1. Identitas Pasien
Umur : 13 tahun
BB : 19 Kg
TB : 110 cm
Pendidikan : SD Klas 5
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali
No.CM : 01568767
Diit : Diabetes
1
BAB II
PENGKAJIAN GIZI
I. Skrining Gizi
FORMULIR NUTRITIONAL RISK SCREENING
Skrining Awal
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Status Gizi menurut Waterlow <90 % -
2 Apakah pasien mengalami penurunan BB dalam 3 bulan
terakhir
3 Apakah asupan makan pasien menurun dalam 1 mingu -
terakhir
4 Apakah pasien menderita penyakit berat
2
III. Data Obyektif
Hasil Pemeriksaan Antropometri
Data antropometri yang dikumpulkan meliputi data BB, TB
dan LILA yang diukur secara langsung. Data berat badan pasien
1. Antropometri
Data Assesment
BBA = 19 kg
TB = 110 cm (5Th,5 Bln)
BBI = 19 kg
= 100% (Waterlow,1972)
= 90 110% (Normal)
Status Gizi Normal
Lila Aktual = 16 cm
Lila pesentil = 16,7 cm (95,80 %)
= 85% (Normal)
3
2. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan terhadap
laboratorium dan zat zat kimia. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang dilakukan
4
3 Hari Sesudah Masuk Rumah Sakit
Tanggal Pemeriksaan
4. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang dilakukan
yaitu tensi, nadi, respirasi dan suhu. Hasil pemeriksaan klinis dapat
5
5. Diatery
Riwayat makan dirumah
Kebiasaan makan Pasien 3X sehari, dengan susunan
makan pagi, siang, malam. Hasil pola makan sebelum masuk
rumah sakit didapatkan persentase antara asupan dan kebutuhan
pasien selama di rumah. Persentase tersebut dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini.
Variabel E P L KH
(Kkal) (g) (g) (g)
Asupan 1690 49,9 44,8 255,6
Kebutuhan 1710 53,43 47,5 267,2
Tk. Konsumsi (%) 98,83 93,39 94,31 95.65
Kategori Baik Baik Baik Baik
Variabel E P L KH
(Kkal) (g) (g) (g)
Asupan
1374,2 57,4 37,4 206,7
Kebutuhan saat
1710 53,43 47,5 267,2
di RS
Tk. Konsumsi (%)
80,36 107,4 78,73 77,60
Kategori Baik Baik Kurang Kurang
6
Keterangan : Tingkat konsumsi makanan di rumah sakit
kurang, karena kategori Tk konsumsi <80%
Menurut supariasa ( Menkes 2002) bahwa
tingkat konsumsi diklasifikasikan sebagai
berikut
80% : Baik
< 80 % : Kurang
7
dosis 10 mg serta Novomix berupa injeksi insulin diberikan pada pagi hari
dan sore hari untuk mengatur kadar gula dalam darah setelah makan.
Dari tabel diatas diketahui bahwa kadar glukosa darah selama tiga
8
BAB III
DIAGNOSA GIZI
A. Identifikasi Masalah
o Fisik klinis : RR (Respirasi) Diatas normal.
o Perubahan nilai lab : Nilai RBC, HGB Dan HCT di atas normal (
Tinggi) dan kadar glukosa darah puasa diatas batas normal.
o Dietary : Asupan makan saat di RS yaitu protein,
lemak,dan KH tergolong kurang.
B. Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiologi Syintom
NI. 2.1 Asupan Berkaitan Ditandai dengan
makanan melalui dengan pasien di Tingkat konsumsi di
oral tidak diagnosis KAD, RS, lemak (78,73% )
adekuat (RBC meningkat) dan KH (77,60%)
tergolong deficit.
NC.2.2 Perubahan nilai Berkaitan Ditandai dengan
lab terkait dengan penyakit pemeriksaan nilai
dengan gizi. Katoasidosis lab tinggi yaitu RBC
diabetikum(KAD). (7,00u/L),
HCT(59,40%) Dan
Kadar glukosa saat
terapi
meningkat.(>145
mg/dl)
9
BAB IV
RENCANA INTERVENSI GIZI
5. Prinsip
o Energi diberikan cukup
o Protein sesuai kebutuhan
o lemak cukup
o KH cukup
6. Syarat
o Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu 1710 kkl.
o Protein diberikan sebesar 53,43 gr .digunakan untuk membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan serta mengganti
jaringan yang rusak.
o Lemak 25% dari kebutuhan energi total, untuk cadangan
energinya dan sebagai pelarut vitamin K,A,D,E
o Karbohidrat sisa energi lemak dan protein Yaitu 60 % - 70 %.
o Serat diberikan sebesar 25g/hari dengan mengutamakan serat
larut dalam air yang terdapat dalam sayur dan buah.
o Cairan diberikan sebesar 1740 CC digunakan sebagai membantu
proses metabolism dalam tubuh serta mencegah terjadinya
dehidrasi.
o Vitamin C diberikan sebesar 40 mg yang digunakan sebagai
antioksidan serta menjaga daya tahan tubuh.
10
7. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
TB : 110 cm ( 5 tahun,5 bulan)
BB : 19 kg
BBI : 19 kg
: 100% status Gizi Normal
Energi : RDA kal x BB ideal
: 90 kkl x 19 kkl
: 1710 Kkal
Protein : (Total kalori/200) x 6,25
: (1710 kkl / 200) x 6,25
: 53,43 gr x 4kkl/gr = 213,72 kal
Lemak : 25 % x 1710 kal
,
: = ,
Cairan = 1000 ml + 50 ml x 9 kg
= 20 % + 1450
= 290 + 1450
= 1740 cc
Densitas = energi (kkl) / Cairan (cc)
= 1710 kkl / 1740 cc
= 0,98.
a. Kebutuhan vitamin dan mineral berdasarkan AKG (Angka Kecukupan
Gizi) rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari) untuk golongan
umur 1-5 tahun, yaitu:
- Vitamin A = 350 RE - Asam folat = 40 gram
- Vitamin D = 10 gram - Piridoksin = 1,0 gram
- Vitamin E = 6 mg - Vitamin C = 40 mg
- Vitamin K = 15 gr - Kalsium = 500 mg
- Vitamin B1 = 0,5 mg - Fosfor = 250 mg
- Riboflafin = 0,6 mg - Besi = 8 mg
11
8. Persentase Pembagian makan berdasarkan waktu makan.
12
Snack Malam(10%)
c. Makan Malam (25%) Energi : 10 % x Energi( kkl)
Energi : 25 % x Energi ( kkl) : 10 % x 1710 kkl
: 25 % x 1710 kkl : 171 kkl
: 427,5 kkl Protein : 10 % x protein (gr)
Protein : 25 % x protein(gr) : 10 % x 53,43 kkl
: 25 % x 53,43 kkl : 5,34 gr
: 13,35 gr Lemak : 10 % x Lemak (gr)
Lemak : 25 % x Lemak(gr) : 10 % x 47,5 gr
: 25 % x 47,5 gr : 4,75 gr
: 11,87 gr KH : 10 % x KH (gr)
KH : 25 % x KH (gr) : 10 % x 267,2 gr
: 25 % x 267,2 gr : 26,72 gr
: 66,8 gr
dan sehat.
1
o Materi
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang dapat
disebabkan berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya
hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan
kerja dari insulin, atau keduanya. Sedangkan Diabetes Mellitus tipe 1
lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat
kerusakan sel -pankreas yang didasari proses autoimun.
Istilah diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu
diabetes yang berarti sypon menunjukan pembentukan urine
yang berlebihan, dan mellitus berasal dari kata meli yang berarti
madu.
2. Etiologi
Etiologi DM tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta
pankreas karena paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun,
virus (rubella kongenital, mumps, coxsackievirus dan
cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan
susu sapi).
3. Makanan yang boleh dikonsumsi.
a. Sumber karbohidrat kompleks , seperti nasi, roti, mi, kentang,
singkong,ubi,dan Sagu.
b. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa
kulit,susu skim, tempe,tahu, dan kacang-kacangan.
c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan
yang mudah dicerna.,makanan terutama diolah dengan cara
dipanggang,dikukus,disetup,direbus dan dibakar.
2
a. Bahan makanan yang mengandung gula sederhana seperti
gula pasir, gula jawa, madu, selai, manisan buah, susu kental
manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis
b. Makanan yang tinggi lemak seperti keju, susu full cream,
abon, lemak hewan, santan kental
c. Bumbu terasi, penyedap, saus tomat dan kecap manis
d. Buah golongan A seperti duku, durian, rambutan, nanas,
sawo, sirsak, pisang tanduk, pisang susu, pisang raja, nangka,
anggur
6. Penanganan DM dengan 3 J.
1. Jadwal
3
Pengaturan jadwal bagi penderita diabetes biasanya adalah 6
kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kai selingan. Adapun jadwal
waktunya adalah sebagai berikut;
a. Makan Pagi (jam 07.00)
b. Snack I (jam 10.00)
c. Makan siang (13.00)
d. Snack II (jam 16.00)
e. Makan malam (jam 19.00)
f. Snack III (jam 21.00)
Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila telat
makan, akan terjadi hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah)
dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini
terjadi segera minum air gula.
2. Jumlah
Perhatikan jumlah/porsi makanan yang anda konsumsi.
Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes
adalah porsi kecil dan sering, artinya makan dalam jumlah sedikit
tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan
dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagai berikut ;
a. Makan Pagi (20%) - maksudnya 20% dari total kebutuhan kalori
sehari
b. Snack I (10%)
c. Makan siang (25%)
d. Snack II (10%)
e. Makan malam (25%)
f. Snack III (10%)
3. Jenis
Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula
4
makanan yang berindeks glikemik tinggi seperti sumber karbohidrat
sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain. Makanan yang
BAB V
5
MONITORING DAN EVALUASI
b. Biokimia
Selama terapi terdapat pemeriksaan ulang untuk pemeriksaan
Biokimia.
Parameter Sebelum terapi Sesudah terapi
11 juli 2012 16 juli 2012
PH 7,00 7,00
Protein 25,0 mg/dl 25,0 mg/dl
Glukosa 1000,0 mg/dl 426 mg/dl
Ketone 5,00 mg/dl Negative
Bilirubin 5,00 mg/dl 5,00 mg/dl
RBC 7,0(x106/ul -
HGB 19,20 g/dl -
HCT 59,40 % -
Sendimen
urine :
- Lekosit Banyak/lp Banyak/lp
- Eritrosit 4-6 / Lp -
c. Fisik
6
Sebelum terapi Setelah terapi
Tanggal Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan
11 07 2012 Badan lemas, 14 07 Badan lemas,
Ku : lemah, 2012 Ku : lemah,
kesadaran cm kesadaran cm
12 07 2012 Badan lemas, 15 07 Badan lemas,
Ku : lemah, 2012 Ku : lemah,
kesadaran cm kesadaran cm
13 07 2012 Badan lemas, 16 07 Badan lemas,
Ku : lemah, 2012 Ku : Sedikit baik,
kesadaran cm kesadaran cm
pada saat terapi dan sebelum terapi tidak ada perubahan yaitu
d. Klinis
SEBELUM TERAPI SETELAH TERAPI
11/07/2012 TD - 16/07/2012 TD -
RR 26 x/menit RR 28 x/menit
NADI 95 x/menit NADI 96 x/menit
SUHU 360C SUHU 36.0C
7
Tgl pemeriksaan Parameter Hasil Kategori
11 juli 2012 Glukosa 1000,0 mg/dl Tinggi
8
f. Diatery
1. Dietary / Makanan
Persentase
100.1 99.30 100,2 100.3
asupan (%)
Tingkat
Baik Baik Baik Baik
kategori
266.2 kkl.
9
Pada hari II terapi: pasien masih mampu menghabiskan
makanannya dengan baik yaitu untuk zat gizi yaitu energi 1715
kkal, protein 52,4 gram, lemak 46.5 gram, dan karbohidrat 268,5
gram.
yaitu dengan asupan energi 1708 kkal, protein 51.4 gram, lemak
selama tiga hari kepada pasein di rumah sakit yang telah dirata
kurang : 80%
10
2. Evaluasi
a. Antropometri
Tidak ada perubahan status gizi pada pasien
b. Biokimia
Biokim Terdapat pemeriksaan ulang, sehingga untuk
pemeriksaan biokimia bisa dievaluasi
11
c. Fisik
PEMERIKSAAN
SEBELUM TERAPI SESUDAH TERAPI
12 JULI 2012 17 JULI 2012
d. Klinis
Sebelum Terapi Saat Terapi
Pemeriksaan
11 juli 2012 16 juli 2012
TD - -
RR 26 x/menit 28x/menit
NADI 95x/menit 96x/menit
SUHU 360C 36,90C
e. Diatery
Dari hasil evaluasi terhadap pasien, didapat Tingkat
Penerimaan makan Pasien untuk energy protein, lemak dan
karbohidrat sudah baik karena sudah mencapai > 80%
12
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
mencapai 90% atau lebih. (Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A (K)
2. Penyebab
tipe 1 pada anak, yaitu faktor genetik (kerusakan gen dalam tubuh
13
menunjukkan ada lebih dari 40 lokus gen yang memiliki hubungan
Faktor ini dapat berupa zat kimia atau infeksi virus, walaupun hingga
saat ini belum diketahui dengan pasti. Proses ini biasanya terjadi
3. Gejala KAD
buang air kecil (terutama malam hari) atau mengompol, sering haus,
sering lapar, dan berat badannya turun. Gejala lainnya dapat pula
sebagai penyakit usus buntu, infeksi, dan lain sebagainya. Kelalaian ini
Sp.A (K)
14
4. Cara Penanganan
tenaga kesehatan yang terdiri atas ahli endokrin anak, ahli gizi,
terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit.
15
5. Penatalaksanaan DM tipe 1 menurut Sperling dibagi dalam 3 fase yaitu :
1. Fase akut/ketoasidosis
16
6. Mampu memberikan tanggung jawab kepada penyandang DM untuk
mengurus dirinya sendiri sesuai dengan taraf usia dan intelegensinya
Keadaan ideal yang ingin dicapai ialah penyandang DM tipe 1 dalam
keadaan asimtomatik, aktif, sehat, seimbang, dan dapat
berpartisipasi dalam semua kegiatan sosial yang diinginkannya serta
mampu menghilangkan rasa takut terhadap terjadinya komplikasi.
Sasaran-sasaran ini dapat dicapai oleh sebagian besar penyandang
DM maupun keluarganya jika mereka memahami penyakitnya dan
prinsip-prinsip penatalaksanaan diabetes.
Untuk mencapai tujuan ini penatalaksanaan dibagi menjadi :
1. Pemberian insulin
2. Penatalaksanaan dietetik
3. Latihan jasmani
4. Edukasi
5. Home monitoring (pemantauan mandiri )
17
BAB VII
PEMBAHASAN
pasien maupun dari keluarga pasien. Pada kasus ini konsltasi yang
berimbang, dan bergizi dan pemberian terapi diet 1710 kkal, untuk
19
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien terdiagnosis KAD + suspek Saluran kemih.
2. Status gizi pasien pada awal dan akhir terapi adalah 100% (waterlow,
2009) status Gizi Normal (Baik)
3. Anamnesa zat gizi pasien sebelum masuk rumah sakit tergolong baik.
4. Kadar glukosa darah pasien saat masuk rumah sakit 1000 mg/dl dan
sesudah terapi 426 mg/dl.
5. Diet yang diberikan selama intervensi adalah diet DM tipe I, sesuai
dengan kebutuhan 1710 kkal, diberikan secara oral dalam bentuk
makanan biasa (nasi) selama intervensi awal dan akhir .
6. Persentase tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan KH selama di
rumah sakit termasuk baik.
B. Saran
1. Pasien diharapkan dapat melanjutkan pengaturan makan dirumah
sesuai dengan diet yang diberikan selama di rumah sakit.
2. Dukungan penuh dari keluarga sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan dari pasien dan motivasi untuk sembuh.
3. Kerja sama antar tim kesehatan sangat dibutuhkan Karena
Menyeluruh (Holistik) Dari Tim Tenaga Kesehatan Yang Terdiri Atas Ahli
Daftar pustaka
20
1. Almatsier Sunita. 1999. Penuntun diit. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2. Julistio TB Djais. 2001. Buku Dietary and Clinical Assesment : Krauses Food,
Nutrition & Diet Therapy.
3. Soeparman, 1987. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Edisi II. Penerbit Balai FK UI.
Jakarta.
4. Hakim Zain.L. 2000. Penatalaksanaan Penderita Diabetes Melitus.
5. Joan Brookhyser, Eating a Vegetarian Diet While Living with Kidney Disease.
Vegetarian Journal 2004.
6. Nutrition and Chronic Kidney Disease. National Kidney Foundation, 1998-
2006. www.kidney.org
21