Anda di halaman 1dari 9

Perilaku Organisasi

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Nama Kelompok :
Sisca
Nawang Kartikasari (145020201111
Nadiah Vardah Varrasah (145020201111070)
Cindy Laras Probowati (145020201111090)

Manajemen 2016
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
DEFINISI

Dalam keberlangsungan setiap kegiatan berorganisasi, pasti akan


menemui sebuah situasi dimana harus dilakukannya sebuah atau lebih suatu
pengambilan keputusan. Menurut para ahli, pengambilan keputusan
merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif (Shull, Delbecq, &
Cummings, 1970).

Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.


Untuk dapat mengambil keputusan dengan baik, ada rangkaian proses
pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah yang
bijaksana untuk dilakukan sebelum mengambil keputusan berdasarkan pada
konsep pengambilan keputusan itu sendiri (Gunadarma, 2009).

Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang


disebut peranan decisional (Winardi,1990). Sedangkan organisasi adalah
wadah bagi beroprasinya manajemen. (Anzizhan,Syarafuddin.Sistem
Pengambilan Keputusan Pendidikan. grasindo).

Pertama Pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen dalam


organisasi, yaitu hal yang dilakukan oleh ketua dalam suatu kegiatan yang
dilakukan dalam organisasi untuk mengambil suatu tindakan atau pilihan yang
harus dilakukan yang akan menghasilkan keputusan untuk kebaikan bersama
(stephen P.Robbins: manajemen). Yang kedua, Terry, definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih
( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-
alternatif yang dimungkinkan).

Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan


terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan
dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif
terbaik dari alternatif yang ada.

JENIS - JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI

1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat


subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang
singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah


masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan


didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu
dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi
yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan


mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.
Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan
keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau.
Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka
pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang
timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman
dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman
sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecaha masalah.

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang


dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan
demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. POSISI/KEDUDUKAN
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat
dilihat dalam hal berikut:
Letak posisi
Dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker),penentu
keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
Tingkatan posisi
Dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional,
operasional, teknis.

2. MASALAH

Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk


tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang
diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.

3. SITUASI

Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu


sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap
kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan
atas dua, yaitu sebagai berikut:
Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak
berubah-ubah atau tetap keadaanya.
Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. KONDISI

Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama


menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.

Implikasi Manajerial

Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi mempunya arti yaitu


akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah satu aspek
yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial. Dalam manajemen sendiri
terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan
Partisipatif Dalam Organisasi manajerial yang baik.

Teori Managerial Grid

Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan
dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu concern for people dan concern for
production. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya
kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk
menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk
mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal
antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan
persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang
nyaman dan ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu
organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan
pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan
kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan
kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama
keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam
organisasi.
5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat
keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja
organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan
untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang
memuaskan.

Komunikasi Organisasi
Dalam system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan
komunikasi dua arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan
menghasilkan umpan balik secara langsung dari komunikan untuk dijadikan
evaluasi. Pemimpin akan sering berkomunikasi dengan bawahan dalam
merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan dengan bawahan. Hal ini
menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga sebagai persuatif dan
regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang pemimpin
melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk
komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih
banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai
dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan
mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi
organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa
kaku karena bersifat formal.
Dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian,
membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan
mempengaruhi orang. Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan
perilaku yang rendah menjdi aspek yang paling disukai apabila bawahan
memiliki tingkat kesiapan yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan
dari pemimpin untuk berpartisipasi.

Anda mungkin juga menyukai