OLEH:
YULI MARDIANINGSIH
A.310089
US$ 1,00 dengan nilai NPV sebesar Rp. 51.667.234,70, NBCR sebesar 1,031, IRR
sebesar 26,00 % dan payback periode selama 9 tahun 18 hari. Sedangkan pada
level Rp.7.500,00 dan Rp.8.000,00 per US$ 1,00 industri ini kembali menjadi tidak
layak. Dengan rnelakukan penyewaan mesin produksi industri ini layak dilaksanakan
dan menguntungkan dengan nilai NPV sebesar Rp.604.633.309,08, NBCR sebesar
1,785, IRR sebesar 49,01% dan payback period selama 3 tahun 1 bulan 8 hari.
Saran yang dapat diajukan agar perusahaan tidak melakukan investasi,
menunda pelaksanaan investasi di bidang ini atau rnelakukan penyewaan mesin
produksi sebagi altematif penyediaan faktor produksi mesin dan peralatan produksi.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
PAOA INOUSTRI PENGOLAHAN BATU SPLIT ANOESIT
01 KABUPATEN SUMEOANG PROPINSI JAWA BARAT
YULf MARDIANINGSIH
A. 310089
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Nrp : A.310089
dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk rnernperoleh gelar Sarjana Pertanian
Dosen Pembimbing
Yuli Mardianingsih
A. 310089
RIWAYAT HIDUP
anak pertama dari tiga bersaudara, puteri dari pasangan Sumaryono dan Liliek
Sudarmiati.
Tembaga 1 Bekasi pada tahun 1982 sampai tahun 1987. Pada tahun 1988 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP Dharma Patria Bekasi hingga tahun 1991. Pada
tahun tersebut penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bskasi dan lulus pada
tahun 1994.
1994 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor. Pada tahun
1995 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Jurusan IImu-lImu Sosial Ekonomi
pada tahun 1999 dan asisten mata kulian Pengantar IImu Kependudukan pada
tahun 1999.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
Kabupaten Sumedang Jawa Sarat. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk
split andesit yang akan dilaksanakan di Oesa Jatihurip Kecamatan Sumedang Utara
aspek analisis yaitu aspek pemasaran, aspek finansial, aspek teknis dan aspek
rnanajemen organisasi. Oiharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi PT.
Rimantono CP selaku perusahaan yang akan berinvestasi pada industri ini serta
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penults mengucapkan
selaku dosen pembimbing yang banyak membantu dan membimbing penulis dalam
penults melakukan penelitian dan orang tua penutis atas doa dan dorongannya.
Penulis,
Yuli Mardianingsih
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan skripsi ini dan selama penelitian dilaksanakan, penulis telah
banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
1. 8apak Drs. H.A. Soebijo Bratamihardja, MBA selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan meluangkan tenaga, waktu dan pikiran serta memberikan banyak
masukan, arahan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulisan skripsi ini.
2. 8apak Ir. Joke Purwono, MS selaku dosen penguji utama yang telah berkenan
meluangkan waktu, memberikan saran dan masukan pada saat ujian sidang.
3. Ibu Ir. Melani Abdul Kadir Sun ito, MSc selaku dosen penguji komisi pendidikan
5. 8apak Ir. Eddy R. selaku Kepala Teknik Tambang PT. Multi Marindo, Bapak
8apak Odang Herisman selaku Kasie Perencanaan PUK Sumedang dan 8apak
Agus dari Workshop PUK Cimalaka yang telah banyak membantu memberikan
informasi, data dan literatur penting bagi penulis, 8apak Wawan selaku Kepala
Desa Jatihurip Sumedang dan ibu atas dukungan moril sehingga penetitian ini
untuk ulangtahun perkawinan perak Bapak dan Mama serta adik-adikku Novie
dukungan, doa dan bantuan tak terkira sehingga penulisan skripsi dapat
terselesaikan.
7. Bapak Iri beserta ibu, Teh Neni, Ida, Leli, Ai yang telah berkenan menyediakan
8. Pakde dan Bude Darjie, Oom dan Tante Edi yang selalu memberikan dorongan
dan semangat yang berlimpah bagi penulis dan sepupuku Kiki yang bersedia
9. Kawan-kawan karibku yang telah memberikan bantuan tak terkira, Deviana Diah
selama seminar dan ujian sidang, Ririn yang selalu memberikan dorongan dan
menjadi pembuka jalan sehingga penelitian ini berjalan lancar, Dewi yang
Desra atas nasehat dan sarannya, Rita, Debra, Eka, Tedi, Ika, Susi, Emah dan
sobat-sobatku AGB'31.
10. Kakak-kakakku dan adik-adikku di Riau' 36. Akhirnya skripsi ini selesai ditulis.
hidayah-Nya kepada mereka semua. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR 151
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang...... 1
1.2. Perumusan Masalah 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 7
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN 93
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Lampiran Halaman
Teks Halaman
Lampiran Halaman
Bahan galian golongan C atau yang lebih dikenal dengan bahan galian
industri adalah komoditas mineral yang mempunyai arti penting dalam peningkatan
perekonomian nasional. Hampir setiap jenis industri memerlukan bahan baku atau
bahan pembantu yang berasal dari bahan galian industri. Oleh karena itu;
bahan galian, bahan galian golongan C merupakan bahan galian non strategis (tidak
untuk pertahanan keamanan dalam suatu perekonomian negara) dan non vital (tidak
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak). Pada umumnya bahan galian C ini
karena terdapat di atas permukaan bumi, sehingga dapat menjadi media bagi
bahan galian C yaitu sebanyak 2412 perusahaan (75,1%). Kemudian diikuti oleh
perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi sebanyak 349 perusahaan (10,9
%), perusahaan pertambangan bijih logam sebanyak 251 perusahaan (7,8%) dan
Propinsi Jawa Barat (699 perusahaan) dan Jawa tengah (538 perusahaan).
2
Batu split merupakan satah satu produk bahan galian industri yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Biasanya batu split ini digunakan sebagai bahan baku
berjumlah 725 perusahaan yang sebagian besar terdapat di Propinsi Jawa Barat dan
dengan skala usaha keeil sampai menengah yang mempunyai SIPO dari PEMDA
setempat. Karena sifat bahan baku batu split yang tidak dapat diperbaharui, maka
olahan ini antara lain adalah ketersediaan lahan yang semakin terbatas,
permasalahan lingkungan akibat polusi proses produksi, perizinan yang ketat dan
ketat, kemajuan IPTEK yang menyebabkan timbulnya proses daur ulang dan
Prospek pengembangan batu olahan ini eukup balk, jika ditinjau dari sisi
potensi ketersediaan secara geologi dan kondisi pasar yang menguntungkan. Dari
sisi geologi, potensi ketersediaannya eukup besar karena Indonesia sangat kaya
akan bahan galian baik logam maupun non logam dan tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Dari sisl permintaan pasar, kondisi pasar juga cukup menguntungkan.
Tingkat konsumsi bahan galian industri sangat erat kaitannya dengan populasi
penduduk dan pertumbuhan pendapatan per kapita merupakan faktor yang sangat
yang eukup pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang eukup tinggi membuat sektor
3
industri yang memerlukan komoditas ini sebagai bahan baku utamanya berkembang
cukup pesat sehingga permintaan di dalam negeri juga cukup tinggi. Sebagai
contoh, untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat saja berdasarkan penelitian Balitbang
Pekerjaan Umum Jawa Barat kebutuhan bahan galian batu olahan (split) selama
Pelita V adalah 6,4 juta m3 batu dan selama Pelita VI dibutuhkan sekitar 33, 8 juta
adanya kerjasama ekonomi dan perdagangan antar negara seperti APEC, PBEC,
PECC dan ASEAN merupakan wahana dalam pengembangan pasar bagi komoditas
ini di luar negeri. Negara-negara Asia Pasifik dengan jumlah penduduk sangat
besar dan pertumbuhan POB rata-rata di atas 5% per tahun, akan menjadi pasar
Pengembangan batu olahan ini memiliki peran yang cukup penting bagi
2. Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah seperti dari iuran eksplorasi, iuran
3. Dapat menyediakan kesempatan kerja, baik langsung atau tidak langsung bagi
pengawasan dan pembinaan sektor ini dapat dllaksanaan dengan lebih cepat.
. sehingga memenuhi spesifikasi yang diminta industri, baik dalam dan luar
negeri.
bangan usahanya tersebut, juga tingkat ketersediaan bahan baku utama dan
dari kegiatan investasi ini. Semua informasi tersebut dapat diperoleh dengan
melakukan suatu studi kelayakan usaha. Dengan suatu studi kelayakan dapat
terlihat secara mendalam keragaan usaha dan tingkat kelayakan usaha baik dari
2 Dirjen Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi. Seminar Pemanfaatan Sumber
daya Mineral dalam Pengembangan Industri Modem. Jakarta, 27 Agustus 1986.
5
1.2. PerumusanMasalah
tenaga kerja, modal dan ketrampilan sebagai input untuk kemudian diproses dalam
suatu proses produksi yang menghasilkan output berupa barang atau jasa. Output
tersebut kemudian dijual melalui suatu proses pemasaran sehingga usaha tersebut
keuntungan (Iaba) yang menjadi salah satu alat ukur keberhasilan kegiatan usaha.
Dilihat dari sisi perusahaan sebagai badan usaha, maka keuntungan (Iaba) ini
Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan investasi yang matang sehingga
faktor produksi dapat memberikan daya guna yang optimal atau menghasilkan laba
Salah satu bagian dari suatu perencanaan investasi adalah studi kelayakan.
memberikan manfaat sehingga layak dilaksanakan atau tidak. Sebagai salah satu
perusahaan swasta yang akan bergerak di bidang pengolahan batu split dan akan
Propinsi Jawa Barat, PT. Rimantono CP perlu melakukan suatu studi kelayakan
usaha yang didasarkan pada analisis finansial untuk menilai apakah investasi
tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Analisis ini dilakukan dengan melakukan
proyeksi penjualan dan biaya yang terjadi selama kegiatan usaha berlangsung
sehingga berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan apakah usaha ini layak
diusahakan atau tidak. Untuk itu diperlukan informasi akuntansi berupa aktiva,
investasi pada industri pengolahan batu split ini layak atau tidak dilaksanakan
yang didasarkan pada proyeksi penghasilan dan biaya yang dikeluarkan selama
umur investasi?
7
penelitian adalah :
Oesa Jatihurip Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Sarat, dilihat dari aspek
bag; :
Batuan didefinisikan sebagai massa kumpulan mineral yang dapat terdiri dari
hanya satu jenis mineral yang disebut batuan monomineral atau yang terdiri dari
beberapa jenis mineral yang disebut polymineral. Mineral adalah bahan yang
mempunyai ciri-clri yaitu unsur, senyawa atau campuran kimia yang merupakan
produk dan proses-proses alamiah secara fisis maupun kimiawi atau berupa produk
1. Batuan PrimerNulkanis, yaitu produk dari pengerasan magma yang berasal dari
dalam bumi. Batuan jenis ini dibedakan atas batuan intrusif dan batuan effusive.
Batuan intrusif adalah hasil pembekuan magma di tempat yang jauh di bawah
permukaan bumi dengan kondisi temperatur dan tekanan yang tinggi, sedangkan
batuan effusive adalah hasil dan magma yang mengalir di permukaan bumi dan
membeku di salah satu celah atau dekat permukaan dan membeku membentuk
batuan celah-celah.
3. Batuan Amorf, yaitu produk yang berasal dari batuan primer dan sekunder yang
batuan effusive. Batu andesit merupakan bahan baku utama dalam pembuatan batu
pecah (split) yang memiliki kualitas yang tinggi dengan volume beratnya 2,2 - 2,7
dalam golongan bahan galian C atau dikenal dengan bahan galian industri yaitu
semua jenis bahan galian yang biasanya dipakai sebagai bahan baku/penolong oleh
andesit ini terdapat di atas permukaan bumi, maka sifat pengusahaannya relatif
segera diperdagangkan.
peralatan berat seperti traktor, Stone Crusher, Backhoe dan sebagainya. Proses
batu belah untuk kemudian diproses dengan memecahkan produk tersebut menjadi
Selain batuan yang berasal dari batu gunung, batu split ini dapat diolah dari
bahan baku berupa batu sungai atau hasil sampingan dari sirtu (pasir dan batu).
Namun jika dibandingkan dengan batu split yang berasal dari batu gunung, maka
batu split yang berasal dari batu sungai dan sirtu umumnya relatif lebih rendah
kualitasnya. Kualitas batu split ini ditandai dengan kekerasan dan kemasifan batu
split tersebut yang tahan (tidak pecah) terhadap tekanan besar, baik yang berasal
dari mesin penggilas [alan atau roda kendaraan bermotor. Batu split dari batu
10
sungai atau sirtu umumnya lebih rentan dan mudah pecah dibandingkan dengan
setelah melalui proses produksi. Produk ini tidak memerlukan proses pengepakan
atau penyimpanan yang memakan waktu dan biaya.. Umumnya pemasaran hanya
ditujukan kepada konsumen domestik saja. Konsumen produk ini adalah kontraktor
bangunan dan masyarakat yang memerlukan batu split untuk pembangunan dan
dalarn masyarakat. Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan yang matang dalam
optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu periode waktu tertentu
yang mempengaruhi kegiatan tersebut dalam periode waktu tertentu sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan (Choliq et all., 1994). Perencanaan ini penting dilaksanakan
ke arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga kegiatan menjadi teratur dan
sistematik.
11
kegiatan.
beberapa waktu tertentu (Gittinger, 1986). Sedangkan menurut Gray et all, (1993)
untuk memperoleh manfaat yang dapat berupa penambahan kesempatan kerja atau
perbaikan suatu sistem. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proyek
sesual dengan yang diharapkan maka dilakukan penilaian proyek. Penilaian proyek
dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui
penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat dipilih alternatif
proyek adalah suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya dan manfaat-
manfaat untuk menentukan apakah proyek yang diusulkan akan mencapai tujuan
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu penanaman modal tertentu. Ojamin
(1993) membagi analisa dan penilaian proyek ke dalam empat aspek yaitu aspek
1. Aspek Pemasaran
tersedia di masa datang dan jumlah pangsa pasar yang dapat diserap oleh
pasar tersebut di masa datang dan strategi pemasaran yang digunakan untuk
mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan. Analisis pasar juga bertujuan
tersebut, deskripsi produk dan harga jual, situasi pemasaran dan sifat
produk serta program pemasaran yang sesuai untuk produk (Edris, 1983).
2. Aspek Teknis
proyek secara teknis dan operasi setelah proyek tersebut selesai diibangun
13
fa ktor produksi (input) dan hasil produksi (output) yang akan menguji
ekonomis (skala usaha) yang merupakan volume atau jumlah satuan produk
yang harus dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu, penentuan lokasi
proyek dan tata letak pabrik, bahan baku dan pembantu serta pendukung
3. Aspek Manajemen
dalam aspek ini adalah struktur organisasi yang sesuai dengan proyek yang
4. Aspek Finansial
kebutuhan dana modal tetap dan modal kerja awal yang diperlukan, struktur
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis proyeksi rugi laba, cash
analisis sensitivitas.
diperlukan.
proyek. Siklus ini merupakan rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan
1. Identifikasi Proyek, dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk
menguntungkan.
2. Persiapan Proyek, dimana pada tahap ini dilakukan persiapan dan analisa
proyek dalam bentuk pra studi kelayakan yang akan memberikan informasi yang
cukup untuk menentukan dimulainya perencanaan lebih lanjut. Dalam pra studi
kelayakan ini dirumuskan tujuan proyek yang direncanakan sebagai dasar dalam
seh.inggaproyek akan menjadi cocok dengan Iingkungan fisik dan sosialnya dan
proyek dapat memberikan hasil yang optimal. Biasanya pada tahap ini dimulai
15
studi kelayakan yaitu pengumpulan informasi dari berbagai pihak terkait tentang
terhadap beberapa aspek kunci melalLii studi lapang. Umumnya aspek yang
dan sosialnya.
5. Evaluasi Proyek, dimana pada tahap ini dilakukan penllaian apakah proyek
Salah satu anaisis yang dapat memperkirakan apakah investasi layak atau
tidak layak adalah analisis finansial. Anaflsls finansial dilakukandenqan tujuan untuk
melihat suatu hasil kegiatan investasi dari sisi individu, dalam hal ini perorangan,
Hasil analisisnya disebut private return yang merupakan hasil untuk modal saham
(real price), Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan
16
dapat melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan yang sebenarnya dan
para pembuat keputusan juga dapat segera melakukan pehyesuaian apabila proyek
Salah satu cara untuk melihat kelayakan dari analisis finansial adalah
metode ini adalah adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang selama umur
manfaat bersih (net benefit) yang kemudian dijadikan nilai sekarang (present value)
Tingkat dlskonto ini harus senilai dengan opportunity cost of capital atau biaya
marginal kegiatan tersebut dari sudut pandang pemilik modal atau peserta usaha
dan biasanya tingkat diskonto merupakan tingkat usaha tersebut untuk meminjam
Ada dua kriteria yang dipergunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi
investasi yang berumur kurang dari lima tahun. Alata analisis yang digunakan
adalah:
layak diterima jika MEC lebih besar dari tingkat bunga Bank, demikian pula
investasi yang direncanakan dengan laba tunai rata-rata per tahun yang
direncanakan.
nilai waktu uang dimana nilai manfaat dan biaya selama umur investasi
dinilaikan pada saat ini dengan menggunakan discuonted factor. Alat analisis
1. Net Present Value (NPV) yaitu nilai sekarang dari selisih antara manfaat dan
biaya pada tingkat diskonto tertentu. Proyek dinyatakan layak jika NPV lebih
besar atau sarna dengan not, yang berarti proyek tersebut minimal telah
2. Internal Rate of Return (lRR) yaitu tingkat diskonto pada saat NPV sama
(Choliq et ali., 1994). Proyek dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari
tingkat diskonto yang dianggap relevan dan proyek dinyatakan tidak layak
. jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto. Jika IRR sarna dengan tingkat
3. Net Benefit Cost Ratio (NBCR) yaitu nilai perbandingan antara jumlah
present value yang positif dengan jumlah present 'value yang negatif, untuk
pengeluaran bersih. Proyek dinyatakan layak jika NBCR lebih besar dari
satu dan tidak layak jika NBCR lebih keeil dari satu. Jika NBCR sama
suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cash investment) dengan aliran kas. Dengan kata lain payback period merupakan
rasio antara initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan
satuan waktu (Umar, 1997). Dalam menilai apakah suatu investasi dapat diterima
atau ditolak maka payback period ini akan dibandingkan dengan payback period
disyaratkan adalah umur investasi. Jika payback period lebih pendek dari payback
period maksimum yang disyaratkan rnaka investasi ini sebaiknya diterima atau jika
konsep nilai waktu uang. Kelemahan ini dapat diatasi dengan memodifikasi metode
payback period menjadi metode discounted payback period. Dengan metode ini
arus kas didiskonto dengan mencari present value yang kemudian dicari payback
periodnya (Sartono.A. 1996). Setelah manfaat bersih kumulatif dari tahun ke tahun
19
dihitung, dapat dilihat bahwa tahun dirnana investasi sudah kernbali adalah tahun
Untuk mengetahui titik impas usaha digunakan anallsis Break Event Point
(BEP), yaitu penilaian titik impas proyek dimana proyek dikatakan pada kondisi
impas jika jumlah hasil penjualan produk pada satu periode tertentu sama dengan
[umlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak rnengalami kerugian
juga tidak mernperoleh laba (Husnan dan Suwarsono, 1994). BEP menunjukkan
suatu keadaan dimana kegiatan usaha tidak mendapatkan laba dan tidak mengalami
perusahaan harus bisa menghasilkan dan menjual produknya agar tidak menderita
kerugian (laba=O).
sebagai NPV, yang biasanya dikenal dengan analisis BEP yang dirnodifikasi
(Husnan dan Suwarsono, 1994). Penggunaan analisis ini biasanya untuk dapat
mengeliminasi tidak diperhitungkannya nilai waktu uang. Dalam analisis ini konsep
tentang break event adalah jika perusahaan mampu menjual sejumlah produk
20
hingga tercapai nilai NPV sama dengan nol. Dalam perhitungannya tetap digunakan
prinslp akuntansi dimana jika unit penlualan berubah maka biaya variabel akan
dan biaya tetap tidak berubah meskipun unit yang dihasilkan mengalami perubahan.
merupakan perubahan yang relatif besar dalam ukuran kegunaan yang disebabkan
oleh satu atau lebih faktor dalam penaksiran parameter, sehingga analisis
perubahan biaya pinjaman, biaya per satuan produk dan lain-lain. Dengan demikian
analisis ini diperlukan jika terjadi suatu kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat
tentang apa yang akan terjadi pada saat pelaksanaan proyek di masa datang.
akibat empat masalah utama, yaitu harga jual, kenaikan biaya, keterlambatan
pelaksanaan dan hasil (Gittinger, 1986). Asumsi terhadap harga jual dapat saja
keliru karena mungkin dengan masuknya proyek ke pasar baru akan terjadi
peningkatan penawaran produk sehingga harga jual dapat menjadi lebih rendah dari
asumsi yang digunakan atau mungkin saja karena tingkat permintaan rneninqkat
21
tajam karena berbagai alasan, maka harga jual menjadi lebih tinggi dari asumsi yang
dilaksanakan dan mungkin faktor diskonto yang digunakan terlalu besar atau karena
semua fasilitas harus sudah tersedia padahal manfaat proyek belum dapat
direalisasikan. Keterlambatan pelaksanaan dan hasil juga dapat terjadi karena tidak
peralatan baru ataupun masalah dan persyaratan adrninistrasi dan perizinan yang
ada.
III. METODE PENELITIAN
Propinsi Jawa Barat kepada para produsen pengolahan batu split dan konsumen
pemakai batu split yang terdiri dari perusahaan bahan bangunan dan kontraktor
batu split dan pengembangan industri ini merupakan sumber pendapatan yang
cukup penting bagi wilayah tersebut serta menyediakan input untuk pembangunan
sarana dan prasarana yang vital bagi pembangunan daerah. Penelitian ini dilakukan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
langsung dengan produsen batu split dan konsumen batu split yaitu para pimpinan
kontraktor dan perusahaan bahan bangunan serta pihak-pihak terkait pada Dinas
adalah PT. Multi Marindo - Cikeruh, CV. Gumelar - Jatihurip dan Workshop Dinas
bangunan. Nama dan karakterisitik responden dapat dilihat pada Tabel Lampiran
18. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur pada instansi terkait seperti
23
Pertambangan dan Energi Republik Indonesia, Biro Pusat Statistik dan sebagainya.
olahan yaitu PT. Multi Marindo, CV. Gumelar dan Workshop Dinas PUK Sumedang
investasi pada industri pengolahan batu split andesit ini, peubah yang dianalisis
adalah:
Manfaat yang diperhitungkan dalarn penelitian ini adalah manfaat yang dapat
diukur yang terdiri dari penghasilan (revenue) dan nilai sisa. Penghasilan
adalah nilai produksi yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi
24
yang dihasilkan dengan tingkat harga produk yang berlaku di wilayah penelitian.
Nilai sisa adalah nilai investasi pada akhir proyek yang didasarkan pad a
2. Biaya adalah segal a sesuatu yang mengurangi penghasilan bagi proyek. Biaya
operasional dan biaya lain-lain. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan
pada awal pembukaan usaha. Biaya investasi terdiri dad biaya pada sa at pra
penambangan meliputi biaya eksplorasi dan perizinan, pada saat persiapan dan
konstruksi meliputi biaya pematangan lahan dan stock pile, pembuatan kantor,
kantor, base camp dan lainnya. Biaya operasional adalah biaya yang rutin
tetap yaitu biaya pemeliharaan alat dan bangunan, asuransi peralatan dan
reklamasi serta biaya variabel yaitu biaya bahan bakar, pelumas dan
penggantian ban, biaya retribusi produksi dan bagi hasil dengan desa. Untuk
perhitungan biaya ditetapkan biaya lain-lain sebesar 10 persen dari total biaya
operasional.
3, Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi
dan tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi yang
berlangsung selama 8 jam per hari dengan waktu kerja 5 hari per minggu.
Tingkat upah tenaga kerja langsung dan tidak langsung _akan dibahas pada
pembahasan berikutnya.
25
4. Manfaat bersih adalah selisih antara arus penghasilan dan arus biaya selama
proyek berlangsung.
dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala dalam pendirian industri batu split
yang mendukung keputusan kelayakan proyek, baik dari aspek pemasaran, teknis,
proyeksi permintaan pasar dari produk batu split di Kabupaten Sumedang sepuluh
tahun mendatang serta untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha dari aspek
dengan metode Linear Trend Analysis. Analisis peramalan deret waktu (time series)
dipilih karena dalam peramalan ini perhatian utama hanya memprediksi apa yang
akan terjadi dengan melihat kecenderungan data masa lalu dan banyaknya faktor
yang mempengaruhi yang sulit diukur (Makridakis, 1994). Metode yang dipakai
adalah metode Linear Trend Analysis dengan alasan yaitu berdasarkan karakteristik
data masa lalu, terdapat kecenderungan data masa lalu yang meningkat dari tahun
1990 sampai dengan 1999, peramalan ini dilakukan dalam jangka waktu yang relatif
panjang (10 tahun), kondisi pasar produk yang masih tergolong kataqori
peramalan yang lebih tingg; yang ditandai dengan tingkat kesalahan persentase
absolut rata-rata (Mean Absolute Percentage Error atau MAPE) yang lebih rendah
pengelompokkan arus biaya dan penghasilan. dari industri pengolahan batu split ini.
Kemudian arus dari biaya dan manfaat masing-masing disajikan dalam bentuk cash
yang dipengaruhi oleh nilai waktu uang (discounted criterion) karena umur investasi
lebih dari lima tahun dan lebih umum digunakan serta dapat dipertanggung
investasi tersebut adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (NBCR),
Internal Rate of Return (lRR) dan Payback Period dengan metode discounted
cash flow. Untuk mengetahui titik impas usaha digunakan analisis BEP (Break
Even Point) tradisional dan yang dimodifikasi (Husnan dan Suwarsono, 1994).
discounted cash flow, dengan pertimbangan bahwa proyek ini mempunyai umur
ekonomis lebih dari lima tahun dan adanya inflasi dan resiko yang mengakibatkan
perbedaan nilai uang sekarang dengan nilai uang di masa datang. Oleh karena itu,
perlu dilakukan diskonto yang bertujuan untuk melihat nilai masa datang (future
1. Net Benefit Cost Ratio (NBCR), yaitu angka perbandinqan antara jumlah present
value yang positif dengan jumlah present value yang negatif yang dirumuskan
Jika N8CR > 1 maka proyek tersebut layak dilaksanakan dan jika NBCR < 1
memiliki kelemahan yaitu ketika investor harus memilih terhadap dua altematif
proyek yang profitable, maka hasil perhitungan hanya rnenunjukkan raslo saja,
karena proyek dengan NBCR yang tebih besar bel urn tentu rnenghasilkan
2. Net Present Value (NPV), yaitu selisih Present Value arus manfaat (penghasilan)
denqan Present Value arus biaya yang dirumuskan sebagai berikut (Gittinger,
1986) :
n
NPV = L Bt - Ct
t=1 (1+i)1
Jika NPV > 0 rnaka proyek tersebut layak dilaksanakan dan jika NPV < 0 maka
3. Internal Rate of Return (lRR), yaitu tingkat diskonto yang rnembuat NPV sama
Nilai IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and etron. Jika IRR > tingkat
diskonto maka proyek tersebut layak dilaksanakari dan jika IRR < tingkat
diskonto maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan. Jika IRR = tingkat
perusahaan.
P =
(1+i)t
Dimana P = nilai uang sekarang
F = nilai uang dimasa datang
i = tingkat suku bunga 29
t = waktu
Setelah penghasilan bersih kumulatif dari tahun ke tahun dihitung, dapat dilihat
bahwa tahun dimana investasi sudah kembali adalah tahun pada saat penghasilan
bersih kumulatif pertama kali bernilai positif. Semakin cepat pengembalian investasi,
titik impas, digunakan kriteria Break Even Point dengan mempergunakan rumus
Anallsis BEP ini digunakan untuk penentuan batas produksi minimal suatu kegiatan
usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak mengalami kerugian.
Analisis BEP ini memiliki kelemahan utama yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu
uang dalam analisisnya sehingga untuk dapat menghasilkan analisis yang konsisten
dengan analisis finansial dengan discounted cash flow, maka dibuat analisis BEP
yang dimodifikasi dimana kondisi impas (break event) diartikan sebagai NPV =0
(Husnan dan Suwarsono, 1994). Dalam penelitian ini selain digunakan analisis BEP
sesuai prinsip akuntansi, juga digunakan analisis BEP yang dimodifikasi. Untuk
membuat analisis BEP yang dimodifikasi terlebih dahulu dicari Present Value dari
penghasilan (inflow) dan Present Value dari biaya (outflow) pada berbagai unit
penjualan. Dari hasil tersebut dibuat persamaan Present Value Inflow dan Present
Untuk melihat sampai pada titik berapa peningkatan atau penurunan suatu
unsur dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari layak
menjadi tidak layak, digunakan analisis sensitivitas. Dalam penelitian ini anal isis
kenaikan sebesar 10 persen dan peningkatan nilai tukar Ruplah terhadap Dollar
harga jual batu split terbesar yang terjadi selama tahun 1990-1998 didasarkan pada
data perkembangan harga jual batu split Propinsi Jawa Sarat 1990-1998 (BPS,
kenaikan harga bahan bakar solar selama tahun 1990-1998 (BPS, 1998).
Peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dilakukan karena
ekonomi sehingga mengakibatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan
tingkat suku bunga perbankan menurun tajam. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
peralatan tambang ini paling besar dari total investasi yang dikeluarkan, yang
Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap
1,00.. Besarnya peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditetapkan
pada masa yang akan datang. Sedangkan metode peramalan adalah cara
memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa datang
berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Peramalan dibedakan atas dua
tipe, yaitu peramalan kualitatif yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu
dan peramalan kuantitatif yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa Jalu.
Metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan menjadi d~a bagian, yaitu metode
deret waktu (time series) dan metode peramalan dengan menggunakan analisa pola
31
Metode perarnalan time series yang digunakan pada penelitian ini adalah
Linier Trend Analysis. Metode ini menggunakan pendekatan kuadrat terkecil (least
square method) dimana yang dimaksud dengan jumlah kuadrat terkecil adalah
jumlah penyimpangan (deviasi) nilai data terhadap garis trend minimum atau terkecil
sehingga garis trend akan terletak ditengah-tengah data asIi. Bentuk dan fungsi
persamaan trend ini adalah bentuk garis lurus dengan fungsi persamaan yang
Y = a + bX
Persamaan garis ini dapat dicari dengan menghitung nilai a dan b. Nilai a dan b
n n
a = Y - b X, dimana Y= L: Yi dan X= L: Xi
i=1 n i=1 n
n n n
n L: XiYi - (L: Xi) (L: Yi)
i=1 i=1 i=1
b = ----------------------------------------
n n
2
n L: Xi - (L: Xi)2
i=1 i=1
Untuk mendapatkan persamaan ini data aktual masa lalu diolah melalui program
Minitab for windows versi 11 untuk mendapatkan persamaan garis trend yang
di Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 152.220 hektar, terletak di
antara 640' - 783' Lintang Selatan dan 10744' Bujur Timur dengan batas-batas
timur dengan Kabupaten Majalengka, sebelah selatan dengan Kabupaten Garut dan
sebelah barat dengan Kabupaten Bandung. Dari seluruh luas wilayah di Kabupaten
Sumedang, seluas 44.304 hektar atau 29,10 persennya digunakan sebagai kebun,
tegal dan ladang, seluas 33.712 hektar atau 22,15 persennya digunakan sebagai
dengan ketinggian antara 25 meter sampai dengan 1500 meter di atas permukaan
laut dan beriklim tropis. Curah hujan rata-rata di Kabupaten Sumedang adalah
kelurahan. Dari 262 des a yang ada .sebanyak 164 desa atau 60 persen dari total
desa, berklasifikasi desa Swadaya yang terdiri dari 60 desa termasuk desa Swadaya
Mula, 33 desa termasuk desa Swadaya Madya dan 71 desa termasuk desa
Swadaya Lanjut. Sedangkan sebanyak 105 desa lain~ya atau 40 persen sisanya,
berklasifikasi desa Swakarsa yang terdiri dari 83 des a Swakarsa Mula, 21 desa
4.2. Kependudukan
akhir tahun 1997 berjumlah 883.830 jiwa yang terdiri atas 439.480 jiwa penduduk
dengan 1997.
Dari data perkembangan penduduk di atas terlihat pada tahun 1997 terjadi
penurunan jumlah penduduk sekitar 120 jiwa. Salah satu sebab adanya penurunan
ini adalah pada tahun 1997 terjadi pemindahan penduduk dari lokasi proyek
tidak merata yang dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya. Adanya
industri dan perguruan tinggi serta letaknya yang berbatasan dengan Bandung
sebagai lbukota Propinsi Jawa Barat sehingga jumlah penduduk cukup besar
kepadatan penduduk hanya mencapai 206,93 jiwa per km2. Minimnya penduduk
1997).
pondok pesantren, masijid langgar, musholla, gereja dan pura di hampir setiap
kecamatan (Sumedang Oalam Anqka, 1997). Oi samping itu juga terdapat sekolah
dengan tingkat atas baik sekolah negeri maupun swasta. Oi bidang kesehatan, juga
puskesmas dan puskesmas pembantu disetiap kecarnatan; poliklinik desa dan pos
dibandingkan dengan tahun 1996 maka jumlah industri yang paling banyak
perekonomian seperti supermarket, pasar, toko, warung dan kios sudah tersedia
Bank baik bank pemerintah maupun swasta, Koperasi Unit Desa, kelompok simpan
dan 65,990 km merupakan [alan tanah. Panjang jalan Kabupaten Sumedang adalah
66,72 km berstatus jalan negara, 84,8 km berstatus [alan propinsi dan 1517,172 km
berstatus jalan kabupaten. Kondisi jalan dalam keadaan baik sepanjang 715,456 km,
dalam kondisi sedang 728,327 km dan dalam keadaan rusak yaitu 925,463 km.
Jumlah kendaraan bermotor pada tahun 1997 mencapai 17510 buah dan jumlah
hart, penduduk dapat memperolehnya dari POAM setempat, sumur gali dan sumur
36
Sumedang yaitu PT. Multi Marindo, Workshop Oinas Pekerjaan Umum Kabupaten
PT. Multi Marindo merupakan produsen batu split dengan skala usaha yang
cukup besar, yaitu dengan kapasitas produksi sebesar 300 m3 per hari atau sekitar
90000 m3 per tahun. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 yang beralamat di
proses produksi diperoleh dari gunung batu andesit yang berlokasi tepat di dekat
adalah 97,2 hektar. Aset usaha yang dimiliki adalah tanah seluas 97,2 hektar,
kompresor, generator set dan mesin bor. Dalam proses produksinya, pemboran dan
tenaga kerja yang digunakan adalah 33 orang, yang terdiri dari 18 tenaga kerja
langsung dan 15 tenaga kerja tidak langsung. Konsumen hasll produksl sebagian
merupakan salah satu unit kerja pada Dinas PUK sumedanc yang bergerak di
bidang pengolahan batu split. Unit kerja ini dibentuk dengan latar belakang sulitnya
37
untuk mempermudah penyedlaan batu split inI maka diberituklah unit kerja ini pada
tahun 1990. Workshop PUK Sumedang ini terletak di Cimalaka, Sumedang dengan
kapasitas produksi sebesar 70 m3 per hari atau 16800 m3 per tahun. Workshop
Bahan baku diperoleh dari penggali dan pemecah batu tradisional yang
memanfaatkan batu sungai dan sirtu yang terdapat di wilayah Cimalaka dan Paseh.
Harga pembelian bahan baku berkisar antara Rp. 6000,00 - Rp. 12500,00 per
meter kubik tergantung dari kualitas bahan baku. Status kepemilikan aset usaha
yang ada adalah sewa, baik tanah dan bangunan serta mesin/alat berat yang terdiri
dari 3 unit Stone Crusher, 4 unit Wheel Loader dan 1 unit Dump truck. Jumlah
tenaga kerja yang digunakan adalah 14 orang yang terdiri dari 8 orang tenaga kerja
langsung dan 6 orang tenaga kerja tidak langsung. Seperti halnya PT Multi Marindo,
proyek pemerintahan berupa jalan dan jembatan (80%) dan sisanya (20%) adalah
memiliki skala usaha relatif kecil dengan kapasitas produksi 30 m3 per hari atau
sebesar 9000 m3 per tahun. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 yang
Bahan baku untuk proses produksi diperoleh dari gunung batu andesit yang
berlokasi tepat di dekat pabrik pengolahannya yaitu Gunung Kerud, Jatihurip. Luas
wilayah usaha adalah 2300 meter persegi. Aset usaha yang dimiliki adalah tanah
seluas 2300 m2, bangunan seluas 96 m2, mesin/peralatan berupa 1 buah Stone
38
Crusher dengan generator set dan 1 buah Dump Truck. Dalam proses
dengan perusahaan peledakan PT. Dahana. Jumlah tenaga kerja yang digunakan
adalah 11 orang, yang terdiri dari 10 tenaga kerja langsung dan 1 tenaga kerja tidak
pemerintahan berupa jalan dan jembatan (60%) dan slsanya (40%) adalah
lebih sedikit karena relatif kecilnya kapasitas produksi CV Gumelar sehingga tldak
pada umumnya skala usaha masing-masing perusahaan kontraktor relatif sama dan
berskala usaha besar dari 112 perusahaan kontruksi yang terdaftar pada GAPENSI
yaitu CV. Linggar Jati dan CV. Salawaty. Sedangkan 84 perusahaan lainnya
berskala usaha kecil dengan omzet penjualan antara Rp. 15.000.000,00 sampai
Dengan keterbatasan skala usaha yang ada, maka hanya sedikit kontraktor yang
umumnya setiap tahun mengerjakan satu sampai dua proyek pembangunan yang
menggunakan batu split berkisar antara 1000 - 3000 m3. Untuk kontraktor berskala
usaha menengah, penggunaan batu split setiap tahun diperkirakan mencapai 1000-
5000 m3.
Sumedang dan hanya sedikit yang menjual kepada kontraktor. Hal terse but
disebabkan karena sebagian besar kontraktor mengambil langsung batu split dari
produsen dengan pertimbangan harga beli akan lebih murah dan lokasi produsen
yang tidak terlalu jauh. Umumnya mereka mengambil batu split dari wilayah
Banjaran, Majalengka, Jatihurip dar) Cimalaka. Omzet penjualan batu split ini
berkisar antara 5 m3 - 50 m3 per bulan atau 600 m3 - 6000 m3 per tahun. Produk
lain yang dijual selain batu split adalah besi, kaca, pasir, batu bata, dan bahan
dengan nama Gunung Kerud yang memiliki potensi pengembangan yang cukup
besar sebagai bahan baku pengolahan batu split. Gunung Kerud ini terletak
disebelah utara Kota Sumedang dengan jarak kurang lebih 5 kilometer. Gunung
Kerud ini merupakan bentang alam yang termasuk perbukitan rendah. Luas wilayah
Gunung Kerud ini adalah 2.300 m2 yang merupakan tanah kas desa.
Batuan yang menyusun Gunung ini terdiri dari satuan tufa dan lava andesit
dengan ketinggian puncak Gunung Kerud sekitar 548 meter diatas permukaan air
laut. Batu andesit yang dihasilkan Gunung Kerud ini berwarna abu-abu muda
hingga abu-abu gelap, bertekstur porfiritik, berbutir halus sampai agak kasar, bersifat
laboratorium Balai Besar penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang
Teknik pada tahun 1986, maka batuan andesit ini dapat digunakan sebagai bahan
besarnya potensi bahan baku batu olahan ini di Oesa Jatihurip untuk dikelola secara
Aspek pernasaran merupakan faktor yang penting untuk dikaji dalam suatu
analisis kelayakan usaha. Tujuan analisis aspek pemasaran ini adalah untuk
mengetahui peluang pasar yang dapat diserap oleh proyek dan mendapatkan
Produk yang dihasilkan oleh industri pengolahan batu andesit ini adalah batu
split dengan ukuran 1-2 em. Batu split ini merupakan hasil pengolahan dari gunung
batu andesit yang diperoleh dengan eara penambangan terbuka melalui pemboran
peledakan menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan dengan
menggunakan mesin pemecah batu (Stone Crusher) dan tidak melibatkan unsur
kimiawi dalam proses pengolahan. Batuan ini berwarna abu-abu muda hingga abu-
abu gelap, berbutir halus sampai agak kasar, bersifat masif dan mengandung
mineral hitam.
Batu split yang dihasilkan ini sebagian besar digunakan sebagai bahan baku
pembuatan jalan dan sebagai campuran beton untuk pembuatan jembatan serta
konsumen produk ini adalah para kontraktor pembangunan jalan dan jembatan,
jalan dan jembatan ini diserahkan kepada para kontraktor pembangunan jalan dan
42
jembatan. Untuk dapat melaksanakan proyek pembuatan jalan dan jembatan ini,
tersebut. Umumnya tender dilakukan pada bulan Juni-Juli setiap tahunnya sehingga
pembuatan jalan dan jembatan oleh para kontraktor akan dimulai pada bulan
Juli/Agustus sampai dengan waktu yang telah disepakati. Sejak bulan Juli/Agustus
inilah biasanya permintaan akan produk batu split mulai meningkat karena
Untuk mengetahui besarnya permintaan pasar dan peluang pasar batu split
produk batu split. Analisis penentuan permintaan pasar ini kemudian akan
menentukan besarnya pangsa pasar yang dapat diraih dan kapasitas produksi yang
jalan merupakan pasar terbesar dari produk batu split ini di wilayah Sumedang. dan
ditunjang oleh ketersediaan data yang akurat. Kebutuhan batu split ini diketahui
dengan tahun 1999. Kebutuhan batu split ini dihitung dengan mengalikan panjang
dan lebar jalan yang dibangun dengan ketebalan 10 em untuk pemeliharaan jalan
adalah pembangunan jalan baru atau peningkatan kualitas jalan dari jalan tanah
atau berkerikil menjadi jalan aspal dan sejenisnya, sedangkan pemeliharaan jalan
adalah perbaikan jalan yang sudah ada, baik pengaspalan, perkerasan dan
43
sebagainya. Ketebalan 10-15 em ditentukan berdasarkan arus lalu Iintas yang tidak
terlalu padat dan. kelas tanah yang termasuk kelas 3 (tanah pasir dan liat)" .
Kebutuhan batu split selama tahun 1990-1999 dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah
ini.
Tabel3. Kebutuhan Batu Split Kabupaten Sumedang selama tahun 1990 - 1999
Tahun Luas Jalan yang Dibangun (m2) Kebutuhan Batu Split (m3)
Pemeliharaan Peningkatan
Jalan Jalan
1990/1991 609.631 259.498 99.887,8
1991/1992 537.538 263.054 93.212,0
1992/1993 579.250 280.810 100.046,5
1993/1994 871.168 402.986 147.564,7
1994/1995 1.335.048 391.520 192.232,8
1995/1996 1.497.310 395.643 209.077,5
1996/1997 1.422.645 462.573 211.650,5
1997/1998 1.270.080 614.790 219.226,5
1998/1999 1.179.825 598.650 207.780,0
1999/2000 1.352.960 793.930 254.385,5
Sumber : Bappeda dan Olnas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Kabupaten
Sumedang, 1999.
batu split selama 10 tahun mendatang dengan menggunakan analisis deret waktu
(time series analysis) dengan metode Linear Trend Analysis seperti yang telah
diuraikan pada metode penelitian. Dari pengolahan data yang dilakukan, maka
didapatkan proyeksi kabutuhan batu split selama sepuluh tahun mendatang seperti
3 Wawancara dengan Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Surnedang pada
bulan April 1999.
4
4
Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Batu Split Kabupaten Sumedang Selama Tahun 2001
Sampai Dengan Tahun 2010 .
tingkat produksi batu split untuk Kabupaten Sumedang dapat diketahui dengan
Sumedang yaitu PT. Multi Marindo, Workshop PUK Sumedang dan CV Gumelar dan
kapasitas produksi pemecah batu tradisional yang diperkirakan sebesar 500 m3 per
bulan. Kapasitas terpasang produksi batu split di Sumedang pada tahun 1999 dapat
MAPE: 10
MAD: 14987
MSD: 3.59E+08
o 10
lirre
.Gambar 1. Grafik Proyeksi Permintaan Pasar Batu Split di Sumedang selama Tahun 2000-2010
46
Dari uraian diatas, maka dapat diketahui peluang pasar yang kosong adalah
dari total permintaan pasar. Sehingga dengan kualitas produk yang dihasilkan
cukup baik dan penetapan harga [ual yang bersaing, diperkirakan pangsa pasar
yang dapat diraih oleh proyek ini adalah sebesar 25 persen dari total peluang pasar
tertibat selama proses penyampaian barang dan jasa ke konsumen baik produsen,
yang terdapat pada industri pengolahan batu split ini cukup sederhana. Saluran
.. Pemerintah
PRODUSEN I-
.. Perusahaan
Bahan Bangunan I-
......
",
Masyarakat Umum
konsumen produk batu split ini sebagian besar adalah kontraktor-kontraktor proyek
pembuatan jalan dan jembatan (60%-80%) dan sisanya adalah perusahaan bahan
langsung berhubungan dengan pihak produsen dalam pembelian produk batu split
ini. Sebagian kecil melalui perusahan bahan bangunan, para supir yang melakukan
lokasi produsen dan konsumen yang relatif dekat dan untuk mendapatkan harga beli
yang lebih murah maka sebagian besar kontraktor melakukan pembelian sendiri ke
pada saat pernbelian atau menggunakan uang muka sebesar 10-30 persen dari total
pembelian.
kedalam barang industri yaitu kamponen dan barang setengah jadi, Berdasarkan
barang industri yang termasuk komponen dan barang setengah jadi ini memiliki ciri-
ciri yaitu harga per unit relatif rendah, jumlah pembelian relatif besar, frekuensi
pembelian tidak sering, sifat saluran pemasaran pendek dimana jika ada penyalur
hanya untuk pembeli yang membeli sedikit, persaingan harga merupakan hal yang
terhadap merk umumnya tldak penting dan biasanyanya tidak ada kontrak
pembelian selanjutnya.
48
bahwa sebagian besar konsumen membeli produk batu split di luar wilayah
luar Kabupaten Sumedang karena jumlah ketersediaan produk lebih besar dan
kualltas produk yang lebih tinggi dibandingkan produsen yang ada di wilayah
Sumedang, sehingga mereka rela membeli produk dengan harga lebih mahal karena
adanya biaya transportasi dan bongkar muat yang lebih besar. Umumnya mereka
pengangkutan dan bongkar muat dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel6. Harga Pembelian dan Biaya Pemasaran Batu Split pada Berbagai Wilayah
Produsen
Dari Tabel 6 terlihat, harga pembelian bahan baku dari produsen berkisar
antara Rp. 30.00q,00 - Rp. 35.000,00 per m3 batu split bahkan di daerah Banjaran
harga pembelian bisa mencapai Rp. 26.000,00. Lebih rendahnya harga beli di
dibandingkan wilayah lain. Namun untuk batu split yang berkualitas tinggi, harga
sendiri, terdapat tiga wilayah sentra produksi batu split yaitu Cimalaka, Jatihurip dan
yang lebih rendah dari produsen batu split dl Sumedang, maka para konsumen lebih
Majalengka. Biaya transportasi dan bongkar muat untuk wilayah Sumedang sendiri
berkisar antara Rp. 3.000,00 sampai Rp. 5.000,00 per m3 batu split dengan
keuntungan perantara berkisar antara Rp. 2.000,00 - Rp. 3.000,00 sehingga selisih
konsumen (margin pemasaran) yaitu sebesar Rp. 5.000,00 - Rp. 8.000,00 per rns
batu split. Sedangkan di wilayah Banjaran, biaya transportasi dan bongkar muat
berkisar antara Rp. 15.000,00 sampai Rp. 20.000,00 per m3 batu split dengan
keuntungan perantara berkisar antara Rp. 4.000,00 - Rp. 5.000,00 per m3 batu split
pembelian di tingkat konsumen yaitu sebesar Rp. 19.000,00 - Rp. 25.000,00 per
m3 batu split. Untuk daerah Majalengka, biaya transportasi dan bongkar muat
berkisar antara Rp. 10.000,00 sampal Rp. 15.000,00 per m3 batu split dengan
keuntungan perantara berkisar antara Rp. 3.000,00 - Rp. 4.500,00 per m3 batu split
pembelian di tingkat konsumen sebesar Rp. 13.000,00 - Rp. 19.500,00 per m3 batu
50
split. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendirian industri pengolahan batu
split dl wilayah Sumedang ini rnempunyai prospek yang cukup baik melihat
kapasitas produksl dan kualitas produk dari produsen batu split di Sumedang yang
belum memenuhi kebutuhan pasar dan besarnya margin pemasaran di luar wilayah
dan sebagainya.
5. Faktor ketersediaan sumber bahan baku, air dan bahan mentah lainnya.
pembuangan.
Lokasi yang dipilih untuk pabrik pemecah batu ini adalah Gunung Kerud yang
Barat dan berada pada alur lalulintas antara Bandung dan Cirebon. Berdasarkan
pad a lokasi tersebut terdapat bahan baku yang sangat besar deposit batuannya
51
yang saat ini mencapai kurang lebih 900.000 M3, sehingga bila ditambang 36.000
M3 per tahun, rnaka deposit batuan tersebut akan habis dalam jangka waktu 25
tahun. Ketersediaan bahan baku ini menjadi faktor utama yang penting bagi
perusahaan dalam industri pengolahan batu split karena kebutuhan bahan baku
yang sangat besar dan ketersediaannya yang relatif langka. Berdasarkan analisis
pemasaran batu split di Sumedang, terlihat potensi pasar yang cukup besar dengan
tersedianya peluang pasar sebesar 144.000 m3 batu split sampai dengan 300.000
pemasaran batu ini mempunyai prospek yang cukup baik karena relatif kecilnya
tingkat persaingan yang ada. Oi samping itu kebutuhan tenaga kerja yang cukup
trampil juga tersedia di sekitar lokasi karena masyarakat di sekitar lokasi juga
tenaga penggerak seperti air, listrik, bahan bakar, jalan dan sebagainya sudah
cukup memadai.
Suwarsono, 1994). Tata letak bangunan pabrik pengolahan dan kantor pada
umumnya didasarkan pada lima prinsip (PPM, 1990) yaitu pergunakan ruangan
perluasan. Pada pabrik pengolahan batu split ini, penyusunan tata letak didasarkan
pada tipe tata letak berorientasi produk (layout garis) karena proses produksi yang
secara berurutan dan mulai pengambilan bahan sampai dengan proses produksi
52
dan pemuatan ke konsumen, adanya arus produk dalam proses yang lancar dan
tidak terdapat arus balik jika suatu aliran pembuatan baranq telah sampai pada
Salah satu alternatif penyusunan tata letak (layout) pabrik dapat dilihat pada
Berdasarkan peta lokasi Gunung Kerud, rnaka pendirian bangunan kantor, base
sebelah selatan Gunung Kerud dengan pertimbangan di bagian selatan relatif lebih
luas dan kontur lahan relatif lebih rata dibandingkan di bagian lainnya. Bangunan
kantor dan base camp didirikan seluas 50 m2 dan menghadap ke utara (ke arah
produksi oleh manajemen perusahaan dan pemanfaatan lahan secara efisien untuk
keluwesan gerak proses produksi. Bangunan ini terdiri dari ruang penerimaan tamu
seluas 14 m2, 2 buah ruang kantor seluas 6 m2, 1 buah ruang kantor seluas 9 m2, 1
buah ruang base camp seluas 9 m2, dapur seluas 3 m2 dan kamar kecil seluas 3
m2. Instalasi pengolahan batu split dan gudang handak untuk penyimpanan
Excavator dan 2 unit Dump Truck didirikan di sebelah timur Gunung Kerud dengan
tujuan agar tersedia wilayah yang luas untuk para pekerja dalam proses produksi
sehingga ruang gerak mereka lebih fleksibel serta kemudahan pengangkutan hasil
masyarakat sekitar dari gangguan lalu lintas kendaran pengangkut produk oleh
konsumen, maka gudang logistik untuk penyimpanan produk jadi dibangun dekat
dengan jalan raya Kabupaten yang terletak kurang lebih 500 meter dari lokasi pabrik
53
pengolahan. Gudang logistik ini didirikan di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas
suatu pabrik atau industri karena kapasitas produksi erat kaitannya dengan
ketersediaan bahan baku dan kemampuan pasar untuk menyerap produksi pabrik.
1. Kemampuan pasar menyerap produk, hal ini akan menentukan berapa banyak
Berdasarkan hasil analisa pasar, dapat diketahui pasar yang kosong adalah
sebesar 144.000 m3 batu split - 300.000 m3 batu split per tahun dan diperkirakan
pangsa pasar yang dapat diraih sebesar 25 persen dari total peluang pasar yang
kosong atau 13 persen dari total permintaan pasar, sehingga tingkat produksi yang
diharapkan dapat tercapai sebesar 36.000 m3 per tahun atau 150 m3 per hari.
pemecah batu tradisional mampu memproduksi sebesar 150 m3/hari atau 36.000
penentuan kapasitas produksi karena jumlah deposit cadangan batuan yang cukup
besar yaitu 900.000 m3. Berdasarkan keterangan diatas maka kapasitas produksi
mesin produksi dan perusahaan baru dalam tahap awal produksi sehingga hanya
5.3.3. Jumlah Cadangan Bahan baku dan Umur Tambang Gunung Kerud
Bahan baku untuk proses produksi dalam usaha ini adalah batu andesit yang
sebesar 36 m dengan luas penyebaran seluas 93.750 m2. Dari 93.750 m2 luas
27.500 m2. Dari data tersebut, maka jumlah cadangan batu andesit yang
:::: 36 m X 27.500 m2
:::: 990.000 m3
andesit yang dapat ditambang di Gunung Kerud ini adalah 990.000 m3. Jika
= 25 tahun
4 Toto Teddy Kusumah. International Institute For Aerospace Survey and Earth Sciences (ITe). 1988
55
produk batu olahan ini, sebelumnya dilakukan penambangan batuan dengan sistem
tambang terbuka dan menggunakan peralatan mekanis dan bahan peledak. Proses
produksi pada industri pengolahan batu split ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Kerud ini sekitar 1 meter dan sebagian daerahnya telah gundul sehingga proses
ini hanya memerlukan waktu beberapa hari saja. Proses ini biasanya hanya
Excavator dan hasil pengupasan ditimbun pada daerah cekungan yang aman.
3. Pengolahan hasil
Pengupasantanah penutup
dan pembersihan vegetasi
v
PENAMBANGAN Pemboran
dan Peledakan
........................................................ ,.
~r
PEMECAHAN
BONGKAH SA TU
HASIL PELEDAKAN
~r
PENGOLAHAN
PECAHAN BATU
MENJADI SPLIT
r-............................_........................... ..1
........................................................................ , , .
PEMUATAN KE
KONSUMEN
memecah bongkahan tersebut menjadi batu split berukuran 1-2 cm. Proses
pemecahan ini menggunakan alat berat yaitu Stone Crusher dan tenaga kerja
seperti palu, pahat, Iinggis dan balincong. Hasil dari proses produksi ini adalah
Adapun Mesin dan Peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi ini
peledakan ke tempat penimbunan hasil peledakan yang terletak tidak jauh dari
sebanyak 1 unit. Sedangkan Stone Crusher merupakan alat utama pengolahan batu
andesit hasll peledakan dan pemecahan batu oleh tenaga pemecah batu tradisional.
Stone Crusher yang digunakan dengan kapasitas 150 m3/hari sebanyak 1 unit.
Dump Truck digunakan mengangkut hasHpengolahan batu andesit (split 1-2 atau 2-
3) yang slap dijual untuk disimpan di Gudang Logistik. Generator set adalah alat
58
pembangkit tenaga listrik untuk mesin alat berat Stone Crusher dan alat lainnya,
Sarana dan prasarana pendukung bagi pengelolaan usaha ini terdiri dari
fasilitas air dan listrik, kantor tambang, gudang logistik dan gudang handak. Air
bersih yang diperlukan dalam proses produksi diperoleh dari sungai dan selokan
yang mengalir disekitarnya dan sumber air lainnya seperti sumur bor. Listrik untuk
penerangan kantor dan gudang dan sebagai sarana penunjang kegiatan produksi
menggunakan sumber energi melalui diesel berkekuatan 150 KVA sebanyak 1 buah
dan PLN. Selain itu dibangun pula kantor tambang, base camp, dan gudang handak
analisis aspek teknis. Dalam penelitian ini tidak dibahas secara mendalam
mengenai anal isis dampak lingkungan dengan pertimbangan bahwa untuk memulai
investasi ini perusahaan diwajibkan oleh pemerintah setempat untuk membuat izin
anaiisis dampak lingkungan dan PT. Rimantono CP telah melakukan hal tersebut.
Hal ini berarti dengan adanya surat izin analisis dampak lingkungan tersebut maka
dapat dikatakan investasi dibidang ini tidak memiliki kendala berarti dan tidak
mengurangi adanya dampak lingkungan yang mungkin terjadi maka secara umum
alat perlindungan diri kepada para pekerja berupa helm pelindung, safety shoes
tersebut dan tanda larangan untuk naik ke instalasi pengolahan selain karyawan
perusahaan.
dilakukan dengan cara penyemprotan air pada sumber debu, pemeliharaan alat
bekas.
terhadap lahan bekas penambangan dan pengaturan bentuk lahan dan drainase.
Pengelolaan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga manajemen yang memahami
seluk-beluk industri yang bersangkutan serta memiliki dedikasi dan motivasi yang
suatu industri terdiri dari beberapa orang yang memiliki jabatan-jabatan tertentu dan
jabatan yang ada dari manajemen suatu organisasi serta hubungan antara [abatan-
jabatan tersebut. Setiap jabatan mengandung tugas dan tanggung jawab yang jelas
dan memiliki batasan yang jelas dengan jabatan yang lain. Hubungan timbal balik
dan pengaruh jabatan satu dengan yang lainnya juga harus dibatasi secara tegas
dan jelas agar struktur organisasi yang disusun dapat berfungsi secara harmon is
dan pencapaian tujuan organisasi dapat diwujudkan secara efektif dan etisien.
Industri pengolahan batu andesit ini yang tengah dikaji kelayakannya ini
merupakan struktur organisasi lini (line organization) dan struktur organisasi ini
dipllih karena efektif bagi perusahaan yang masih belum berkembang, relatif banyak
dlqunakan oleh perusahaan sejenis, sifatnya sederhana dan mudah dimengerti serta
Industri ini akan dipimpin oleh seorang manager. Dalam menjalan tugasnya,
manager akan dibantu oleh 2 orang kepala bagian yaitu kepala bagian
Igudang akan membawahi 3 orang satpam dan 1 orang di bagian logistik. Para
karyawan ini sebagian besar diambil dari wilayah terdekat dengan lokasi pabrik di
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan secara garis besar yaitu :
1. Manager
produksi dan penjualan, laporan neraca, arus kas dan rugi laba perusahaan.
pengiriman produk dari gudang sampai ke tangan konsumen dan transaksi yang
rill mesin, ketersediaan tenaga kerja dan ketersediaan bahan baku yang
dimana kepala bagian keamanan/gudang ini akan dibantu oleh 4 orang satpam.
tergantung pada kernarnpuan tenaga kerjanya. Untuk itu perlu adanya kualifikasi
atau persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang tenaga kerja yang mengisi
posisi atau jabatan. Pada industri pengolahan batu andesit ini kualifikasi secara
MANAGER
I
KEPALA BAGIAN KEPALA BAG IAN
Produksi/Tambang Pemasaran/Adminstrasi
memiliki pengalaman tertentu akan memiliki keahlian yang sesuai dengan jenis dan
pendirian suatu usaha. Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui jumlah dana
2. Kapasitas produksi pengolahan batu split ini ditetapkan sebesar 150 m3 per hari
pada tahun ke-1 sampai tahun ke-10 lini produksi bekerja pada kapasitas
4. Dalam menentukan nilai produksi diasumsikan hasil produksi batu split yang
terjual adalah 100 persen dari total produksi dan terjual habis pada tahun yang
sama.
6. Harga seluruh mesin dan peralatan serta biaya-biaya pada analisis ini bersumber
dan alat lainnya dan didasarkan pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
yang berlaku pada bulan penelitian (Pebruari - April 1999) yaitu Rp 9.000,00/
US$1,OO.
8. Harga jual batu split ditetapkan sebesar Rp. 32.000,00 per m3. Harga tersebut
diskonto 25 persen didasarkan pada rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi
rupiah sampai 50 juta rupiah berikutnya dan 30 persen untuk keuntungan diatas
Manfaat yang digunakan dalam analisis tinansial pada penelitian ini adalah
mantaat yang dapat dlukur (tangible benefit). Mantaat yang dapat diukur terdiri dari
penghasilan (revenue) dan nilal sisa. Penghasilan pada industri pengolahan batu
split ini merupakan nilai produksi yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
hasil .produksi dengan harga jua!. Nilai sisa didasarkan pada perhitungan
Pada industri pengolahan batu split lni, hasil produksi per tahun adalah
sebesar 36.000 m3 batu split dengan harga jual per m3 adalah Rp. 32.000,00
sehingga penerimaan yang dihasilkan adalah Rp. 1.152.000,00 per tahun. Mantaat
berupa penjualan produk pada industri ini mulai terjadi pada tahun ke-1 karena hasll
produksi dapat langsung dihasilkan dan dijual, tanpa memerlukan waktu yang relatif
Nilai sisa yang terdapat pada analisis ini dihasilkan dari bangunan. Untuk
bangunan mempunyai umur ekonomis sebesar 20 tahun sehingga terdapat nllai sisa
tahun. Untuk peralatan tambang dan kantor pada akhir umur ekonomis diasumsikan
Biaya yang akan dianalisis pada lndustri pengolahan batu andesit meliputi
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus
Biaya investasi pada industri pengolahan batu split ini meliputi biaya pra
peralatan tambang serta peralatan kantor dan sejenisnya. Biaya investasi pra
penambangan meliputi biaya eksplorasi dan biaya perizinan. Biaya eksplorasi yaitu
produksi layak dan boleh diusahakan. Berdasarkan hasil survei kepada perusahaan
perizinan yang meliputi pengurusan izin SIPD (Surat Izin Pertambangan Daerah),
izln AMDAL dan surat izin sejenisnya diperlukan biaya sebesar Rp.25.000.000,OO.
Karena status Gunung Kerud sebagai tanah kas desa (kepemilikan Gunung
Desa setempat maka perusahaan dapat menguasai lokasi Gunung Kerud dan
menggunakan lokasi tersebut sebagai tahan usaha selama umur investasi (10
tahun) dengan memberikan imbalan berupa bagi hasil dari hasil penjualan batu split
sebesar Rp. 1.200,00 1m3 batu split yang dihasilkan kepada Pemerintah Desa
Jatihurip. Setelah kegiatan investasi berakhir rnaka status Gunung Kerud akan
kembali menjadi milik desa (tanah kas desa). Apabila temyata dalam prakteknya di
68
penduduk yang terpakai untuk lahan usaha maka biaya pembebasan tanah tersebut
akan dikembalikan pihak Pemerintah Desa Jatihurip rnelalui pendapatan bagi hasil
tersebut.
pematangan lahan dan stock pile seluas 5.000 m2, pembangunan gedung kantor,
base camp dan gudang handak seluas 150 m2 dan pembangunan gudang logistik
untuk pematangan lahan dan stock pile seluas 5.000 m2 diperkirakan mengeluarkan
bangunan kantor, base camp dan gudang handak serta gudang logistik sebesar
Investasi lain yang diperlukan adalah mesin dan peralatan yang meliputi
peralatan berat seperti Excavator, Stone Crusher, Dump Truck dan generator set.
Mesin dan peralatan ini umumnya merupakan buatan luar negeri dimana harga
alat berat. Total harga pembelian mencakup harga beli mesin, biaya transportasi
dan bongkar muat sebesar 15 persen dan biaya instalasi hingga lini produksi siap
69
beroperasi sebesar 10 persen dari total harga beli mesin. Untuk penggalian dan
harga pembeliannya sebesar US$ 65.000,00 dan ditambah biaya transportasi dan
Truck dengan harga pembelian US$ 27.500,00 dan ditambah biaya transportasi dan
instalasl menjadi Rp. 309.375.000,00 per unit. Total biaya investasi mesin dan
Biaya investasi untuk peralatan kantor meliputi biaya pembelian alat kantor
Rp. 7.000.000,00, pembelian peralatan base camp, P3K dan keselamatan kerja
Total biaya investasi untuk peralatan kantor adalah sebesar Rp. 16.000.000,00.
pengolahan batu split ini adalah Rp. 2.131.000.000,00. Kebutuhan investasi ini dapat
tahun. Hal ini ditakukan untuk mengurangi pengaruh dari variasi musiman dan
variabel. Biaya tetap merupakan biaya produksi yang diperkirakan relatif tetap dari
70
tahun ke tahun dan tidak dipengaruhi oleh rencana produksi. Biaya variabel adalah
Biaya tetap yang terdapat pada analisis ini adalah biaya pemeliharaan alat
dan bangunan, biaya gaji karyawan tetap dan tunjangan, biaya asuransi alat dan
bangunan, biaya administrasi dan biaya reklamasi. Untuk perhitungan Break Even
Point (BEP), biaya tetap ditambah dengan biaya penyusutan modal, biaya lain-lain
dan biaya pajak. Perhitungan penyusutan ini berdasarkan metoda garis lurus.
Perhitungan penyusutan ini dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4. Adapun komponen
Setiap unit produksi memiliki arti penting dalam industri karena memiliki fungsi
tertentu yang saling menunjang dengan unit produksi lainnya, oleh karena itu
perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin dan perbaikan bila
tertentu dari nilai investasinya dan disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi unit
sebesar 4 persen atau sebesar 40 persen dari nilai penyusutan dan peralatan
Gaji karyawan tetap dan tunjangan diperkirakan berdasarkan standar upah yang
upah. Taksiran gaji karyawan tetap dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2. Gaji
71
Tunjangan, asuransi dan uang lembur diasumsikan sebesar 25 persen dari total
dari total nilai peralatan dan bangunan. Total biaya premi asuransi diasumsikan
4. Administrasi
administrasi ini meliputi pengadaan alat tulls kantor, biaya telepon dan listrik,
diperkirakan sebesar Rp. 500.000,00 per bulan atau Rp. 6.000.000,00 per tahun.
5. Reklamasi
revegetasi yang besamya adalah Rp. 1.000.000,00 per tahun. Besamya biaya
Biaya variabel yang terdapat pada anal isis ini adalah biaya bahan bakar
solar, pelumas dan gemuk, biaya pemboran dan peledakan, biaya upah tenaga kerja
langsung, biaya penggantian ban, biaya retribusi produksi dan bagi hasil dengan
bahan bakar sebagai alat penggerak mesin dan peralatan. Bahan bakar yang
bakar solar, yaitu 1 unit Excavator, 1 unit Stone Crusher dan generator set serta
2 unit Dump Truck. Untuk Excavator diperlukan sebanyak 70 liter per hari untuk
solar untuk semua mesin/peralatan adalah 320 liter per hari. Total biaya
pengeluaran untuk bahan bakar solar adalah Rp. 42.920.000,00 per tahunnya.
Untuk pelumas diperlukan 7 liter pelumas setiap hari dan untuk gemuk sebanyak
Rp. 10.920.000,00 per tahun dan untuk gemuk sebesar Rp. 1.560.000,00 per
tahun.
Untuk mendapatkan bahan baku produksi yang berasal dan gunung batu
ini dilakukan oleh PT. Dahana selaku perusahaan yang memiliki izin peledakan
pimpinan CV. Gumelar yang melakukan kontrak kerjasama dengan PT. Dahana
tahun adalah Rp. 52.500.000,00. Tarif peledakan per lubang didasarkan pada
Kabupaten Sumedang.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi. Tenaga kerja langsung pada industri ini adalah operator alat berat
yang terdiri dari 1 orang operator Excavator, 1 orang operator Stone Crusher, 2
supir Dump Truck dan 20 orang buruh harian pemecah batu traoislonal. Upah
Crusher sebesar Rp. 400.000,00 per bulan. Supir Dump Truck menerima upah
Rp. 15.000,00 per hari atau Rp. 300.000,00 per bulan sedangkan buruh harian
menerima upah Rp. 3.000/m3 dimana dalam satu hari buruh tersebut dapat
memecah batu sebanyak 3 m3, sehingga upah yang diterima buruh dalam satu
hari adalah Rp. 9.000,00. Untuk mencapai kapasitas produksi 150 m3, maka
diperlukan 20 orang buruh harlan sehingga total upah buruh harlan ini adalah
Rp. 3.600.000,00 per bulan. Total biaya upah tenaga kerja langsung adalah
sebagai alat angkut. Dalam setiap tahunnya, dianggarkan 6 ban untuk 1 unit
yang dicadangkan sebagai penggantian ban Dump Truck ini. Berdasarkan hasll
survei lapang di wllayah Sumedang pada tahun 1999, harga beli satu buah ban
Dump Truck adalah Rp. 1.500.000,00. Total biaya penggantian ban adalah
dengan kapasitas produksi per hari sebesar 150 m3, maka total biaya retribusi
produksi yang dikeluarkan adalah Rp. 10.800.000 per tahun. Karena status
Gunung Kerud sebagai tanah kas desa, maka sesuai kesepakatan dengan
pemerintah desa, setiap 1 m3 hasil produksi yang terjual dikenakan bagi hasil
dengan desa sebesar Rp. 1.200,00. Total biaya yang dikeluarkan untuk bagi
kesalahan perhitungan, maka ditetapkan biaya lain-lain sebesar 10 persen dari total
pajak penghasilan sebesar 30 persen dari laba bersih, karena laba bersih yang
Dari hasil perhitungan terhadap arus manfaat dan biaya, maka dapat
ditentukan apakah investasi yang dilakukan pada industri pengolahan batu pecah ini
layak diusahakan secara finansial. Seperti yang teiah diuraikan pada metode
penelitian, untuk menilai kelayakan investasi pada industri pengolahan batu pecah
ini digunakan tiga kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Ratio (NBCR) dan Internal Rate of Return (IRR) serta perhitungan payback period.
Nilai NPV, NBCR dan IRR yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi
diperoleh nilai manfaat bersih setelah dikurangi pajak (net benefit after tax) yang
kemudian dikalikan dengan tingkat diskonto sebesar 25 persen (discount rate) setiap
75
tahunnya untuk memperhitungkan nilai waktu terhadap nilai manfaat bersih. NPV
diperoleh dari hasil kumulatif manfaat bersih setelah didiskonto selama umur proyek.
NBCR diperoleh dari hasH pembagian antara jumlah manfaat bersih setelah
didiskonto yang bernilai positif dengan jumlah manfaat bersih setelah didiskonto
yang bernilai negatif. IRR diperoleh dengan cara coba-coba (trial and error) dari
Dari hasil perhitungan, pada tahun ke-O manfaat bersih setelah pajak pada
industri pengolahan batu pecah ini masih bernilai negatif, yaitu sebesar
yang dikeluarkan pada tahun tersebut terutama didominasi oleh besamya nilai
investasi peralatan tambang yang mencapai sebesar 92 persen dari total investasi.
Manfaat bersih setelah pajak yang diterima bernilai positif terjadi pada tahun ke-1,
yaitu sebesar Rp. 470.995.700,00 dan nilai ini besamya tetap sama sampai dengan
tahun ke-5. Pada tahun ke-6 manfaat bersih setelah pajak turun menjadi sebesar
Rp. 459.795.700,00 karena adanya biaya investasi yang dikeluarkan untuk peralatan
kantor sebesar Rp. 16.000.000,00. Pada tahun ke-7 terjadi peningkatan nilai
manfaat bersih setelah pajak dibandingkan pada tahun ke-6 menjadi sebesar
investasi, terjadi peningkatan nilai manfaat bersih setelah pajak menjadi sebesar
manfaat (Inflow ) dengan adanya niJai sisa dari bangunan yang terjadi pada akhir
nilai NPV pada industri pengolahan batu pecah ini sebesar - Rp. 448.825.505,30.
76
Hal ini berarti bahwa nilai pendapatan laba yang diperoleh dengan
maka investasi ini tidak layak diusahakan karena nilai NPV yang terjadi lebih kecil
Dilihat dari nilai NBCR, industri pengolahan batu pecah ini mempunyai nilai
NBCR sebesar 0,789. Hal ini berarti bahwa untuk setiap nilai sekarang, setiap
pengeluaran sebesar satu rupiah hanya akan menambah nilai pendapatan bersih
sekarang sebesar 0.789 rupiah. Berdasarkan kriteria investasi, maka dengan nilai
NBCR lebih kecil dari satu, industri ini tidak layak diusahakan.
Dilihat dari kriteria IRR, IRR yang terjadi adalah sebesar 17,83 persen.
Tingkat IRR ini diperoleh dari interpolasi NPV yang bernilai 0 yang terletak antara
nilai NPV dengan tingkat diskonto 17 yang bernilai positif sebesar Rp. 65.188.966,30
dan nilai NPV dengan tingkat diskonto 18 persen yang bernilai negatif sebesar
tingkat diskonto sebesar 25 persen, maka industri ini tidak layak diusahakan karena
IRR lebih kecil dari tingkat diskonto. Dengan kata lain, tingkat IRR sebesar 17,83
persen lebih kecil dari opportunity cost of capita/nya sebesar 25 persen sehingga
perhitungan dengan metode discounted payback period. Pada metode ini terlebih
dahulu dilakukan diskonto terhadap manfaat bersih yang diperoleh yang kemudian
dikumulatifkan dari tahun ke tahun. Pada saat manfaat bersih kumulatif pertama kall
77
bernilai positif maka pada saat itu investasi sudah kembali. Berdasarkan hasil
perhitungan tingkat pengembalian investasi pada industri pengolahan batu pecah ini,
pada akhir tahun ke-10 manfaat bersih kumulatif masih bernilai negatif yaitu
batu pecah ini tidak dapat tertutupi dan kembali pada akhir umur investasi sehingga
berdasarkan kriteria payback period, industri ini juga tidak layak diusahakan.
Analisis titik impas (Break Event Point) usaha merupakan suatu analisis yang
menghasilkan dan menjual produknya agar tidak mengalami kerugian. Titik impas
tidak mengalami kerugian, atau dengan kata lain perusahaan memperoleh laba =
(Husnan dan Suwarsono, 1994).
sebanyak 36.000 m3 batu split dengan harga jual Rp. 32.000,00. Biaya produksi
investasi. Biaya investasi ini dimasukkan dalam katagori biaya tetap yaitu dalam
biaya penyusutan dapat dilihat pada Tabe] Lampiran 4. Total nilai penyusutan
Biaya variabel juga terdiri dari komponen bahan bakar dan pelumas,
pemboran dan peledakan, upah tenaga kerja langsung, penggantian ban, retribusi
produksi dan bagi hasil dengan desa. Disamping itu terdapat biaya lain-lain yang
besarnya diasumsikan sebesar 10 persen dari total biaya tetap dan variabel dan
pajak penghasHan sebesar 30 persen dari laba bersih. Dari estimasi perhitungan
penjualan dan biaya selama 10 tahun diperoleh laba bersih yang dapat dilihat pada
bersih setelah pajak sebesar Rp. 308.949.200,00 pada tahun ke-t sampai dengan
tahun ke-10.
Dalam rnelakukan perhitungan titik impas (BEP), biaya lain-lain dan pajak
dimasukkan ke dalam biaya tetap sehingga tidak terjadi kesalahan perhitungan (over
estimate). Dari hasll perhitungan -BEP yang dilakukan per tahun, rnaka pada tahun
ke-1 sampai tahun ke-10 perusahaan mencapai titik impas pada penjualan produk
sebanyak 23.728 m3 batu split dengan nilai penjualan Rp. 759.293.966,24. Dengan
kata lain, perusahaan akan mencapai kondisi impas (laba=O), jika mampu menjual
sebesar 65,91 persen dari total penjualan yang direncanakan. Jika perhitungan
diakumulasikan selama umur investasi, maka perusahaan akan mencapai titik impas
jika mampu menjual sebanyak 237.279 m3 batu split dengan nilai penjualan sebesar
Rp. 7.592.939.662,40 atau 65,91 persen dari total penjualan yang direncanakan.
Nilai BEP ini diperkirakan dicapai setelah tahun ke-6 sebelum tahun ke-7.
Dari hasil perhitungan diatas, terdapat perbedaan yang tajam antara, hasil
perhitungan titik impas (BEP) ini dengan hasil anallsis finansial yang didasarkan
pada cash flow. Dari empat kriteria investasi (NPV, IRR, NBCR dan PBP) pada
dilaksanakan, sedangkan pada perhitungan titik impas (BEP) ini industri mampu
mendasar pada asumsi dan prinsip perhitungan pada kedua analisis sehingga
terjadi adalah :
1. Pada analisis finansial yang didasarkan aliran kas tidak terdapat biaya
sedangkan pada analisis BEP ini perhitungan didasarkan pada prinsip akuntansi
dimana biaya investasi disebar disetiap periode produksi dalam bentuk biaya
didasarkan pada asurnsi linier ini tidak konsisten dengan nilai investasi yang
langsung diakumulasikan pada tahun ke-O karena adanya pengaruh nilai waktu
uang.
2. Pada ana!isis finansial yang didasarkan aliran kas memperhitungkan nilai waktu
uang sehingga laba bersih sete!ah pajak dikenakan tingkat diskonto sebesar 25
persen, sedangkan pada analisis BEP tidak memperhitungkan niali waktu uang.
8
0
3. Pada analisis finansial yang didasarkan aliran kas, niJai sisa diperhitungkan
dalam analisis finansial yang didasarkan pada arus kas menjadi lebih kecil
dibandingkan pada analisis rugi laba karena pada analisis rugi laba, adanya
komponen biaya penyusutan dalam biaya tetap sehingga total biaya operasional
menjadi lebih besar yang berpengaruh pada biaya lain-lain pada analisis rugi
laba menjadi lebih besar dibandingkan pada analisis finansial yang didasarkan
pada arus kas menjadi lebih besar dibandingkan pajak yang dikeluarkan
perusahaan pada analisis rugi-Iaba karena adanya manfaat bersih yang lebih
besar pada analisis arus kas. Lebih besarnya manfaat bersih yang dihasilkan
pada analisis arus kas disebabkan karena pada arus kas tidak memperhitungkan
biaya penyusutan sehingga beban biaya tetap menjadi lebih keci!. Biaya tetap
yang lebih kecil akan menyebabkan manfaat bersih yang diterima menjadi lebih
besar.
(BEP) diatas memiliki satu kelemahan yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu
uang. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dibuat perhitungan titik impas
(BEP) yang didasarkan pada asumsi profitabilitas adalah NPV sehingga perusahaan
dapat dikatakan mencapai titik impas jika mencapai NPV = 0 yang biasa disebut
Dalam analisis ini, pada berbagai unit penjualan hasil produksi, arus manfaat
(inflow) dan arus biaya (outflow) didiskontokan dengan tingkat diskonto 25 persen.
pencarian titik impasnya (BEP) dengan mencari persamaan umum dari PV inflow
persamaan baru, maka dapat diketahui pada unit penjualan berapa (X) perusahaan
nilai NPV sebesar - Rp. 448.825.505,30 pada unit penjualan 36000 per tahun.
Karena hasil NPV negatif, maka perlu dicari pada unit penjualan berapa NPV yang
dihasilkan positif sehingga dapat diketahui nilai titik impasnya (BEP). Dengan
penjualan dan biaya variabel secara proporsional, sedangkan biaya investasi dan
biaya tetap nilainya tidak berubah (sesuai dengan prinsip akuntansi) maka pada
berbagai unit penjualan didapatkan nilai NPV, PV Inflow dan PV Outflow pada Tabel
9 sebagai berikut :
Tabel 9. Nilai NPV, PV Inflow dan PV Outflow Pada Berbagai Unit Penjualan
1.
2.
36000
4.547.500,00
4.118.339.500,00
2.657.433.486,30
4.567.165.005,30
-2.652.885.986,30
-448.825.505,30
3. 46800 5.352.477.100,00 5.140,084.461,00 212.392.639,00
Sumber : Data diolah
82
INFLOW yaitu :
\..._..
I
(
y = 4.547.499,80 + 114.272,00 X
Y = 2.657.433.487,00, + 53.048,~0 X
Y= - 2.652.885.987,20 + 61.223,90 X
0=- 2.652.885,987,20 + 61.223,90X
X = 43.330,89
Titik impas didapat dengan memasukkan Y=Oyang berarti nilai NPV=O. Nilai
X yang didapatkan merupakan nilai titik impas (BEP) yang merupakan nilai
penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian (laba=O). Dari hasil
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada kondisi impas jika
perusahaan mampu menjual produk sebanyak 43.330,89 m3 batu split atau jika
dibulatkan menjadi 43.331 m3 batu split dengan nilai penjualan adalah sebesar
Dari hasll analisis finansial, industri pengolahan batu split yang dikembangkan
oleh PT. Rimantono CP ini tidak layak diusahakan berdasarkan pada kriteria
investasi diatas. Kondisi ini terjadi bila tidak terdapat perubahan pada arus manfaat
atau biaya. Untuk melihat pengaruh yang terjadi dengan adanya perubahan dimasa
datang terhadap arus manfaat dan arus biaya diperlukan suatu analisis sensitivitas.
83
diusahakan, dengan demikian analisis sensitivitas dengan penurunan harga jual dan
kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen otomatis membuat industri ini menjadi
tidak layak karena penurunan harga jual membuat nilai penerimaan manfaat (inflow)
pengeluaran (outflow) menjadi lebih tinggi sehingga manfaat bersih (net benefit) juga
akan berkurang yang mengakibatkan nilai kriteria investasi NPV, IRR, NBCR dan
Dari hasil analisis finansial yang dilakukan, terlihat bahwa yang menjadi
salah satu sebab industri ini menjadi tidak layak diusahakan karena besarnya biaya
investasi yang dikeluarkan yang tidak dapat diimbangi dengan penerimaan manfaat
yang dihasilkan selama sepuluh tahun. Besarnya biaya investasi ini didominasi
oleh besamya biaya investasi pada mesin dan peralatan tambang yang mencapai 92
besarnya biaya investasi pada mesin dan peralatan ini dilatarbelakangi oleh
tingginya nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dollar Amerika karena umumnya mesin
dan peralatan tambang ini buatan luar negeri dimana harqa beIi didasarkan pada
Dollar Amerika. Pada saat penelitian dilakukan, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika berupa peningkatan nilai Rupiah
terhadap Dollar Amerika dari Rp. 8.000,00 sampai dengan Rp. 7.000,00 per satu
Dollar Amerika. Peningkatan sampai dengan Rp. 7.000,00 per Dollar Amerika
84
yang eenderung naik dan stabil pada kisaran Rp. 7.000,00 sampai dengan
Rp. 8.000,00 selama Januari - Juli 1999 (BPS, 1999). Hasll analisis sensitivitas ini
sebesar Rp. 7.000,00 per US$ 1,00, maka terjadi penurunan biaya investasi menjadi
alat dan asuransi alat, Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan nilai NPV
sebesar Rp. 51.667.234,70, NBCR sebesar 1,031 dan IRR sebesar 26,00 persen.
industri pengolahan batu split ini menjadi layak diusahakan karena NPV yang
dihasilkan positif, NBCR lebih besar dari satu dan IRR lebih besar dari 25 persen
serta tingkat pengembalian investasi masih lebih kecil dari umur investasi proyek.
sebesar Rp. 7.500,00 per US$ 1,00, juga terjadi penurunan biaya investasi menjadi
didapatkan nilai NPV sebesar - Rp.73.455.950,30, NBCR sebesar 0,959 dan IRR
85
sebesar 23,64 persen. Berdasarkan perhitungan payback periode, pada tahun ke-10
tidak terjadi pengembalian investasi karena akumulasi nilai manfaat bersih rnasih
bernilai negatif. Berdasarkan kriteria investasi, maka industri pengolahan batu split
ini menjadi tidak layak diusahakan karena NPV yang dihasilkan neqatit, NBCR lebih
kecil dari satu dan IRR lebih kecil dari 25 persen serta tingkat pengembalian
sebesar Rp. 8.000,00 per US$ 1,00, juga terjadi penurunan biaya investasi menjadi
didapatkan nilai NPV sebesar - Rp.198.579.135,30, NBCR sebesar 0,896 dan IRR
sebesar 21,54 persen. Berdasarkan perhitungan payback periode, pada tahun ke-10
tidak terjadi pengembalian investasi karena akumulasi nilai manfaat bersih masih
bernilai negatif. Berdasarkan kriteria investasi, maka industri pengolahan batu split
ini menjadi tidak layak diusahakan karena NPV yang dihasilkan negatif, NBCR lebih
kecil dari satu dan IRR lebih kecil dari 25 persen serta tingkat pengembalian
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa industri ini
dapat layak dilaksanakan, jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika stabil dan
kenaikan nilai tukar ini tidak diikuti oleh turunnya harga jual produk di pasar.
86
pendirian industri pengolahan batu split andesit ini disebabkan karena biaya
investasi yang dikeluarkan tidak dapat tertutupi oleh akumulasi keuntungan (Iaba
bersih) yang dihasilkan selama umur investasi dengan tingkat diskonto sebesar 25
persen. Biaya investasi ini sebagian besar (92 persen) dikeluarkan untuk membeli
mesin dan peralatan tambang yang digunakan dalam proses produksi. Mesin dan
peralatan tambang ini umumnya buatan luar negeri sehingga biaya yang dikeluarkan
tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami depresiasi cukup tajam sehingga
mencapai Rp.9.000,OOper US$ 1,00 pada saat itu. Hal ini mengakibatkan harga
mengakibatkan biaya investasi menjadi sangat besar. Untuk itu muncul alternatif
lain dalam memperoleh faktor produksi tersebut selain dengan membeli, yaitu
kehabisan bahan baku batu split datam proses produksinya, sehingga mesin
Kondisi ini mengakibatkan opportunity cost mesin produksi menjadi sarna dengan
nol karena tidak adanya proses produksi sehingga tidak ada keuntungan dari hasil
penjualan produknya. Oleh karena itu harga sewa mesin produksi menjadi lebih
perusahaan dan Workshop PU Cimalaka, harga sewa mesin produksi yang terdiri
dari 1 unit Excavator serta I unit Stone Crusher dan genset adalah Rp. 5.000,00 per
sehingga biaya variabel menjadi sebesar Rp. 425.700.000,00 per tahunnya. Biaya
tetap yang dikeluarkan menjadi lebih keeil menjadi sebesar Rp. 176.580.250,00
karena berkurangnya biaya pemeliharaan alat dan asuransi alat menjadi sebesar
dan asuransi mesin karena pemilik mesin menanggung biaya tersebut. Perusahaan
Dari hasil perhitungan pada Tabel Lampiran 12 diperoleh hasil bahwa pada
tahun ke-O manfaat bersih setelah pajak pada industri pengolahan batu peeah ini
bernilai negatif, yaitu sebesar Rp. 769.750.000,00 karena pada tahun tersebut baru
Namun biaya investasi ini menjadi lebih keeil dibandingkan dengan biaya investasi
pada analisis finansial sebelumnya dimana rnesin produksi diperoleh dengan cara
membeli. Manfaat bersih setelah pajak yang diterima bernilai positif terjadi pada
tahun ke-1, yaitu sebesar Rp.384.803.825,00 dan nilai ini besarnya tetap sarna
sampai dengan tahun ke-5. Pada tahun ke-6 manfaat bersih setelah pajak turun
dikeluarkan untuk peralatan kantor sebesar Rp. 16.000.000,00. Pada tahun ke-7
terjadi peningkatan nilai manfaat bersih setelah pajak dibandingkan pada tahun ke-6
Pada akhir umur investasi, terjadi peningkatan nllai manfaat bersih setelah pajak
terdapat peningkatan manfaat (Inflow) dengan adanya nitai sisa dari bangunan yang
Dari hasil perhitungan dengan tingkat diskonto 25 persen, temyata industri ini
menjadi layak diusahakan. Industri ini menjadi layak karena nilai NPV yang
dihasilkan adalah Rp.604.633.309,08, nilai NBCR adalah 1,785, IRR adalah 49,01
persen dan payback period adalah 3,118 tahun atau 3 tahun 1 bulan 8 hari.
Berdasarkan kriteria investasi karena nilai NPV positif, NBCR lebih besar dari satu,
IRR lebih besar dari tingkat diskonto 25 persen dan payback period lebih kecil dari
produksi merupakan salah satu alternatif yang sang at baik dalam memperoleh faktor
produksi utama yaitu mesin produksi bagi perusahaan pada industri pengolahan
batu split ini. Dengan melakukan penyewaan rnesin produksi, maka industri ini
kriteria investasi yaitu NPV, NBCR, IRR dan payback period yang relatif tinggi yang
6.1, Kesimpulan
split andesit dari aspek pemasaran terlihat adanya potensi pemasaran yang cukup
baik dilihat dari permintaan pasar batu split untuk Kabupaten Sumedang yang cukup
besar yaitu 250.000 m3 batu split 'sarnpai dengan 430.000 m3 batu split per tahun.
Di samping itu, tingkat persaingan yang relatif kecil karena produsen batu split
sedikit dan besarnya margin pemasaran produk yang berasal dart luar wilayah
Sumedang membuat peJuang pemasaran produk ini relatif besar. Dari hasil analisis
potensi dan kendala dari aspek teknis dan manajemen terlihat bahwa aspek teknis
Sedangkan berdasarkan hasil anal isis finansial yang didasarkan pada aliran
kas (cash flow), maka pendirian industri pengolahan batu split tidak layak dan tidak
dimodifikasi dengan memperhitungkan nilai waktu uang, temyata industri ini baru
dapat mencapai kondisi impas (NPV=O) pada saat penjuaJan produk mencapai
43.330,89 m3 batu split per tahun atau dibulatkan menjadi 43.331 m3 batu spit per.
diusahakan pada peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi
sebesar Rp. 7.000,00 per US$ 1,00. Sedangkan pad a peningkatan nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi sebesar Rp. 7.500,00 dan Rp. 8.000,00 per
US$ 1,00 industri pengolahan batu split ini kembali menjadi tidak layak dan tidak
ternyata industri ini menjadi Jayak dan menguntungkan dengan nilai NPV yang
6.2. Saran
Berdasarkan analisis yang dihasilkan pada penelitian ini, maka jika investasi
tetap dilakukan dengan membeli mesin produksi dan nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar Amerika berada pada level diatas Rp. 7.000,00/US$ 1,00 maka disarankan
PT. Rimantono CP tidak melakukan investasi pada industri pengolahan batu split ini.
ditandai oleh stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika setidaknya pada
produksi industri ini menjadi layak untuk dilaksanakan. Alternatif ini jauh lebih baik
dibandingkan dengan membeli mesin produksi karena nilai NPV, NBCR, IRR dan
payback period relatif lebih tinggi sehingga tingkat keuntungan yang dihasilkan
menjadi cukup besar. Saran ini lebih diutarnakan untuk dilaksanakan karena
perusahaan tidak perlu menunggu kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi di
bidang ini. Dengan didukung potensi pasar yang cukup baik, aspek teknis dan
produksl merupakan suatu kesempatan investasi yang sangat baik yang harus
Badan Pusat Statistik. 1999. Indikator Ekonomi Juni - September 1999. Jakarta.
Choliq,A., Et al. 1994. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Penerbit Pionir Jaya.
Bandung.
J' Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. UI
Press. Jakarta.
Husnan dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. UPP AMP
YKPA. Yogyakarta.
Puspitasari, Y. 1996. Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Pakan Ternak Bikatein dari
Ubi Kayu di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Jurusan Teknologi
Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
. Soedarsono, J.U. 1979. Konstruksi Jalan Raya. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Sulistyowati, E.P. 1997. Analisis Kelayakan Finansial Unit Usaha Pakan Ayam
Broiler pada Koperasi Petemak Unggas Kujang Lestari, Kabupaten Bogor.
Jurusan IImu-lImu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
No. Posisi IJabatan Jumlah Tingkat Upah/Gaji/bln Total Biaya/bln Total biaya/thn
1 Tenaga Kerja langsung
Operator Excavator 1 Orang 300,000.00 300,000.00
Operator Stone Crusher 1 Orang 400,000.00 400,000.00
Supir Dump Truck 2 Orang 300,000.00 600,000.00
Buruh Harian 20 Orang 180,000.00 3,600,000.00
Total Upah TK langsung 4,900,000.00 58,800,000.00
2 Tenaga Kerja Tidak langsung
Manager 1 Orang 1,000,000.00 1,000,000.00
Kepala Bagian Pemasaran 1 Orang 750,000.00 750,000.00
---
Kepala Bagian ProduksifTambang 1 Orang 750,000.00 750,000.00
-_ .._._ Kepala Seksi Keamanan/Gudang 1 Orang 300,000.00 300,000.00
Seksi PenjualanlPemasaran 1 Orang 400,000.00 400,000.00
_,_._--- Seksi Keuangan/Administrasi 1 Orang 400,000.00 400,000.00
Mekanik Mesin/Peralatan 2 Orang 200,000.00 400,000.00
Satpam/Keamanan 4 Orang 100,000.00 400,000.00
C-'
-_ ..._--,,_--
Sub total 4,400,000.00 52,800,000.O()
Asuransi Kariawan dan tunjangan (25%) 2,325,000.00 27,900,000.00
Total UpahTK tida k langsung 6,725,000.00 80,70.0,000.00
- Total Upah 11,625,000.00 139,500,000.00
Tabel Lampiran 3. Kebutuhan Bahan Bakar, Pemboran dan Peledakan serta Pemeliharaan Peralatan
--,:;.ro:- . ----.----Keterangan--~----r-- - ..
Kebutuhan Biaya per satuan Total Biaya! (Rp.ltahun)
- f -
._- BahanBakar dan Pelumas
-
Bahan bakar Solar
_
----
.. a. Excavator 70 liter/hari
~--~.-~ b. Stone Crusher & Genset I 150 liter/hari
--c. Dumptruck 2 Unit 50 liter/hari/unit
I---.~
Total biaya bahan bakar solar 320 liter/hari Rp.6S0.00Iltr 49,920,000.00
Pelumas (ali) 7liter/hari Rp. 6,500.00/Itr 10,920,000.00
Gemuk .. I 1 kg/hari Rp. 6,500.0o/kg 1,560,000.00
--
f,-----
2
Total Biaya Bahan Bakar
~emboran/peledakan
II 1500'lubangltahun Rp_ 35,OOO.00/lubang
62,400,000.00
52,500,000.00
3 .~~~~~~nti~!!_ b~~ump Truck 6 banltahun Rp. 1,500,000.OO/ban 18,000,000.00
4 !:..e_r:]e~~araanAlat dan Bangunan
Pemeliharaan
..-.'---- 1-------- alat berat 4% dari nilal peralatan beratltahun Rp. 79,200,OoO.OOlthn
Pemeliharaan bangunan 2% dari nilai bangunanltahun Rp. 1,700.00o.00Ithn
--- 1----
f--_ .. Pemeliharaan alat kantor 1% dari nilai peralatan kantorltahun Rp. 320,00O.00Ithn
5- 81,220,000.00
.Total Biaya Pemeliharaan 1% dari nllai alat & bangunan/tahun Rp. 20,970.000.00Ithn 20,970,000.00
---_
6 ~su!aT)~i peralatan dan bangunan
Tabel Lampiran 4. Estimasi Nilai Sisa dan Penyusutan Barang Investasi (asumsi Umur Investasi 10 tahun)
._- r---------- ... --.----'"~-----~------ ,---------------
~--.-
No. Jenis Investasi I Jumlah Harqa ' Nilai Sisa (Rp.) Nilai Penyusutan
(unit) r
I Pembelian (Rp.) (Rp.ltahun)
1 Peralatan Tambang
a. Excavator 1 unit 731,250,000.00 0.00 73,125,000.00
b. Dump Truck 2 unit 618,750,000_00 0.00 61,875,000.00
c. Genset 1 unit I 123,750,000.00 0.00 12,375,000.00
d. Stone Crusher 1 unit. 506,250,000.00 0.00 50,625,000.00
2 P ralatan Kantor dll ! 32,000,000.00 0.00 3,200,000.00
3 e
B ngunan . 85,000,000.00 42,500,000.00
a 4,250,000.00
4 Biaya pra tambang I 50,000,000.00 0.00 5,000,000.00
Total
. I 2,147,000,000.00 42,500,000.00 210,450,000.00
Tabel Lampiran 6. Estimasi Rugi Laba pada Industri Pengolahan Batu Split
=l
.
~A"'"
Penggantian Ban
-
_" Retribusi Produksi
I
Bagi Hasil dengan Desa
---f-----.:.
Total Biaya Varia bel 245,700,000.00
Biaya Tetap
-_.- Gaji Karyawan Tetap, Tunjangan dan Asuransi 80,700,000.00
-"--
Pemeliharaan alat dan bangunan
Asuransi alat dan bangunan
,_,, w
_ "'--
81,220,000.00
20,970,000.00
--
Administrasi 6,000,000.00
--
Reklamasi 1,000,000.00
Tahun Nilai Penjualan ~umlah Pen Biaya Tetap Biaya Varia bel Biaya Varia- Titik BEP
jualan (m3) Rupiah Rupiah bel (Rp/m3) Jumlah Nilai Penjualan
Thn ke-t 1,152,000,000.00 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
Thn ke-2 1,152,000,000.00 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
T
. .
hn ke-3 1,152,000,000.00 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
-T --ke-4 .. -
1,152,000,000.00 .. 36000 I 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94
Thn ke-5 1,152,000,000.00 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
-
T.h....n......ke_ .-...6_ .............1...,..152,000 , 3.60_00... 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
Th~_ke-711.152 .000.000.00 _ 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
Thn ke-s 1,152,000,000.00 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
I.~~.Ie-9 ._.....,..I..~. 2,000,Og . . o 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
lIhn ke-10 LJ_J_52,OOO,OOO.0I 0 36000 597,350,800.00 245,700,000.00 6,825.00 23,727.94 759,293,966.24
Akumulasi Perhitungan Break EVen Point Industri Pengolahan Batu Split Selama Umur Investasi 10 tahun
,"
Tahun Nilai Penjualan Jumlah Pen Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Varia- Titik BEP
jualan (m3) Rupiah Rupiah bel (Rp/m3) Jumlah I Nilai Penjualan
1 11,520,000,000.00 360000 5,973,508,000.00 2,457,000,000.00
.-~sI-d--1-0 68,250.00 2372791
7,592,939,662.00
104
Trend Analysis
Data :
Tahun Kebutuhan Batu Split
1991 99888
1992 93212
1993 100047
1994 147565
1995 192233
1996 209078
1997 211651
1998 219227
1999 207780
2000 254386
Yt = 73591.1 + 18166.4*t
Accuracy Measures
MAPE: 10.1855
MAD: 14986.9
MSD: 358708947
1 11 273422
2 12 291588
3 13 309754
4 14 327921
5 15 346087
6 16 364254
7 17 382420
8 18 400586
9 19 418753
10 20 436919
105
Regression Analysis
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 27226517772 27226517772 60.72 0.000
Error 8 3587089467 448386183
106
Tabel Lampiran 15. Perkemhangan Harga Batu Split (Kerikil) di Propinsi Jawa
Barat
Tabel Lampiran 16. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika
selama Januari - Juli 1999.
Tabel Lampiran 17. Perkembangan Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum di
Indonesia selama Januari-Juli 1999
No. Nama Perusahaan Omzet Penjualan Proyek yang dijalankan Konsumen Penggunaan
(Rp/tahun) Batu
Splitltahun
1. CV. Anry Putra GEL 15 juta - 200 juta Bangunan Pemerintah 500 1000 m3
w
2. CV. Delta Mandiri GEL 15 juta - 200 juta Bangunan Pemerintah 500-
1000 m3
3. CV. Eka Rasa 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah
1000 3000 m3
w
4. CV. Guna Jaya 15 juta - 200 juta Jalan, Bangunan, Pengairan Pemerintah
1000 4000 m3
w
5. FA. Gaftn & Co. GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah
1000 3000 m3
w
6. CV. Inti GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Pengairan Pemerintah 1000-
4000 m3
7. CV.ITO & Co. 200 juta - 500 juta Jalan, Bangunan, Perpipaan Pemerintah 1000-
4000 m3 .
8. CV.IVAN 200 juta - 500 juta Jalan, Bangunan, Perpipaan, Kelistrikan Pemerintah, Swasta 1000-
4000 m3
9. CV. Kahuripan GEL 15 juta - 200 juta Jalan, Bangunan, Pengairan, Perpipaan Pemerintah 1000-
3000 m3
'1 D. CV.KARYA 15 juta - 200 juta Bangunan Pemerintah 500-
1000 m3
11. CV. Karya Jaya 15 juta - 200 juta Bangunan dan Pengairan Pemerintah 500-
1000 m3
12. CV. Karya Sejati 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-
3000 m3 .....
o
00
13. CV. Komara Jaya 15 juta - 200 juta Jalan, Bangunan, Pengairan Pemerintah 1000-
3000 m3
14. CV. Konta Mas 15 juta - 200 juta Bangunan dan Kelistrikan Pemerintah 500-
1000 m3
15. CV. Lestari GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-
3000 m3
16. CV. Lingga Jaya GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-
3000 m3
17. CV. Lingkar Jati 500 juta - 1 mifyar Jalan, Bangunan, Pengairan, Perpipaan Pemerintah, Swasta 3000-
6000 m3
18. CV. Megah Jaya 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-
3000 m3
19. CV. Moresko GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1 000~3000 m3
20. CV. Niskala 200 juta - 500 juta Jalan, Bangunan, Pengairan Pemerintah 1 OOO~4000m3
21. CV. Nurcahya 15 juta - 200 [uta Jalan, Bangunan, Kelistrikan Pemerintah 1000~3000 m3
22. CV. Pangadegan 200 juta - 500 juta Jalan, Bangunan, Pengairan, Perpipaan Pemerintah, Swasta 1OOO~4000m3
23. CV. Perkasa Jaya 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000~3000 m3
24. CV. Perdana Karya GEL 15 juta - 200 [uta Jalan dan Pengairan Pemerintah 1OOO~2000m3
25. CV. PIALA 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000~3000 m3
26. CV. Pratama 15 juta - 200 juta Bangunan dan Pengairan Pemerintah 1000~2000 m3
27. CV. Satya Graha 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-3000 m3
28. CV. Sinta Aroma GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1 OOO~3000m3
29. CV. Sinar Mulcti 15 juta - 200 juta Jalan, Bangunan, Pengairan Pemerintah 1000-3000 ms
30. CV. Sindang Lingga 15 juta - 200 juta Jalan Pemerintah 2000-5000 m3
31. CV. SRI 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-4000 m3
32. CV. Tangkil & Co. GEL 15 juta - 200 juta Jalan dan Bangunan Pemerintah 1000-3000 m3
33. CV. Tirta Rasa 200 juta - 500 juta Jalan, Bangunan, Pengairan, Perpipaan Pemerintah, Swasta 1000-5000 m3
b). Perusahaan Bahan Bangunan
No. Nama Perusahaan Wilayah Pemasaran Konsumen Wilayah Pembelian Penjualan Batu Splitltahun
Batu Split
1. PB. Barokah Jaya Tanjungsari sid Bandung Masyarakat Banjaran - Bandung 1200 - 3600 m3
2. PB. Budi Agung Sumedang Utara dan Masyarakat Jatlhurip, Cimalaka 600 -2400 m3
sekitarnya
3. PB. Lingkar Jati Sumedang Kontraktor & Clrnalaka, Majalengka 1000 - 6000 m3
Masyarakat
4. PB. Maju Jaya Sumedang Masyarakat Cimalaka. Majalengka 600 - 2400 rna
5. PB. Parigi Jaya Sumedang Kontraktor & cjrnataka, Majalengka 1000 - 6000 m3
Masyarakat
6. PB. Saluyu Jaya Indah Tanjungsari sid Sumedang Masyarakat Banjaran - Bandung 1200 - 4800 m3
7. PB. Sukma Asih Pratama Tanjungsari sid Sumedang Masyarakat Banjaram - Bandung 1200 - 4800 m3
,_.
.. o..
Gambar Lampiran 1. Peta Desa Jatihurip Kecamatan Sumedang Utara III
u
:-1
~.\
-('
'
-
0
J'
H
r'1
~
.<
CI)
f!\
I H
\.
I
i
K E L unA H A H S I '!:' U
'"
. ~..
6,000,000000,00
5 GOO GOO.000 00
2000.000.00000 I
,
,
,
i
,
I
'l 000.000.00000
,
I
,
I
....
IV
000 ~---------.,-----------------------+-----------------------+----------~
2 3
m3
m
[ B
1)0 m
CUNUI\U
KERUD
P Er-HJKI MAN
K 81'ERJ\NCAN
? 1
D Bangunan Gudnng Logistik ~
seluas.100 m2.
.w......
D
Gambar Larnplran 3. Tata letak (Lay Out) Pabrik Pengolahan Batu Split
.\,., ~
A
~
r:Q
SKALA 1 % 1000
8 9 10
2 4
KErERANGAN 6
A. Bangunan Kantor
1
1 : Ruang Penerimaan T amu
2 :. Ruang f4anager 7
3 : Ruang Kepala Pr-oduk sf.j''l'umbang
4 : Ruang Kepa La Pemasaran beserta 2 Staf
5 Base Camp dan Logistik
6 Dapur
7 Kamar Kecil
3 5
R. Bangunan Gudang Handak
8 Handak Exavat or
9 : Handak Dump Tru ck
10 : Hand ak Dump 'rrucl<
Lanjutan Gambar, 3. Tata Letak (Lay Out) Pabrik Pengolahan Batu Split
9
Tabel Lampiran B. Perhitungan Present Value Manfaat (Inflow) dan Present Value Biaya (Outflow) pada Unit Produk 0,36000,46800 m3
J,287.10 ",
"...~"~
Total
NPV ( (2,652,B85,986.30
....
..... -/
30000 0 0.00 2,131 ,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,131,000,000.00 0.00 2,131,000,000.00
1 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201,855,300.00 681,004,300.00 921,6:XJ,OOO.00 544,803,440.00
2 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201,855,300.00 681 ,004,300.00 737,280,000.00 435,842,752.00
3 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201,855,300.00 681,004,300.00 589,824,000.00 348,674,201.60
, 4 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201,855,300.00 _. 681,OO4,3X)'00 472,320,000.00 279,211,763.00
5 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201 ,855,300.00 681,004,300.00 377,856,000.00 223,369,410.40
6 1,152,000,000.00 16,000,000.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 197,055,300.00 692,204,300.00 ::01,824,000.00 181,357,526.00
7 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201 ,855,300.00 681,004,300.00 241 ,920,000.00 143,010,003.00
8 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201,855,300.00 681,004,300.00 193,536,000.00 114,408,722,40
9 1,152,000,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 201 ,855,300.00 681,004,300.00 154,368,000,00 91 ,254,576.20
10 1,194,500,000.00 0.00 245,700,000.00 189,890,000.00 43,559,000.00 214,&l5,3OO,00 693,754,300.00 127,811,500.00 74,231,710.10
I , Total 4,118,339,500.00 4,567,165,005.30
! I NPV (448,825,505,30
46800
1
0.00
1,497,600,000.00
2,131,000,000.00
0.00
0.00
319,410,000.00
0.00
189,890,000.00
0.00
50,930,000.00
0.00
281,211,000.00
2,131,000,000.00
841,441,000.00 1,198,030,000.00
0.00 2,131,000,000.00
673,152,800.00
2 1,497,600,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,000.00 50,930,000.00 281,211,000.00 841,441,000.00 958,464,000.00 538,522,240.00
3 1,497,600,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,000.00 50,930,000.00 281,211,000.00 841,441 ,000.00 766,771 ,200.00 4::0,817,792.00
4 1,497,600,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,000.00 50,930,000.00 281,211,000.00 841,441,000.00 614,016,000.00 344,990,810.00
5 1,497,600,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,CCO,00 5O,930,COO.00 281,211,000.00 841,441,000.00 491 ,212,800.00 275,992,648.CO
6 1,497,600,000.00 16,CCO,OOO.00 319,410,000.00 189,890,000.00 50,930,000.00 276,411,COO.00 852,641,000.00 392,371,200.00 223,391 ,942.CO
7 1,497,600,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,CCO.00 50,930,000.00 281,211,000.00 841,441,000.00 314,496,CCO.00 176,702,610.00
8 1,497,6OO,COO.00 0.00 319,410,000.00 189,890,COO.00 50,930,000.00 281 ,211 ,000.00 841.441,000.00 251,596,800.00 141,362,088.00
9 1,497,EOO,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,COO.00 50,930,000.00 281,211,000.00 841,441,COO.00 200,678,400.00 112,753,004.00
10 1,540,100,000.00 0.00 319,410,000.00 189,890,COO.00 50,930,000.00 2S3,961 ,000.00 854,191,000.00 164,790,700.00 91,398,437.00
Total 5,352,477,100.00 5,140,084,461.00
NPV 212,392,639.00
100
Tabel Lampiran 9. Analisis Finansial dengan Peningkatan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
(Rp. 7.000,001US$ 1,00) I
3iaya operasional
3iaya Variabel 0.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00
245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00
3iaya Tetap 0.00 173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00
173,390,000.00 173,390,000.00 173,390,000.00
3iaya Lain-lain 0.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00 41,909,000.00
Total Biaya Op rasional 0.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00
rotalOutflow 1,801,000,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 476,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00 460,999,000.00
~et Benefit (A-B) (1,801,000,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 675,001,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 691,001,000.00 733,501,000.00
)PH 30% 207,300,300.00 202,500,300.00 207,300,300.00 207,300,300.00 207,300,300.00 220,050,300.00
0.00 207,300,300.00 207,300,300.00 207,300,300.00 207,300,300.00
483,700,700.00 472,500,700.00 483,700,700.00 483,700,700.00 483,700,700.00 513,450,700.00
~et Benefit after tax (1,801,000,000.00 483,700,700.00 483,700,700.00 483,700,700.00 483,700,700.00
0.33 0.26 0.21 0.17 0.13 0.11
)F25% 1.00 0.80 0.64 0.51 0.41
158,653,829.60 123,795,183.40 101,571,147.00 81,261,717.60 64,815,893.80 54,939,224.90
(1,801,000,000.00 386,960,560.00 309,568,448.00 247,654,758.40 198,317 ,287 .00
~-_.
IPV (+) 1,727,544,049.70
IPV (-) (1,801,000,000.00"
umlah NPV (73,455,950.30
IBCR 0.9592137977235
..:
~R 23.64%
'ayback Period >10 tahun --
10
Tabel. Lampiran 11. Analisis Finansial dengan PenTn~ikatarNiiai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
(Rp. 8.000,001 US$ 1,00)
INFLOW 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Inflow 0.00 1,152,000,000.00 1,12,000,000.00 1,152,000,000.00 1,194,500,000.00
1,152,000,000.00 1,152,000,000.00 1,152,000,000.00 1,152,000,000.00 1,152,000,000.00 1,152,000,000.00
OUTFLOW
Biaya Investasi
Pra Penambangan 50,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Persiapan dan Konstruksi 85,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Peralatan Tambang 1,760,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Peralatan Kantor 16,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total Biaya si 1,911,000,000.00 0.00 0.00 16,000,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Investa
,,_.
. Biaya
Biaya Variabel
operasional 0.00 245,700,000.00 245,:00,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00 245,700,000.00
Biaya Tetap 0.00 178,890,000.00 178,l90,OOO.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00 178,890,000.00
Biaya Lain-lain 0.00 42,459, 000.00 42,l59,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00 42,459,000.00
Total Biaya Operasiona l 0.00 467,049,000.00 467,{49,OOO.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00
Total Outflow 1,911,000,000.00 467,049,000.00 467,0:19,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 467,049,000.00 483,049,000.00 467,049,000.00 467,~9,00O.00 467,049,000.00 467,049,000.00
Net Benefit (A-B) (1,911,000,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 668,951,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 684,951,000.00 727,451,000.00
PPH 30% 0.00 205,485,300.00 205,485,300.00 205,485,300.00 205,485,300.00 205,485,300.00 200,685,300.00 205,485,300.00 205,485,300.00 205,485,300.00 218,235,300.00
Net Benefit after tax (1,911,000,000.00 479,465,700.00 479,465,700.00 479,465,700.00 479,465,700.00 479,465,700.00 468,265,700.00 479,465,700.00 479,465,700.00 479,465,700.00 509,215,700.00
DF25% 1.00 0.80 0.64 0.51 0.41 0.33 0.26 0.21 0.17 0.13 0.11
(1,911,000,000,00 383,572,560.00 306,858,048.00
...- "
245,486,438.40 196,580,937.00 157,264,749.60 122,685,613.40 100,687,797.00 80,550,237.60 64,248,403.80 54,486,079.90
. NPV (+) -
1,712,420,864;70
NPV (-) {1,911,000,000.oO
Jumlah.NPV {198,579, 135;~0~
NBCR 0.89608627142jS
IRR 21.50/0
Payback Period >10 tahlh
"
Tabel Lampiran 12. Analisis Finansial dengan Sewa Mesin sebagai Alternatif Penyediaan Peralatan Produksi
r.'N~F-:L-;:O:-W-::---;-- +- -~0. 1=+- ~21-----------3j-- 4~1 ~ -=6~-----------7~----------.::.8~ --- ~94---~~--~10~
Nilai Penjuaran 0.00 1 ,152,00J,<XXl.00 1 ,152,000,000.00 1 ,152,<XXl.<XXl.oo 1 ,152,000.000.00 ._J_._1_52.~.~.00 !.~~:.::.000:=.:::;,:::_<XXl=.00=+_....1..!...1:..:5- :..010.:-:
=2:_::.,.l.1X...X!.).~.1,.<:.X:5X:.l..::2.:..:.::,.0:.0.00=:-::".:::'1__000:::.:.:..00:.=t +.c.1..1::'.5.:.:1__25_,:2_::0_:,0'0
_00,.00::0.0....0:_0:_
Nilai Sisa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 ~~ _. :0::::.00=+ ::o:.:.:.00=+ --=0:.:.:.00:=.t-- :_:_----=0:.::.00-=+---:4~2~,5CX):_:_:..:.::,000:
TOTAL INFLOW 0.00 1.152.000.000.00 1,152.000,000.00 1.152,000,000.00 1,152,000.000.00 1,152.000.000:~~ 1,152.000,000.00 _ _:1_:_.1 :5_2,:...O_00 :,_..O1.._O:1__~,O5.:::.2. :.0_10:.-.l_.1_52: 00_.0O_.0.:~.._,O..._:10,_:0
OUTFLOW 0:0.0:.,0:0:,._.j0-0_0 .::.: 1_94...:.,5O_0..:...
t:::--:-:-:--;::-:-:-::-:::~------+_-----I------I------ +--------+----------- ---------_-.--.-.-.-.---------------1-------.-+-------1-------
Biaya Investasi +--------1
r.p~ra-::-:-p~en~a-::m-:;nb-=;-
a-:--;;-n:g--:;a
+-_ _=50~,-=lXX)=,<XXl=:::.oo=+--- _ _:::O:.:.oo.:=:f- o::::.::::oo::+ ._o.oo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
r.p7e_rs--;-ia...:.p_a_n-:da:-n_K_o-:n=-st_ru--;-k-:S+i:-_-::--:--:8-:5-~,~lXX)=,<XXl=-:.00:-=-l _::_0:::.00=t- o=.:::_00=+_------~o~.00::-::- -------o.-oo-+-----o:~ _-_-=-=--=--_ Drol~~----:::-o.:::oo-=+------o.::.:.:=.oo=-l------o.::.: ..::.oo=+------O~.OO.:....::.-l
I:K:-e_n--;-da--;-f_aa--;n7D:-u:k-m=2..:.::.._pu-;::.:n:-.r:u:._itC~_-+ _ _:6-:-18~,=75O=,<XXl=:::.00:-.:t- _:::0:.:'OO.:=:f- 0::::.::::00::.j .~~~ 0.00 0.00 ~ 0.00 0.00 0.00
0.00
I-P_e_fa_la_ta_n_Ka_n_to=f,_B_a_se_cad_'m' 16_:O, :..,.<0X0 j---.----0-.00--+-----0-.00--+---.--0-.~ 0.00 ._~ _ 16,CXXl,<XXl.00 O.OO_~---- -O-.OO-~-------O-.OO_t_--- -
_-p+ OO Xl O
Total Biaya Investasi 769,750,.O_O_0-~~ . . ..-. O.O_O+ O:..:..O~0..j-------- .. O.O~ _ ..._ ...- .. -----O-.O-O--t------O-.OO-fll- _ 16,000,000.00 O:.::.O::._0=-i O:.:..O~O..j----- ...O. ---_-Oc--O jO
:.:..O::_:O+
Biaya Operasional _
Biaya Vatiabel
r-~--------------~-------~ I--------~~--~~~_+--~~~=+~~~~~~~~~~
f:S:-e-;-wa---;M;:-e--;-Si_n_P-;-ro_d-::uk:-s:-i -t- -=0-::.OO:-::-l180-::-:-'-,CXXl~..:.::..0:.00+0-0.:.:1.:8:.0:..::.!.:,000=:.::..:<:.X0X0=l=+_-1:.:80=,axJ..::.::.:,.::.oo:J:_:...1..:..-O80O- :,ooo--:-,000--.0108--01,CXXl,OOO.00 180,000,000.00 180,oo:J,OOO.00 180,OOO.<XXl.00 180,000.000.00
~-;.,_'--000-..:.,000--.OO-+--180
f:B:-a_ha-;-n_B_a_ka--:-r_d-:a::-nas-:-p-:e-:'u-;- -t- ...::.o_:::.oo--=-f:::62:.:.,400~.:.:,ooo=.:=.OO+-....:62~,4CX).::::::!.:,<XXl=.=OO=+---=62~.400=,.::.ooo=.OO=.:::j--.-O.6O2_--+-'-,4CX6)2----'--<'-X,4X00l _:...,ooo_._OO_I---..::.62:=!_,400=,:::-OOO=.oo=+-~62- ,
m 4
='--,4CX)..::.::.!,.::.ooo=.OO~-~62_='
62:.6::2,:.:.:4,_C4X0)0.-::-.-.-..'-:.._00:00__0,l
r.-p~e:...m~bo:;::r--:an:..:....::.da:...n:-:p-e:;_:le:-;d=ak:.::.a:.:.:n: ---+_----_=0::.00~---5=2:-=-.500=~,000:::-::.:::00::+_--=5:::2:!.::.5CX)::::::!:::,oo:J~.~00::.j--...::5:::2!.:.500~,::::oo:J~.00~._-=5::2:.:::,500:::::'.!,<XXl:::;:-:.00..:_':.:.i..._:5--::=25:!2.~::,,='B5:0J0J:::::::'::'! :5=2:!::,500=,:::_000=.00=j_--::5:=:
l::C,aXxJX::l:=:::::..:.0._.0:5:=O:J:O2::!:..:j,500=!.:,000=.:::_00=+_-....:5-::2:!.:,500=:.::,000=.00=_j-
u_'_p_ah_Te_n_a-""ga_K_ef!..ja_L_a...:ng~s_u...:~ng .::.o.:..:.oo~ 58,800.000.00 58,800,000.00 58.800,000.00 58,800,000.00 5,800, 000.00 58,800,000.00 58,800,000.00 58,800,000.00 58,800,lXX).00 58,800.000.00
~ ----~~---I----~ ::-----+---~--'--- 4 .-.----'---'----~---- :_---I--_.::.~~=:.:.::.I-----'--~.:.:..:~+---~~.:.::.::.~-+---~~~-----I------'-'- :_--~
l-
:
l_p_e_n~gg~a_n_tia_n_B_a_n _+_----o-.00~----:1-=8~,CXXl~,-::OOO~.00=+_~1 :8,:.:.axJ~,000~:.:.:.00:=.t- : 18~,000~..!..,CXXl~:.00~~---1-8:...,000 ;,'--000-.00~1_8,,--000---,-,0.00~ _. :.00--+ 18 _:,00_0'_.000.00_4--- :,000--'-,000--.00_t_-_18_:,0Xl _:_,000_._00.-I- 1_8_:_,000_:....000
18:.:.::.000~,ooo~ 18
f:R:-e-:tn--;-b:-US-:i::-P-;-
~fOO_U_k..::.S~i
-+ :1~0's&O~,ooo:.:::..::.::.0~01~:..:0~,8OO=,.::.000==.00==1+~0~,OCD:::=.:.:.,OOO.:~:.:1:0::~- ~1~Os,&O.::.:.:.,OOO.::.::.::~.00~1---~1~Os.OCD.::.:.:.,.:.1:0~0O0~=,=&.O00::~_::.:.~.ooo.:.:..~:- OOO~.00-+ 10~.&O ~,cro ._00
00..~::.~~,ooo:::=.~.00~ 10~00~'s&O~,OOO::_:_:.:....oo-l-1~0~,OCO,:
0.:..::.::.004-_
1-8_a.:::H.g_a__1s_il_de_n..o::g-;:an:-:-D--:- :_0~.OO--+-:-:'43~.=2CO.:-'-'-.0Xl '_:_-:..-:4:.3.o..o.2+,200=~,oo 43~,200:..::..:..,:.:..CXXl~.oo_:_:_l--4,3:.=:.,.2<0X0Xl.~.OO~--43--:,:-::200.::....:_:_,<X.X_4l.3: .=!.:,.2_0000=:.=.:~_,OOO:.:::::.:::_OO=+_--43=.20..0::=.O:.:O:,o=o+o_=--43=,200=:-::,ooo=.oo=- 4
eS-::a::----:-:--:--:--:+ ..:o:.=oo=+- J--.,-43=,200=,!.:.ooo=.oo~ 3
~---;:::--:-----T~o~ta~[~B--:ia~y-=a~V~a~rl.::.abe~I+--------..::.O~.0:.::.0~--....4.::- : :~_0+-4_25 :,_70_0_,_'O_
25~,7::._O:.::O~,0~0.::.0:.:..0.::.0~~42~5~.7~0:::O~,O~O~0.4~~O2O::5~~,7~O.::.0,:.:.0.::.:OO4~~.02~::0:~5~,7~0~O,~00.::.:0~.04.::::.::2O=~5,~7.::.00~,O~O~O=.O4:~::O2:.::.5~,7.::.0~0,:_::00.::.04:~.:2..=0~5,0:.~:.7 OO~,.::.00::_:40_:.::.:.02:;:.:__:50~,7=OO~,=00~0=4.0=:2:_=:
Biaya Tetap 50,+~0-70~,O_0_0
r-~--~----------------+_-----------~-----.------~-----------~-------------~-----------~-----------.--- ------------I .-.-----------~~---------- -- :_: :_:_I----~~~
~-----
r-------------------~--------~-~------------i-------~---------I----------\-----------~---------+--------j----------~---------
~----------- IRR 49.01%
I----------------I--------:...:...I-----------I---------l------------ -----I------~---. ------------+---------~---------~----------t--------
LP...a..y~back _l 3::_.:1_1:_8.::::.l l. ..L... ~ --'-- ----- L- ..L L------_l . ---'- ---
Period .
I-P_e_m_e_'ih_a_raa_'a_nat_d_a;_:_n_ba .n::an;._::_:gn:_.:..u +- ~o~.oo=- 2_6_7.7_0~.000_._0_+ 2_6..n:.o.,_,: 0----t 2_6' ,n_0 j----2-6,:--n-o :,000--.00. j.--26 0l -=2:.:T:.67:.:.:,0=,:::_000~.00:..:.2+--6-,:...7-70:.::.<XXl.:.:..:;.:-.00::..T..7:.;._t-:-_-O-=2=.:0,600'0---+0. 2_:_:6.: n_0
I---G_a-'-ji_ka_rya~wa_n_te_ta...:.p_d_a_n_tu_n.!...ja_n""-ga_n_-+ O.oo~ 0
80,700,000.00 OOO_.080,700,000.00 :,0.000080,700,000.00 8O,700,<XXl.00 :,-n_0_,_,<X._X0
8O.7oo,<XXl.~ :,0Xl.: ;_:_.00
1!-- :80:.::!..:. j---26 :,
7OO-=:.::,OOO=.00-=l:80:..:
7:O!.:O, ..::.:::.:::_000=.00-:=8l0:..:7:!~.0:.0='sooo::.::.:..00::.::.j._--7-=O8O0=.::,.:!:._:.0. 00=.00=-l._----
=-80=, :700~,0