Anda di halaman 1dari 29

I.

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Tujuan dari praktikum meteorologi dan klimatologi laut modul lima tentang
klasifikasi iklim adalah
1. Mahasiswa dapat menganalisis data iklim selama periode satu tahun.
2. Mahasiswa dapat membuat klasifikasi iklim.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca dalam suatu periode yang panjang. Iklim adalah
nama yang kita berikan untuk menyebut pola - pola cuaca selama satu periode waktu.
Iklim menurut Oliver (2004) dalam Kodoatie dan Roestam (2010) meliputi tropis,
sedang, dan kutub adalah jenis - jenis iklim. Iklim tropis pada umumnya terjadi di ekuator.
Di dekat kutub utara dan selatan, es terbentang di permukaan sepanjang tahun dengan
badai - badai salju yang sangat dingin, ini adalah iklim kutub. Sebagian wilayah dunia
beriklim sedang dengan campuran musim dingin dan musim panas (Kodoatie dan
Roestam, 2010).

Menurut Setiawan (2012) iklim dapat didefinisikan sebagai kondisi rata-rata suhu
udara, curah hujan, tekanan udara, arah angin, kelembaban udara dan parameter iklim
lainnya dalam jangka waktu yang panjang. Apabila terjadi perubahan dari kondisi rata-
rata parameter iklim, maka hal tersebut dikatakan sebagai perubahan iklim. Perubahan
iklim tidak terjadi secara mendadak atau dalam jangka waktu yang singkat, tetapi
berlangsung secara perlahan dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Iklim adalah keadaan cuaca rata- rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah
yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya rotasi dan revolusi
bumi serta perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Faktor - faktor pembentuk
iklim Indonesia antara lain perairan laut Indonesia, topografi, letak astronomis dan letak
geografis. Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau merupakan
rerata cuaca, sehingga iklim tersusun atas berbagai unsur yang variasinya besar.
Meskipun perilaku iklim di bumi cukup rumit tetapi ada kecenderungan karakteristik dan
pola tertentudari unsur iklim di berbagai daerah yang letaknya saling berjauhan, bila
faktor utamanya sama. Mendasarkan atas kesamaan sifat tersebut maka dalam bidang
ilmu iklim juga dikenal pengelompokan iklim dalam kelas-kelas tertentu yang disebut
dengan klasifikasi iklim. (Stone,2006)
2.2. Cuaca
Cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan relative sempit. Cuaca
adalah keadaan atmosfer pada suatu saat. Cuaca menggambarkan keadaan atmosfer
dalam jangka waktu pendek (Achmadi, 2005).
Cuaca adalah dinamika atmosfer bumi dalam waktu dan ruang yang pendek .Cuaca
adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan
pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan
jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja (Ruhimat dan Mustar,2008).
2.3 Jenis-jenis Iklim Dunia
Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat
dibedakan menjadi dua macam,(Admiranto,2009) yaitu:
1.Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima
oleh permukaan bumi. Iklim matahari dibagi menjadi beberapa kategori:
a.Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0 231/2 LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan
bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah:
a) Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya
suhu udara antara 20- 23C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu
tahunannya mencapai 30C.
b) Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 5C
sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
c) Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan
beraturan
d) Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
b.Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2 40LU/LS. Daerah ini merupakan
peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim sub tropis adalah
sebagai berikut:
a) Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan
dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
b) Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi.
Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula
dengan musim panas tidak terlalu panas.
c) Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin.
d) Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan
musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan
jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim
Tiongkok.
c.Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40- 661/2 LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah
sebagai berikut:
a) Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang
sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak
menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
b) Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih
kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
d.Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula
sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklimes.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
a) Musim dingin berlangsung lama
b) Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
c) Udaranya kering.
d) Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
e) Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
f) Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di
permukaan tanah.
g) Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
h) Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai
selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
a) Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
b) Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan
Antartika di kutub selatan.

2. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah
muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah
tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin,
dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi,
iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
a. Iklim Maritim
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang.
Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut di daerah
tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik - rintik
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan
tiba tiba.
b. Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah
sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang
40 yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai topan
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin
rendah
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
c. Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
b) Udara kering
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
d) Jarang turun hujan
d. Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-
cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
b) Terdapat di daerah sedang
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah
bayangan hujan
e) Kadang banyak turun salju
e. Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap
setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.

2.4 Metode Klasifikasi Iklim


2.4.1 Menurut Mohr
Mohr tahun 1933 mengajukan klasifikasi iklim di Indonesia yang didasarkan
curah hujan. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan
jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang
lama (Hartono,2007).

Klasifikasi Iklim Mohr berdasarkan hubungan antara penguapan dan besarnya


curah hujan. Dasar penggolongan iklim menurut Mohr adalah adanya bulan basah
dan bulan kering. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat
kelembapan yaitu (Hartono,2007);

Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya > 100 mm dalam 1 bulan.
Jumlah curah hujan melampaui penguapan.
Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya < 60 mm dalam 1 bulan.
Penguapan banyak berasal dari dalam tanah daripada curah hujan.
Di antara bulan basah dan bulan kering disebut bulan lembab. Bulan lembab
tak masuk dalam hitungan. Curah hujan dan penguapan relatif seimbang.

Curah hujan rata-rata yang digunakan diperoleh dari pengamatan curah hujan
selama minimal 10 tahun.

Asumsi untuk penguapan/ evaporasi (E) adalah 2 mm per hari.


BB (Bulan Basah) CH > 100 mm ; CH > E
BK (Bulan Kering) CH < 60 mm ; CH < E
BL (Bulan Lembab) 60 < CH < 100 mm.

Langkah pertama adalah mencari bulan kering dan bulan basah, kemudian
langkah kedua menentukan rata-rata curah hujan bulanan. Langkah ketiga
menentukan kelas iklim dari kombinasi BK dan BB.

Contoh : BK=3, BB=6 berarti termasuk kelas iklim III.


(Hartono,2007).
2.4.2 Menurut Schimdt-Ferguson
Prinsip digunakan hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Mohr, yaitu
dengan mengambil bulan kering dan bulan basah, dengan cara sebagai berikut :
Data curah hujan diambil minimal untuk 10 tahun dan tentukan berapa bulan
kering dan bulan basah per tahunnya. Curah hujan bulan basah dan bulan kering
dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Bulan lembab dalam penggolongan ini tidak dihitung. Persamaan yang
dikemukakan Schmidt adalah sebagai berikut.

Dari persamaan tersebut dapat ditentukan nilai Q. Untuk memudahkan menentukan


klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson menggunakan skema :
Berdasarkan skema tersebut, Schmidt-Ferguson menggolongkan iklim di Indonesia
menjadi 8 (delapan) yaitu:

Dari persamaan tersebut dapat digolongkan iklim sebagai berikut :


A = sangat basah
B = basah
C = agak basah
D = sedang
E = agak kering
F = kering
G = sangat kering
H = luar biasa kering

Sering disebut Q model karena didasarkan atas nilai indeks nilai Q yang nilainya
perbandingan rata-rata bulan kering dengan bulan basah.
(Hartono,2007).
2.4.3 Menurut Oldeman
Dasar yang digunakan adanya bulan basah yang berturut-turut dan adanya
bulan kering yang berturut-turut pula. Kedua bulan ini dihubungkan dengan
kebutuhan tanaman padi sawah dan palawija terhadap air.
Penentuan bulan basah menurut Oldeman :
Bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm
Perbedaan dengan klasifikasi Mohr adalah: Mohr berdasarkan pada evaporasi tiap
hari 2 mm, sedangkan Oldeman berdasarkan kebutuhan air untuk persawahan dan
palawija.
Penggolongan menitikberatkan kepada bulan basah. Oldeman
mengemukakan 5 zona utama bulan basah yaitu:
a) Zona A, bulan basah (BB) lebih dari; 9x berturut-turut
b) Zona B, bulan basah (BB) 7-9 x berturut-turut
c) Zona C bulan basah (BB) 5-6 x berturut-turut
d) Zona D bulan basah (BB) 3-4 x berturut-turut
e) Zona E bulan basah (BB) < 3 x berturut-turut
(Hartono,2007).
2.3.5 Menurut Koppen
Klasifikasi ini merupakan klasifikasi utama yang berdasarkan pada hubungan
antara iklim dan pertumbuhan vegetasi. Sistem klasifikasi ini paling dikenal dan
digunakan secara internasional sejak publikasi pertamanya pada tahun 1901 sampai
perbaikan-perbaikannya yang tertulis dalam buku Gruudis der Klimakunde tahun
1931 (Hartono,2007).
Dasar klasifikasi ini adalah suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun tahunan
yang dihubungkan dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi De
Candolle (1874). Menurut Koppen vegetasi yang hidup secara alami
menggambarkan iklim tempat tumbuhnya. Vegetasi tersebut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan hujan efektif yaitu kesetimbangan antara hujan, suhu dan
evapotranspirasi. Jumlah hujan yang sama akan berbeda kegunaannya bila jatuh
pada musim yang berbeda. Oleh karena itu batas-batas klasifikasi Koppen berkaitan
dengan batas-batas penyebaran vegetasi (Hartono,2007).
Klasifikasi iklim Koppen disusun berdasarkan lambang atau simbul yang
merumuskan sifat dan corak masing-masing tipe hanya dengan tanda yang terdiri dari
kombinasi huruf yaitu (Hartono,2007);
Huruf pertama (huruf besar) menyatakan tipe utama
Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan pengaruh hujan
Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan suhu udara
Huruf keempat (huruf kecil) menyatakan sifat-sifat khusus
Pada umumnya dalam menentukan tipe iklim menurut Koppen bila
perumusannya telah sampai pada kombinasi dua huruf telah dianggap cukup untuk
mencirikan iklim suatu daerah secara umum.
Koppen membagi tipe utama menjadi lima kelas yaitu :
A : Iklim Hujan Tropik, Suhu bulan terdingin lebih dari 18o C
B : Iklim Hujan, evaporasi lebih dari curah hujan
C : Iklim Sedang Berhujan, Suhu bulan terdingin antara 3oC sampai 18oC, suhu
bulan terpanas lebih dari10o C
D : Iklim Hujan Dingin (Boreal), suhu bulan terdingin kurang dari -3oC dan suhu
bulan terpanas lebih dari 10oC
E : Iklim Kutub, suhu bulan terpanas kurang dari 10o C
Pengaruh hujan digambarkan pada huruf kedua, terdiri atas :
f : selalu basah, hujan setiap bulan di atas 60 mm.
s : bulan-bulan kering jatuh pada musim panas (summer).
S : semi arid (stepa atau padang rumput).
w : bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin (winter).
W: arid (padang pasir).
m : khusus untuk kelompok tipe utama A (m=monsun), yang berarti musim
kemaraunya pendek, tetapi curah hujan tahunan cukup tinggi, sehingga tanah
cukup lembab dengan vegetasi hutan hujan tropik
F : daerah tertutup es abadi, seluruh musim dalam setahun suhunya selalu di
bawah 0o C.
Selanjutnya pengaruh suhu dilambangkan sebagai huruf ketiga yang terdiri atas
(Hartono,2007);
a : suhu rata-rata dari bulan terpanas > 22.2o C
b : suhu rata-rata dari bulan terpanas < 22.2o C
c : hanya 1-4 suhunya > 10o C dan suhu bulan terdingin > -38o C
d : suhu bulan terdingin < 38o C
e : suhu rata-rata tahunan < 18o C
i : perbedaan suhu antara bulan terpanas dan terdingin < 5o C
k : suhu rata-rata tahunan < 18 C dengan suhu bulan terpanas 18o C
l : suhu semua bulan antara 10 22o C.
Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama, maka ada 12 tipe iklim menurut
klasifikasi Koppen yaitu (Hartono,2007);
Daerah Iklim Hujan Tropik : Af, Aw, Am
Daerah Iklim Kering : BS, BW
Daerah Iklim Sedang Berhujan : CF, Cs, Cw
Daerah Iklim Hujan Dingin : Df, Dw
Daerah Iklim Kutub : Ew, Ef

(Hartono,2007).
2.5 Hubungan Iklim dan Cuaca
Cuaca adalah keadaan harian udara pada suatu wilayah yang tidak luas pada
suatu saat tertentu. Cuaca diamati untuk waktu yang sangat pendek. Cuaca selalu
berubah ubah di setiap waktu dan tempat. Keadaan cuaca tidak tetap sehingga
keadaannya harus selalu diamati secara cermat. Iklim adalah rata-rata cuaca
disuatu wilayah yang relative luas dan diamati untuk periode lama. Menurut
peraturan internasional ,pengamatan iklim minimal 30 tahun (Pujiastuti, 2006).
Ilmu yang mempelajari macam-macam iklim di muka bumi dan faktor-
faktor yang menentukannya disebut dengan klimatologi. Klimatologi tidak dapat
terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-kadang meteorologi di anggap sama
dengan klmimatologi. Meteorologi mempelajari proses cuaca lapisan atmosfer
bawah (lapisan troposfer), sedangkan klimatologi terutama mempelajari hasil
proses cuaca. Dalam perkembangannya sampai sekarang baik cabang meteorologi
maupun klimatologi mempunyai beberapa cabang., masing-masing cabang
mempelajari aspek-aspek khusus dari cuaca dan iklim (Pujiastuti, 2006).

2.6 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Iklim


1. Aktifitas Manusia
Kegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan
lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan
air, membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Aktivitas-
aktivitas manusia yang tidak memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin
tidak ramah kepada manusia dan menjadikan bumi semakin tidak nyaman
ditempati lagi (Murdiyarso, 2003).
2. Pemanasan Global
Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah
pemanasan global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu rata-rata
dipermukaan bumi baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global
terhadap terjadinya perubahan iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari
sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan
intensitas terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini
seringkali terjadi (Murdiyarso, 2003).
3. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global
yang menjadikan bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca
utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi dari pabrik-pabrik,
polusi dari kendaraan bermotor dan juga dari sektor pertanian. Peristiwa ini bisa
berdampak kepada mencairnya es-es atau salju-salju abadi didaerah kutub yang
bisa menyebabkan meningkatkan permukaan air laut disekitar daerah tropis
(Murdiyarso, 2003).
4. El Nino dan La Nina
El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut
didaerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara
global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali.
Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau
temperatur air laut didaerah Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina
bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerah-daerah
sekitar Indonesia (Murdiyarso, 2003).
5. Menipisnya Lapisan Ozon
Perlu diketahui bersama bahwa saat ini lapisan ozon di atmosfer bumi
semakin menipis, dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan
iklim secara global. Sinar matahari yang menyinari bumi langsung terpancar ke
bumi tanpa terfilter terlebih dahulu dilapisan ozon (karena semakin menipis), ini
yang membuat sinar matahari terasa sangat terik. Nah inilah salah satu penyebab
kenapa bumi semakin hari semakin panas dan kita merasa tidak nyaman lagi di
bumi ini (Murdiyarso, 2003).
III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi:
Hari,tanggal : Rabu, 10 Mei 2017
Waktu : Pukul 17:00 - selesai
Tempat : Ruang E 302 Gedung E, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Praktikum
Tabel 1. Alat praktikum
Nama Gambar Fungsi

Modul Sebagai petunjuk


Praktikum praktikum

Sebagai media untuk


Penggaris dan membantu
alat tulis pembuatan grafik
iklim dan hytergrafik

Sebagai media untuk


Kertas HVS
menulis hasil

3.2.2 Bahan Praktikum


Tabel 2. Bahan Praktikum
Nama Gambar Fungsi

Sebagai acuan data


Data pengukuran dalam menganalisis
angin dari stasiun data angin dan
Meteorologi membuat grafik iklim
dan hytergrafik
3.2. Metode
1. Bahan disiapkan, bahan yaitu data suhu dan curah hujan tahun 2016 (sumber :
BMKG Semarang).
2. Dimasukkan nilai- nilai suhu, curah hujan, ke dalam tabel.
3. Diamati, pada tabel dan mencatat suhu tertinggi, dan suhu terendah.
4. Diamati berdasarkan tabel jumlah total.
5. Jika sudah didapat poin 3 dan 4, kemudian klasifikasikan data tersebut ke dalam
tabel 3 pada modul praktikum, dan termasuk yang manakah data tersebut,
sehingga didapat kombinasi huruf pertama.
6. Untuk huruf kedua, klasifikasikan data tersebut kedalam tabel 4 modul praktikum,
dan tentukan termasuk yang manakah data tersebut.
7. Untuk huruf ketiga, klasifikasikan data tersebut kedalam tabel 5 modul praktikum,
dan didapat kriteria dari hasil huruf data tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2. Data curah hujan, suhu, dan penguapan BMKG semarang 2016
JENIS DATA
No. BULAN TEMPERATUR CURAH HUJAN PENGUAPAN
(oc) (mm) (mm)
1 JANUARI 28.7 222 168.4
2 FEBRUARI 27.8 325 109.6
3 MARET 28.8 89 159.1
4 APRIL 29 257 141.1
5 MEI 29.4 72 145.3
6 JUNI 28.8 99 129.9
7 JULI 28.7 129 140.7
8 AGUSTUS 28.9 138 181.9
9 SEPTEMBER 28.6 410 168.5
10 OKTOBER 28.4 110 142.8
11 NOVEMBER 28.3 242 154.4
12 DESEMBER 28 108 129.4
343.4 2201 1771.1
total

4.1.1. Klasifikasi Iklim Koppen

Keterangan bulan:
tabel 3. Keterangan klasifikasi cuaca perbulan
NO. BULAN KLASIFIKASI IKLIM
1 JANUARI Afa
2 FEBRUARI Afa
3 MARET Afa
4 APRIL Afa
5 MEI Afa
6 JUNI Afa
7 JULI Afa
8 AGUSTUS Afa
9 SEPTEMBER Afa
10 OKTOBER Afa
11 NOVEMBER Afa
12 DESEMBER Afa
4.1.2. Klasifikasi Iklim Schmidt & Fergusson

Q = (0 : 12) x 100%

Q=0

Maka wilayah indonesia masuk kedalam klasifikasi iklim sangat basah pada
metode klasifisikasi Schmidt & Ferfusson yaitu 0 < Q < 0.143.

4.2. Pembahasan

Iklim yang terjadi suatu tempat tersusun dari unsur-unsur yang bervariasi (sangat
berbeda jauh), dan dapat dikatakan tidak mungkin bila dua tempat mempunyai iklim yang
identik. Iklim di permukaan bumi ini berjumlah unlimited, akibatnya membutuhkan
pengelompokkan ke dalam suatu kelas ( tipe iklim ). Klasifikasi iklim yang dibuat oleh
manusia tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi, pengklasifikasian iklim
tersebut dapat memudahkan manusia dalam mengidentifikasi iklim daerah tertentu,
karena pengklasifikasian iklim tersebut menyederhanakan jumlah iklim lokal yang
jumlahnya tidak terbatas menjadi beberapa kelompok yang jumlahnya relatif sedikit,
yaitu kelas-kelas yang mempunyai sifat penting yang bersamaan.
Jika dilihat dari hasil analisis yang sudah didapatkan seperti tabel diatas bahwa
kenaikan pada temperatur, curah hujan dan penguapan selalu naik-turun atau tidak sama
.Apabila lebih diperhatikan antara bulan Maret sampai bulan Juni, temperatur yang
dimiliki bulan tersebut selalu sama hingga bulan Mei dan curah hujan menurun serta
penguapan juga menurun. Jika dilihat dari data tersebutm, semakin besar curah hujan,
maka penguapan juga akan besar dan bila curah hujan kecil, maka penguapan juga kecil.
Apabila dilihat dari klasifikasi iklim dari bulan Januari sampai bulan Desember,
Klasifikasi yang kita dapatkan selalu sama yaitu Afa yang dapat diartikan suhu rata-rata
bulan yang paling dingin mulai dari Januari sampai Desember adalah >180C dan tanda
musim kering, curah hujan dalam bulan terkering >60mm serta suhu rata-rata bulan
terpanas >220C. Jadi, tinggi rendahnya curah hujan dan penguapan tidak berpengaruh
terhadap besar kecilnya temperature, tapi dilihat dari rata-rata suhu, bulan terkering dan
bulan terpanas.
Klasifikasi iklim menurut Koppen berbeda dengan klasifikasi iklim lainnya.
Klasifikasi yang lain didasarkan pada curah hujan dan hubungan iklim dengan tanaman,
tetapi klasifikasi iklim menurut Koppen lebih didasarkan oleh rata-rata curah hujan dan
suhu, baik bulanan maupun tahunan dan batas-batas iklim ditentukan dengan batas-batas
hidup tanaman. Kelebihan dari klasifikasi iklim menurut Koppen yaitu dasar curah hujan
dan ada tambahan suhu tahunan, dapat diterapkan di seluruh permukaan bumi, serta
penyusunan simbol-simbol iklim yang kita dapat dari determinasi dapat dengan tepat
merumuskan sifat dan corak iklim di suatu wilayah. Kekurangan sistem klasifikasi iklim
ini hanya dapat dilihat vegetasi asli, namun belum dapat menjelaskan tanaman produksi
yang cocok, serta kurang memperhitungkan tanah dimana vegetasi asli berada. Klasifikasi
ini juga kurang tepat dalam penentuan pola tanam, bahkan bidang agroteknologi.
Jika dihubungkan dengan faktor oseanografi, cuaca dan iklim sangat berkaitan
dengan oseanografi. Karena Secara umum oseanografi adalah suatu cabang ilmu yang
mempelajari tentang lautan, baik dari secara fisik sejarah dan perkembangan lautan itu
sendiri. Beranjak dari hal ini maka dapat kita ambil pengertian bahwa ilmu antropologi
bukanlah cabang ilmu yang berdiri sendiri, melainkan gabungan atau perpaduan dari
beberapa cabang ilmu lainya. Iklim/Meteorologi adalah Ilmu yang menopang oseanografi
itu sendiri, jadi kedunya memiliki satu kesatuan. Perubahan iklim dan cuaca tidak hanya
terjadi di daratan saja, melainkan juga terjadi di lautan. Jika kita melakukan pelayaran
untuk menangkap ikan, maka faktor oseanografi dan iklim sangat berpengaruh. Iklim juga
berguna bagi para oseanograf pada saat praktikum dilapangan.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Data iklim yng diperoleh dapat dianalisis dimana, sepanjang tahun 2016,
indonesia termasuk iklim dengan suhu rata-rata bulan terdinginnya > 18oc,
dimana curah hujan dalam bulan terkeringnya > 60mm. Dan suhu rata rata
bulan terpanasnya > 22oc.
2. Iklim dapat diklasifikasikan berdasarkan letak lintang, ketinggian tempat, dan
berdasarkan perhitungan curah hujan. Yakni iklim matahari, dan iklim fisis
(iklim menurut Junghuhn, Koppen, Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Mohr).
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F., 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Cetakan 1, Jakarta


:Kompas Media Nusantara.

Admiranto, A. Gunawan.2009. Menjelajahi Tata Surya ed.2. Yogyakarta:Kanisius.

Hartono. 2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung:PT Cipta Praya

Kodoatie, J.R dan Roestam, S. 2010. Tata Ruang Air. ANDI: Yogyakarta

Murdiyarso, Daniel.2003. Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan


Iklim, Jakarta : Penerbit buku Kompas.

Pudjiastuti, Y.S., Tamtomo,T.D. dan Suparno,N. 2006. IPS Terpadu. 1B. Jakarta:Esis.

Setiawan, O. 2012. Analisis Variabilitas Curah Hujan dan Suhu di Bali. Jurnal Analisis
Kebijakan Kehutanan. Vol. 9 No. 1, April 2012 : 66 79

Stone, Susan and Chacn Len, Mario . 2010. Perubahan Ilklim dan Peran Hutan.
Jakarta: Conservation International

Syarifuddin, Amir.1996. Sains Geografi 1 untuk SMU Kelas 1.Jakarta :Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai