Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi Maret Tahun 2014

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KELAPA DALAM DI DESA JERUJU BESAR


KECAMATAN SUNGAI KAKAP KECAMATAN KUBU RAYA

Oleh :
Sri Widarti*, Lili Ende Sunarli**
* Dosen Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti Pontianak
** Alumni Fakultas Pertanian Program studi Agribisnis UPB Pontianak

ABSTRAK

Petani kelapa dalam di Desa Jeruju Besar mengusahakan usahatani kelapa dengan
menghasilkan beberapa jenis produksi yakni dalam bentuk kelapa bulat dan gula merah.
Beberapa jenis produksi yang dihasilkan ini akan berdampak pada besar kecilnya pendapatan
yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian terhadap besarnya pendapatan
antara petani yang menghasilkan berbagai jenis produksi dalam beberapa kombinasi yaitu
petani yang hanya menghasilkan kelapa butiran dan petani yang menghasilkan kelapa butir
dan gula merah.

Kata Kunci : produksi, pendapatan, kelapa dalam

I. PENDAHULUAN Tabel 1. Luas Areal Tanaman Perkebunan


Kelapa Dalam di Kecamatan
Upaya pengembangan sektor pertanian Sungai Kakap Tahun 2012
sub sektor perkebunan, khususnya kelapa
dalam telah dilakukan pemerintah melalui No Desa
Luas Tanaman
kegiatan modifikasi dari pola Unit Perkebunan Kelapa
Dalam (hektar)
Pelaksanaan Proyek (UPP) yang 1. Sungai Kakap 528
sebelumnya berkiprah pada jenis komoditi 2. Sungai Itik 1.088
kelapa, karet, kakao dan lada. Modifikasi 3. Jeruju Besar 3.096
pola UPP perkebunan yang relatif baru di 4. Sungai Kupah 1.423
Propinsi Kalimantan Barat khususnya di 5. Sungai Rengas 597
6. Pal IX 1.104
Kabupaten Pontianak yang dimulai pada 7. Sungai Belidak 500
tahun 1990 dengan dana bersumber dari 8. Kalimas 1.870
proyek peningkatan produksi perkebunan 9. Punggur Kecil 2.542
(P4-APBN) 1990/1991, pemerintah 10. Punggur Besar 2.158
mengharapkan dengan dana tersebut akan 11. Tanjung Saleh 2.890
12. Sepuk Laut 66
lebih meningkatkan peran aktif masyarakat
Jumlah 18.682
dalam pembangunan perkebunan khususnya
tanaman kelapa, kopi, karet, kakao dan Sumber: Dimatan Perkebunan Kec. Sungai Kakap, 2013.
lada. Di samping itu pemerintah juga
mengarahkan kegiatan-kegiatan positif
untuk mengurangi ketimpangan antar
wlayah maupun kelompok masyarakat

36
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 1, dapat hendaknya dapat dipenuhi oleh petani
dilihat bahwa luas tanam terbesar untuk kelapa dalam.
kelapa dalam di Kecamatan Sungai Kakap
adalah Desa Jeruju Besar yakni 3.096 Berdasarkan pengamatan di lapangan,
hektar dengan tingkat produktivitas sebesar ternyata usahatani di Desa jeruju Besar
1.17 ton/ha/tahun. menghadapi masalah-masalah yang
mempengaruhi rendahnya pendapatan
Petani kelapa dalam di Desa Jeruju petani. Jumlah tegakan produktif tanaman
Besar mengusahakan usahatani kelapa dari masing-masing petani juga berbeda,
dengan menghasilkan beberapa jenis karena didasarkan pada kelas kebun, yaitu
produksi yakni dalam bentuk kelapa bulat kelas kebun A>120 batang dan kelas kebun
dan gula merah. Beberapa jenis produksi B antara 100-120 batang. Jumlah tegakan
yang dihasilkan ini akan berdampak pada produktif tanaman yang berbeda dari kelas
besar kecilnya pendapatan yang dihasilkan. kebun A dan kelas kebun Btersebut
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian disebabkan oleh tingkat serangan hama dan
terhadap besarnya pendapatan antara petani penyakit, aktif/tidaknya petani atau
yang menghasilkan berbagai jenis produksi kelompok tani dalam pemeliharaan kebun.
dalam beberapa kombinasi yaitu petani Semakin berbeda jumlah tegakan produktif
yang hanya menghasilkan kelapa butiran tanaman maka akan semakin berbeda pula
dan petani yang menghasilkan kelapa butir jumlah produksi yang dihasilkan dari
dan gula merah. masing-masing petani.

Identifikasi Masalah Pada masa panen, harga jual kelapa


dalam sangat rendah, yaitu kelapa butir
Pembangunan pertanian tanaman sebesar Rp 550,- s/d Rp 700,-/butir dan gula
perkebunan di Kecamatan Sungai Kakap, merah Rp 2.500,-/kg, sedangkan pada
khususnya di Desa Jeruju Besar bertujuan tingkat pasar harga kelapa dapat mencapai
untuk membangun usahatani yang antara Rp 1.750,- s/d Rp 2.500,-/butir dan
berorientasi agribisnis, meningkatkan harga gula merah dapat mencapai RP 8.500
produktivitas dan pendapatan, sekaligus s/d Rp 11.500/kg. Hal demikian disebabkan
meningkatkan kesejahteraan petani dan karena belum berjalannya koperasi unit
keluarganya. Luas areal pertanaman kelapa desa (KUD) sebagai wadah bagi petani
dalam yang ada di Desa Jeruju Besar dalam memasarlan hasil usahataninya.
Kecamatan Sungai Kakap merupakan salah
satu potensi dalam meningkatkan Pada tingkat pendapatan keluarga
pendapatan melalui kegiatan usahatani petani kelapa dalam belum dapat dilihat
kelapa dalam, khususnya dalam bahwa pendapatan petani yang
menghasilkan produksi berbentuk kelapa menghasilkan kelapa butir dan gula merah
butir dan gula merah. lebih tinggi dibandingkan petani yang
menghasilkan kelapa butir, karena
Pelaksanaan kegiatan usahatani kelapa dipengaruhi oleh penerimaan, total biaya
dalam yang dilakukan petani di Desa Jeruju produksi, jumlah tanaman berdasarkan
Besar merupakan salah satu upaya tegakan produktifnya, jumlah produksi dan
pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup tenaga kerja dalam keluarga (TKDK).
masyarakat tani. Seluruh kegiatan yang
dilakukan mulai dari persiapan lahan
hingga penanaman dan pemeliharaan dan
semua sarana produksi yang diperlukan

37
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

Berdasarkan kenyataan dan c. Pemeliharaan


permasalahan tersebut maka perlu Meliputi penyulaman, penyiangan, dan
dilakukan penelitian terhadap tingkat pemupukan. Teknis pemberian pupuk dapat
pendapatan petani kelapa dalam dilakukan dengan dua cara yaitu disebar
berdasarkan jenis produksi di Desa Jeruju merata di sekitar pohon dan disebar pada
Besar Kecamatan Sungai Kakap. lubang melingkar pohon.

Tujuan Penelitian d. Pemberantasan hama dan penyakit

Penelitian ini bertujuan untuk 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


mengetahui apakah terdapat perbedaan Keberhasilan Usahatani
yang nyata terhadap pendapata petani yang
menghasilkan jenis produksi berbentuk Menurut Soehardjo dan Patong (1973),
kelapa butir dan petani yang menghasilkan dalam kegiatan usahatani pertanian, apabila
kelapa butir dan gula merah. usahatani diartikan sebagai satu kesatuan
organisasi antara kerja, modal, dan
Kerangka Pemikiran pengelolaan yang ditujukan untuk
A. Tinjauan Pustaka memperoleh produksi di lapangan
1. Budidaya Kelapa pertanian, maka sekurang-kurangnya ada 4
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan (empat) hal yang perlu diperhatikan dalam
jenis tanaman yang sangat populer di dunia. pembinaan usahatani, yaitu:
Tanaman keras ini banyak sekali a. Organisasi usahatani dengan perhatian
kegunaannya, karena seluruh bagian khusus kepada pengelolaan unsur-
tanaman ini berfaedah bagi kehidupan unsur produksi dan tujuan usahanya.
manusia. b. Pola pemilikan tanah usahatani.
c. Kerja usahatani, dengan perhatian
Agar pertanaman kelapa dapat khusus kepada distribusi kerja dan
berproduksi secara optimal maka teknik pengangguran dalam usahatani.
bercocok tanam yang baik merupakan d. Modal usahatani, dengan perhatian
syarat utama disamping keadaan agroklimat khusus kepada proporsi dan sumber
yang sesuai. petani dalam memperoleh modal.
a. Persyaratan tumbuh
Tanaman kelapa memerlukan kondisi Hal-hal yang dikemukakan di atas,
iklim dan tanah tertentu agar dapat tumbuh adalah merupakan faktor-faktor dalam
dengan baik dan berproduksi tinggi. Pada berusahatani. Baik yang ada pada usahatani
daerah yang mempunyai ketinggian tempat itu sendiri maupun yang di luar usahatani.
0 900 m dpl, temperatu optimum 27C, Jadi, dengan demikian maka dalam
kelembaban udara 80 90% dan curah menjalankan suatu kegiatan usahatani perlu
hujan 1.200 2.500 mm per tahun. diperhatikan berbagai faktor, baik yang ada
Tanaman kelapa menghendaki tanah yang di dalam diri petani (faktor intern) maupun
lapisan olahnya tebal, pH antara 5 8. faktor-faktor yang ada di luar diri petani
(faktor ekstern).
b. Penanaman
Meliputi persiapan lahan, pembuatan a. Faktor Intern
lubang tanam dan waktu tanam. Jarak 1) Petani Pengelola
tanam yang dianjurkan adalah 9 x 9 x 9 m Menurut Mosher (1987), petani
dengan segitiga sama sisi. pengelola umumnya tumbuh dan
dewasa dalam menjalankan

38
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

usahataninya. Tiap petani memegang tingkat teknologi yang semakin maju


dua peranan, sebagai juru tani diharapkan petani dapat meningkatkan
(cultivator) dan petani sebagai produksi dengan jumlah korbanan yang
pengelola (manager). sama sehingga pendapatannya dapat
2) Tanah Usahatani meningkat pula (Bishop dan Toussait,
Tanah sebagai salah satu faktor 1986).
produksi merupakan pabrik hasil-hasil 6) Kemampuan mengalokasi
pertanian yaitu tempat di mana penerimaannya
produksi berjalan dan dari mana Mengalokasikan penerimaannya
produksi ke luar (Mubyarto, 1987). maksudnya adalah bagaimana petani
3) Tenaga Kerja dapat menggunakan modal yang berupa
Tenaga kerja baik yang berasal dari penerimaannya untuk melakukan suatu
keluarga petani sendiri (ayah, ibu, usaha (modal investasi). Pembentukan
anak) maupun tenaga kerja yang modal mempunyai tujuan yaitu untuk
berasal dari luar keluarga. Penggunaan menunjang pembentukan modal
tenaga kerja tergantung pada selanjutnya dan untuk meningkatkan
kepemilikan lahan. Lahan yang luas produksi dan pendapatan usahatani
akan menyerap banyak tenaga kerja (Soekartawi, 1993).
baik itu tenaga kerja dalam keluarga 7) Jumlah keluarga
maupun tenaga kerja luar keluarga. Kebutuhan keluarga petani akan
Sebaliknya lahan yang sempit hanya meningkat dengan makin banyaknya
sedikkit menyerap tenaga kerja, jumlah keluarga. Semakin banyak
sehingga akan menyebabkan anggota keluarganya yang menjadi
pengangguran tidak kentara dan tanggungan dapat menyebabkan
anggota keluarga yang konsumtif semakin banyaknya biaya yang harus
(Mubyarto, 1989). dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan
4) Modal hidup sehari-hari terutama yang
Dalam arti ekonomi, modal adalah bersifat essensial.
merupakan sebagian dari produksi yang
disisihkan untuk dipergunakan dalam b. Faktor Ekstern
produksi selanjutnya (Adiwilaga, 1) Tersedianya Sarana Transportasi dan
1975). Modal adalah salah satu faktor Komunikasi
di antara tiga faktor yang disatu- Tersedianya sarana transportasi dan
padukan dalam proses produksi yaitu komunikasi akan dapat memudahkan
tanah, tenaga kerja dan modal. hubungan dengan dunia luar, seperti
Soekartawi (1994), mengemukakan pasar, informasi yang menyangkut
bahwa besar-kecilnya modal dalam kebijakan pemerintah yang dapat
usaha pertanian tergantung dari digunakan dan sebagai bahan
berbagai hal, antara lain adalah skala pertimbangan dalam berusahatani.
usaha, macam komoditas, dan 2) Aspek-aspek yang Menyangkut
tersedianya kredit. Pemasaran Hasil dan Bahan Usahatani
5) Tingkat teknologi Menurut Sudiyono (2002), pemasaran
Kemajuan teknologi merupakan suatu pertanian merupakan syarat mutlak
perubahan dalam cara berproduksi yang diperlukan dalam pembangunan
yang memungkinkan petani pertanian. Pemasaran pertanian dapat
mendapatkan jumlah hasil produksi menciptakan nilai tambah melalui guna
yang lebih besar dengan input yang tempat, guna bentuk, dan guna waktu.
sama atau lebih sedikit. Jadi dengan

39
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

3) Penyuluhan Bagi Pertanian atau petani itu sendiri seperti modal


Penyuluhan pertanian merupakan sendiri yang digunakan, bangunan yang
pendidikan bagi petani, dimana cara, dimiliki untuk kegunaan produksi.
bahan dan sasarannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, waktu 4. Pendapatan petani
dan tempat bagi petani. Penyuluhan Menurut Hernanto (1991), kegiatan
dapat berupa introduksi cara-cara usahatani bertujuan untuk mencapai
produksi yang baru di lingkungan produksi di bidang pertanian yang pada
petani atau juga pengungkapan adanya akhirnya akan dinilai dengan unang
teknologi baru yang secara ekonomi yang diperhitungkan dari nilai produksi
sangat menguntungkan bagi petani. setelah dikurangi atau diperhitungkan
4) Fasilitas Kredit biaya yang telah dikeluarkan.
Sebagai akibat dari langkanya modal
usahatani, kredit menjadi hal yang Ukuran pendapatan petani (Prawirokusumo,
penting. Pemerintah perlu menyediakan 1990) terdiri dari:
fasilitas kredit kepada petani dengan a. Gross dan net income
syarat mudah dicapai (ada di lokasi b. Cash dan non cash
usahatani), prosedur yang mudah dan c. Pendapatan pengelola
suku bunga yang relatif rendah. d. Pendapatan tenaga kerja petani
e. Pendapatan tenaga kerja keluarga
3. Biaya Produksi Usahatani petani
Menurut Hernanto (1991), biaya f. Pendapatan petani
produksi adalah biaya yang dikeluarkan g. Pendapatan keluarga petani
oleh seorang petani dalam proses produksi
serta membawanya menjadi produk. B. Kerangka Konsep
Sedangkan menurut Kartasapoetra (1987), Produksi yang dihasilkan pada
biaya dalam kegiatan usahatani meliputi: pengusahaan usahatani kelapa masih rendah
a. Biaya variabel karena masih minimnya tingkat
Merupakan biaya yang biasanya produktifitas areal. Produksi yang
diperuntukkan bagi pengadaan faktor- dihasilkan yaitu beupa kelapa butir dan gula
faktor produksi yang sifatnya berubah- merah. Upaya yang dapat dilakukan dalam
ubah atau bervariasi tergantung pada meningkatkan produksi yaitu melalui
produk yang telah direncanakan. penggunaan sarana produksi yang memadai
b. Biaya tetap dalam arti pemeliharaan tanaman dengan
Merupakan biaya yang diperuntukan menggunakan pupuk dan obat-obata yang
bagi pembiayaan faktor-faktor produksi semestinya bila diserang hama dan
yang sifatnya tetap, tidak berubah penyakit, terpeliharanya drinase/parit dan
walaupun produk yang dihasilkan tergantung penggunaan faktor-faktor
berubah. produksi.
c. Biaya eksplisit
Merupakan pengeluaran-pengeluaran Jumlah tegakan produktif tanaman
pihak produsen atau petani yang berupa yang berbeda dari masing-masing kelas
pembayaran dengan uang untuk kebun akan berpengaruh pada jumlah
memperoleh faktor-faktor produksi produksi yang dihasilkan. Untuk itu guna
atau bahan penunjang lainnya. mencapai jumlah tegakan produktif
d. Biaya tersembunyi tanaman yang baik harus diusahakan
Merupakan pengeluaran atas faktor- dengan mengubah sikap dan perilaku petani
faktor produksi yang dimiliki produsen dengan cara pemberian penyuluhan yang

40
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

teratur dan sistematis dari PPL dalam segi B. Alat dan Bahan
pemeliharaan kebun, pemberantasan hama Alat dan bahan yang digunakan dalam
dan penyakit tanaman, serta penggunaan penelitian ini adalah antara lain, alat-alat
sarana produksi. tulis, daftar pertanyaan atau kuesioner, dan
alat penunjang lainnya dalam penyelesaian
Harga jual yang relatif rendah akan penelitian ini.
berpengaruh tehadap besaran pendapatan
yang akan diterima petani dalam C. Metode Penentuan Sampel
kelangsungan hidup usahataninya. Guna Metode penentuan petani sampel dalam
meningkatkan harga jual sesuai dengan penelitian ini menggunakan Purposive
keinginan petani, maka dapat ditempuh Stratified Random Sampling (PSRS) dan
dengan cara mengaktifkan koperasi unit penentuan populasi dilakukan secara
desa (KUD) untuk menampung dan sengaja yaitu pada petani kelapa dalam
memasarkan hasil usahatani kelapa dalam yang ada di Desa Jeruju Besar Kecamatan
serta perlu adanya kesediaan dari Sungai Kakap dengan jumlah petani
pemerintah dalam membantu petani dengan sebanyak 320 orang petani yang terbagi
membuat ketentuan penetapan harga dasar atas sebanyak 152 orang petani yang
untuk menjamin kelangsungan hidup petani menghasilkan kelapa butir dan gula merah
dan usahataninya, serta menyediakan pasar dan sebanyak 168 orang yang menghasilkan
yang akan membeli hasil panen kelapa kelapa butir.
dalam tersebut dengan harga yang berpihak
kepada petani. Berdasarkan pengamatan di lapangan,
petani yang mengusahakan kelapa dalam
C. Hipotesis adalah homogen dalam hal umur tanaman,
Diduga terdapat perbedaan rata-rata luas lahan, jenis dan sarana produksi yang
pendapatan antara petani kelapa dalam yang digunakan. Maka pengambilan sampel
menghasilkan jenis produksi kelapa butir dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 20%
dan gula merah dengan petani kelapa dalam atau sebanyak 64 orang dari jumlah
yang menghasilkan jenis produksi kelapa keseluruhan populasi.
butir di Desa Jeruju Besar Kecamatan Untuk itu maka digunakan rumus sebagai
Sungai Kakap. berikut:

METODOLOGI PENELITIAN Ni
ni = -------- x n
A. Tempat dan Waktu N
Penelitian ini dilaksanakan di Desa 152
Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap, ni = -------- x 64 = 30,40
dengan alasan karena lokasi ini merupakan 320
lokasi terluas dalam pengusahaan kelapa = 30 petani
dalam di Kecamatan Sungai Kakap (kelapa butir dan gula merah)
Kabupaten Kubu Raya. Waktu penelitian
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
terhitung dari bulan Mei sampai dengan 168
bulan Juli 2013. ni = -------- x 64 = 33,60
320
= 34 petani (kelapa butir)

41
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

D. Cara Pengumpulan Data F. Analisis Data


Untuk menguji hipotesis bahwa tingkat
Kegiatan pengumpulan data penelitian pendapatan rata-rata berdasarkan jenis
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: produksi yang dihasilkan, digunakan
uji Mann-Whitney (Siegel, 1992). Cara
1. Data Primer mengujinya adalah dengan menetapkan
Pengumpulan data primer dilakukan peringkat seluruh kelas angka
dengan teknik wawancara langsung pendapatan, selanjutnya peringkat
dengan petani responden dengan bentuan semua data ditetapkan dan peringkat
daftar pertanyaan yang telah disediakan pendapatan harus dijumlahkan setelah
dan melakukan observasi lapangan. itu dimasukkan ke dalam persamaan
sebagai berikut:
2. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan n1 (n1 + 1)
dengan teknik dokumenter, yaitu dengan U1 = n1 n2 + - R1
cara mengumpulkan data-data yang 2
berhubungan dengan masalah yang
diteliti dari instansi terkait. n2 (n2 + 1)
U2 = n1 n2 + - R2
E. Variabel Pengamatan 2
Adapun variabel yang diamati dalam Dimana:
R1 = jumlah perungkat yang diberikan pada
penelitian ini adalah: sampel dengan jumlah n1
1. Penerimaan (Rpp/ha) R2 = jumlah perungkat yang diberikan pada
Adalah hasil yang diterima petani sampel dengan jumlah n2
dengan mengalikan antara produksi
dan harga jual (dinilai dengan rupiah) Selanjutnya dari persamaan tersebut niai
a. Kelapa butir satuannya rupiah/butir yang dipilih untuk U dalam pengujian
b. Gula merah satuannya rupiah/kg hipotesis adalah nilai yang terkecil dari
c. Harga jual kelapa butir satuannya kedua nilai tersebut. Adapun kaidah
rupiah/butir keputusannya adalah:
d. Harga jual gula merah satuannya Jika : U hitung U tabel, terima Ho
rupiah/kg Artinya tidak terdapat perbedaan
2. Biaya produksi meliputi: rata-rata pendapatan kerja keluarga
a. Biaya produksi gula merah petani antara kedua jenis kombinasi
satuannya rupiah/kg produksi yang dihasilkan
b. Biaya produksi kelapa butir Jika : U hitung U tabel, tolak Ho
satuannya rupiah/butir Artinya terdapat perbedaan rata-rata
c. Tenaga kerja manusia satuannya pendapatan kerja keluarga petani
rupiah/HOK antara kedua jenis kombinasi
3. Pendapatan tenaga kerja keluarga produksi yang dihasilkan
petani (Rp/ha/tahun)
Pendapatan ini diperoleh dari
penerimaan dikurang biaya total
produksi ditambah dengan nilai tenaga
kerja dalam keluarga (TKDK)

42
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Pendapatan Petani Responden


pada Dua Jenis Kombinasi
Hasil pengamatan penelitian dan Produksi di Desa Jeruju Besar
pengamatan terhadap 64 petani responden Kecamatan Sungai Kakap
pada dua jenis kombinasi produksi dapat
dikemukakan bahwa untuk membandingkan Jenis produksi
No
tingkat pendapatan petani pada 2 (dua) jenis Resp
kombinasi produksi dilakukan dengan Kelapa Butir + Gula Merah Kelapa butir
Pendapatan KKP Rangki Pendapatan Rang
menggunakan uji Mann-Whitney. Namun ng KKP king
sebelumnya dilakukan penetapan rangking 1 40,691,200 44 28,674,000 33
2 33,256,400 38 23,260,400 16
terhadap tingkat pendapatan petani 3 29,147,200 34 15,558,000 1
responden pada masing-masing jenis 4 42,680,400 45 23,140,400 14
5 29,832,400 36 16,576,400 25
kombinasi produksi. 6 52,809,200 59 25,334,000 18
7 36,214,800 39 20,309,200 7
8 43,345,200 47 25,398,000 22
Langkah selanjutnya adalah pengujian 9 50,002,400 53 19,808,400 5
dilakukan pada uji satu arah (one tailed test) 10 55,020,800 64 20,949,200 8
11 42,684,400 46 23,220,400 15
pada tingkat kepercayaan 99% atau pada 12 50,228,800 56 20,969,200 10
tabel U 0,01 pada n1 = 30 dan n2 = 34. 13 44,210,400 50 26,428,400 26
14 54,077,200 63 18,858,000 4
Setelah langkah ini ditempuh maka 15 53,162,400 6 26,460,400 27
dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana 16 32,352,800 37 20,957,200 9
17 38,717,200 41 25,598,000 24
telah ditetapkan pada bagian terdahulu. 18 39,698,800 42 17,729,200 3
Adapun kaidah keputusannya adalah: 19 40,316,800 43 27,609,200 32
20 44,370,400 51 26,420,400 25
Jika : U hitung U tabel, terima Ho 21 37,491,200 40 22,118,000 12,5
Artinya tidak terdapat perbedaan 22 53,920,800 61 27,569,200 30
23 51,157,600 58 29,826,800 35
rata-rata pendapatan kerja keluarga 24 50,318,400 57 19,876,400 6
petani antara kedua jenis kombinasi 25 54,068,800 62 27,605,200 31
26 48,825,200 52 25,378,000 21,5
produksi yang dihasilkan 27 50,075,200 54 22,118,000 12,5
Jika : U hitung U tabel, tolak Ho 28 43,809,200 48 25,366,000 19
29 50,088,800 55 27,589,200 23
Artinya terdapat perbedaan rata-rata 30 43,813,200 49 25,378,000 20,5
pendapatan kerja keluarga petani 31 22,038,000 11
32 26,488,400 28
antara kedua jenis kombinasi 33 26,506,800 29
produksi yang dihasilkan 34 23,462,800 17
Jumlah 1,430 530
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2013
Hasil analisis diuraikan sebagai berikut:
Produksi Kelapa Butir dan Gula Merah
n1 (n1 + 1)
U1 = n1 x n2 + R1
2

30 (30 + 1)
U1 = 30 x 34 + 1430
2

U1 = 1020 + 465 1430


U1 = 1485 1430
U1 = 55

43
ISSN : 2303 - 1158
Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi Maret Tahun 2014

Produksi Kelapa Butir


n1 (n1 + 1) Dari hasil perhitungan uji Mann-
U2 = n1 x n2 + R2 Whitney tersebut maka diketahui bahwa
2
nilai z hitung sebesar 6,12, sedangkan
33 (33 + 1) nilai z tabel pada alpha 0,01 sebesar 2,57
U2 = 30 x 34 + 530 dan pada alpha 0,05 sebesar 1,96. Oleh
2 karena itu nilai z hitung lebih kecil dari z
U2 = 1020 + 595 530 tabel alpha 0,01 dan 0,05, sehingga
U2 = 1615 530
U2 = 1085
hipotesis nol ditolak dan hipotesis ha
diterima. Artinya terdapat perbedaan rata-
Dari hasil perhitungan uji Mann-Whitney, rata pendapatan antara petani responden
dapat disimpulkan bahwa nilai U hitung yang menghasilkan kombinasi produksi
adalah sebesar 55 (nilai terkecil di antara butir dan gula merah terhadap petani
dua nilai U). Kemudian dilakukan uji responden yang menghasilkan produksi
Mann-Whitney diperoleh hasil sebagai kelapa butir. Jadi dapat disimpulkan bahwa
berikut: perbandingan rata-rata pendapatan tenaga
n1 n2 kerja keluarga antara responden yang
Mean = U = menghasilkan kombinasi produksi kelapa
2 butir dan gula merah terhadap pendapatan
tenaga kerja keluarga responden yang
30 x 34 menghasilkan produksi kelapa butir
= berbeda sangat nyata
2
= 510 (mean) DAFTAR PUSTAKA

Bishop dan Toussaint,. 1986. Ekonomi


(n1) (n2) (n1 + n2 + 1) Produksi. Jakarta.
U =
12 Dinas Perkebunan Kalimantan Barat. 2001.
Petunjuk Teknis Bercocok Tanam
(30) (34) (30 + 34 + 1) Kelapa.
U = Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usahatani.
12 Penebar Swadaya. Jakarta.
(1020) (65) Kartasapoetra. 1987. Pengantar Ekonomi
U = Produksi. Bina Aksara. Jakarta.
12
U = 74,33 Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani.
BPFE. Yogyakarta.
Test Statistik:
Siegel, S. 1994. Statistik Non Parametrik
U U
untuk Ilmy-Ilmu Sosial. Gramedia.
z =
Jakarta.
U
55 510 Singarimbu, M. Dan E. Sofian. 1995.
z = Metode Penelitian Survei. LP3ES.
74,33 Jakarta.

z = 6,12

44
ISSN : 2303 - 1158

Anda mungkin juga menyukai