Elisa Titip
Elisa Titip
DISUSUN OLEH :
Fitriya Ningsih (1402450004)
Nila Maya Sari (1402450007)
Anisah Salamah (1402450041)
Kinanggun Saengtyasa (1402450047)
Nur Ratnawati Musdjalifah (1402450049)
B. Efek
Mungkin, ekstrak memiliki efek penghambatan dengan menghalangi saluran kalsium
tegangan-tergantung dan inhibisi pelepasan kalsium dari sumber intraseluler
mengungkapkan efek terapeutik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman lvandulifolia dan Hypericum
perforatum dapat menghambat produksi prostaglandin yang memediasi nyeri dan
mengekspos efek anti-inflamasi dan aktivitas analgesik. Cinnamon memiliki amidoun,
lendir, tanin, pewarna, kalsium oksalat, gula, cinamomin, minyak esensial dan resin.
Itu efek fisiologis dari minyak esensial dan tanin dari kayu manis dalam obat rakyat
menginduksi sektor energi, obat penenang, antispasmodic, anti-inflamasi dan digunakan
untuk mengurangi nyeri haid.
Efek antispasmodic adalah cinnamaldehyde dalam kayu manis. eugenol juga dapat
mencegah biosintesis prostaglandin dan mengurangi peradangan. Farmakologi dan
toksikologi studi pada manusia tidak menunjukkan risiko tertentu untuk Cinnamon.
graveolens Anethum memiliki minyak atsiri yang mengungkapkan efek anti-spasmodik,
Mengatur menstruasi yang tidak teratur dan efektif pada amenore.
Penelitian-penelitian tentang efek antispasmodik dari Anethum graveolens ekstrak
pada kontraksi uterus tikus menunjukkan bahwa ekstrak induksi efek kontraktil yang
dengan menghalangi saluran kalsium tegangan tergantung dan disfungsi dalam tindakan
oksitosin Anethum graveolens dasarnya memiliki minyak atsiri yang mengandung
limonene dan Karun bahwa lebih dari 90% dari minyak esensi memiliki efek
antispasmodic.
Gingerol dan kewajiban Jahe (Zingiber membentuk senyawa) berpotensi menghambat
prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase Fakta dan Perbandingan Publishing
Group. Dalam uji klinis pada pasien dengan nyeri lutut akibat osteoarthritis efek
analgesik dari jahe telah dilaporkan. Dalam beberapa sumber daya tradisional, jahe
dikonsumsi dalam pengobatan dismenore. tanaman chamomile memiliki anti-inflamasi
efek, antispasmodic, obat penenang dan anti-agitasi activies.
Saffron tanaman memiliki sedatif dan peraturan efek menorrhea. Senyawa kimia
dalam kunyit mengandung glikosida crocin, crocetin, picrocrocin dan minyak esensial
mudah menguap[108]. Seledri memiliki senyawa kimia termasuk apigraveann, apiometin,
Celenin, bergaptene dan ambliophrone yang memiliki sifat yang berbeda termasuk obat
penenang, diuretik, kegiatan mengikat, anti-inflamasi dan anti-depresi promiscuous.
Tanaman obat asli di Iran, yang disajikan dalam penelitian ini karena bahan-bahan
berkualitas dan mekanisme terbukti dari tindakan dapat efektif dalam pengobatan nyeri
dan dismenore dan dapat diproduksi solusi alami yang efektif dari mereka. Meskipun
penghambatan siklooksigenase dianggap faktor utama untuk efek dari tanaman ini di
pengentasan dismenore, bagaimanapun, mekanisme yang tepat tidak jelas. stres oksidatif
terlibat dalam rasa sakit dan dismenore dan sebagian besar tanaman ini telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan.
C. Uji Coba Obat-obatan Herbal Iran pada Dismenore Phytotherapy dengan Uji Klinis
Manusia
Berikut ini adalah jenis obat-obatan herbal Iran yang digunakan dalam percobaan
pada Dismenore Phytotherapy yang menggunakan uji percobaan klinis pada manusia :
Ekstrak Peppermint
Pada percobaan menggunaan ekstrak peppermint dilakukan pada dua kelompok,
yang mana kelompok pertama mendapatkan terapi ekstrak peppermint dan
kelompok kedua mendapatkan ibuprofen. Dalam percobaan ini diberikan bentuk
minyak supermint dengan dosis 40 tetes pada kelompok pertama dan ibuprofen dosis
400 mg pada kelompok kedua. Hasil percobaan menunjukkan adanya penurunan
dismenore primer pada kedua kelompok.
Ekstrak Echinophora platyloba
Pada percobaan menggunakan Echinophora platyloba tidak dipaparkan secara
jelas mengenai jumlah dosis yang diberikan pada kelompok perlakuan. Jurnal hanya
menjelaskan mengenai metode yang dilakukan, yaitu dengan menilai kedua
kelompok perlakuan dan kontrol sebelum pemberian Echinophora platyloba yang
mana memiliki hasil tidak jauh berbeda. Setelah pemberian Echinophora platyloba
pada kelompok perlakuan, terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
Ekstrak Foeniculum vulgar
Penelitian dengan menggunakan Foeniculum vulgar dapat mengurangi tingkat
keparahan dismenore berdasarkan adanya perbedaan yang signifikan pada intensitas
nyeri dari dua kelompok penelitian. Namun tidak dijelaskan lebih jauh mengenai
bentuk ekstrak Foeniculum vulgar yang diberikan dan banyaknya dosis pemberian
dalam penelitian ini.
Ekstrak Akar Valeriana officinalis
Sebelum dilakukan pemberian perlakuan pada kelompok uji, nilai instensitas
nyeri pada kelompok uji dan kelompok kontrol tidak berbeda. Setelah pemberian
ekstrak akar Valeriana officinalis rata-rata intensitas nyeri menjadi menurun.
Zataria multiflora
Pada percobaan dengan menggunakan Thyme yang memiliki nama latin Zataria
multiflora pada dismenore primer dilakukan dengan menggunakan tiga kelompok
percobaan. Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan
pemberian Zataria multiflora, kelompok kedua menggunakan 1% thyme, dan 2%
thyme. Dari kedua kelompok yang mendapatkan perlakuan tersebut menunjukkan
hasil yang tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mendapat perlakuan.
Bubuk Stachys Ivandulifolia
Penggunaan bubuk Stachys Ivandulifolia dalam penelitian ini tidak secara jelas
dijelaskan tentang cara pemberian bubuk Stachys Ivandulifolia pada responden, serta
hanya menjelaskan mengenai hasil penelitian tanpa adanya data dalam bentuk angka
seberapa jauh perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian.
Tanaman Vitex
Pemberian tanaman Vitex pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil intensitas
nyeri yang berkurang sebanyak 60% pada siklus pertama perlakuan dan pada akhir
bulan ketiga pemberian menunjukkan penurunan hingga 70%. Sedangkan pada
kelompok kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan pada intensitas nyeri
dibandingkan dengan kelompok perlakuan.
Cinnamomum zeylanicum
Tingkat keparahan nyeri dengan menggunakan Cinnamomum zeylanicum pada
kelompok uji menunjukkan adanya penurunan setelah diberikan dibandingkan
sebelum diberikan Cinnamomum zeylanicum.
Ekstrak Anethum graveolens
Penggunaan Dill yang memiliki nama latin Anethum graveolens dengan asam
mefenamat terhadap dua kelompok yang berbeda dilakukan sebanyak tiga kali siklus
pemberian. Sebelum intervensi dilakukan intensitas nyeri pada kedua kelompok
tidak signifikan. Setelah tiga siklus pemberian terdapat penurunan nyeri pada kedua
kelompok dan lebih banyak terjadi penurunan pada kelompok yang mendapatkan
asam mefenamat.
Zingiber officinale
Dalam percobaan menggunakan Zingiber officinale tidak dijelaskan lebih jauh
mengenai cara pemberian, bentuk sediaan Zingiber officinale yang diberikan serta
banyaknya dosis pada kelompok perlakuan. Sedangkan hasilnya terdapat perbedaan
yang signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok yang diberikan
ibuprofen dan kelompok yang diberikan mefenamat.
Teh Matricaria chamomilla
Pemberian perlakuan dengan memberikan 2 cangkir teh Matricaria chamomilla
yang dikonsumsi setiap hari selama seminggu sebelum menstruasi dan lima hari
selama menstruasi dalam jangka waktu tiga bulan. Percobaan ini menunjukkan
adanya hasil yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol terhadap nyeri,
kecemasan dan perasaan kelompok tersebut.
Kapsul Apium graveolens+Crocus sativus+Pimpinella anisume
Percobaan ini menggunakan bentuk pemberian berupa kapsul herbal yang terdiri
dari beberapa jenis tanaman yaitu Apium graveolens, Crocus sativus, Pimpinella
anisume. Hasil yang ditunjukkan dari percobaan ini adalah efektivitas yang lebih
baik dari asam mefenamat dalam mengurangi keparahan dismenore primer.
Dari keseluruhan penjelasan mengenai obat-obatan herbal Iran yang
digunakan dalam percobaan pada Dismenore Phytotherapy dengan subjek penelitian
manusia, tidak begitu dijelaskan secara detail mengenai beberapa bentuk obat herbal
yang diberikan, dosis, cara pemberian, serta lama pemberian perlakuan tersebut pada
manusia. Sebagian besar pemaparan yang ada hanya menjelaskan mengenai
efektivitas obat-obatan herbal tersebut terhadap dismenore pada manusia. Informasi
lebih jauh mengenai hal tersebut tentu saja sangat diperlukan untuk penerapan
penelitian ini secara nyata kepada masyarakat luas maupun untuk pengembangan
selanjutnya dari penelitian ini.