Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

ANALISIS STAKEHOLDER PENGELOLAAN


SAMPAH

OLEH:

PRILI NESSA AMENELA

1411212035

Peminatan : AKK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Tabel Analisis Stakeholder Kebijakan Pengelolaan Sampah (UU no 18 tahun
2008)
Stakeholder Kepentingan Jabatan/posisi Komitmen
Pemerintah pusat Untung Suportif Tinggi
Pemerintah daerah Untung Suportif Tinggi
Pengelola kota Untung Suportif Tinggi
Institusi swasta Netral Netral Tinggi

Masyarakat yang
menggantungkan Untung netral Rendah
penanganan sampah
pada sistem kota
Institusi non
pemerintah (LSM, Netral Suportif Menengah
pengelola real estate)
Masyarakat yang
bertindak individu Netral Netral Rendah
terhadap
penanganan sampah

Pemerintah pusat disini bertindak sebagai pembuat kebijakan yang mana

dengan adanya kebijakan ini akan memberikan keuntungan untuk

kepentingan menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga lingkungan hidup.

Mereka memiliki jabatan suportif yang mendukung terbentuknya peraturan

agar permasalahn sampah dapat terselesaikan. dimana mereka memiliki

komitmen yang tinggi agar masalah yang ada di suatu Negara dapat

terselesaikan.

Pemerintah daerah disini bertindak sebagai bawahan dari pemerintah

pusat untuk melanjutkan UU, dan membuat peraturan daerah sendiri agar

bisa menjaga linkungan hidup dan kebersihan. Dimana kebersihan adalah

salah satu bagian dari infrastruktur perkotaan. Mereka memiliki jabatan

suportif sebagai pendukung atas dibentuknya peraturan. dimana mereka

memiliki komitmen yang tinggi untuk keberhasilan pengelolaan sampah agar

berjalannya infrastruktur perkotaan yang baik.


Pengelola kota, yang biasanya bertindak sebagai pengelola sampah,

seperti dinas kebersihan. isini sebagai utusan daerah maka setiap kebijakan

mengenai pengelolaan sampah mereka mengalami keuntungan dalam

kebijakan ini, karena berhasil mengerjakan program kebersihan sesuai dengan

target dan amanah yang diberikan pemerintah daerah. Mereka memiliki posisi

sebagai seorang suportif yang memberikan pengetahuan, mendukung

diadakannya kebijakan pengelolaan sampah, dan mereka memiliki komitmen

yang tinggi agar terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman bagi suatu

daerah.

Institusi swasta yang berkarya dalam pengelolaan sampah. Disini mereka

memiliki kepentingan yang netral atas pembuatan kebijakan, mereka juga

emiliki jabatan yang netral, serta komitmen mereka yang tinggi atas kebijakan

pengelolaan sampah yang dibuat karena dengan begitu akan mempermudah

mereka untuk mendaur ulang, mengumpulkan, dan menghasilkan karya yang

dapat bernilai ekonomis.

Masyarakat atau institusi penghasil sampah yang menggantungkan

penanganan sampahnya pada sistem yang berlaku di sebuah kota. Mereka

memiliki kepentingan yang untung jika adanya kebijakan ini karena dengan

begitu sampah RT mereka dapat tersalurkan pembuangannya. Namun mereka

memiliki jabatan yang netral atas dibuatnya peraturan/ kebijakan ini. Mereka

memiliki komitmen yang rendah karena mereka menganggap bahwa sampah

hanyalah sampah yang tidak bisa bernilai ekonomis lagi.

Institusi non-pemerintah yang bergerak dalam pengelolaan sampah,

termasuk aktivitas daur ulang, seperti swasta, LSM, pengelola real estate,

dsb yang aktivitasnya perlu berkoordinasi dengan pengelola sampah kota.

Mereka memiliki kepentingan yang menengah atas terbentuknya kebijakan

pengelolaan sampah, mereka juga memiliki jabatan suportif sebagai

pendukung kebijakan agar bisa membantu pemerintah dalam mengatasi


masalah sampah yang ada .dan mereka memiliki komitmen yang menengah

atas kebijakan yang dibuat pemerintah pusat

Masyarakat yang bertindak secara individu dalam penanganan sampah,

baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya kelompok pemulung

yang memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasilan. Disini kepentingan

mereka netral terhadap kebijakan karena bagaimana pun bentuk pengelolaan

mereka akan tetap memanfaatkan sampah untuk kepentingan mereka

pribadi. Mereka juga memiliki jabatan yang netral atas adanya kebijakan.

Karena mereka adalah kelompok yang mengambil sampah untuk

mendapatkan penghasilan, maka mereka memiliki komitmen yang rendah

terhadap pengelolaan sampah.

Anda mungkin juga menyukai