OLEH
NO. BP : 1510212006
KELAS :E
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lada adalah tanaman memanjat dan termasuk dalam famili Piperaceae.Tanaman
lada memiliki dua sulur yaitu sulur panjat dan sulur cabang buah. Ketika digunakan
sebagai bibit, sulur panjat akan menghasilkan tanaman yang memiliki sifat memanjat
sulur panjat dan sulur cabang buah, sedangkan sulur cabang buah akan menghasilkan
tanaman yang tidak memanjat atau lada perdu.
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah- rempah yang sudah lama
di budidayakan di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Ghats-Malabar, India dan di
negara asalnya terdapat tidak kurang dari 600 jenis varietas, sementara itu di Indonesia
terdapat 40 jenis varietas. Tanaman ini dapat bertahan hidup lebih kurang 15 tahun.
Lada di kenal dengan sebutan The king of spice (Raja rempah- rempah) telah menjadi
mata dagang antar negara.
Lada terutama bijinya, sudah dikenal sejak jaman dahulu kala. Theoprastus dari
Yunani (372387 SM) sudah mengenal dua jenis Lada yaitu Piper nigrum (Lada Hitam)
dan Piper longum. Tahun 6001500 para pedagang Arab mengangkut biji Lada dari
pantai Malabar di India. Hubungan perdagang lada antara Jawa dan Cina tercatat mulai
tahun 1500, dan bangsa-bangsa Eropah antara lain Inggris, Spanyol, Portugis dan
Belanda menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan
oleh komoditi rempah dan obat termasuk Lada.
Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tanaman Lada pernah menjadi
komoditas ekspor utama, tercatat antara tahun 19301938 rata-rata ekspor Indonesia
meliputi 50.000 ton per tahun. Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1980 sampai
dengan saat ini rata-rata ekspor pertahun hanya sekitar 30.000 ton.
Selain melezatkan makanan, lada juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh
manusia, yaitu bisa membantu kelancaran peredaran darah, menghangatkan tubuh dan
lain-lain. Maka tidak mengherankan bila sejak jaman dulu banyak orang yang
melakukan budidaya tanaman lada, budidaya tanaman lada ini di kebun atau ladang
yang mereka miliki.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas serta permasalahan yang dijumpai dalam
kegiatan pertanian, maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut:
Kurangnya pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman lada agar
mendapatkan hasil yang optimal.
Minimnya penguasaan mengenai cara-cara pembudidayaan tanaman lada serta apa
saja yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tersebut.
C. PEMECAHAN MASALAH
Diharapkan makalah ini dapat membantu dalam menambahkan pengetahuan
mengenai teknik pembudidayaan tanaman lada, serta dapat mengetahui cara-cara yang
benar dan yang lebih baik dalam melakukan pembudidayaan.
D. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah mengenai Teknik Pembudidayaan Tanaman
Lada adalah untuk menngetahui cara-cara pembudidayaan tanaman lada serta hal-hal
lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembudidayaan. Selain itu, penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk melatih penulis dalam pembuatan makalah.
BAB II. PEMBAHASAN
a. Bumbu masakan
Seperti diketahui lada merupakan salah satu bumbu masakan yang
sering digunakan dalam kuliner Indonesia. Lada selain berfungsi sebagai
penyedap rasa dan aroma, juga memiliki rasa pedas. Hal tersebut disebabkan
karena kandungan resin, piperin, amidon,yang ada pada lada tetapi tidak ada
pada jenis-jenis cabai.
b. Obat
Lada juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan obat, baik
obat tradisional maupun obat-obatan modern. Dosis yang digunakan dalam
pembuatan obat berbeda-beda, tergantung pada jenis obat yang akan dibuat.
c. Minuman dan penghangat tubuh
Lada dimanfaatkan masyarakat Eropa dan daerah Kutub untuk membuat
minuman, baik minuman beralkohol maupun non alkohol yang berfungsi
sebagai penghangat tubuh agar tetap normal, meskipun suhu udara kurang dari
0 oC.
d. Pembuatan parfum
Lada yang dimanfaatkan sebagai parfum hanya lada hitam, karena lada
hitam masih memiliki kulit luar yang mengandung resin untuk disuling dan
diambil minyaknya. Minyak hasil penyulingan tersebut beraroma merangsang
dan eksklusif, sehingga digunakan sebagai bahan dasar atau bibit pembuatan
parfum. Dalam pembuatan parfum minyak lada dicampur dengan bahan-bahan
lain yang diperlukan sehingga memenuhi syarat sebagai parfum. Pada
umumnya, parfum minyak lada dikenal sebagai produk yang mahal dan
eksklusif, yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah ke atas.
1. Penyiapan Lahan
Sebelum melakukan penanaman perlu dilakukan persiapan terlebih
dahulu, seperti melakukan pembersihan lahan, penentuan jarak lahan, dan lain
sebagainya. Pembersihan lahan dilakukan untuk menghilangkan ataupun
mengurangi persaingan perebutan nutrisi pada jenis-jenis yang tidak
diinginkan, sehingga dapat mengurangi gangguan pertumbuhan tanaman
pokok. Setelah itu dilakukan penentuan jarak tanam disesuaikan dengan tujuan
penanaman. Untuk lahan yang sangat landai atau derajat kemiringan yang
tinggi diperlukan penyengkedan dengan mengikuti garis countour. Derajat
kemiringan tanah untuk kebun lada yang optimal adalah 15 %.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Mengikat Sulur
b. Memangkas Sulur
Pemangkasan sulur meliputi sulur gantung dan sulur tanah. Kedua sulur
tersebut merupakan sulur panjat tapi karena tidak melekat pada tajar
maka berubah menjadi sulur gantung atau sulur cacing yang tidak dapat
menghasilkan buah. Jadi kedua sulur tersebut hanya dibuang/diapngkas
secara rutin.
c. Penyiangan
Penyiangan gulma atau rumput dilakukan secara terbatas. Penyiangan
bersih hanya dilakukan di sekeliling tanaman lada (radius 60 cm)
pemberian mulsa daun atau bahan organic dapat dilakukan pada musin
kemarau, yaitu di sekeliling tanaman lada dengan tujuan menekan
pertumbuhan gulma.
d. Pemangkasan Tajar
Pemangkasan Tajar dilakukan setidaknya 3-5 kali per tahun untuk
menanam lada mendapat sinar matahari yang cukup. Pemangkasan
harus dilakukan sebelum pemupukan tanaman lada dengan tujuan untuk
mengoptimalkan sinar matahari dan menekan pengambilan persaingan
unsur hara dan air antara pohon-pohon lada dan tanaman panjatannya
atau tajar.
e. Pemupukan
Analisis tanah sebaiknya dilakukan untuk menentukan kandungan hara
tanah. Dosis dan aplikasi pupuk akan diberikan ditentukan berdasarkan
hasil analisis tanah, dan mempertimbangkan keragaman tanaman, umur
dan potensi produksinya.
Pemberian pupuk organik untuk tanaman muda sebanyak 5-10
kg/tanaman yang diberikan pupuk produktif tanaman cabai dari 10-15
kg/tanaman. Pemberian dapat dipilih atau dibagi dua kali atau lebih.
Abu yang berasal dari pembakaran kayu dapat diberikan sebagai elemen
tambahan kalium dan fosfat sebagai sumber fosfor.
Selain itu juga dapat ditambahkan yenag formulasi pupuk yang terdiri
dari campuran mikroba menguntungkan dengan tujuan meningkatkan
kesehatan tanaman. Secara umum, tahun pertama pertumbuhan dengan
5 kg bahan organik atau pabrik pupuk anorganik dan sebanyak 100
/tahun (NPK 00:12:17).
Distribusi pupuk anorganik telah atau dibagi empat kali, yaitu 30 g, 60
g, 90 g dan 120 g dengan interval 3 bulan. Tanaman cabai tidak
memproduksi dibuahi 5-10 kg bahan organik/tanaman. Pupuk NPK
diberikan 600g/tahun dengan cara diplit empat kali, yaitu 40%, 30%,
20% dan 10%. Pemupukan dilakukan pada saat musim hujan,
pemerintahan pertama dilakukan pada awal musim hujan.
f. Pengawasan Kebun Secara Berkala
Monitoring kebun harus dilakukan secara berkala apabila terlihat ada
gejala serangan hama atau penyakit maka segara lakukan pengendalian
misalnya membuang atau memusnahkan bagian tanaman yang terserang
dan alat pertanian yang dipakai harus dibersihkan dulu apabila akan
dipakai untuk tanaman lada yang lain.
5. Panen
2. Hama bunga
3. Hama buah
Dhalimi, A., M. Syakir, dan A. Wahyudi. 1996. Pola Tanam Lada. Bogor:
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. 2002. Statistik Perkebunan
Indonesia Lada. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.
Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia.
Kemala, S. 1996. Prospek dan Pengusahaan Lada. Monograf Tanaman Lada.
BalaiPenelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Mahmud, Z., S. Kemala, S. Damanik, dan Y. Ferry. 2003. Profil Komoditas
Lada. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Rismunandar. 2007. Lada Budidaya dan Tata Niaga. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Wahid, P. dan U. Suparman. 1986. Teknik Budi Daya untuk Meningkatkan
Produktivitas Tanaman Lada. Jakarta: PT Gramedia.