Anda di halaman 1dari 1

Pengukuran CCT merupakan prediktor yang signifikan pada risiko yang lebih tinggi dari

perubahan glaukoma menjadi lebih parah, [5] telah menjadi rutinitas dalam manajemen
glaukoma namun tidak bervariasi secara signifikan antara pasien glaukoma Asia dan
Kaukasia-Amerika, [22] yang berarti konsisten dengan temuan kami. Menariknya kami juga
tidak menemukan variasi ras pada laporan terdahulu, meskipun sejarah glaukoma pada
keluarga telah dikaitkan dengan keberadaan dan tingkat keparahan dari POAG di Cina [9].

Keterbatasan penelitian kami secara terbuka disebutkan. Idealnya semua data akan berasal
dari calon populasi berjumlah besar yang berbasis kohort, terutama mengingat definisi
glaukoma sebagai penyakit yang progresif, berhubungan dengan faktor lingkungan seperti
pendidikan rendah [33] dan lokal perkotaan [34-37]. Ukuran sampel kami untuk
subkelompok ras individu Asia tidak memadai untuk mendukung analisis subkelompok.
Kami berharap bahwa hasil kami akan mendorong penelitian lebih lanjut ke dalam variasi
sub-sub kelompok etnis. Seperti dengan semua studi di mana beberapa perbandingan yang
telah dilakukan, kesempatan bisa memainkan peran dalam beberapa asosiasi yang signifikan
yang telah diamati. Untuk menghindari risiko ini, kami sengaja memilih semua faktor risiko
potensial yang relevan berdasarkan penelitian sebelumnya. Meskipun studi ini mungkin
dipengaruhi oleh bias seleksi yang melekat dalam proses perekrutan yang bersifat sukarela,
kami meminimalkan kemungkinan ini dan bias lain melalui analisis yang dikontrol untuk
variabel pengganggu yang diketahui dan meminimalisasi interobserver dan variasi
interoperative melalui standarisasi pemeriksa dan pengaturan klinis. Ini adalah catatan bahwa
kita tidak memasukan gonioscopy dalam penelitian ini karena toleransi yang rendah pada
populasi relawan yang sehat untuk pemeriksaan gonioscopic yang relatif invasif ini. Kami
memilih untuk meminimalkan ketidaknyamanan peserta dengan menggunakan segmen
anterior tomografi sebagai cara untuk menilai sudut. Kami tidak menemukan sudut sempit,
yang sudah tidak mengejutkan mengingat penelitian kohort kami berusia muda. Terakhir,
ketika membandingkan penelitian kami dengan penelitian lain, sangat penting untuk diingat
usia muda dan demografi unik lainnya dari penelitian kohort kami, menjadi mahasiswa
pascasarjana Asia Amerika, dibandingkan dengan kebanyakan subjek penelitian lain.
Sementara itu kami percaya membuat penelitian kami ini sangat menarik dan inovatif, kami
menyarankan hati-hati ketika menggeneralisasi hasil penelitian ini.

Temuan kami menunjukkan bahwa orang Amerika Asia cenderung memiliki IOP yang lebih
tinggi, miopia yang lbh tinggi, dan cupdisc rasio yang lebih besar sehingga membuat mereka
berpotensi menderita untuk glaukoma daripada ras Kaukasia pada populasi muda yang sehat.
Menurut temuan ini, Asia Amerika mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi menderita
glaukoma, sehingga penting untuk diingat variasi ras ini ketika mendiagnosis glaukoma.
Untuk menentukan apakah parameter yang positif menunjukan peningkatan risiko penyakit
memerlukan studi lebih lanjut. Kami berharap bahwa penelitian ini akan berfungsi sebagai
titik awal untuk evaluasi longitudinal faktor risiko glaukoma pada populasi yang
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai