Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

PENGARUH OBAT OBATAN HERBAL IRAN PADA DISMENORE


PHYTOTHERAPY
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komplementer
Yang diampu oleh Dr. Ni Luh Putu Eka Sudiwati, S.Kp.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
Fitriya Ningsih (1402450004)
Nila Maya Sari (1402450007)
Anisah Salamah (1402450041)
Kinanggun Saengtyasa (1402450047)
Nur Ratnawati Musdjalifah (1402450049)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MALANG
2017
A. Kandungan Bahan
Beberapa tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati gejala dismenore:
Minyak peppermint menghambat kontraksi yang disebabkan oleh depolarisasi sel dan
saluran kalsium yang diblokir. Peppermint memiliki efek antispasmodik pada otot polos.
Mint memiliki relaksan otot, anti-inflamasi dan sifat analgesik. Echinophora platyloba
mengandung flavonoid, alkaloid dan saponin, Trans-B-Ocimene, 2-Furanone, Myrcene,
Linalool dan Cisocimene. Platyloba memiliki efek antispasmodik dan mengurangi
kontraksi otot. Tampaknya bahwa flavonoid, saponin dan alkaloid senyawa yang efektif
dan terlibat dalam mengurangi kontraksi rahim dan mengurangi masalah dismenore.
Minyak esensial adas, kandungan anethol, dapat mengurangi kejang pada saluran
pencernaan. Foeniculum vulgare mengandung asam palmitat, asam oleat, asam linoleat,
asam petrocilinic, comphen, fencho dan anethol. Valeriana officinalis memiliki obat
penenang, analgesik, dan regulasi properti menorrhea. Valerian akar digunakan sebagai
sedatif dan antispasmodic. efek antispasmodic dan anti-spasmodik dan analgesik pada
akhirnya itu karena komposisi asam valerinic.
Thyme, secara tradisional digunakan sebagai herbal medis, memiliki sifat kejang otot.
Timol dan carvacrol adalah bahan aktif dari thyme. sifat antispasmodic tanaman yang
mengandung senyawa fenolik yang timol merupakan bagian utama. Senyawa-senyawa
flavonoid dari Thyme menghambat kontraksi depolarisasi sel dan memblokir saluran
kalsium. Senyawa bioaktif dari ekstrak tumbuhan dan minyak esensial dengan
mekanisme tertentu dikenal untuk meningkatkan gejala dismenore.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman lvandulifolia dan Hypericum
perforatum dapat menghambat produksi prostaglandin yang memediasi nyeri dan
mengekspos efek anti-inflamasi dan aktivitas analgesik. Cinnamon memiliki amidoun,
lendir, tanin, pewarna, kalsium oksalat, gula, cinamomin, minyak esensial dan resin.
Efek fisiologis dari minyak esensial dan tanin dari kayu manis dalam obat rakyat
menginduksi sektor energi, obat penenang, antispasmodic, anti-inflamasi dan digunakan
untuk mengurangi nyeri haid. Efek antispasmodic adalah karena cinnamaldehyde dalam
kayu manis. eugenol juga dapat mencegah biosintesis prostaglandin dan mengurangi
peradangan. Farmakologi dan toksikologi studi pada manusia tidak menunjukkan risiko
tertentu untuk Cinnamon.
Gingerol dan Jahe (Zingiber membentuk senyawa) berpotensi menghambat
prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase, fakta dan perbandingan Publishing
Group dalam uji klinis pada pasien dengan nyeri lutut akibat osteoarthritis efek analgesik
dari jahe telah dilaporkan. Dalam beberapa sumber daya tradisional, jahe dikonsumsi
dalam pengobatan dismenore. Tanaman chamomile memiliki anti-inflamasi efek,
antispasmodic, obat penenang dan anti-agitasi activies. Tanaman Saffron memiliki efek
sedatif dan peraturan efek menorrhea. Senyawa kimia dalam kunyit mengandung
glikosida crocin, crocetin, picrocrocin dan minyak esensial mudah menguap. Seledri
memiliki senyawa kimia termasuk apigraveann, apiometin, Celenin, bergaptene dan
ambliophrone yang memiliki sifat yang berbeda termasuk obat penenang, diuretik,
kegiatan mengikat, anti-inflamasi dan anti-depresi promiscuous.

B. Efek
Mungkin, ekstrak memiliki efek penghambatan dengan menghalangi saluran kalsium
tegangan-tergantung dan inhibisi pelepasan kalsium dari sumber intraseluler
mengungkapkan efek terapeutik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman lvandulifolia dan Hypericum
perforatum dapat menghambat produksi prostaglandin yang memediasi nyeri dan
mengekspos efek anti-inflamasi dan aktivitas analgesik. Cinnamon memiliki amidoun,
lendir, tanin, pewarna, kalsium oksalat, gula, cinamomin, minyak esensial dan resin.
Itu efek fisiologis dari minyak esensial dan tanin dari kayu manis dalam obat rakyat
menginduksi sektor energi, obat penenang, antispasmodic, anti-inflamasi dan digunakan
untuk mengurangi nyeri haid.
Efek antispasmodic adalah cinnamaldehyde dalam kayu manis. eugenol juga dapat
mencegah biosintesis prostaglandin dan mengurangi peradangan. Farmakologi dan
toksikologi studi pada manusia tidak menunjukkan risiko tertentu untuk Cinnamon.
graveolens Anethum memiliki minyak atsiri yang mengungkapkan efek anti-spasmodik,
Mengatur menstruasi yang tidak teratur dan efektif pada amenore.
Penelitian-penelitian tentang efek antispasmodik dari Anethum graveolens ekstrak
pada kontraksi uterus tikus menunjukkan bahwa ekstrak induksi efek kontraktil yang
dengan menghalangi saluran kalsium tegangan tergantung dan disfungsi dalam tindakan
oksitosin Anethum graveolens dasarnya memiliki minyak atsiri yang mengandung
limonene dan Karun bahwa lebih dari 90% dari minyak esensi memiliki efek
antispasmodic.
Gingerol dan kewajiban Jahe (Zingiber membentuk senyawa) berpotensi menghambat
prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase Fakta dan Perbandingan Publishing
Group. Dalam uji klinis pada pasien dengan nyeri lutut akibat osteoarthritis efek
analgesik dari jahe telah dilaporkan. Dalam beberapa sumber daya tradisional, jahe
dikonsumsi dalam pengobatan dismenore. tanaman chamomile memiliki anti-inflamasi
efek, antispasmodic, obat penenang dan anti-agitasi activies.
Saffron tanaman memiliki sedatif dan peraturan efek menorrhea. Senyawa kimia
dalam kunyit mengandung glikosida crocin, crocetin, picrocrocin dan minyak esensial
mudah menguap[108]. Seledri memiliki senyawa kimia termasuk apigraveann, apiometin,
Celenin, bergaptene dan ambliophrone yang memiliki sifat yang berbeda termasuk obat
penenang, diuretik, kegiatan mengikat, anti-inflamasi dan anti-depresi promiscuous.
Tanaman obat asli di Iran, yang disajikan dalam penelitian ini karena bahan-bahan
berkualitas dan mekanisme terbukti dari tindakan dapat efektif dalam pengobatan nyeri
dan dismenore dan dapat diproduksi solusi alami yang efektif dari mereka. Meskipun
penghambatan siklooksigenase dianggap faktor utama untuk efek dari tanaman ini di
pengentasan dismenore, bagaimanapun, mekanisme yang tepat tidak jelas. stres oksidatif
terlibat dalam rasa sakit dan dismenore dan sebagian besar tanaman ini telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan.

C. Uji Coba Obat-obatan Herbal Iran pada Dismenore Phytotherapy dengan Uji Klinis
Manusia
Berikut ini adalah jenis obat-obatan herbal Iran yang digunakan dalam percobaan
pada Dismenore Phytotherapy yang menggunakan uji percobaan klinis pada manusia :
Ekstrak Peppermint
Pada percobaan menggunaan ekstrak peppermint dilakukan pada dua kelompok,
yang mana kelompok pertama mendapatkan terapi ekstrak peppermint dan
kelompok kedua mendapatkan ibuprofen. Dalam percobaan ini diberikan bentuk
minyak supermint dengan dosis 40 tetes pada kelompok pertama dan ibuprofen dosis
400 mg pada kelompok kedua. Hasil percobaan menunjukkan adanya penurunan
dismenore primer pada kedua kelompok.
Ekstrak Echinophora platyloba
Pada percobaan menggunakan Echinophora platyloba tidak dipaparkan secara
jelas mengenai jumlah dosis yang diberikan pada kelompok perlakuan. Jurnal hanya
menjelaskan mengenai metode yang dilakukan, yaitu dengan menilai kedua
kelompok perlakuan dan kontrol sebelum pemberian Echinophora platyloba yang
mana memiliki hasil tidak jauh berbeda. Setelah pemberian Echinophora platyloba
pada kelompok perlakuan, terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
Ekstrak Foeniculum vulgar
Penelitian dengan menggunakan Foeniculum vulgar dapat mengurangi tingkat
keparahan dismenore berdasarkan adanya perbedaan yang signifikan pada intensitas
nyeri dari dua kelompok penelitian. Namun tidak dijelaskan lebih jauh mengenai
bentuk ekstrak Foeniculum vulgar yang diberikan dan banyaknya dosis pemberian
dalam penelitian ini.
Ekstrak Akar Valeriana officinalis
Sebelum dilakukan pemberian perlakuan pada kelompok uji, nilai instensitas
nyeri pada kelompok uji dan kelompok kontrol tidak berbeda. Setelah pemberian
ekstrak akar Valeriana officinalis rata-rata intensitas nyeri menjadi menurun.
Zataria multiflora
Pada percobaan dengan menggunakan Thyme yang memiliki nama latin Zataria
multiflora pada dismenore primer dilakukan dengan menggunakan tiga kelompok
percobaan. Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan
pemberian Zataria multiflora, kelompok kedua menggunakan 1% thyme, dan 2%
thyme. Dari kedua kelompok yang mendapatkan perlakuan tersebut menunjukkan
hasil yang tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mendapat perlakuan.
Bubuk Stachys Ivandulifolia
Penggunaan bubuk Stachys Ivandulifolia dalam penelitian ini tidak secara jelas
dijelaskan tentang cara pemberian bubuk Stachys Ivandulifolia pada responden, serta
hanya menjelaskan mengenai hasil penelitian tanpa adanya data dalam bentuk angka
seberapa jauh perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian.
Tanaman Vitex
Pemberian tanaman Vitex pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil intensitas
nyeri yang berkurang sebanyak 60% pada siklus pertama perlakuan dan pada akhir
bulan ketiga pemberian menunjukkan penurunan hingga 70%. Sedangkan pada
kelompok kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan pada intensitas nyeri
dibandingkan dengan kelompok perlakuan.

Cinnamomum zeylanicum
Tingkat keparahan nyeri dengan menggunakan Cinnamomum zeylanicum pada
kelompok uji menunjukkan adanya penurunan setelah diberikan dibandingkan
sebelum diberikan Cinnamomum zeylanicum.
Ekstrak Anethum graveolens
Penggunaan Dill yang memiliki nama latin Anethum graveolens dengan asam
mefenamat terhadap dua kelompok yang berbeda dilakukan sebanyak tiga kali siklus
pemberian. Sebelum intervensi dilakukan intensitas nyeri pada kedua kelompok
tidak signifikan. Setelah tiga siklus pemberian terdapat penurunan nyeri pada kedua
kelompok dan lebih banyak terjadi penurunan pada kelompok yang mendapatkan
asam mefenamat.
Zingiber officinale
Dalam percobaan menggunakan Zingiber officinale tidak dijelaskan lebih jauh
mengenai cara pemberian, bentuk sediaan Zingiber officinale yang diberikan serta
banyaknya dosis pada kelompok perlakuan. Sedangkan hasilnya terdapat perbedaan
yang signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok yang diberikan
ibuprofen dan kelompok yang diberikan mefenamat.
Teh Matricaria chamomilla
Pemberian perlakuan dengan memberikan 2 cangkir teh Matricaria chamomilla
yang dikonsumsi setiap hari selama seminggu sebelum menstruasi dan lima hari
selama menstruasi dalam jangka waktu tiga bulan. Percobaan ini menunjukkan
adanya hasil yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol terhadap nyeri,
kecemasan dan perasaan kelompok tersebut.
Kapsul Apium graveolens+Crocus sativus+Pimpinella anisume
Percobaan ini menggunakan bentuk pemberian berupa kapsul herbal yang terdiri
dari beberapa jenis tanaman yaitu Apium graveolens, Crocus sativus, Pimpinella
anisume. Hasil yang ditunjukkan dari percobaan ini adalah efektivitas yang lebih
baik dari asam mefenamat dalam mengurangi keparahan dismenore primer.
Dari keseluruhan penjelasan mengenai obat-obatan herbal Iran yang
digunakan dalam percobaan pada Dismenore Phytotherapy dengan subjek penelitian
manusia, tidak begitu dijelaskan secara detail mengenai beberapa bentuk obat herbal
yang diberikan, dosis, cara pemberian, serta lama pemberian perlakuan tersebut pada
manusia. Sebagian besar pemaparan yang ada hanya menjelaskan mengenai
efektivitas obat-obatan herbal tersebut terhadap dismenore pada manusia. Informasi
lebih jauh mengenai hal tersebut tentu saja sangat diperlukan untuk penerapan
penelitian ini secara nyata kepada masyarakat luas maupun untuk pengembangan
selanjutnya dari penelitian ini.

D. Hasil uji coba


1. Ekstrak papermint : dismenore primer pada kedua kelompok menerima minyak
supermint (ekstrak peppermint) dengan mengurangi dosis 40 tetes dan ibuprofen 400
mg dosis.
2. Echinopora platyloba ekstrak: intensitas nyeri berarti dalam dua bulan sebelum
pemberian obat pada kelompok perlakuan dan kelompok plasebo adalah 10.86,
34.72 dan 11.16 yang perbedaannya tidak signifikan, setelah pengobatan kelompok
tersebut signifikan
3. Foeniculum vulgar ekstrak : ekstrak ini dapat mengurangi parahnya disminore,
berdasarkan penelitian dari duakelompok yang signifikan pada intensitas nyeri.
Gejala gejala penyakit nya juga menurun jika di bandingkan dengan sebelum
pemakaian ekstrak ini, tetapi antara dua kelompok yangdi ujikan, penurunann nya
tidak signifikan, kecuali pada tingkat kelesuan, kedua kelompok berada pada
ambang batas.
4. Valeriana officinalis akar ekatrak : ekstrak ini juga berhasil mengurangi nyeri haid
atau disminore, hasil uji coba yang dilakukan pada dua kelompok berbeda
menghasilkan nyeri mereka berkurang di bandingkan saat mereka tidak
menggunakan ekstrak ini.
5. Zataria multifora : penelitian zataria multifora ini di gunakan menggunakan skala
nyeri.
6. Stachys ivandulifolia bubuk : nyeri sebelum dan setelah pemakaian terlihat sekali
perbedaannya, karena penggunaan bubuk ini benar2 berhasil, dan tidak ada efek
samping yang terlihat ataupun akhirnya timbul, bubuk ini sangatefektif dalam
mengurangi rasa nyeri.
7. Tanaman viteks : tanaman ini memiliki efek berbeda, pada kelompok 1 dapat
mengurangi nyeri disminore hingga 60% namun pada kelompok lainnya, hanya
mengurangi disminore sedikit saja sekitar 1,7%,datatersebut menunjukkan hasil
yang cukup signifikan.
8. Cinnamomun zeylanicum : uji coba yang di lakukan menggunakan tanaman herbal
ini berhasil menurunkan nyeri disminore, dengan menggunakan kayu manis ini nyeri
disminore berkurang dari 2.15 sebelum perlakuan menjadi 1.04 setelah perlakuan.
9. Anethum graveolens ekstrak : penelitian dengan ekstrak ini di lakukan kepada
kelompok sebanyak 3 siklus, dan hasil nya pada siklus pertama lebih efektif pada
kelompok asam mefenamat, dan pada siklus selanjutnya adalah signifikan.
10. Zingiber officinale : uji coba dengan jahe ini mengalami peningkatan, sehingga
nyeri dapat di katakan tidak berhasil
11. Matricaria chamomilla teh : dengan teh ini di lakukan benar2 perawatan terhadap
kelompok yang di uji, dan ternyata hasil nya zangatlah signifikan antara kelompok
uji dan kelompok control
12. Graveolens apium : tanaman herbal ini lebih baik dan lebih trlihat efeknya di
bandingkan asam mefenamat, terlihat dari hasil uji coba yang telah di lakukan.

Anda mungkin juga menyukai