada Hijau
Sebenarnya lada hijau adalah lada yang dipetik saat belum terlalu tua
dan warnanya masih kehijauan. Dijual dalam bentuk kering, segar dan
direndam dalam larutan bumbu.
2. Lada Putih
Buah lada yang dipanen saat buah lada sudah sangat matang, lalu
diproses dengan cara merendam dalam air yang mengalir selama kurang lebih
dua minggu dan kemudian dijemur selama tiga hari sehingga kulit luarnya
yang berwarna hitam mudah terkelupas dan hanya tinggal bijinya yang
berwarna putih.
3. Lada Hitam
Buah lada yang ketika dipanen masih setengah matang dan berwarna
kemerahan, tanpa direndam dan langsung dikeringkan dengan cara dijemur
selama tiga hari.
4. Lada Merah
Buah lada merah adalah jenis lada yang memiliki rasa sedikit manis dan
kurang pedas.

Beberapa manfaat lada adalah sebagai berikut:

a. Bumbu masakan
Seperti diketahui lada merupakan salah satu bumbu masakan yang
sering digunakan dalam kuliner Indonesia. Lada selain berfungsi sebagai
penyedap rasa dan aroma, juga memiliki rasa pedas. Hal tersebut disebabkan
karena kandungan resin, piperin, amidon,yang ada pada lada tetapi tidak ada
pada jenis-jenis cabai.
b. Obat
Lada juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan obat, baik
obat tradisional maupun obat-obatan modern. Dosis yang digunakan dalam
pembuatan obat berbeda-beda, tergantung pada jenis obat yang akan dibuat.
c. Minuman dan penghangat tubuh
Lada dimanfaatkan masyarakat Eropa dan daerah Kutub untuk membuat
minuman, baik minuman beralkohol maupun non alkohol yang berfungsi
sebagai penghangat tubuh agar tetap normal, meskipun suhu udara kurang dari
0 oC.
d. Pembuatan parfum
Lada yang dimanfaatkan sebagai parfum hanya lada hitam, karena lada
hitam masih memiliki kulit luar yang mengandung resin untuk disuling dan
diambil minyaknya. Minyak hasil penyulingan tersebut beraroma merangsang
dan eksklusif, sehingga digunakan sebagai bahan dasar atau bibit pembuatan
parfum. Dalam pembuatan parfum minyak lada dicampur dengan bahan-bahan
lain yang diperlukan sehingga memenuhi syarat sebagai parfum. Pada
umumnya, parfum minyak lada dikenal sebagai produk yang mahal dan
eksklusif, yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah ke atas.

Perbanyakan tanaman lada secara vegetatif yaitu dengan menggunakan stek


cabang. Bibit berasal dari pohon induk yang telah berumur dua tahun dan telah
mengalami pangkasan pertama (pada umur 8-10 bulan) atau dari pemangkasan
kedua (pada umur 18 -20 bulan), dimana tinggi bibit tersebut sekitar 57 ruas.

Dalam pembudidayaan tanaman lada, adapun caranya ialah sebagai berikut:

1. Penyiapan Lahan
Sebelum melakukan penanaman perlu dilakukan persiapan terlebih
dahulu, seperti melakukan pembersihan lahan, penentuan jarak lahan, dan lain
sebagainya. Pembersihan lahan dilakukan untuk menghilangkan ataupun
mengurangi persaingan perebutan nutrisi pada jenis-jenis yang tidak
diinginkan, sehingga dapat mengurangi gangguan pertumbuhan tanaman
pokok. Setelah itu dilakukan penentuan jarak tanam disesuaikan dengan tujuan
penanaman. Untuk lahan yang sangat landai atau derajat kemiringan yang
tinggi diperlukan penyengkedan dengan mengikuti garis countour. Derajat
kemiringan tanah untuk kebun lada yang optimal adalah 15 %.

2. Menentukan Jarak dan Lubang Tanam


Jarak direkomendasikan tanaman lada adalah 2,5 x 2,5 m (1600
tanaman/ha), atau 3,0x3,0 m (1.100 tanaman/ha), sedangkan ukuran lubang
tanam lada adalah 45 cmx45 cm sampai 60 cmx60 cm (panjang x lebar x
dalam). Tanah galian dibiarkan terbuka (kontak dengan matahari) selama
setidaknya 40 hari sebelum tanam. Tanah berasal dari atas dicampur dengan
bahan organik atau kompos dan mikroba menguntungkan seperti mikoriza,
Trichoderma spp, Pseudomonas flourescens, aplikasi dolomit dapat dilakukan
jika diperlukan.
3. Penanaman Bibit
Sebelum menanam bibit, polybag plastik harus dibuka dan dibuang,
bibit lada yang telah berakar dan tumbuh menjadi 5-7 buku yang tumbuh
dengan cara yang mengarah ke Tajar menempatkan timnya 3-4 buku dasar
(tidak ada daun) ditanamkan lead untuk tajar sedangkan sisanya 2- 3 buku
(berdaun) beristirahat dan diikat pada tajar.
Kemudian tanah yang dipadatkan di sekitar. Hal yang sama dilakukan
ketika menggunakan stek panjang bahan tanaman (buku 3-5) dilakukan
pertama adalah untuk menambahkan 2-3 buku dasar (tanpa daun).
Bibit yang ditanam diberikan perlindungan atau naungan untuk
melindungi tanaman dari sinar matahari. Bahan untuk daun naungan dapat
berupa alang-alang atau lainnya dengan mudah diperoleh. Naungan dibuka
ketika tanaman memiliki lada yang kuat.
Di daerah dengan curah hujan rendah seeding ada bibit yang baru
ditanam perlu dilakukan selama 6-9 bulan. Di daerah dengan curah hujan
tinggi, saluran drainase yang diperlukan untuk menghindari genangan air hujan
terutama di sekitar biji lada yang baru ditanam.

4. Pemeliharaan Tanaman

Setelah melakukan penanaman, tanaman lada juga harus dirawat dan


dipelihara dengan cara:

a. Mengikat Sulur

Pengikatan sulur dan pembentukan kerangka tanaman lada.


Pemangkasan tanaman untuk membangun pabrik kerangka lada dengan
baik, dilakukan tiga kali sebelum tanaman diproduksi.

Pemangkasan pertama dilakukan saat tanaman telah tumbuh menjadi 6-


9 buku (umur 5-6 bulan setelah tanam), trim pada ketinggian 25-30 cm
dari permukaan tanah (di atas 2 buku yang telah sangat melekat pada
Tajar).

Pemangkasan kedua dilakukan saat tanaman telah tumbuh menjadi 7-9


buku ( 12 bulan), ketika buku tidak diterbitkan buah cabang.
Pemangkasan ketiga dilakukan selama tanaman 24-bulan-tua (tinggi
tanaman 2,5 m), sehingga akan membentuk kerangka tanaman lada
yang memiliki banyak potongan-potongan cabang atau cabang
produktif.

b. Memangkas Sulur
Pemangkasan sulur meliputi sulur gantung dan sulur tanah. Kedua sulur
tersebut merupakan sulur panjat tapi karena tidak melekat pada tajar
maka berubah menjadi sulur gantung atau sulur cacing yang tidak dapat
menghasilkan buah. Jadi kedua sulur tersebut hanya dibuang/diapngkas
secara rutin.
c. Penyiangan
Penyiangan gulma atau rumput dilakukan secara terbatas. Penyiangan
bersih hanya dilakukan di sekeliling tanaman lada (radius 60 cm)
pemberian mulsa daun atau bahan organic dapat dilakukan pada musin
kemarau, yaitu di sekeliling tanaman lada dengan tujuan menekan
pertumbuhan gulma.
d. Pemangkasan Tajar
Pemangkasan Tajar dilakukan setidaknya 3-5 kali per tahun untuk
menanam lada mendapat sinar matahari yang cukup. Pemangkasan
harus dilakukan sebelum pemupukan tanaman lada dengan tujuan untuk
mengoptimalkan sinar matahari dan menekan pengambilan persaingan
unsur hara dan air antara pohon-pohon lada dan tanaman panjatannya
atau tajar.
e. Pemupukan
Analisis tanah sebaiknya dilakukan untuk menentukan kandungan hara
tanah. Dosis dan aplikasi pupuk akan diberikan ditentukan berdasarkan
hasil analisis tanah, dan mempertimbangkan keragaman tanaman, umur
dan potensi produksinya.
Pemberian pupuk organik untuk tanaman muda sebanyak 5-10
kg/tanaman yang diberikan pupuk produktif tanaman cabai dari 10-15
kg/tanaman. Pemberian dapat dipilih atau dibagi dua kali atau lebih.
Abu yang berasal dari pembakaran kayu dapat diberikan sebagai elemen
tambahan kalium dan fosfat sebagai sumber fosfor.
Selain itu juga dapat ditambahkan yenag formulasi pupuk yang terdiri
dari campuran mikroba menguntungkan dengan tujuan meningkatkan
kesehatan tanaman. Secara umum, tahun pertama pertumbuhan dengan
5 kg bahan organik atau pabrik pupuk anorganik dan sebanyak 100
/tahun (NPK 00:12:17).
Distribusi pupuk anorganik telah atau dibagi empat kali, yaitu 30 g, 60
g, 90 g dan 120 g dengan interval 3 bulan. Tanaman cabai tidak
memproduksi dibuahi 5-10 kg bahan organik/tanaman. Pupuk NPK
diberikan 600g/tahun dengan cara diplit empat kali, yaitu 40%, 30%,
20% dan 10%. Pemupukan dilakukan pada saat musim hujan,
pemerintahan pertama dilakukan pada awal musim hujan.
f. Pengawasan Kebun Secara Berkala
Monitoring kebun harus dilakukan secara berkala apabila terlihat ada
gejala serangan hama atau penyakit maka segara lakukan pengendalian
misalnya membuang atau memusnahkan bagian tanaman yang terserang
dan alat pertanian yang dipakai harus dibersihkan dulu apabila akan
dipakai untuk tanaman lada yang lain.

5. Panen

Pada umur 3 tahun tanaman sudah mulai berproduksi dan bertambah


sampai berumur 5 -8 tahun. Jika perawatan tanaman baik,, tanaman lada dapat
berproduksi hingga usia 15 tahun atau lebih. Buah dipanen setelah buah
berubah warna dari hijau menjadi kuning sampai kemerahan. Buah harus
segera dipanen ketika satu atau dua sudah mulai matang (berwarna merah).

Terkadang tanaman lada juga mengalami beberapa masalah seperti hama


dan penyakit. Adapun hama dan penyakit yang menyerang tanaman lada ialah:

1. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)


Hama ini merupakan serangga yang memiliki warna hitam dengan
ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun
dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa
ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Cara pengendalian hama ini
ialah dengan memotong cabang yang terkena hama.

2. Hama bunga

Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan


pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala yang ditimbulkannya ialah serangga dewasa/nimfanya menyerang
bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus
hidupnya sekitar satu bulan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan
PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.

3. Hama buah

Serangga ini berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap,


berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya
menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada
permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6
bulan.Pengendaliannya dengan cara memusnahkan telur dipermukaan daun,
cabang, dan yang ada pada tandan buah.

4. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis.


Gejala awal serangannya sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada
pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit
batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Penyakit ini
dapat dicegah dengan penanaman jenis lada tahan penyakit BPB.
5. Penyakit kuning

Penyakit ini disebabkan karena tidak terpenuhinya berbagai persyaratan


agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang
mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita
dan Rotylenchus Similis.

Penyakit kuning menyerang akar tanaman lada, ditandai dengan


menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi
dan kesuburan tanaman. Cara pengendaliannya bisa dengan memberikan
pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian
Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
KESIMPULAN

Lada merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki banyak


manfaat, sebagai bahan msakan, obat, pembuat minuman, menghangatkan
tubuh, bahkan bahan pembuatan parfum. Dalam pembudidayaan tanaman lada
banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan, dimulai dari sebelum penanaman,
seperti memperhatikan lahan hingga pada tahap penanaman itu senndiri.
Seluruh tahapan pembudidayaan perlu diperhatikan dengan baik agar
mengahasilkan produksi yang maksimal. Perlu diperhatikan juga pengendalian
hama dan penyakit, agar tanaman lada tidak rusak dan mengalami penurunan
produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Dhalimi, A., M. Syakir, dan A. Wahyudi. 1996. Pola Tanam Lada. Bogor:
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. 2002. Statistik Perkebunan
Indonesia Lada. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.
Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia.
Kemala, S. 1996. Prospek dan Pengusahaan Lada. Monograf Tanaman Lada.
BalaiPenelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Mahmud, Z., S. Kemala, S. Damanik, dan Y. Ferry. 2003. Profil Komoditas
Lada. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Rismunandar. 2007. Lada Budidaya dan Tata Niaga. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Wahid, P. dan U. Suparman. 1986. Teknik Budi Daya untuk Meningkatkan
Produktivitas Tanaman Lada. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai