A. PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yaitu di
atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 0,6 % dari keseluruhan persalinan.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi uterus,
kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan implantasi placenta jadi lebih rendah
merupakan sebuah teori tentang penyebab palcenta previa yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan permukaan yang lebih
besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi salah satu penyebab terjadinya
placenta previa. Dan juga pembuluh darah yang sebelumnya mengalami perubahan yang
mungkin mengurangi suplai darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi
rendah pada kehamilan berikutnya.
C. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
2. Incomplete / Parsial placenta previa
Menyiratkan penutupan tak sempurna
3. Total / Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi
4. Implantasi rendah / low-lying implantasi
Digunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi jauh
dari tulang
D. PATHOFISIOLOGI
Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena sirkulasi pada
segmen bawah sdikit lebih baik daripada fundus, placenta previa mungkin butuh untuk
menutupi area yang lebih besar untuk efisiensi yang adekuat. Permukaan placenta previa
mungkin lebih besar setidak-tidaknya 30% lebih besar daripada placenta yang terimplantasi
di fundus.
Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas dipertimbangkan pada
pembukaan sinus.
Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di daerah pajana atau
di atas tulang.
Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan mencegah perikatan pada
keadaan fetal.
E. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR, terbukanya
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
a) Riwayat Obstetri
b) Riwayat mensturasi
berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
c) Riwayat Kontrasepsi
ibu, a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
(3) Hidung
(5) Leher
- Diafragma meningga.
(9) Vagina
- Hipertropi epithelium
b) Khusus
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal,
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian /SMF
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
G.RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya1. Kaji dan catat TTV, TD Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan keperawatan 2 X serta jumlah perdarahan. mengenai status hemodinamik
berhubungan 24 jam diharapkan merupakan dasar untuk
dengan penurunan kardiak output2. Bantu pemberian perencanaan, intervensi,
perdarahan tidak terjadi atau teratasi pelayanan kesehatan evaluasi.
dalam jumlah dengan kriteria hasil : atau mulai sarankan Memperbaiki volume vaskuler
yang besar o Volume darah intravaskuler terapi cairan IV atau membutuhkan terapi IV dan
dan kardiak output dapat terapi transfusi darah intervensi farmakologi.
diperbaiki sampai nadi, sesuai kebutuhan. Kehilangan volume darah
tekanan darah, nilai harus diperbaiki untuk
hemodinamik, serta nilai mencegah komplikasi seperti
laboratorium menunjukkan infeksi, gangguan janin dan
tanda normal gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan1. Terapi bersama Kehadiran perawat dan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 pasangan dan pemahaman secara empati
dengan diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat terapi yang
kurangnya berkurang dengan kriteria2. Menentukan tingkat potensial untuk
pengetahuan hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan pasangan
efek 1. Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggulangi situasi
perdarahan dan mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak diharapkan.
manejemennya harapannya dengan kata- direncanakan. Hal yang diberikan perawat
. kata tentang manajemen3. Berikan pasangan akan memperkuat penjelasan
yang sudah direncanakan, informasi tentang dokter dan untuk memberitahu
sehingga dapat mengurangi manajemen yang sudah dokter jika ada penjelasan
kecemasan pasangan. direncanakan. yang penting.
Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas.
Pengetahuan akan mengurangi
ketakutan akan ha-hal yang
tidak diketahui.
3. Resiko tinggi Kriteria evaluasi : 1. Kaji jumlah darah yang Hemoragi berlebihan dan
cedera (janin) Menunjukkan profil darah hilang. Pantau menetap dapat mengancam
b/d hipoksia dengan hitung SDP, Hb, tanda/gejala syok hidup klien atau
jaringan/ dan pemeriksaan koagulasi mengakibatkan infeksi
organ,profil DBN normal. pascapartum, anemia
darah pascapartum, KID, gagal
abnormal,kerus ginjal, atau nekrosis hipofisis
akan system yang disebabkan oleh hipoksia
imun. 2. Catat suhu, hitung SDP, jaringan dan malnutrisi.
dan bau serta warna Kehilangan darah berlebihan
rabas vagina, dapatkan dengan penurunan Hb
kultur bila dibutuhkan. meningkatkan risiko klien
3. Catat masukan/haluaran untuk terkena infeksi.
urin. Catat berat jenis Penurunan perfusi ginjal
urin. mengakibatkan penurunan
4. Berikan heparin, bila haluaran urin.
diindikasikan Heparin dapat digunakan pada
KID di kasus kematian janin,
atau kematian satu janin pada
kehamilan multiple, atau
untukmemblok siklus
pembekuan dengan
melindungi factor-faktor
pembekuan dan menurunkan
5. Berikan antibiotic hemoragi sampai terjadi
secara parenteral perbaikan pembedahan
Mungkin diindikasikan untuk
mencegah atau meminimalkan
infeksi.
E. MANIFESTASI KLINIK
Rasa tak sakit, perdarahan uteri, terutama pada trimester ketiga.
Jarang terjadi pada episode pertama kejadian yang mengancam kehidupan atau menyebabkan
syok hipovolemik.
Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu temuan yang kebetulan
pada scan ultrasonik.
Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang dan tipis, saat
sobek dan perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran mulai atau hinga
terjadi dilatasi lengkap. Perdarahan awal terjadi dan berlebih-lebih pada total previa.
Perdarahan yang merah terang mungkin terjadi secara intermitten, saat pancaran, atau lebih
jarang, mungkin jugaberlanjut. Ini mungkin berawal saat wanita sedang istirahat atau di
tengah-tengah aktifitas. Kebetulan kejadian ini tidak pernah terjadi kecuali jika dilakukan
pengkajian vaginal atau rektal memulai perdarahan dengan kasar sebelum atau selama awal
kehamilan.
Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit. Bagaimanapun jika
perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan kelahiran, wanita mungkin mengalami
rasa tak nyaman karena kontraksi uterus.
Pada pengkajian perut, jika fetus terletak longitudinal, ketinggian fundus biasanya lebih besar
dari yang diharapkan untuk umur kehamilannya karena placenta previa menghalangi
turunnya bagian-bagian janin.
Manuver leopod mungkin menampakkan fetus pada posisi miring atau melintang karena
abnormalitas lokasi implantasi placenta.
Seperti kaidah, fetal distress atau kemayian janin terjadi hanya jika bagian penting placenta
previa terlepas dari desidua basilis atau jika ibu menderita syok hipovolemik.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik
tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di dalam batas
normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double setup
adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf
dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
6. Amniocentesis
Jika 35 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis untuk
menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran
phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika
paru-paru fetal sudah mature.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada
kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan
kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus .
Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22
minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya
lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu
perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya
bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada
kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada
setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber
Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis
biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio
plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-
kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia
tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai
tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak ,
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada
permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun
penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk
transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat
dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien plasenta previa.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir
(prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum.
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
2. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan .
bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat
persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang
dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan
kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya
sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi plasenta
previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering
grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari
3. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. Umumnya terjadi pada
trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran sekmen bawah uterus dan pembukaan servik menyababkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh
jaringan plasenta.
d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
4. Gejala Klinis
Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada mayoritas
(70%-80%) dari wanita-wanita dengan kondisi ini. Perdarahan vagina setelah minggu ke 20
kehamilan adalah karakteristik dari placenta previa. Biasanya perdarahan tidak menyakitkan,
transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam vagina namun jauh dari mulut serviks)
mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari placenta. Adakalanya kedua tipe-tipe dari
dilakukan sebelum pemeriksaan fisik dari pelvis pada wanita-wanita dengan placenta previa
yang dicurigai, karena pemeriksaan fisik pelvic mungkin menjurus pada perdarahan yang
lebih jauh.
Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang keluar
melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir triwulan kedua. Ibu
dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak memiliki gejala) sampai terjadi
perdarahan pervaginam. Biasanya perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna
merah segar. Pada umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun
latihan fisik dan hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi karena
pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta dengan
dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. Jika didapatkan kecurigaan
terjadinya plasenta previa pada ibu hamil, maka pemeriksaan Vaginal Tousche (pemeriksaaan
dalam vagina) oleh dokter tidak boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan diagnostik
b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau jarak
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah pasien, dan
biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah sakit dan tidak dilakukan
pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit
TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dandilakukan close match.
diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada perdarahan dan umur kehamilan janin.
Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan
plasenta) tanpa memperhitungkan umur kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat,
perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan janin kurang dari 36 minggu.
Karena perdarahan ini cenderung berulang,ibu harus tetap dirawat di RS. Episode perdarahan
berat mungkin mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan kasus
padaapakah derajat plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki
derajat plasenta previa minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau
denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa derajat mayor ditangani
dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh pasien ataudokter, meskipun
biasanya dilakukan sebelum tanggal yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi
setiap saat
b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke
kiri, tidak melakukan senggama, menghidari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk,
mengedan karena sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak
memungkinkan, beri cairal peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara
teratur tiap 15 manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.
Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan
dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan optimal, bila teratasi, perhatikan
terdapatrenjatan, usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g,
maka :
- Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 3 7 m i n g g u , lalulakukan mobilisasi
Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada
renjatan usia gestaji 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan
PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan usahakan
partus pervaginam.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
- Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR, terbukanya
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
b) Riwayat mensturasi
berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
c) Riwayat Kontrasepsi
ibu, a t a u keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
(3) Hidung
(5) Leher
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
(9) Vagina
- Hipertropi epithelium
b) Khusus
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal,
3. Rencana keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya1. Kaji dan catat TTV, TD Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan keperawatan 2 X serta jumlah perdarahan. mengenai status hemodinamik
berhubungan 24 jam diharapkan merupakan dasar untuk
dengan penurunan kardiak output2. Bantu pemberian perencanaan, intervensi,
perdarahan tidak terjadi atau teratasi pelayanan kesehatan evaluasi.
dalam jumlah dengan kriteria hasil : atau mulai sarankan Memperbaiki volume vaskuler
yang besar o Volume darah intravaskuler terapi cairan IV atau membutuhkan terapi IV dan
dan kardiak output dapat terapi transfusi darah intervensi farmakologi.
diperbaiki sampai nadi, sesuai kebutuhan. Kehilangan volume darah
tekanan darah, nilai harus diperbaiki untuk
hemodinamik, serta nilai mencegah komplikasi seperti
laboratorium menunjukkan infeksi, gangguan janin dan
tanda normal gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan1. Terapi bersama Kehadiran perawat dan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 pasangan dan pemahaman secara empati
dengan diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat terapi yang
kurangnya berkurang dengan kriteria2. Menentukan tingkat potensial untuk
pengetahuan hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan pasangan
efek 1. Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggulangi situasi
perdarahan dan mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak diharapkan.
manejemennya harapannya dengan kata- direncanakan. Hal yang diberikan perawat
. kata tentang manajemen3. Berikan pasangan akan memperkuat penjelasan
yang sudah direncanakan, informasi tentang dokter dan untuk memberitahu
sehingga dapat mengurangi manajemen yang sudah dokter jika ada penjelasan
kecemasan pasangan. direncanakan. yang penting.
Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas.
Pengetahuan akan mengurangi
ketakutan akan ha-hal yang
tidak diketahui.
3. Resiko tinggi Kriteria evaluasi : 1. Kaji jumlah darah yang Hemoragi berlebihan dan
cedera (janin) Menunjukkan profil darah hilang. Pantau menetap dapat mengancam
b/d hipoksia dengan hitung SDP, Hb, tanda/gejala syok hidup klien atau
jaringan/ dan pemeriksaan koagulasi mengakibatkan infeksi
organ,profil DBN normal. pascapartum, anemia
darah pascapartum, KID, gagal
abnormal,kerus ginjal, atau nekrosis hipofisis
akan system yang disebabkan oleh hipoksia
imun. 2. Catat suhu, hitung SDP, jaringan dan malnutrisi.
dan bau serta warna Kehilangan darah berlebihan
rabas vagina, dapatkan dengan penurunan Hb
kultur bila dibutuhkan. meningkatkan risiko klien
3. Catat masukan/haluaran untuk terkena infeksi.
urin. Catat berat jenis Penurunan perfusi ginjal
urin. mengakibatkan penurunan
4. Berikan heparin, bila haluaran urin.
diindikasikan Heparin dapat digunakan pada
KID di kasus kematian janin,
atau kematian satu janin pada
kehamilan multiple, atau
untukmemblok siklus
pembekuan dengan
melindungi factor-faktor
pembekuan dan menurunkan
5. Berikan antibiotic hemoragi sampai terjadi
secara parenteral perbaikan pembedahan
Mungkin diindikasikan untuk
mencegah atau meminimalkan
infeksi.
4. Pelaksanaan
yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif.
Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Plasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak mendapat
penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan komplikasi Plasenta previa dikategorikan pada asuhan keperawatan pada
lingkup emergensi obstetri. Maka untuk meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga
penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio
sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio.
Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif
dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko
kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian /SMF
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.