Oleh
Oleh
DAFTAR ISI
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Sekretaris I
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala berkat, rahmat, serta hidayah-Nya
sehingga Laporan Akhir Program Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik ini
dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian laporan
akhir ini, yaitu:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, M.Kes., selaku Ketua PSIK Universitas Jember;
2. Ns. Wantiyah, M.Kep., selaku Sekretaris I PSIK Universitas Jember;
3. Ns. Dodi Wijaya, M.Kep., selaku Penanggung Jawab Program Pendidikan Profesi Ners;
4. Ns. Kushariyadi, M.Kep., selaku Penanggung Jawab Stase Profesi Keperawatan
Gerontik;
5. Ns. Kushariyadi, M.Kep., Latifa Aini S., M. Kep., dan Hanny Rasni, S. Kp, M. Kep.,
selaku Dosen Pembimbing Stase Keperawatan Gerontik;
6. Kepala UPT. PSLU Jember Drs. Bambang Sudjatmiko beserta seluruh staff dan
karyawan;
7. Pembimbing seluruh wisma di UPT. PSLU Jember;
8. Teman-teman yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktik Program Pendidikan
Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Akhir ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sebagai penyempurnaan bahan penulisan selanjutnya. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
yang dibutuhkan oleh semua manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang
sehat maupun yang sakit dan dalam keadaan sakit pola tidur biasanya terganggu apalagi
pada lansia (Potter & Perrry, 2006). Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut cukup
tinggi. Lanjut usia yang berusia 65 tahun yang tinggal di rumah, setengahnya diperkirakan
Gangguan tidur menyerang sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun. Insomnia merupakan
gangguan tidur yang paling sering ditemukan, setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50%
lansia melaporkan adanya insomnia dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang
serius. Prevalensi insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%. Tidur adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap individu. Dengan istirahat dan tidur yang cukup
tubuh akan dapat berfungsi secara optimal (Lubis, 2011).
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
(Guyton & Hall, 2007). Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses
penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan
imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh
mereparasi bagianbagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan
sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan
(Suyono, 2008). Insomnia pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami
suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa
tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di inginkan. Gangguan tidur pada lansia
jika tidak segera ditangani akan berdampak serius dan akan menjadi gangguan tidur yang
kronis. Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk
mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan
disorientasi (Asmadi, 2008).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan istirahat tidur salah
satunya yaitu melaksanakan kegiatan aktifitas fisik. Kegiatan senam lansia akan
meningkatkan relaksasi pada lanjut usia dan mempertahankan kebugaran tubuh. Upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk membina kesehatan jasmani dan memelihara kebugaran
lansia adalah dengan cara promotif yaitu dengan peningkatan kesehatan pada lansia yang
salah satunya dapat dilakukan dengan olahraga atau senam secara teratur (Prayitno, 2002).
Salah satu senam yang dapat dilakukan yaitu senam thai chi. Tai Chi merupakan latihan
atau gerakan olahraga penggabungan antara gerakan tubuh, olah pernafasan dan juga
meditasi. Tai Chi juga berbeda dengan senam lainnya, karena gerakan senam Tai Chi lebih
lambat dan mudah dilakukan bagi lansia. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan
3
melakukan accupoint massage dimana menekan titik-titik syaraf yang nantinya akan
mempengaruhi kualitas tidur klien (Yue dkk, 2016).
1.2 Masalah
Bagaimana pengaruh kombinasi latihan senam Tai Chi dan Accupoint Massage
bagi lansia dengan gangguan istirahat tidur utamanya insomnia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan latihan senam Tai Chi dan Accupoint Massage pada lansia
dengan gangguan istirahat dan tidur (insomnia) di minimal care UPT. PSLU
Jember diharapkan lansia mampu melakukan secara mandiri untuk dapat
melakukan latihan senam Tai Chi dan Accupoint Massage secara perlahan dan
optimal.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Lansia dengan gangguan istirahat dan tidur (insomnia) di minimal care UPT.
PSLU Jember dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian dan manfaat
senam Tai Chi dan Accupoint Massage;
b. Lansia dengan gangguan istirahat dan tidur(insomnia) di minimal care UPT.
PSLU Jember dapat memperagakan mengenai latihan senam Tai Chi dan
Accupoint Massage mandiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan
lansia.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan, informasi, dan wawasan mengenai manfaat latihan
senam Tai Chi dan Accupoint Massage bagi lansia dengan gangguan istirahat
dan tidur (insomnia);
1.4.2 Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada lansia di UPT. PSLU Jember mengenai pentingnya
gerakan latihan senam Tai Chi dan Accupoint Massage;
1.4.3Bagi Praktik Keperawatan
Memberi informasi bagi praktik keperawatan khususnya keperawatan gerontik
untuk dapat memberikan informasi kesehatan pada lansia tentang pentingnya
latihan senam Tai Chi dan Accupoint Massage;
4
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar,
memori, dan adaptasi
tempat tidur juga dapat mempengaruhi kualitas tidur pada usia lanjut. Kebisingan dari staf
atau penduduk, peralatan seperti peralatan memasak atau televisi juga dapat
mengakibatkan gangguan tidur pada usia lanjut terutama penghuni panti jompo. Selain itu
tingkat cahaya pada ruangan memiliki efek pada pola tidur. Cahaya yang terang muncul
menjadi kuat menbuat sinkronisasi ritme srikandian dan langsung mempengaruhi pola tidur
khususnya pada usia lanjut.
4. Gaya hidup
Gaya hidup hidup yang membosankan membuat usia lanjut cenderung lebih banyak
tidur. Tetapi ada juga yang tidak bisa tidur. Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur,
semakin tinggi tingkat kelelahan maka akan tidur semakin nyenyak yang menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek. Gaya hidup usia lanjut yang mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan penggunaan obat-obatan
juga dapat menyebabkan masalah tidur.
5. Depresi
Depresi yang dapat diartikan sebagai gangguan alam perasaan dapat menyebabkan
gangguan pada frekuensi tidur pada usia lanjut. Para ahli menunjukkan bahwa kombinasi
dari dimensia dan depresi dapat menyebabkan gangguan tidur yang lebih serius.
6. Respon terhadap penyakit
Sesak napas pada saat tidur, pusing, ada gerakan kaki secara tidak sadar, ingin buang air
kecil dan terutama respon terhadap nyeri dan ketidaknyamanan yang dapat mengakibatkan
gangguan tidur pada usia lanjut. Kurangnya penanganan nyeri dapat menjadi masalah bagi
usia lanjut karena prevalensi kondisi penyakit yang sering menyerang usia lanjut. Rasa
nyeri yang menyertai penyakit pada usia lanjut dapat menyebabkan kurang tidur yang
dapat memperburuk kualitas tidur
7. Stres emosi
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stres
emosional membuat seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila
tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tidur, sering
terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat
menyababkan kebiasaan tidur yang buruk.
8. Pengaruh makanan
Tidur dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman. Minuman yang mengandung
kafein Selain kafein, alkohol juga dapat menyebabkan berkurangnya jumlah tidur baik
9
tidur REM, tidur nyenyak dan dapat merusak kualitas tidur malam. Alkohol menyebabkan
sekresi hormon diuretik sehingga terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
9. Obat-obatan
Obat yang dijual bebas maupun obat resep dapat berkontribusi untuk tidur dan
gangguan tidur. Obat dapat menyebabkan gangguan tidur dengan tiga cara yaitu niat untuk
tidur, menimbulkan rasa kantuk, dan menyebabkan gangguan insomnia. Pada lansia
seringkali menggunakan mediasi obat untuk mengontrol dan mengatasi penyakit
kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat dapat mengganggu tidur secara serius.
2.1.2 Klasifikasi
A. Bedasarkan tipe tidurnya, ada 3 macam insomnia.
1. insomnia inisial
Insomnia inisial yakni bila seseorang kesulitan tidur saat hendak memulai tidur.
2. insomnia intermitten
Insomnia intermitten yakni bila seseorang tidak mampu mempertahankan
tidurnyaatau sering terbangun saat ia tidur
3. insomnia terminalInsomnia terminal yakni seseorang terbangun terlalu dini dan tidak
dapat tidur kembali .
10
2.1.3 Etiologi
Menurut Handoko (2010) hubungan yang harmoni antara sistem imun, neuro-
endokrin, dan sistem tidur terjaga menghasilkan pola sirkardian tidur dan terjaga. Ketidak
seimbangan interaksi antara faktor psikososial, psikofisiologik, perkembangan syaraf dan
kesehatan dapat menyebabkan gangguan pola tidur.
a. Faktor Internal
1. Faktor fisiologis
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik atau masalah
suasana hati seperti kecemasan atau depresi dapat mempengaruhi masalah tidur.
Penyakit juga memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa, seperti
memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat
mengganggu tidur. Faktor-faktor yang berhubungan pada lansia yang mengalami
penyakit kritis adalah nyeri, stres akut, depresi, gangguan suhu tubuh, gangguan
pernafasan saat tidur, gangguan eleminasi gangguan siklus tidur, gangguan
11
b. Faktor External
1. Lingkungan
Lingkungan tempat seorang tidur berpengaruh pada kemampuan untuk tertidur.
Ventilasi yang baik memberikan kenyamanan untuk tidur tenang. Ukuran, kekerasan
dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Tingkat cahaya, suhu dan suara
dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Klien ada yang menyukai tidur dengan
lampu yang dimatikan, remang-remang atau tetap menyala. Suhu yang panas atau
dingin menyebabkan klien mengalami kegelisahan. Beberapa orang menyukai
kondisi tenang untuk tidur dan ada yang menyukai suara untuk membantu tidurnya
seperti dengan musik lembut dan televisi.
2. Gaya hidup
Kebiasaan mengkonsumsi kafein dan alkohol mempunyai efek insomnia. Makan
dalam porsi besar, berat dan berbumbu pada makan malam juga menyebabkan
makanan sulit dicerna, menghabiskan waktu yang berlebihan ditempat tidur, tidur
siang yang berlebihan, merokok serta olahraga yang kurang sehingga dapat
mengganggu tidur.
3. Pengobatan
Obat tidur seringkali membawa efek samping. Dewasa muda dan dewasa tengah
dapat mengalami ketergantungan obat tidur untuk mengatasi stresor gaya hidup. Obat
tidur golongan hipnotik maupun sedative juga seringkali digunakan untuk
mengontrol atau mengatasi sakit kroniknya. Beberapa obat juga dapat menimbulkan
efek samping penurunan tidur REM.
12
2.1.5 Penatalaksanaan
Penanganan insomnia pada usia lanjut terdiri dari terapi nonfarmakologi dan
farmakologi. Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala, meningkatkan produktivitas dan
fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien usia lanjut
(Maryam, 2008). Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan untu mengatasi
insomnia yaitu antara lain masase relaksasi, exercise, relaksasi otot progresif, pemberian
aroma terapi, kebersihan lingkungan tempat tidur, CBT dan lain sebagainya. (Martin &
Sonia, 2008). Pada kasus kali ini penatalaksanaan yang akan dilakukan yaitu dengan
menggnakan exercise salah satunya yaitu pelaksanaan kombinasi senam Tai Chi dan
13
accupint massage pada lansia. Hal ini juga diketahui bahwa latihan fisik merupakan cara
yang efektif untuk meningkatkan jaringan manusia dan fungsi organ dan meningkatkan
status kesehatan, semangat dan esensi dari tubuh manusia (Yue dkk, 2016).
a. Definisi
Tai Chi adalah bunga yang indah di taman Cina Tradisional Wushu dan berakar
dalam filosofi tradisional Cina, ilmu kesehatan, Cina ilmu kesehatan tradisional,
olahraga ilmu, Cina obat tradisional, aesthetics dan disiplin ilmu lainnya. Tai Chi adalah
olahraga yang dapat meningkatkan baik fisik dan keadaan mental. Efek kebugaran yang
memiliki telah berlaku umum di dunia. Exercise berfokus pada harmoni antara manusia
dan alam serta internal dan eksternaling. Hal ini ditandai dengan peningkatan esensi dan
gerakan lambat, sehingga, itu adalah latihan yang cocok untuk fisik dan mental
karakteristik orang tua. Accupoint Massage adalah pengobatan dengan pointing,
penekanan, penjepitan, penepukan atau mengetuk pada titik-titik akupunktur atau garis
stimulan . (Yue dkk, 2016).
b. Pelaksanaan
Kisner (2007) menyatakan bahwa dari urutan gerakan pada Tai Chi yang dilakukan
dalam gerakan lambat, santai, dengan penekanan pada kesadaran postur dapat
mengendalikan perpindahan dari tubuh saat berdiri sehingga meningkatkan kekuatan
otot ekstremitas dan fleksibilitas otot. Bahkan, dengan latihan yang terus menerus irama
gerakan Tai Chi dapat memfasilitasi integrasi sensomotorik dan kesadaran lingkungan
eksternal. Pada saat dilakukan serangkaian gerakan ini ada suatu proses di otak, yang
disebut dengan central compensation, yaitu otak akan berusaha menyesuaikan adanya
perubahan sinyal sebagai akibat dari rangkaian gerakan tersebut untuk beradaptasi
(Kaesler, 2007). Latihan yang berupa senam Tai Chi yang terdiri dari 8 jurus Tai Chi
dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas otot, elastisitas otot serta massa otot
sehingga dapat meningkatkan keseimbangan dinamis (Cronin, 2007).
Menurut jurnal Yue dkk (2016) Tai Chi diajarkan selama 2 minggu hingga klien
mahir dalam melakukan gerakannya dalam menyelesaikan set lengkap postur diiringi
oleh latar belakang musik. Lansia dapat melakukan gerakan secara mandiri atau kolektif
berlatih Tai Chi diiringi oleh musik. Fokus Tai Chi pada dasarnya mementingkan
sekitarnya lingkungan hidup dan latar belakang musik. Tai Chi dilakukan dengan
gerakan lambat, sehingga latihan yang cocok untuk fisik dan mental karakteristik orang
tua. Dalam proses latihan, dapat memberikan seluruh hati untuk tubuh dan pikiran dan
fokus pada kombinasi statis dan dinamis, yang tidak hanya kondusif untuk kesehatan,
14
tetapi juga cocok untuk kondisi-fisik dan mental . Latihan statis dan dinamis dapat
regularisasi akhir semangat, esensi dan pernapasan, dapat menenangkan pikiran,
koordinasi organ. pengobatan dengan pointing, penekanan, penjepitan, penepukan atau
mengetuk pada titik-titik akupunktur atau garis stimulan. Penatalaksanaan accupoint
massage yaitu dilakukan dengan menekan titik-titik syaraf yang ada di kaki dan di
tangan. Penekanan tersebut dilakukan sesuai dengan petunjuk yang ada dan dilakukan
setiap hari baik pada sore hari maupun pada pagi hari.Pada jurnal dijelaskan bahwa
penatalaksanaan yang baik untuk accupoint massage yaitu pada malam hari sebelum
tidur (Yue dkk, 2016)
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jumat, 3 Juni 2016 Pukul: 12.00 WIB
Oleh : Dhara Ayu P, S.Kep
b. Penanggung Jawab
Nama :Nurhaini
Umur/Jenis Kelamin : 51 tahun
Alamat : Situbondo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama yang dirasakan saat ini: susah tidur dimalam hari.
Klien mengatakan bahwa mudah bangun saat tengah malam sekitar
pukul 24.00-01.00 dan tidak dapat tidur kembali. Klien setelah bangun
tengah malam langsung melakukan aktivitas karena tidak dapat tidur
kembali.
16
.
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita:
Klien mengatakan bahwa dulu beberapa tahun yang lalu pernah
mengalami stroke tidak dapat berjalan beberapa bulan. Klien juga
mengatakan memiliki darah tinggi dan penyakit magh.
4. Pola Kebiasaan
a. Kebiasaan makan dan minum : Klien makan 3x sehari dengan menu
bervariasi yang diberikan dari PSLU. Klien mengatakan selalu
menghabiskan makanan yang diberikan, tidak terdapat mual, tidak terdapat
muntah. Klien mengatakan bahwa minum sebanyak 2 botol air mineral
ukuran 600 ml dalam sehari, dan terkadang juga mengkonsumsi teh,
kacang hijau, kolak pisang yang diberikan dari PSLU.
b. Pola eliminasi : Klien mengatakan bahwa BAB 1x dalam 3 hari dengan
konsistensi feses padat. Klien mengatakan bahwa BAK kurang lebih 5 kali
dalam sehari, warna urine kuning.
c. Pola toileting
1. Mandi :
Klien mengatakan bahwa mandi 2x sehari tanpa bantuan
2. Gosok Gigi :
Klien mengatakan bahwa gosok gigi setiap mandi, dengan
menggunakan pasta gigi yang telah disediakan.
3. Keramas :
Klien mengatakan bahwa keramas sebanyak 3 hari sekali dengan
menggunakan shampo
4. Potong Kuku :
Klien mengatakan bahwa memiliki pemotong kuku namun jarang
melakukan pemotongan kukunya secara mandiri.
5. Berpakaian dan Berhias :
Klien mengatakan bahwa mendapatkan baju dari PSLU. Klien
berpakaian dan berhias tanpa bantuan orang lain.
7. Pola Perseptual
a. Penglihatan : Klien megatakan bahwa penglihatannya masih jelas
namun apabila untuk membaca huruf yang kecil sudah tidak jelas lagi. .
c. Sensasi : Klien mengatakan bahwa tidak ada rasa kebas pada bagian
tertentu, dan dapat membedakan antara kasar dan halus.
b. Ideal diri :
Klien mengatakan bahwa apabila keluarganya dulu harmonis mungkin
sekarang tidak berada di PSLU.
c. Harga diri :
Klien mengatakan bahwa gangguan istirahat tidurnya membuat Klien tidak
nyaman karena terkadang masih lelah dan ingin tidur.
d. Identitas diri :
Klien seorang perempuan dan menggunakan pakaian sesuai dengan
identitasnya
e. Peran diri :
Klien mengtakan bahwa dia adalah lansia yang sehari-hari selalu
mengkoordinir pada saat makan di wisma dahlia dan membantu lansia lain
yang membutuhkan.
18
c) Thorax
PARU
I: Bentuk dada simetris, tidak ada deformitas, tidak ada lesi dan
massa, pengembangan dada simetris, tidak terlihat penggunaan otot
bantu pernafasan.
Per: lapang paru sonor
Pal: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa, vokal fremitus
(normal)
A: Suara paru vesikuler lapang parutidak ada suara tambahan paru.
JANTUNG
I: Tidak terlihat pembesaran jantung, tidak terlihat ictus cordis
Per: lapang paru redup
Pal: tidak ada massa, nyeri tekan, dan lesi
A: Suara jantung S1S2 tunggal reguler
d) Abdomen
I: Bentuk simetris pada 4 kuadran, lesi tidak ada distensi abdomen
tidak ada, pembesaran organ tidak terlihat, warna kulit sama
dengan dada.
A: Bising usus 7 kali/menit
Per: lapang abdomen tympani.
Pal: soepel, Nyeri tekan pada area suprapubis, pembesaran organ tidak
teraba, undulasi tidak ada, asites tidak ditemukan
e) Ekstremitas:
tidak ada deformitas pada ekstremitas, Tonus otot (normal), CRT <2
detik, nyeri pada bagian lutut, terdapat oedem, terdapat kulit bersisik
pada lutut Klien.
kekuatan otot:
55555 55555
55555 55555
2) Pendengaran (telinga) :
Fungsi pendengaran Klien masih baik
3) Pengecapan (mulut) :
20
Tidak terdapat kelainan yang abnormal, klien masih bisa merasakan rasa
asin, manis, pahit, masam.
4) Sensasi (kulit) :
Kulit klien keriput, pigmentasi kulit merata, klien masih dapat
membedakan runcing dan tumpul pada pemeriksaan kulit.
5) Penciuman (hidung) :
Pemeriksaan hidung tidak terdapat kelainan, klien dapat membau dengan
baik
c. Pemeriksaan khusus
1) Pemeriksaan status depresi lansia
Hasil pemeriksaan status mental lansia menggunakan GDS (Geriatri
depression Scale) mendapatkan hasil skoring total 3 yang berarti klien
kemungkinan mengalami depresi ringan
2) Pemeriksaan status fungsional lansia
Indeks kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari yaitu memiliki
skore A yang berarti kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari
(makan, kontinen, berpindah, toileting, berpakaian dan mandi).
3) Pemeriksaan status mental lansia
Status mental klien mendapatkan nilai 15 yang berarti memiliki status
mental rendah (pendidikan rendah)
4) Pemeriksaan status kognitif lansia
Dari hasil pengkajian status kognitif lansia didapatkan hasil jumlah
kesalahan total sebanyak 3 yang berarti klien dalam kondisi kerusakan
intelektual ringan
5) Pemeriksaan status sosial lansia
Dari hasil pengkajian status sosial lansia didapatkan hasil klien dapat
bersosialisasi dengan baik.
- Klien mengatakan
bahwa klien sulit untuk
tidur pada malam hari Pengaruh internal:
- Klien mengatakan penurunan kondisi
bahwa jika dirinya fisik dan psikologis
telah terjaga, sulit
untuk memulai tidur
kembali.
DO : Gangguan tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosis Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi Keperwatan
Keperawatan
1 Insomnia Setelah dilakukan 1. Klien tampak segar 1. Berikan individu kesempatan untuk
berhubungan dengan tindakan keperawatan 2. Klien mengatakan dapat tidur istirahat selama siang dan dengan waktu
penurunan kondisi selama 3x24 jam nyenyak tidur yang tidak terganggu pada malam
3. Tidak terlihat kantung di bawah mata hari
fisik dan psikologis insomnia dapat
4. Klien tidak sering terbangun saat 2. Redupkan cahaya bila akan tidur
ditandai dengan : berkurang secara tidur 3. Berikan suasana yang tenang
bertahap 4. Ajarkan senam Tai Chi dan accupoint
DS :
message .
- Klien mengatakan 5. Anjurkan klien untuk merilekskan
bahwa klien sulit pikiran
untuk tidur pada 6. Kaji kembali jam tidur Klien selama
malam hari sehari
- Klien mengatakan
bahwa jika dirinya
telah terjaga, sulit
untuk memulai
tidur kembali.
DO :
- Klien tampak lesu
- Klien tampak
kurang tidur
25
suasana yang
tenang
4. Ajarkan senam
Tai Chi dan
accupoint
message .
5. Anjurkan klien
untuk
merilekskan
pikiran
6. Kaji kembali
jam tidur Klien
selama sehari
27
O: TD: 110/80
mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
Tampak adanya
kantong mata
A : masalah
insomnia
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
30
O: 1. TTV :
TD:
120/80 mmHg
N : 75x/menit
RR : 20x/menit
2. Tampak
klien dapat
melakukan
pijat secara
mandiri
3. Klien tampak
segar
4. Tidak terlihat
kantung di
bawah mata
A : masalah
insomnia teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
33
A : masalah
insomnia
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
34
O: TD:
110/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
1. Klien
tampak segar
2. Tidak
terlihat
kantung di
bawah mata
A : masalah
insomnia
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
35
O: TD: 120/80
mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
1. Klien tampak
segar
2. Tidak terlihat
kantung di
bawah mata
A : masalah
insomnia
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
36
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut: insomnia adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau
ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Gangguan Istirahat tidur salah satunya yaitu insomnia. Insomnia terjadi apabila seseoarang
mengalami gangguan tidur yaitu terbangun pada malam hari dan susah untuk tidur
kembali.
Penatalaksanaan yang telah dilakukan yaitu kombinasi anatara senam Tai Chi dan
Accupoint Massage. Latihan senam Tai Chi dilakukan 1 minggu 2 kali dan dilakukan
penatalaksanaan accupoint massage dilakukan kurang lebih 2 minggu dan dari
penatalaksanaan tersebut didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan kualitas tidur klien.
Klien dapat melakukan tindakan tersebut secara bertahap hingga dapat melakukannya
sendiri. Klien telah merasakan perubahan kualitas tidur yang slama ini terganggu.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi UPT PSLU Jember
Pihak UPT.PSLU Jember diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia
dengan cara penatalaksanaan kesehatan secara fisik yang dilakukan dengan melakukan
berbagai variasi senam sesuai dengan manfaat serta memberikan alternatif lain seperti
accupoint massage untuk berbagai macam penyakit pada lansia.
4.2.2 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa praktik stase gerontik selanjutnya agar lebih kreatif dan inovatif
sesuai dengan tinjauan yang ada untuk merencanakan implementasi yang dilakukan untuk
klien dengan insomnia.
4.2.3 Bagi Lansia
Bagi lansia diharapkan dapat mengikuti secara aktif setiap kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan utamanya untuk penderita insomnia.
37
DAFTAR PUSTAKA
Darmono & Martono, 2010, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Kaesler. 2007. A Novel Balance Exercise Program For Postural Stability in Older
Adults: A pilot study. Journal of Bodywork and Movement Therapies. Vol: 49
no 11 (diakses pada tanggal 1 Juni 2016).
Kemenkes RI.2013. Buletin Jendela dan Informasi Kesehatan. [ Serial On Line] http://
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-
dbd.pdf
Lubis, M. 2011. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Universitas
Sumatera Utara. [Serial On Line] repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/26951/7/Cover.pdf (diakses pada tanggal 1 Juni 2016).
Maryam, S., dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses, dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Perry & Potter, 2009, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Raharja, Ericha A. 2013. Skripsi. Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kejadian
Insomnia Pada Lanjut Usia Di Karang Werdha Semeru Jaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember.
Yue dkk. 2016. Tai Chi In Combination With Acupoint Massage Can Improve Sleep
Quality Of Elderly Patients With Chronic Insomnia [ Serial On Line]
www.ijcem.com/files/ijcem0014168.pdf. (diakses pada tanggal 25 Mei 2016).
38
Lampiran 1. SOP
1. PENGERTIAN Senam Tai Chi merupakan suatu latihan gerak fisik yang
dilakukan dengan menggunakan gerakan lambat dan
memusatkan pada keseimbangan
2. TUJUAN a. untuk meningkatkan kebugaran tubuh
b. melancarkan aliran darah di tubuh
c. meningkatkan keseimbangan pada lansia
2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam dan menyapa nama lansia yang akan
dilakukan terapi
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan kesiapan dari lansia sebelum kegiatan dilakukan
39
3. Tahap Kerja
a) Meminta kepada lansia untuk tetap rileks
b) melakukan gerakan Tai Chi sebagai berikut :
1. Buka kedua kaki selebar bahu
5. Putar tangan
40
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan lansia yang dilakukan tindakan
c. Membereskan dan merapikan tempat sesuai dengan
keadaan awal
E. Dokumentasi
Mencatat kegiatan dan evaluasi dalam lembar catatan
perkembangan terintegrasi
9 EVALUASI a. Respon verbal setelah mengikuti latihan (tidak
muncul tanda-tanda seperti nyeri dada, pusing, sakit kepala,
mual, muntah, keringat dingin, kelelahan hebat, dan pucat)
Accupoint Massage
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO
HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
PROSEDUR TETAP TANGGAL
DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN c. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien
PASIEN dengan memeriksa identitas klien secara cermat. Kaji toleransi
aktivitas
d. Jelaskan prosedur tindakan yang dilakukan, berikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien
Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman
2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam dan menyapa nama lansia yang akan
dilakukan terapi
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan kesiapan dari lansia sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Anjurkan klien untuk membersihkan kaki terlebih dahulu.
45
2. Tekan pada titik yang ada sesuai titik titik tertentu sesuai
dengan titik titik accupoint.
4. Tahap Terminasi
d. Mengevaluasi hasil tindakan
e. Berpamitan dengan lansia yang dilakukan tindakan
f. Membereskan dan merapikan tempat sesuai dengan
keadaan awal
E. Dokumentasi
Mencatat kegiatan dan evaluasi dalam lembar catatan
perkembangan terintegrasi
9 EVALUASI c. Respon verbal setelah mengikuti latihan
d. Respon non verbal saat mengikuti
46
Lampiran 2. Dokumentasi
Gambar 1. Kegiatan melakukan senam Tai Chi pada lansia di perawatan mandiri
di UPT. PSLU Jember
DAFTAR PUSTAKA
Darmono & Martono, 2010, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Kaesler. 2007. A Novel Balance Exercise Program For Postural Stability in Older
Adults: A pilot study. Journal of Bodywork and Movement Therapies. Vol: 49
no 11 (diakses pada tanggal 1 Juni 2016).
Kemenkes RI.2013. Buletin Jendela dan Informasi Kesehatan. [ Serial On Line] http://
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-
dbd.pdf
Lubis, M. 2011. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Universitas
Sumatera Utara. [Serial On Line] repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/26951/7/Cover.pdf (diakses pada tanggal 1 Juni 2016).
Maryam, S., dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses, dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Perry & Potter, 2009, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Raharja, Ericha A. 2013. Skripsi. Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kejadian
Insomnia Pada Lanjut Usia Di Karang Werdha Semeru Jaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember.
Yue dkk. 2016. Tai Chi In Combination With Acupoint Massage Can Improve Sleep
Quality Of Elderly Patients With Chronic Insomnia [ Serial On Line]
www.ijcem.com/files/ijcem0014168.pdf. (diakses pada tanggal 25 Mei 2016).