Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang sedang melakukan


pembangunan di dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah dalam aspek kesehatan,
antara lain peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dalah dengan melakukan perbaikan gizi. Di Indonesia
masalah gizi merupakan suatu problema yang masih banyak ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia dan sangat sulit untuk ditanggulangi. Beberapa bentuk masalah gizi
yang sering ditemukan di Indonesia antara lain adalah Kurang Energi Protein (KEP),
KurangVitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia
Defisiensi Besi (ADB).
Malnutrisi di masyarakat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap 60% dari 10,9 juta kematian anak dalam setiap tahunnya dan 2/3 dari kematian
tersebut terkait dengan praktek pemberian makan yang tidak tepat pada tahun pertama
kehidupan (Infant Feeding Practice).
Dampak jangka pendek gizi kurang/buruk pada masa batita adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan otak, otot, komposisi tubuh dan metabolic
programming glukosa, lemak dan protein. Dampak jangka panjang dapat berupa
rendahnya kemampuan nalar, prestasi pendidikan, kekebalan tubuh, dan produktifitas
kerja. Selain itu meningkatkan risiko diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner,
hipertensi, kanker, stroke dan penuaan dini.
Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat
mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO
melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk
menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki
faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana,
India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama
adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua
adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan
diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun
tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


1
BAB II

PEMBAHASAN

Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat
kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari setiap makanan yang
dampak fisiknya diukur secara antropometri.Salah satu cara untuk melakukan penilaian
status gizi pada kelompok masyarakat adalah dengan melakukan pengukuran tubuh
manusia, atau dikenal dengan antropometri. Dalam penggunaan untuk penilaian status
gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang mengaitkan satu variabel dengan
variabel lain. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, dimana
kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.
Hasil penimbangan berat badan ataupun tinggi badan yang akurat akan menjadi
tidak berarti bila tidak disertai oleh penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering terjadi adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah
seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh karena itu penentuan umur anak perlu
dihitung dengan cermat, dengan ketentuan 1 tahun adalah 12 bulan, dan 1 bulan
adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa
hari tidak diperhitungkan. Contoh: umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2
bulan.
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberi gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat sensitif terhadap
perubahan yang mendadak, baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
makanan yang menurun. Berat badan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan
melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.
c. Panjang Badan / Tinggi Badan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


2
Panjang badan / tinggi badan memberikan gambaran fungsi
pertumbuhan. Panjang/ tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi
masa lalu terutama yang berkaitan dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks
PB/U (Panjang Badan menurut Umur) dan TB/U (Tinggi Badan menurut Umur),
atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) dan BB/PB (Berat
Badan menurut panjang Badan). Indeks tersebut biasanya dilakukan setahun
sekali karena perubahan tinggi badan yang lambat. Keadaan indeks ini pada
umumnya menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan
akibat tidak sehat yang menahun.
Ukuran panjang badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24
bulan yang diukur secara telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur
berdiri, maka hasil pengukutannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang
diukur secara berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka
hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm.

Berat badan dan panjang/tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan indeks BB/U, TB/U dan BB/PB atau BB/TB merupakan indikator status
gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Status gizi yang didasarkan pada indeks BB/U adalah gizi kurang dan gizi
buruk, yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely
underweight (gizi buruk). Status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
adalah pendek dan sangat pendek, yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan
severely stunted (sangat pendek). Status gizi yang didasarkan pada indeks BB/PB atau
BB/TB adalah kurus dan sangat kurus, yang merupakan padanan istilah wasted (kurus)
dan severely wasted (sangat kurus).
Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan dilakukan
dengan cara yang benar dan menggunakan timbangan yang telah ditera secara berkala.
Pemeriksaan fisik terhadap keadaaan umum dan tanda spesifik khususnya defisiensi
mikronutrien harus dilakukan.
Penggunaan dan Interpretasi Grafik Pertumbuhan Untuk Penilaian Status Gizi
Pada Anak

Universitas Muhammadiyah Jakarta


3
Untuk menentukan status gizi seorang anak digunakan alat bantu berupa grafik
pertumbuhan. Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan adalah grafik WHO
2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5
tahun.
Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai
keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000. Subyek penelitian pada WHO 2006
berasal dari 5 benua yang memiliki lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan
optimal. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan
pertimbangan grafik WHO 2006 tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2006
merupakan hasil smoothing dari NCHS 1981.
Tabel 1. Grafik penilaian gizi lebih berdasarkan kelompok usia.

Usia Grafik yang digunakan


0-5 tahun WHO 2006
Untuk status gizi lebih dan obesitas lihat ketentuan di bawah ini.
>5-18 tahun CDC 2000

Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0-5
tahun dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas 5
tahun.

Tabel 2. Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan
CDC 2000

Status gizi BB/TB (% BB/TB WHO IMT CDC 2000


median) 2006
Obesitas >120 > +3 > P95
Overweight >110 > +2 hingga +3 SD P85 P95
Normal >90 +2 SD hingga -2
SD
Gizi kurang 70-90 < -2 SD hingga -3
SD
Gizi buruk <70 < -3 SD

Universitas Muhammadiyah Jakarta


4
Status gizi lebih (overweight) / obesitas ditentukan berdasarkan indeks massa
tubuh (IMT). Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih (>+1
SD) atau BB/TB >110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis kelamin digunakan
untuk menentukan adanya obesitas. Untuk anak <2 tahun, menggunakan grafik IMT
WHO 2006 dengan kriteria overweight Z score > +2, obesitas > +3, sedangkan untuk
anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang batas yang
digunakan untuk overweight ialah di atas P85 hingga P95 sedangkan untuk obesitas ialah
lebih dari P95 grafik CDC 2000.

Tabel 3. Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia.

Usia Grafik IMT yang Alasan


dipakai
Grafik IMT (CDC 2000) tidak
0 2 tahun WHO 2006 tersedia untuk klasifikasi usia
dibawah 2 tahun
Dengan menggunakan grafik IMT
> 2 18 tahun CDC 2000 CDC 2000 persentil 95, deteksi
dini obesitas dapat ditegakkan
Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan panjang /tinggi badan tidak
dapat dinilai secara akurat, misalnya pada keadaan di mana terdapat organomegali,
edema anasarka, spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi
ditentukan dengan menggunakan parameter lain misalnya
Tentukan usia anak lingkar lengan atas, knee
height, arm span, dan lain-lain.

Algoritme Penggunaan Grafik Pertumbuhan pada Gizi Lebih/Obesitas


Usia 0-5 tahun Usia >5 18 tahun

Gunakan grafik BB/TB WHO 2006 Gunakan grafik BB/TB CDC 2000

Z-score > +1 BB/TB > 110%

Usia < 2 tahun Usia 2 5 tahun Gafik IMT


CDC 2000
Universitas Muhammadiyah Jakarta
5
Gafik IMT Gafik IMT
WHO 2006 CDC 2000
1. WHO Child Growth Standard

1.1. Plot panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

Panjang/tinggi badan menurut umur mencerminkan pertumbuhan yang


didapat dalam panjang/tinggi badan pada umur seorang anak pada kunjungan saat
itu. Indikator ini dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang pendek
(stunted) karena nutrisi kurang berkepanjangan atau penyakit yang berulang. Anak-
anak yang tinggi terhadap umur mereka dapat juga diidentifikasi, tetapi postur
tinggi jarang menjadi masalah kecuali tinggi badan yang berlebihan, yang dapat
mencerminkan kelainan endokrin yang jarang. Pada masing-masing grafik sumbu x
menunjukkan umur dan sumbu y menunjukkan panjang/tinggi badan dalam
sentimeter. Umur di plot dalam minggu penuh sejak lahir hingga umur 3 bulan;
dalam bulan penuh dari 3 sampai dengan 12 bulan; kemudian dalam tahun dan
bulan penuh.5

Untuk memplot panjang/tinggi badan, menurut umur, plot minggu, bulan,


atau tahun dan bulan penuh pada garis vertikal (tidak diantara garis-garis vertikal).
Misalnya, jika seorang anak berumur 5 bulan, titik akan di plot di garis 5 bulan
(tidak diantara 5 dan 6 bulan). Untuk panjang/tinggi badan di plot pada atau
diantara garis-garis horizontal. Misalnya, bila pengukuran 60,5 cm, plot pada titik
tengah diantara garis-garis horizontal.5

Universitas Muhammadiyah Jakarta


6
Contoh: anak A. Grafik berikut menunjukkan TB/U anak perempuan A
pada tiga kunjungan. Tiap garis-garis horizontal menyatakan satuan 1 cm. Pada
kunjungan pertama , anak A berumur 2 tahun 4 bulan dan tinggi badan 92 cm.

1.2. Plot berat badan menurut umur (BB/U)


Berat badan menurut umur mencerminkan berat tubuh relatif terhadap umur
anak pada kunjungan saat itu. Indikator ini digunakan untuk menilai apakah seorang
anak mengalami gizi kurang (underweight) atau gizi buruk (severely underweight),
tetapi indikator ini tidak digunakan untuk mengklasifikasikan seorang anak gemuk atau
obes. Karena berat badan secara relatif mudah diukur, indikator ini sering digunakan,
tapi tidak bisa diandalkan pada situasi-situasi di mana umur anak tidak dapat ditentukan
secara akurat, seperti pada pengungsi. Penting untuk dicatat bahwa seorang anak dapat
mengalami gizi kurang karena panjang/tinggi badan yang pendek (stunting) atau kurus,
atau keduanya.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


7
Pada setiap grafik BB/U sumbu x menunjukkan umur dan sumbu y
menunjukkan berat badan dalam kilogram. Umur di plot dalam minggu penuh sejak
lahir hingga umur 3 bulan; dalam bulan penuh dari 3 sampai dengan 12 bulan;
kemudian dalam tahun dan bulan penuh.

Untuk memplot panjang/tinggi badan menurut umur, plot minggu, bulan, atau
tahun dan bulan penuh pada garis vertikal (tidak diantara garis-garis vertikal). Plot berat
badan pada garis horizontal, atau di ruang antara garis-garis untuk menunjukkan ukuran
0,1 kg.

Contoh: anak B. Grafik berikut menunjukkan BB/U anak laki-laki B pada tiga
kunjungan. Tiap garis-garis horizontal menyatakan satuan 0,1 kg (100 g).

1.3. Plot berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Berat badan menurut panjang/tinggi badan mencerminkan berat tubuh dalam
proporsi untuk pertumbuhan yang didapat dalam panjang/tinggi badan. Indikator ini
terutama berguna dalam situasi dimana umur anak tidak diketahui. Grafik berat badan
menurut panjang/tinggi badan membantu mengidentifikasi anak dengan BB/PB atau
BB/TB rendah yang mungkin kurus atau sangat kurus. Kurus biasanya disebabkan oleh

Universitas Muhammadiyah Jakarta


8
penyakit dalam waktu dekat atau kekurangan pangan yang menyebabkan kehilangan
berat badan akut dan berat, walaupun kekurangan nutrisi kronik atau penyakit juga
dapat menyebabkan kondisi tersebut. Grafik ini juga membantu mengidentifikasi anak-
anak dengan nilai BB/PB atau BB/TB yang tinggi, yang mungkin berisiko untuk
menjadi gemuk atau obes.
Pada grafik BB/PB atau BB/TB, sumbu x menunjukkan panjang/tinggi badan
dalam sentimeter, dan sumbu y menunjukkan berat badan dalam kilogram. Plot
panjang/tinggi badan pada garis vertikal. Perlu pembulatan ukuran ke sentimeter utuh
terdekat (bulatkan ke bawah 0,1 hingga 0,4 cm dan bulatkan ke atas 0,5 hingga 0,9 cm).
Contoh: anak C. Grafik ini menunjukkan berat badan menurut tinggi badan anak
laki-laki C pada 2 kunjungan. Garis-garis horizontal menandakan satuan 0,5 kg (500 g)
sedangkan garis-garis vertikal menandakan satuan 1 cm. Pada kunjungan pertama, anak
C berumur 2 tahun 2 bulan. Anak C memiliki tinggi badan 85 cm dan berat badan 13
kg.5

1.4. Plot indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)


Menentukan IMT anak dapat dihitung dengan menggunakan kalkulator atau
menggunakan tabel referensi. IMT menurut umur adalah suatu indikator yang berguna
khususnya untuk skrining kegemukan dan obesitas. Grafik IMT menurut umur dan berat
badan menurut panjang/tinggi badan cenderung menunjukkan hasil yang sangat mirip.
Pada grafik IMT/U sumbu x menunjukkan umur dalam minggu, bulan, atau tahun dan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


9
bulan penuh, dan sumbu y menunjukkan IMT anak. Plot umur pada garis vertikal dan
IMT pada garis horizontal.
Contoh: anak D. Grafik berikut menunjukkan IMT menurut umur anak
perempuan D dalam 2 kunjungan. Garis horizontal menandakan satuan 0,2 unit IMT.
Pada kunjungan pertama, anak D berumur 7 bulan penuh dan memiliki IMT 17.

1.5. Interpretasi plotting kurva WHO


Garis-garis melengkung pada grafik tumbuh kembang akan membantu
menginterpretasi titik-titik plotting yang mencerminkan status pertumbuhan anak. Garis
yang ditandai 0 pada tiap grafik menunjukkan median. Garis melengkung lainnya
adalah garis Z-score, yang mengindikasikan jarak dari rata-rata. Median dan garis z
score pada tiap grafik tumbuh kembang didasarkan pada pengukuran-pengukuran anak-
anak pada WHO Multicentre Growth Reference Study, yang diberi makan dan
dibesarkan pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal.
Garis Z-score pada grafik pertumbuhan diberi nomor secara positif (1,2,3) atau
negative (-1, -2, -3). Secara umum, titik yang di plot yang jauh dari median pada salah
satu arah (misalnya 3 atau -3 garis Z-score) dapat mencerminkan masalah pertumbuhan,
walaupun faktor lain harus dipertimbangkan, seperti trend (pola pertumbuhan), kondisi
kesehatan anak dan tinggi badan orang tua. Pada tabel interpretasi grafik pertumbuhan,
masalah pertumbuhan dicerminkan oleh titik plotting yang berada di atas atau di bawah

Universitas Muhammadiyah Jakarta


10
garis Z-score tertentu. Contoh: titik di antara garis Z-score -2 dan -3 dibaca sebagai di
bawah -2; sedangkan titik diantara garis Z-score 2 dan 3 dibaca sebagai di atas 2.
Tabel 4. Interpretasi Grafik Pertumbuhan WHO.

Indikator Pertumbuhan
Z--score PB/U atau BB/PB atau
BB/U IMT/U
TB/U BB/TB
Lihat catatan Sangat gemuk Sangat gemuk
Di atas 3
1 (obes) (obes)
Gemuk Gemuk
Di atas 2 Lihat catatan 2
(overweight) (overweight)
Risiko gemuk Risiko gemuk
Di atas 1
(lihat catatan 3) (lihat catatan 3)
0 (median)
Di bawah -1
Pendek
(stunted) BB kurang
Di bawah -2 Kurus (wasted) Kurus (wasted)
(lihat catatan (underweight)
4)
Sangat
pendek
BB sangat
(svere Sangat kurus Sangat kurus
Di bawah -3 kurang (severe
stunted) (severe wasted) (severe wasted)
underweight)
(lihat catatan
4)
Catatan:

1) Anak pada kategori ini tergolong sangat tinggi, hal ini jarang menjadi masalah
kecuali pada gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormone
pertumbuhan.
2) Anak pada kategori ini mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi lebih baik
dinilai berdasar indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U.
3) Hasil plotting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko (possible risk), bila
cenderung menuju garis Z-score 2 berarti pasti berisiko.
4) Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan menjadi gemuk bila
mendapat intervensi gizi yang salah.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


11
Contoh: Anak laki-laki berat badan kurang. Berikut adalah grafik BB/U untuk seorang
anak laki-laki berumur 1 tahun 1 bulan. BB 7,5 kg dan panjang badan 70,3 cm. BB/U
anak ini berada di bawah garis Z-score -2, jadi anak ini dikategorikan sebagai BB
kurang.

1.6. Pertimbangan pemakaian grafik pertumbuhan


Masalah-masalah pertumbuhan dapat diindentifikasi dengan menggunakan satu
grafik pertumbuhan. Tetapi, penting untuk mempertimbangkan semua grafik
pertumbuhan pada seorang anak. Sebagai contoh, jika seorang dikategorikan sebagai
kurus menurut grafik BB/U, harus dipertimbangkan penggunaan grafik PB/U atau TB/U
dan BB/PB atau BB/TB. Fokus lebih pada grafik BB/PB atau BB/TB dan PB/U atau
TB/U:
- PB/U atau TB/U mencerminkan pertumbuhan yang didapat dalam
panjang/tinggi badan. Pendek (stunting) mengimplikasikan bahwa dalam
periode yang lama anak tersebut mendapatkan nutrisi yang tidak adekuat untuk
menudukung pertumbuhan normal dan/atau anak tersebut menderita infeksi

Universitas Muhammadiyah Jakarta


12
berulang. Seorang anak yang pendek dapat memiliki BB/PB atau BB/TB yang
normal, tetapi memiliki BB/U yang rendah karena pendek nya.
- BB/PB atau BB/TB adalah indikator pertumbuhan yang dapat diandalkan
bahkan ketika umur tidak diketahui. Kurus biasanya disebabkan oleh kejadian
yang berat dalam belakangan ini, seperti penurunan drastic intake makanan
dan/atau penykit yang menyebabkan kehilangan berat badan parah. IMT/U
mengklasifikasikan anak-anak dalam sifat yang serupa dengan BB/PB atau
BB/TB. Kedua indikator juga membantu mengidentifikasi apakah seorang
anak memiliki kelebihan berat badan relatif terhadap panjang/tinggi badan nya.
Melihat grafik pertumbuhan secara keseluruhan akan membantu menentukan
dasar dari masalah pertumbuhan yang dialami seorang anak. Penting juga untuk
mempertimbangkan trend (pola pertumbuhan) yang di observasi seiring berjalannya
waktu.
Contoh: anak pendek (stunting)
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 0 bulan, panjang badan 67,8 cm, dan
berat badan 7,6 kg. Terlihat dari hasil plotting, BB/U anak ini rendah namun masih
dalam batas normal. BB/PB anak tersebut berada di median, sehingga dia memiliki
tampilan normal. Akan tetapi, PB/U anak ini berada di bawah garis Z-score -2,
menunjukkan bahwa dia pendek.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


13
Universitas Muhammadiyah Jakarta
14
Ketika menginterpretasi grafik pertumbuhan, perlu untuk mempertimbangkan
hasil observasi terhadap tampilan seorang anak. Anak dengan BB/PB di bawah -1 dapat
baik-baik saja bila tampil langsing, bukan kurus. Anak dengan BB/PB di atas 1 dapat
baik-baik saja bila tampak berat (kekar, berisi), bukan tampak memiliki banyak lemak.
Tanda-tanda klinis dari marasmus dan kwashiorkor memerlukan perhatian
khusus. Kekurusan yang dihubungkan dengan marasmus akan tampak pada grafik BB/U
dan BB/PB atau BB/TB seorang anak. Akan tetapi, oedem (retensi cairan) yang
berhubungan dengan kwashiorkor dapat menyembunyikan fakta bahwa seorang anak
memiliki berat badan yang sangat rendah. Ketika memplot berat badan seorang anak
dengan oedem kedua kaki, penting untuk dicatat pada grafik bahwa anak tersebut
memiliki oedem. Anak dengan oedem pada kedua kaki di anggap memiliki Z-score di
bawah -3 dan harus dirujuk untuk penanganan khusus.
Contoh: oedem pada kedua kaki
Seorang anak perempuan dengan oedem pada kedua kaki, berusia 1 tahun 8 bulan,
berat badan 6,5 kg dan panjang badan 67 cm. pada grafik BB/PB tampak titik di atas

Universitas Muhammadiyah Jakarta


15
garis Z-score -2 karena retensi cairan anak tersebut menutupi berat badan rendah anak
tersebut.

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri


(BB/U,TB/U, BB/TB Standard Baku Antropometeri WHO-NCHS).
Indeks yang digunakan
No Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Universitas Muhammadiyah Jakarta


16
2. CDC
Grafik pertumbuhan CDC merupakan referensi nasional Amerika Serikat yang
mencerminkan bagaimana anak-anak dan remaja-remaja Amerika Serikat tumbuh secara
primer selama masa 1970, 1980, dan 1990. Di Indonesia, IDAI merekomendasikan
penggunaan grafik CDC pada anak berumur di atas 5 tahun, dan khusus untuk
penggunaan grafik IMT CDC, untuk anak-anak berumur di atas 2 tahun. CDC memiliki
grafik spesifik jenis kelamin yang terdiri atas BB/PB, BB/U, PB/U, LK/U untuk anak
berusia sejak lahir hingga 36 bulan, dan BB/U, TB/U, IMT/U untuk anak berusia 2
tahun hingga 20 tahun. Grafik CDC memiliki garis-garis persentil untuk
menginterpretasikan status gizi yang dialami oleh seorang anak

Tabel 5. Interpretasi Grafik Pertumbuhan CDC

Indeks Percentile Cut Off Value Indikator Status Gizi


Antropometri
IMT/U Persentil 95 Obesitas
BB/PB atau BB/TB > Persentil 95 Gemuk
IMT/U Persentil 85 dan < Persentil 95 Risiko gemuk
IMT/U dan BB/U < Persentil 5 Kurus
PB/U atau TB/U < Persentil 5 Perawakan pendek
LK/U < Persentil 5 dan > Persentil 95 Gangguan perkembangan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


17
Contoh grafik pertumbuhan CDC

Contoh kasus seorang anak perempuan 13 tahun dengan pengukuran berat badan
dan tinggi badan secara intermiten. Pengukuran nya telah di plot pada grafik IMT/U,
BB/U, dan TB/U. Pada grafik IMT/U menunjukkan peningkatan dari 2 hingga 4 tahun,
pada usia 7 tahun mencapai diatas persentil 95 dan tetap di garis ini atau di atas nya
hingga sekarang. TB/U anak ini konsisten berada di bawah persentil 50, dan sejak usia 3
tahun BB/U anak ini konsisten berada di atas persentil 50 dan di usia 13 tahun ada di
atas persentil 90. Dapat dilihat bahwa anak ini sedikit lebih pendek dari anak seusianya,
tetapi berat badan nya lebih besar.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


18
BAB III

KESIMPULAN

Penilaian status gizi pada anak merupakan hal yang penting dilakukan secara
rutin untuk mendeteksi terjadinya masalah-masalah dalam pertumbuhan seorang anak.
Penilaian status gizi didasari oleh beberapa variabel yang penting sebagai indikator dan
perlu dilakukan pengukuran secara akurat, antara lain umur, berat badan, panjang/tinggi
badan, dan indeks massa tubuh. Serta pada keadaan tertentu perlu diperhatikan apakah
status gizi pada seorang anak yang sebenarnya, tertutupi oleh keadaan penyakitnya.

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan grafik-grafik


pertumbuhan yang dibuat oleh WHO dan CDC. Grafik-grafik tersebut dapat mendeteksi
adanya masalah-masalah pertumbuhan seperti berat badan kurang, berat badan sangat
kurang, kurus, sangat kurus, pendek, sangat pendek, kegemukan , dan obesitas.Untuk
penilaian status gizi pada anak berusia 0 hingga 5 tahun IDAI merekomendasikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


19
penggunaan grafik pertumbuhan WHO. Sedangkan untuk penilaian status gizi pada
anak berusia di atas 5 tahun IDAI merekomendasikan penggunaan grafik pertumbuhan
CDC. Khusus untuk penggunaan grafik IMT, direkomendasikan penggunaan grafik
CDC untuk anak di atas 2 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, AR. 2014. Penilaian status gizi anak. Indonesia. Polewali Mandar
2. Devarea Y, Nasar SS, Sjarif DR, Tanjung CF. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Edisi 1.
Jakarta: IDAI; 2011.
3. WHO. 2008. WHO child growth standard: training course on child growth
assessment. Geneva: WHO
4. http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-
who

Universitas Muhammadiyah Jakarta


20

Anda mungkin juga menyukai