Anda di halaman 1dari 4

Sangat Penting Sekali di baca

*Seputar Fiqh di Kala Mudik*

Berikut ini adalah hal yang sering ditanyakan (FAQ) masyarakat awam selama mudik.

Tanya jawab ini berfokus pada jawaban, bukan pembahasan, sehingga bentuknya ringkas dan praktis
untuk yang butuh jawaban segera.

Disusun oleh tim Relawan Literasi, dan sebagai narasumber adalah ustadz Farid Nukman Hasan

Semoga bermanfaat

Kewajiban apa saja yang diringankan ketika dalam perjalanan?

Shalat bisa dijamak dan atau diqashar, puasa bisa dibatalkan diganti di hari lain, shalat bisa di
kendaraan jika tidak mungkin singgah.

Apa pengertian sholat jamak dan qashar?

Jamak adalah menggabung dua waktu shalat dalam satu waktu, yaitu zuhur dan ashar, juga
maghrib dan isya. Subuh tidak ada jamak.

Qashar adalah meringkas shalat yang empat rakaat; seperti zuhur, ashar, dan isya menjadi dua
rakaat. Subuh dan maghrib tidak bisa diqashar

Apa perbedaan jamak dan qashar?

Jamak disebabkan oleh masyaqqat (kesulitan/kepayahan/kesempitan) jika dikumpulkan semua


dalil maka seperti sakit, takut dengan orang kafir, kesibukan yang sangat, hujan deras, safar, sedang
menuntut ilmu syari, bahkan nabi pernah sedang di rumah, tidak sakit, tidak hujan, beliau
menjamak shalat. Tapi, ini hanya boleh dilakukan sesekali saja, sebagaimana penjelasan ulama. Saat
safar, jamak boleh dilakukan sebelum berangkat.

Qashar disebabkan oleh safar saja, dan dilakukannya hanya boleh jika sudah berangkat dan sudah
keluar dari daerah asal.

Perjalanan sejauh apa agar diperbolehkan menjamak atau mengqashar sholat?

Imam Ibnul Mundzir mengatakan ada lebih 20 pendapat tentang ini. Tapi, yang paling umum
dianut oleh ulama sejak masa sahabat nabi adalah jika sudah 4 Burud, yaitu sekitar 88Km.

Apakah boleh menjamak/qashar sholat karena alasan macet?

Macet, jika menghasilkan masyaqqat (kesulitan/kepayahan/kesempitan) maka boleh jamak


shalat. Ada pun qasharnya tergantung jarak yang sudah ditempuh.

Mana yang lebih afdhal, menjamak/qashar sholat atau sholat seperti biasa ketika dalam
perjalanan.
Jika syarat-syarat sudah terpenuhi maka mengambil keringanan untuk jamak dan qashar lebih
utama diambil. Sebab itu adalah karunia dari Allah Taala bagi umatnya.

Apa hukumnya sholat duduk di atas kendaraan?

Boleh, jika memang tidak memungkinkan untuk turun singgah. Sebab Nabi pernah melakukan dan
juga para sahabat juga pernah melakukan.

Bagaimana bila terjebak macet dan tak sempat sholat berdiri, boleh sholat sambil duduk?

Boleh, jika memang tidak mampu berdiri, baik karena sakit, atau karena posisi yang sulit berdiri
secara normal. Fattaqullaha mastathatum bertaqwalah kepada Allah semampu kamu

Mana yang lebih afdhol, tetap berpuasa atau berbuka ketika dalam perjalanan?

Jika dia kuat melanjutkan puasa, maka lebih baik dia puasa saja. Tapi, jika dia tidak kuat atau
lemah, maka lebih baik berbuka saja. Nabi pernah melakukan keduanya dalam safarnya, Beliau
pernah puasa, pernah juga berbuka.

Orang yang tetap berpuasa saat berpergian, misal dari Aceh ke Surabaya, dan ia sahur saat masih
di Aceh, apakah berbukanya harus mengikuti waktu Aceh atau Surabaya?

Ikuti waktu dimana dia berada, jika saat sahur di aceh, maka ikuti waktu Aceh. Jika saat berbuka
sedang di Surabaya maka ikut waktu di Surabaya, bukan di Aceh.

Saat terjebak macet, bolehkah tayamum dengan debu yang ada di jok mobil?

Boleh, baik debu yang ada di jok, dinding, tanah, dan benda suci lain yang terdapat debu.

Apakah boleh berwudhu menggunakan air mineral? Harus berapa liter?

Boleh, air mineral berasal dari air sungai atau pegunungan, suci dan mensucikan. Proses
penyulingan atau pemurnian tidak mengubah hukum tersebut.

Boleh tidak sholat sambil duduk di samping penumpang lain yang berlainan jenis kelamin?

Sebaiknya tidak tidak demikian, tapi jika tidak memungkinkan dan tidak sampai bersentuhan tidak
apa-apa. Atau, bisa juga menjamak saja jika sidah sampai di tujuan

Apakah sholat boleh di-qodho'?

Boleh, khususnya pada shalat-shalat wajib yang baru saja ditinggalkan. Sebab Nabi dan para
sahabatnya seperti Umar r.a., pernah melakukan. Tapi qadha terjadi karena ketiduran dan lupa,
bukan saat terjaga dan sengaja. Ada pun jika qadhanya adalah shalat-shalat yang sudah lama
ditinggalkan bertahun-tahun, maka ulama beda pendapat. Sebagian mesti qadha, dengan mengitung
semampunya jumlah shalat yang ditinggalkan lalu dia shalat sebanyak-banknya untuk itu. Ulama lain
mengatakan tidak ada qadha untuk yang seperti itu, tapi banyak-banyak shalat sunnah, istighfar dan
banyak taubat.
Bila pakaian terkena najis dan tak sempat diganti dalam perjalanan, tetap lakukan sholat atau
diqodho' saja?

Bersihkan saja, kucek-kucek sampai bersih, baik dengan air atau pasir, debu, yang bisa
mensucikan. Jika tidak mungkin juga bisa dijamak ta'khir saat sampai tujuan.

Apakah muntah termasuk najis?

4 madzhab menyatakan najis, tapi mereka berbeda dalam sifat zat muntah seperti apa yang najis
itu.

Bolehkah buang air kecil di semak-semak saat terjebak macet?

Pada dasarnya tidak boleh, sebab nabi melarang keras buang hajat di jalan tempat manusia lalu
lalang dan tempat manusia berteduh. Tapi, jika kondisinya seperti yang ditanyakan, maka bisa
kencing di botol lalu istinja dengan tisue, kalau tidak bisa juga maka kencing di semak adalah pilihan
terakhir. Kaidahnya: Idza dhaqqa ittasa'a - jika keadaan sulit dan sempit maka dilapangkan.

Bagaimana cara berwudhu yang hemat air?

Bisa membasuh yang wajib saja, wajah, kepala, tangan sampai siku, kaki sampai mata kaki.

Selama di kampung apakah sholat boleh dijamak/qashar?

Boleh, qashar saja, tanpa jamak. Jamak boleh lagi dilakukan jika ada masyaqqat (kesulitan) di
sana. Nabi pernah qashar 20 hari di Tabuk, beberapa sahabat nabi ada yang qashar 6 bulan, 1 tahun,
bahkan 2 tahun, itu dilakukan dengan syarat tidak berniat jadi penduduk tetap di situ.

Apa hukum ziarah kubur?

Sunah, dan bisa dilakukan kapan saja

Apa hukum membaca Qur'an saat ziarah kubur?

Khilafiyah ulama, antara yang membolehkan seperti Imam Asy Syafi'i dalam riwayat Abu Bakar Al
Khalal dalam kitab Al Quraah fil Qubuur, juga Imam Ahmad bin Hambal seperti yg disebutkan oleh
Imam Ibnu Qudamah dalam Syarhul Kabir, dan Imam Ibnul Qayyim dalam Ar Ruuh. Sementara ulama
lain memakruhkan seperti Imam Abu Hanifah dan Imam Malik.

Apa yang harus dilakukan saat ziarah kubur?

Ucapkan salam, membuka alas kaki jika memungkinkan, mendoakan, dan dzikrul maut, ini
disepakati anjurannya. Sedangkan yang diperselisihkan seperti membaca Al Quran, menyiram air,
dan meletakkan pohon di kubur.

Yang dilarang adalah meninggikan kubur melebihi sejengkal, meratap, dan meminta-minta kepada
penghuni kubur.

Apa hukumnya memanfaatkan jasa penukaran uang di pinggir jalan, yang mana uang yang
dikembalikan ke kita jumlahnya lebih kecil daripada uang yang kita berikan?
Itu terlarang. Tampaknya "penukaran", tapi itu adalah membeli uang pakai uang. Ini terlarang.
Kalau pun mau dikatakan penukaran, juga terlarang. Yaitu merupakan riba nasi'ah: pertukaran
barang sejenis dengan adanya nilai lebih. Ini haram juga.

Bila sedang puasa sunnah (puasa syawal) dalam suasana lebaran, lalu silaturahim ke rumah
saudara dan di sana di suguhi makanan, apakah harus dibatalkan puasa sunnahnya?

Bebas memilih, lanjutkan puasa atau batalkan. Untuk puasa sunnah, kata nabi, kita adalah
rajanya. Batalkan silakan, lanjutkan juga bagus.

Apakah memungkinkan mencari malam lailatul qadar bila sedang dalam perjalanan?

Lailatul Qadar adalah milik siapa pun yang beribadah saat itu. Baik sedang i'tikaf, safar, di rumah
sakit, di rumah saja, yang penting dia ibadah saat itu. Baik shalat sunnah, tilawah, dan dzikir. Jadi,
I'tikaf bukan syarat untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Anda mungkin juga menyukai