Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian
Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang
wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah
dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk
melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di
masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan
yang diberikan.
Federation of International Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991)
dan World Health Organization atau WHO (1992) mendefinisikan bidan adalah
seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara
serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di
negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat
yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi
baru lahir dan anak.
2. Peran Bidan
Menurut Estiwidani.D, dkk (2008) peran, fungsi bidan dalam pelayanan
kebidanan adalah sebagai : pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedangkan
tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan kebidanan normal,
pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB,dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Sedemikian kompleksnya peran, fungsi, dan tanggung
jawab seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kebidanan
yang terbaik dan professional kepada masyarakat maka untuk keberhasilan dalam
mencapai tujuan tersebut diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi bidan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan baik
bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat pada umumnya, tugas ini
meliputi antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi
orangtua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga keluarga berencana. Bidan
juga dapat melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit, klinik bersalin
dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat. (Nazriah, 2009)
3. Profesi Kebidanan Di Indonesia
Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang
sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil
konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan
prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama
tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi
perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah
diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951,
hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama
organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu
sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan,
maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di
Indonesia. Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan
berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus
daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat
kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang.
Tujuan IBI adalah sebagai berikut :
1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antara sesama bidan serta kaum wanita pada
umumnya dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa
2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan khususnya
dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga
3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Visi dan Misi IBI antara lain :


1. Membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia yang bersifat nasional, sebagai satu-
satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan bidan di Indonesia.
2. Pengurus besar IBI berkedudukan di Jakarta atau dimana pusat pemerintahan berada
3. Meniadakan bidan kelas satu maupun bidan kelas dua, yang ada hanya bidan
4. Membentuk pengurus didaerah-daerah. Dengan demikian organisasi/ perkumpulan
yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya membubarkan diri dan
selanjutnya menjadi anggota cabang yang dikoordinir oleh pengurus daerah tingkat
propinsi.
5. Bidan harus bekerja sesuai dengan profesi, apabila bekerja dibidang perawatan harus
mengikuti pendidikan perawat selama dua tahun, demikian apabila perawata bekerja
di kebidanan harus mengikuti pendidikan bidan selama dua tahun.
1. Introduction
The definition of a midwife according to the Indonesian Midwife Association
or IBI (2006) is a woman who has attended and completed an education that has been
recognized by the government and passed the exam in accordance with applicable
requirements and given legal permission to carry out the practice. In performing health
and midwifery services in the community, Midwives are authorized by the government
in accordance with the given service area.

The Federation of International Gynaecologist and Obstetrics or FIGO (1991)


and the World Health Organization or WHO (1992) define a midwife as a person who
has completed a nationally recognized midwifery education program and is qualified
and given permission to practice midwifery practice in the country. She should be able to
provide supervision, upbringing and advice to women during pregnancy, childbirth and
postpartum, leading childbirth on her own responsibilities and care for newborns and
children.

2. The role of midwives


According Estiwidani.D, et al (2008) role, midwife function in midwifery
services are as: executor, manager, educator, and researcher. Midwives' responsibilities
include counseling services, normal obstetric care, abnormal obstetric care, midwifery
services for children, family planning services, and community health services. In such a
complex role, function, and responsibility of a midwife in performing its duty to provide
the best and professional midwifery services to the community so to succeed in
achieving the goal requires a strong foundation in the form of midwife competence.

Midwives have important duties in consultation and health education for both
women as a family center as well as the community in general, these tasks include
antenatal, intranatal, postnatal, newborn care, parental preparation, pregnancy and
reproductive disorders and family planning. Midwives can also practice midwifery at
Puskesmas, Hospitals, maternity clinics and other health units in the community.
(Nazriah, 2009)

3. Midwifery Profession In Indonesia


In the history of Indonesian Midwives mentioned that June 24, 1951 was seen
as the birthday of IBI. Inauguration of IBI's birthday is based on the results of the first
midwife conference held in Jakarta, June 24, 1951, which is the initiative of senior
midwives who are domiciled in Jakarta. The first midwife conference has succeeded in
laying a strong foundation and correct direction for the subsequent midwife's struggle:
establishing a professional organization called the Indonesian Midwife Association (IBI)
in the form of a unity, national, based on Pancasila and the 1945 Constitution. The whole
IBI Its members consist of women have been accepted to become members of the
Indonesian Women's Congress (KOWANI) in 1951, to this day IBI remains active in
supporting KOWANI programs with other women's organizations in improving the
degree of Indonesian women. In addition, in accordance with Law No. 8 of 1985 on
social organization, the IBI with number 133 registered as one of the Society of Social
Society in Indonesia. The motion and steps of IBI at all levels can be said to advance and
develop well. Up to 2003, IBI already has 30 regional administrators, 342 IBI branches
(at the District / Municipal level) and 1,703 IBI branches (at sub-district level) with a
total membership of 68.772 people.

IBI goals are as follows:


1. To promote unity and brotherhood between fellow midwives and women in general
in order to strengthen national unity
2. Fostering knowledge and skills of members in the midwifery profession, especially in
MCH services and family welfare
3. Assist the government in national development, especially in improving public health
status.
4. Improve the dignity and position of midwives in the community.

IBI's vision and mission include:


1. Establish an organization of the Indonesian Midwife Association which is national,
as the only organization which is a union and unity of midwives in Indonesia.
2. A large board of IBI is located in Jakarta or where the central government is located
3. Eliminating the first and second grade midwives, only midwives
4. Establish administrators in the regions. Thus the local organizations / associations
that existed before this conference are all disbanded and then become branch
members coordinated by provincial level administrators.
5. Midwives should work in accordance with the profession, if working in the field of
care should follow nursing education for two years, so if the midwife work in
midwifery should follow the midwife's education for two years.

Anda mungkin juga menyukai