Anda di halaman 1dari 7

KETERKAITAN ANTARA TINGKAT KORUPSI DENGAN TINGKAT

DAYA SAING INDONESIA

DISUSUN OLEH
DANARRISTYA NANDA KURNIA
152114161

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN 2017
Peringkat Daya Saing Indonesia

Daya saing merupakan faktor kunci keberlangsungan suatu negara. Apabila tingkat
daya saing suatu negara tinggi, maka akan dipastikan bahwa negara tersebut akan
mendapatkan pendapatan yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan tingkat daya saing yang
tinggi dalam suatu negara mendandakan kemajuan teknologi, infrastruktur yang memadai dan
kondisi ekonomi yang stabil. Tentu saja, investor juga tertarik menyumbangkan modal di
negara yang memiliki tinkat daya saing yang tinggi karena investor tersebut akan
mendapatkan laba yang besar. Berikut adalah perbandingan peringkat daya saing dunia
periode 2015-2016 dan 2016-2017 berdasarkan data yang dirilis oleh WEF.

Berdasarkan data yang di rilis oleh WEF diatas indeks daya saing Indonesia di dunia turun 5
peringkat. Pada periode 2015-2016 Indonesia menduduki peringkat ke 37, sedangkan pada
periode berikutnya yaitu 2016-2017 Indonesia menduduki peringkat ke 41.Indeks daya saing
Indonesia mengalami stagnansi di angka 4.52. Sementara itu peringkat 10 besar dunia
dikuasai oleh Swiss, Singapura, Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Swedia, Inggris, Jepang,
Hongkong dan Finlandia. Dari negara 10 peringkat besar dunia hanya Finlandia yang
mengalami penurunan indeks daya saing yaitu dari angka 5.45 turun menjadi 5.44
Indeks Korupsi Indonesia di ASEAN

Menurut data dari WEF ada 5 penghambat daya saing Indonesia yang tertinggi yaitu
Akses Keuangan, Inflasi, Sistem Pemerintahan yang Tidak Efisien, Ketidakstabilan Aturan
dan Korupsi. Di ASEAN, tingkat korupsi Indonesia berada di posisi ke 4 terendah.
Walaupun menduduki peringkat 4 terendah, korupsi di Indonesia tergolong cukup tinggi.
Bahkan negara ASEAN seperti Singapura dan Brunei Darussalam tidak memiliki masalah
dengan korupsi. Meskipun Indonesia berada di peringkat 4 dan Malaysia berada di peringkat
3, tetapi jarak nilai indeks kedua negara cukup jauh terpaut 12 angka. Malaysia memiliki nilai
indeks 49 sedangkan Indonesia 37. Sedangkan Indonesia hanya unggul tipis atas Thailand
dan Filipina dimana kedua negara tersebut memiliki indeks sebesar 35. Singapura menjadi
negara terbersih dari korupsi di ASEAN dengan nilai indeks sebesar 84. Dengan kata lain di
antara negara ASEAN, skor Indonesia masih berada di bawah Malaysia (49 poin), Brunei (58
poin) dan Singapura (84 poin), tetapi masih berada di atas Filipina (35 poin) Thailand (35
poin), Vietnam (33 poin), Myanmar (28 poin) dan Kamboja (21 poin).
Kendala Pemerintah Mengurangi Korupsi di Indonesia

Berdasarkan data yang di rilis oleh Transparancy International menunjukan bahwa


indeks korupsi di Indonesia hanya meningkat tipis menjadi 37 dan Indonesia masih
menduduki peringkat ke 90. Artinya adalah tingkat korupsi di Indonesia masih sangat tinggi.

Dari data diatas juga dapat terlihat bahwa untuk kawasan Asia Pasifik Indonesia masih kalah
dengan Selandia Baru (90), Singapura (84), Australia (79), Hongkong (77), Jepang (72),
Brunei (58), Korea Selatan (53), Malaysia (49) dan China (40). Sementara itu, dari kawasan
ASEAN hanya Singapura yang mampu menembus 10 besar dunia negara dengan tingkat
korupsi terendah. Bahkan peringkat kedua di ASEAN yaitu Brunei hanya mampu menduduki
posisi ke 41 dunia. Hal ini menunjukan kesenjangan indeks korupsi di antara negara ASEAN
cukup jauh walaupun dalam peringkat ASEAN Singapura dan Brunei berada di peringkat 1
dan 2.
Tata Kelola Korupsi Demi Meningkakan Daya Saing

Hingga saat ini korupsi masih menjadi masalah utama penghambat daya saing di
Indonesia. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, tetapi angka
korupsi di Indonesia masih tergolong tinggi.

Meskipun KPK telah banyak mengurangi korupsi di Indonesia, tetapi peran KPK hanya
dibatasi pada sektor birokrasi dan KPK hanya boleh menangani kasus korupsi diatas 1 milyar.
Karena itulah peranan KPK sudah seharusnya diperluas dimana KPK tidak hanya menangani
sektor birokrasi tetapi juga swasta. Terlebih lagi, KPK juga harus diberikan fasilitas yang
memadai untuk menjalankan tugasnya. Selain itu fokus KPK tidak dibatasi oleh korupsi di
tingkat pusat saja, tetapi juga korupsi yang berada di daerah. Banyaknya daerah yang ada di
Indonesia menyebabkan tingkat korupsi di Indonesia sangat tinggi. Memang pengawasan
korupsi didaerah cukup sulit tetapi ada baiknya bahwa pengawasan korupsi didaerah
dilakukan secara perlahan asalkan ada hasil nyata dari tindakan tersebut. Apabila hal tersebut
dilakukan tentu saja akan mengurangi tingkat korupsi di Indonesia. Rendahnya tingkat
korupsi akan meningkatkan daya saing karena aliran dana dapat berlangsung dengan cepat.
Hal itu akan mempercepat proses pembangunan negara sehinga negara akan memiliki daya
saing yang tinggi.
Hubungan Korupsi dengan Tingkat Daya Saing

Sampai saat ini tingkat korupsi di Indonesia masih tergolong tinggi. Banyak upaya
pemerintah untuk mengurangi korupsi di Indonesia. Tetapi perkembangan korupsi di
Indonesia sangat cepat. Hal ini dikarenakan pengawasan yang lemah terhadap korupsi di
daerah.Korupsi didaerah.Tingkat korupsi didaerah menjadi penyumbang terbesar tingginya
angka korupsi di Indonesia. Dengan penanganan yang cepat dari pemerintah seperti
memperluas ruang kerja KPK, membuat UU tentang tindak korupsi bagi pihak swasta maka
korupsi dapat ditekan. Dengan penurunan angka korupsi di Indonesia maka dapat dipastikan
hal tersebut dapat meningkatkan daya saing di Indonesia. Apabila tidak ada korupsi maka
dana yang tersedia dapat dialokasikan sebagai dana untuk pembangunan negara. Selain itu,
dengan tingkat korupsi yang rendah hal tersebut dapat mendatangkan investor karena investor
akan mendapatkan pengembalian modal yang tinggi apabila menamkan investasi dan di sisi
lain Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga harus dapat meningkatkan daya saing dari sektor daerah.
Kesenjangan skor tertinggi dan terendah sangatlah jauh. DKI Jakarta memegang skor
tertinggi dengan 3,201sementara Papua -1,519. Daya saing di Indonesia masih didominasi di
Kawasan Barat lebih tepatnya di Pulau Jawa. Sementara untuk Kawasan Timur, skornya
sangat memprihatinkan dimana hampir semua pulau di Kawasan Timur mendapatkan skor
yang rendah.
Daftar Pustaka

World Economic Forum (WEC), (2016). The Global Competitiveness Report.

Asia Competitiveness Institute (ACI), (2016). Competitiveness Analysis of ASEAN-10


Countries and Indonesian Provinces. Singapore: LKY.

OECD INDONESIA, (2016). Survei Ekonomi.

Transparency International, (2016). Corruption Perception Index.

Raimanu, G. (2016). Analisis Daya Saing Indonesia 2016-2017.

Anda mungkin juga menyukai