Anda di halaman 1dari 7

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

MATERI CARA MERAWAT KLIEN DENGAN HALUSINASI

1. PENGERTIAN HALUSINASI
Persepsi mengacu pada indentifikasi dan interpretasi awal dari suatu stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. perubahan persepsi
sensori merupakan gejala umum dari skizoprenia dan ntermasuk dalam
gangguan orientasi realita yaitu ketidakmampuan klien menilai dan berespon
pada realita. Klien tidak mampu membedakan rangsang internal dan eksternal,
tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu
memberi respon secara tepat sehingga tampak prilaku yang sukar dimengerti
dan mungkin menakutkan (Keliat, 1998 ).
Perubahan persepsi sensori adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan dalan jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat
yang diprakarsai secara internal atau eksternal disertai dengan pengurangan,
melebih-lebihkan, distorsi atau kelainan berespon terhadap stimulus. (Stuart
dan Sundeen 1998)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulasi yang
nyata (Maramis, 2005). Sedangkan menurut Suliswati (2005), halusinasi
adalah gangguan penyerapan/persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar yang terjadi pada sistem pengindraan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu penuh atau tidak. Maksudnya rangsangan terjadi pada
klien dalam keadaan dapat menerima rangsangan dari luar tapi tidak dapat
membedakan antara rangsangan dari luar dan dari dalam individu. Dengan
kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan oleh orang lain.
Dapat disimpulkan perubahan persepsi sensori : halusinasi yaitu gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Suatu penerapan indra tanpa adanya rangsangan dari luar.

2. PROSES TERJADINYA HALUSINASI


Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitasnya dan
keparahannya. Keliat (2005) membagi fase halusinasi dalam 4 (empat) fase
berdasarkan tingkat ansietas yang dialami dan kemampuan klien mengendalikan

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

dirinya, semakin berat fase halusinasi klien, semakin berat mengalami ansietas
dan makin dikendalikan oleh halusinasinya.
Fase-fase Halusinasi (Keliat, 2005).
a) Fase I : Comforting (ansietas sedang : halusinasi menyenangkan)
(1) Karakteristik
Klien mengalami perasan mendalam seperti ansietas kesepian, rasa
bersalah, takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan
untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran-pikiran dan
pengalaman sensori berada dalam kendali kesadaran jika ansietas dapat
ditangani non psikotik.
(2) Perilaku klien
Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai., menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika sedang
asyik sendiri, diam dan asyik sendiri
b) Fase II : Condeming (ansietas berat : halusinasi menjadi
menjijikkan)
(1) Karakteristik
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. klien mulai lepas
kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan
sumber yang dipersepsikan. klien mungkin mengalami dipermalukan oleh
pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Psikotik ringan.
(2) Perilaku klien
Meningkatkan tanda-tanda sistem syarat otonom akibat ansietas seperti
peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah, rentang
perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi dengan realita.
c) Fase III : Controlling (ansietas berat : pengalaman sensori menjadi
berkuasa)
(1) Karakteristik
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik, klien
mungkin mengalami kesepian jika sensori halusinasi berhenti. Psikotik.
(2) Perilaku klien

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti, kesukaran


berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa detik
atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas berat seperti : berkeringat,
tremor, tidak mampu mengikuti perintah.
d) Fase IV : Conquering (panik : umumnya menjadi melebur dengan
halusinasinya)
(1) Karakteristik
Pengalaman sensori menjadi mengancam, jika klien mengikuti perintah
halusinasinya. Halusinasi berakhir dalam beberapa jam atau hari jika
tidak ada intervensi therapiutik. Psikotik berat
(2) Perilaku klien
Prilaku teror akibat panik, potensi kuat suicide atau homicide, aktifitas
fisik merefleksikan isi halusinasi seperti prilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah
komplek.

3. TANDA DAN GEJALA HALUSINASI


Tanda atau gejala yang muncul pada klien halusinasi adalah bicara kacau, senyum
dan tertawa sendiri, mengatakan mendengar suara-suara yang tidak jelas dari
mana sumbernya, menarik diri, mudah tersinggung, jengkel, marah, ekspresi
wajah tegang tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata (Mansjoer,
1999).
Data Subyektif Data Obyektif
Menyatakan mendengar suara-suara Tidak dapat membedakan hal
dan melihat sesuatu yang tidak nyata yang nyata dan tidak nyata
Tidak percaya terhadap lingkungan Pembicaraan kacau kadang tidak
Sulit tidur masuk akal
Tidak dapat memusatkan perhatian dan Sulit membuat keputusan
konsentrasi Tidak perhatian terhadap
Merasa berdosa perawatan dirinya
Menyesal dan bingung terhadap Sering menyangkal dirinya sakit
halusinasinya atau kurang menyadari adanya
Perasaan tidak aman masalah
Ekpresi wajah sedih

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

Merasa cemas Ketakutan atau gembira


Takut dan kadang-kadang panik Klien tampak gelisah
Kebingungan. Kontak mata kurang
Tidak ada minat untuk makan.

4. JENIS-JENIS HALUSINASI
Hawari (2001) membagi halusinasi sebagai berikut :
a) Halusinasi dengar (Akustik, Audotorik)
Individu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, mentertawakan
atau mengancam dirinya pada hal tidak ada suara disekitarnya. Halusinasi
dengar sering terjadi pada skizoprenia.
b) Halusinasi lihat (Visual)
Individu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
Halusinasi lihat sering terjadi pada gangguan mental organic (Acut organic
brain syndrome).
c) Halusinasi bau atau hirup (Olfaktorik)
Halusinasi ini jarang ditemukan, individu yang mengalami halusinasi bau
mengatakan mencium bau bauan seperti : bau bunga, bau kemenyan, bau
mayat yang tidak ada sumbernya.
d) Halusinasi kecap (Gustatorik)
Individu merasa mengecap suatu rasa di mulutnya. Halusinasi ini sering terjadi
pada seizure disorders.
e) Halusinasi raba /singgungan (Taktil)
Individu yang bersangkutan mereasa binatang merayat pada kulitnya. Bila
rabaan ini merupakan rangsangan seksual maka halusinasi ini disebut
Halusinasi Haptik.
f) Halusinasi Chenes Thetik
Individu merasakan fungsi tubuhnya seperti aliran darah di vena atau arteri.
g) Halusinasi Kinestetik
Individu merasakan pergarakan sementara individu berdiri tanpa bergerak.

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

5. PERAN SERTA KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN DENGAN


HALUSINASI
a. Bantu Mengenal Halusinasi
Bina saling percaya
Diskusikan kapan muncul situasi yang menyebabkan , isi dan frekuensi
halusinasi
b. Meningkatkan Kontak Dengan Realita
Bicara tentang topik yang nyata tidak mengikuti halusinasi
Bicara dengan klien secara sering & singkat
Buat jadwal kegiatan sehari-hari untuk menghindari kesendirian
Ajak bicara jika klien tampak sedang berhalusinasi
c. Bantu Menurunkan Kecemasan dan Ketakutan
Temani, cegah isolasi & menarik diri
Terima halusinasi klien tanpa mendukung & menyalahkan. Misalnya: Saya
percaya anda mendengar tetapi saya sendiri tidak dengar
d. Beri kesempatan untuk mengungkapkan.
Tetap hangat, empati, kalem dan lemah lembut
e. Mencegah Klien Melukai Diri Sendiri dan Orang Lain
Lakukan perlindungan
Kontak yang sering secara personal
f. Tingkatkan Harga diri
Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan yang sesuai
Beri kesempatan sukses dan beri pujian atas kesuksesan klien
Dorong klien berespon pada situasi nyata

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

Lampiran 2
EVALUASI

1) Sebutkan pengertian halusinasi !


2) Sebutkan proses terjadinya halusinasi !
3) Sebutkan tanda dan gejala halusinasi !
4) Sebutkan jenis-jenis halusinasi !
5) Sebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi !

PEMBAHASAN :
1) Pengertian halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan indra tanpa adanya
rangsangan dari luar

2) Proses terjadinya halusinasi


Terdapat 4 (empat) fase halusinasi berdasarkan tingkat ansietas yang dialami
dan kemampuan klien mengendalikan dirinya, semakin berat fase halusinasi
klien, semakin berat mengalami ansietas dan makin dikendalikan oleh
halusinasinya. Fase-fase Halusinasi yaitu
Fase I : Comforting (ansietas sedang : halusinasi menyenangkan)
Fase II : Condeming (ansietas berat : halusinasi menjadi menjijikkan)
Fase III : Controlling (ansietas berat : pengalaman sensori menjadi
berkuasa)
Fase IV : Conquering (panik : umumnya menjadi melebur dengan
halusinasinya)

3) Tanda dan gejala halusinasi


Tanda atau gejala yang muncul pada klien halusinasi adalah bicara kacau,
senyum dan tertawa sendiri, mengatakan mendengar suara-suara yang tidak
jelas dari mana sumbernya, menarik diri, mudah tersinggung, jengkel, marah,
ekspresi wajah tegang tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa


Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2012

4) Jenis jenis halusinasi


a. Halusinasi dengar (Akustik, Audotorik)
b. Halusinasi lihat (Visual)
c. Halusinasi bau atau hirup (Olfaktorik)
d. Halusinasi kecap (Gustatorik)
e. Halusinasi raba /singgungan (Taktil)
f. Halusinasi Chenes Thetik
g. Halusinasi Kinestetik

5) Peran serta keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi


a. Bantu mengenal halusinasi
b. Meningkatkan kontak dengan realita
c. Bantu menurunkan kecemasan dan ketakutan
d. Beri kesempatan untuk mengungkapkan.
e. Mencegah klien melukai diri sendiri dan orang lain
f. Tingkatkan harga diri

Praktik Profesi Keperawatan Jiwa

Anda mungkin juga menyukai